Chapter 3 : Familiar Figure

"Dare?" ucap remaja bersurai abu-abu pucat menatap bingung ke arah remaja bersurai baby pink yang kini raut wajahnya menggambarkan keterkejutan dengan sosok dihadapannya.

"Mizu..Holius? Apakah kau Mizu Holius?!! " Tanya remaja bersurai baby pink bernama 'Tenn' kepada remaja bersurai abu-abu pucat yang berada dihadapannya. "hai' Aku Mizu Holius, dan anda siapa? " Tanya Mizu formal, "bagaimana bisa kau disini? Bukankah... Huh? " Ucap Tenn terpotong karena ia melihat sebuah batu nisan di dekat Mizu, mendekati nisan tersebut dan membuat Mizu sedikit mundur darinya. Tenn terkejut setelah membaca nama yang terukir di batu nisan tersebut.

Di batu nisan tersebut terukir jelas nama 'Len Holius' dan juga tanggal lahir dan wafatnya. Tenn terbelalak membaca tanggal wafatnya. Jika sosok yang ia temui di 'Adventure Guild' meninggal tahun lalu, dan sosok yang merupakan adiknya baru saja meninggal masih hidup di dunia ini, lalu siapa sosok yang ia temui kemarin di 'Adventure Guild'??

RPG Game

.

by:

.

Acha_Kimari32

Gesekan antar pedang terdengar di bagian hutan terdalam, kesunyian hutan tergantikan oleh pertarungan sengit antara 2 remaja bersurai hitam.

"Cih! Kau menyebalkan?! Kenapa kau lebih melindungi rakyat cahaya? Padahal kau keturunan kegelapan, apa yang kau pikirkan Aizuma-kun!! " Ucap remaja bersurai hitam pucat sambil melayangkan pedangnya kepada remaja bersurai hitam dihadapannya. Remaja bersurai hitam pucat yang diketahui bernama 'Aizuma' menghindar dan sedikit mundur dari sosok dihadapannya.

"Aku bukanlah keturunan kegelapan, B*ngsat!! Aku tidak sudi bekerja sama dengan kegelapan yang suka berbuat seenaknya, seperti mencuri tubuh suci yang sudah kehilangan jiwanya untuk dijadikan wadah. Bahkan keturunan cahaya murni yang harus dibunuh dengan cara kalian siksa sampai akhir hayatnya. Cih!! Dasar Makhluk tak tahu diri!!" Ucap Aizuma kesal karena merasa risih dengan perkataan makhluk didepannya itu. Membuat sosok dihadapannya mengeluarkan aura mencekam miliknya, ia telah kehilangan kesabarannya.

"Makhluk tak tahu diri?.. Katamu?!! " Ucapnya pelan, senyuman terukir di wajahnya. "Kau telah membuat kesabaranku habis, Aizuma S*alan. Padahal aku ingin sekali bertarung denganmu sampai kau mati karena kelelahan, namun mau bagaimana lagi. Aku akan membunuhmu SEKARANG!!! " Ucapnya mengelurkan double swort dark miliknya. Melayangkannya beberapa kali ke arah Aizuma dengan cepat, membuat Aizuma kewalaham dan membuat dadanya terkoyak. "Akh!! " Ringis Aizuma terjatuh, "Gimana?! Sakit ya? Aku akan mengakhirimu sekarang juga!! " Ucapnya mengangkat pedangnya tepat diatas kepala Aizuma, Aizuma yang sedang mengatur nafasnya tercekat. Ia tidak bisa bergerak, inikah kekuatan elemen kegelapan itu? Aizuma bahkan hanya bisa memandang pedang yang mulai mendekati pucuk kepalanya itu ngeri. Apakah ia gagal menyelamatkan remaja dari tangan kegelapan lagi?

"BERHENTI!! " Ucap seseorang dari arah belakang Aizuma, Aizuma terbelalak kaget, karena suara yang ia dengar sangatlah familir di telinganya. "HOLIUS-KUN!! APA YANG KAU LALUKAN DISINI?!! CEPAT MUNDUR!! " Teriak Aizuma mencoba memperingatkan seseorang dibelakangnya itu.

"Maaf Aizuma-nii. Tapi aku tak bisa sekarang, kali ini aku akan membantu Aizuma-nii. " Ucap Mizu sambil meregangkan tangannya, tangannya terangkat ke atas. Tak lama muncul tombak berwarna hijau dengan hembusan angin yang kuat disekitarnya. Membuat satu remaja di samping Mizu sedikit terdorong mundur. "Maaf Kujou-san. Aku akan membantu Aizuma-nii terlebih dahulu, Kujou-san mundur dan mencari tempat yang aman saja" Ucap Mizu melesat ke arah Aizuma dan remaja bersurai hitam pucat yang sudah siap dengan 2 pedangnya.

"Cih!! Ganggu saja. " Ucapnya mundur. Sekedar menatap kesal sosok disamping Aizuma dengan tatapan merah darah miliknya. "Kau menggunakan tubuh suci kakakku 'Len Holius' untuk kepentingan pribadi wadahmu Gyūsa!! " Ucap Mizu yang sudah memasang kuda-kuda siapa tahu sosok dihadapannya menyerang mendadak. "Oho~ Aku hanya meminjam tubuh kakakmu untuk pergi ke kota dan aku juga membuat sosok yang sama denganmu supaya aku tak kesepian. " Ucap Gyūsa tak berdosa, Mizu menggertakkan giginya kesal. Ia tak suka tubuh kakaknya diambil alih oleh kegelapan.

Kekuatan dari elemen kegelapan masih merupakan misteri di dunia tersebut, namun beberapa sosok terdahulu tahu jika pemilik elemen kegelapan memiliki kekuatan untuk berevolusi tanpa harus bereinkarnasi. Caranya adalah dengan memindahkan jiwa mereka ke tubuh suci dan murni, selain memiliki kekuatan dari tubuh tersebut, mereka juga akan memilik tambahan umur untuk hidup. Sungguh makhluk licik nan kejam.

"BR*NGSEK KAU!!! " Ucap Mizu tenggelam dalam emosi miliknya, membuat dirinya menyerang Gyūsa tanpa rencana yang matang. Mizu mulai melayangkan dan memutar tombak hijau miliknya lincah. Namun, setiap layangan tombak dihentikan oleh double swort dark milik Gyūsa. "Oho~ sepertinya kau marah ya? Aku suka dirimu." Ucap Gyūsa menangkis serangan angin milik Mizu, membuat Mizu tercekat. "Tapi.. Kau terlalu lemah untuk menjadi lawanku.." Ucap Gyūsa yang sudah berada di belakang Mizu, Mizu tercekat kesekian kalinya. Kecepatan Gyūsa tidak bisa ditandingi oleh Mizu sekalipun yang dulunya dikenal sebagai pemburu monster tercepat dan terlincah di 'Adventure Guild'.

"HOLIUS-KUN!! " Teriak Aizuma dari arah berlawanan, ia menahan cairan merah yang terus keluar dari dadanya dengan tangannya.

Sebelum 2 pedang menyayat tubuh Mizu, sebuah serangan mendadak mengarah ke Gyūsa. Membuat Gyūsa dengan cekatan melompat dan menjauh. "Apa-apaan itu?!! Fire dan Ice?!! Jangan bilang..!!" Ucap Gyūsa terkejut, dan menoleh ke arah datangnya serangan tersebut. Yang benar saja, di sana terlihat 2 remaja berbeda surai yang kini memegang sebuah tongkat sihir di salah satu tangan mereka bersama.

"Kujou-san? " Mizu terkejut dengan pemandangan dihadapannya.

Suasana di hutan sunyi tersebut berganti menjadi aura dingin dan panas yang menusuk. "Jangan bilang, ini adalah.... " Ucap Aizuma terkejut, ia bahkan sampai melupakan luka didadanya. "...Serangan gabungan dari pemilik Twins swort Ledfre's, yang langka itu!! " Imbuh Aizuma. "apa maksud Aizuma-nii... Penerus Twins swort Ledfre's telah lahir kembali? " Ucap Mizu membenarkan perkataan Aizuma, Aizuma mengangguk. Aizuma sejak dulu mendalami sejarah kisah pedang kembar tersebut, mulai dari pemilik pertama, kisah pemilik kembarnya, bahkan sihir dasyat yang mereka keluarkan saat melawan kegelapan setengah abad lalu.

"Cih! " Gyūsa mendecakkan lidahnya kesal, menatap dua remaja berbeda surai yang auranya saling terikat satu sama lain, pedang mereka bersatu menjadi sebuah tongkat sihir yang dasyat kekuatannya. Membuat senyuman terukir di wajah Gyūsa. "Menarik!! Aku bertemu dengan penerus pedang kembar yang berhasil menyegelku setengah abad lalu. Aku tak akan membiarkan kalian hidup dan menyegelku suatu saat nanti!! " Ucap Gyūsa diselingi dengan seringai dan tatapan tajam miliknya. Namun kedua remaja itu masih terdiam, seakan mereka bisa membaca pergerakan lawan mereka, Gyūsa.

.

~Flassback

"RIKU!! " teriak remaja bersurai baby pink menghampiri remaja bersurai crimson yang terbaring lemas di hadapannya. Mengangkat pelan kepalanya, menyingkirkan beberapa helai yang menutupi wajahnya. Cairan berwarna merah terlihat di paras remaja bersurai crimson, membuat remaja bersurai baby pink menggertakan giginya kesal.

Perasaan benci, kesal, dan marah berkecamuk di hatinya. Membuat area disekitarnya diselimuti oleh hamparan tipis nan dingin, yang kita sebut 'Ice'. Namun, tiba² suasana dingin tergantikan oleh hangatnya 'Fire'. Remaja bernama 'Tenn' menoleh ke arah adiknya yang bernama 'Riku', Riku menatap lekat manik merah muda milik kakaknya. Mengucapkan sesuatu namun tak bersuara, Tenn langsung tersenyum tipis mendengarnya. Ikatan yang paling kuat melebihi apapun adalah ikatan jiwa saudara kembar.

Saudara kembar seperti dua jiwa yang terpisah. Menunjukkan sosok kuat, dan lemah di salah satunya, saling melindungi, menyanyangi, bahkan rela melakukan apapun untuk yang lainnya. Sungguh... Ikatan yang sangat kuat.

Suasana dingin 'Ice' milik Tenn dan suasanan hangat 'Fire' milik Riku bersatu secara tiba-tiba. Membuat suasana hangat dan dingin menyelimuti mereka berdua. Mereka mengangkat tangan mereka, memunculkan pedang milik mereka yang kini sudah terbalut oleh kedua aura milik mereka. Tenn dan Riku tersenyum. Dingin dan hangatnya suasana membuat mereka tenggelam kedalam suasana yang mereka buat.

"Tenn-nii... "

"Riku... "

Cahaya menyilaukan muncul dari keduanya. Pedang yang awalnya mereka genggam dengan salah satu tangan masing² berubah menjadi tongkat sihir yang kini mereka genggam satu sama lain. Tangan mereka saling bertumpu, menatap satu sama lain. Berharap... Mereka akan terus bersama sampai kapanpun.

~End Flassback

"Riku.. Aku akan selalu melindungimu... "

"Tenn-nii.. Aku akan selalu menyayangimu... "

" ...sampai kapanpun. "

Gyūsa yang awalnya semangat untuk menyerang Tenn dan Riku terhenti karena pemandangan indah dihadapannya. Aura dingin bisa dirasakan oleh Gyūsa. Tanpa sadar ia lengah, aura dingin milik Tenn berhasil membekukan pergelangan kaki Gyūsa untuk mengunci pergerakannya. Gyūsa bahkan tidak menyadarinya sama sekali, "Ba-bagaimana bisa?!".

"S*al!! -!! Apa!!? Kenapa Es ini sangat keras?" Ujar Gyūsa mencoba menghancurkan Es yang mengunci pergerakannya. Gyūsa menatap marah ke arah Tenn dan Riku, samar² bayangan lain terlihat dalam raga Tenn dan Riku. Sosok bersurai oranye dan abu-abu.

Manik Aizuma membulat. "Itu!! Sosok pemilik terdahulu Twin's sword Ledfre's!! " Ujar Aizuma terkejut, ia menatap kagum kedua sosok yang muncul dalam raga 2 saudara kembar dihadapannya.

"Heh? Diriku bisa lahir kembali ternyata? " Ucap sosok dari tubuh Riku sambil terkekeh. "Tenma-nii! Selama jiwa kita berada di Twin's sword Ledfre's kita akan selalu lahir kembali. Walau hanya berupa bayangan mereka..." Ucap sosok dari tubuh Tenn, menatap tajam sosok disampingnya. "heh... Souka" Ucapnya sedikit kekehan kecil. Tak lama sosok mereka memudar.

"Aku percayakan Twin's sword Ledfre's pada kalian berdua" Ucap mereka berdua sebelum menghilang sepenuhnya.

"Mustahil!! Aku tidak bisa menembus aura milik mereka--!! " Ucap Gyūsa yang sudah kehabisan kesabaran. "--dan Ice br*ngsek ini! Kenapa tidak bisa hancur sejak tadi" imbuhnya, masih dengan posisi menghancurkan Es yang mengunci pergerakannya.

Trass!!

Es itu hancur, Gyūsa yang sudah bebas dari Es tersebut melesat ke arah Tenn dan Riku. Membuat Aizuma dan Mizu terkejut. Bukan karena Gyūsa bebas dari Es tersebut, melainkan sebuah bongkahan Es runcing yang menusuk tubuh Gyūsa. Sudah terlihat cairan kental berwarna merah di sekujur tubuh Gyūsa. Aizuma dan Mizu yang menyimak, hanya bisa menganga lebar, kekuatan sebesar apapun tidak bisa menghancurkan kekuatan gabungan Pedang Twin's sword Ledfre's sekalipun, sungguh kekuatan yang luar biasa.

"Br*...ngsek!! " Ucap Gyūsa lalu menghilang dalam sekali kedipan mata. "S*al--!! Dia kabur!! " Ucap Aizuma mulai berdiri dari posisinya yang sebelumnya terduduk. "Aizuma-nii!! Kujou-san... Dan... " Ucap Mizu terpotong karena Aizuma sudah melesat mendekati mereka berdua.

"Nanase-kun?! Kujou-kun?! Gawat... Karena kekuatan itu muncul secara tiba-tiba membuat mereka kehilangan kesadaran. Kita harus membawa mereka ke pondok milikmu Holius-kun! " Ucap Aizuma mengangkat tubuh Riku ala bridal style. Mizu mengangguk, dan menggendong tubuh Tenn di punggungnya. Merekapun membawa Tenn dan Riku ke pondok milik Mizu.

~Flassback

Setelah Tenn dan Riku keluar rumah.

"Oi Torao? Apa kau mendengar suara langkah kaki tadi? " Tanya pria bersurai marun sambil memunculkan kepalanya dibalik pintu. "Tidak" jawab pria lainnya yang bersurai coklat. Tak lama setelah itu mereka keluar, duduk di sofa ruang tengah sekedar menunggu yang lain bangun untuk sarapan.

"A--Ohayou Gozaimas.. Inumaru-san, Mido-san. " Ujar Remaja bersurai biru gelap dari arah tangga, menuruni tangga perlahan. "Ohayou". Tak lama setelah itu diikuti yang lainnya, mereka berkumpul di ruang tengah. Sekedar ngobrol santai.

.

"Tumben, Tenn belum bangun? " Ucap Gaku melirik ke arah tangga. "Nanase-san juga". "Owh! Mungkin mereka sedang istirahat, bukankah kau bilang mereka demam? ". "Apakah separah itu demam mereka, hingga... Sampai terlelap sejak kemarin? " raut wajah Iori berubah menjadi khawatir, ia mengkhawatirkan partnernya. "Tenanglah Ichi, Riku dan Kujou pasti baik² saja" Ucap Yamato mencoba mencairkan suasana di ruangan tersebut.

"Na? Kalian mendengar langkah kaki pagi ini? " Ucapan Touma membuat seruangan hening.

"Apa maksudmu Inumaru-san? " Tanya Minami yang sedari tadi duduk disamping Haruka. "Aku tidak mendengarnya" Imbuh Haruka.

"Mungkin hanya perasaanmu, Inumaru-san? " Iori ikut berkomentar. Namun, Touma yakin pendengarannya tidaklah salah waktu itu. "Tapi aku mendengarkannya, sangat jelas. Dua langkah kaki yang berbeda, terdengar seperti... Mengendap-endap? " Jelas Touma, mengundang banyak tanda tanya di ruangan tersebut.

"Aku akan mengecek keadaan Kujou, dan Riku" Ucap Mitsuki dari arah dapur, ia mulai berjalan menuju arah tangga dan menaiki anak² tangga tersebut.

"Ok, Pagi ini siapa yang mendapat misi dari Adventure Guild?" Tanya Yamato yang masih setia dengan berr yang tak sengaja ia temukan di laci minuman berada. "Watashi desu. " Jawab Nagi antusias. Ia sudah menunggu harinya untuk menjalankan misi. "Oi? Apakah hanya Rokuya yang menjalankan misi hari ini? " Ucap Gaku curiga. "Aku dan Nii-san juga mendapatkan misi na--" Ucap Iori terpotong oleh teriakan seseorang.

"Minna!! Kujou dan Riku tidak ada di dalam kamar mereka!!! " Teriak Mitsuki sambil menuruni tangga tergesa, untung tidak jatuh. Semuanya seketika menatap Touma. "Kenapa? " Touma yang merasa diperhatikan mulai bertanya dengan wajah tak berdosanya. Lalu yang lainnya saling menatap satu sama lain.

"Kurasa yang dikatakan Touma benar." Ujar Torao, "Aku juga setuju denganmu, Mido-san" Imbuh Minami. "Bocah itu.. " Gaku sudah kesal dengan kelakuan centernya itu, jika bersama adiknya ia jauh berbeda, apapun kemauan adiknya ia izinkan, sungguh brocon akut. 

"Kalau begitu kita harus segera mencari Kujou-san dan Nanase-san segera. Mereka belumlah pulih dari demam mereka. " Ujar Iori beranjak dari sofa menuju ke kamarnya, sekedar mengganti piyama yang ia gunakan dengan pakaian yang lebih rapi. Namun suara ketukan pintu mengalihkan perhatian mereka semua.

"Siapa itu? "

"Apakah Alone? "

"Mana mungkin ia datang tanpa alasan yang jelas? "

"Alochan mungkin membawa oleh² puding untukku!"

"Tamaki-kun! "

"Aku akan membukanya"

Ryuu berjalan menuju pintu depan, meraih gagang pintu lalu membukanya. Ryuu terkejut dengan sosok dihadapannya.

"Ohayou Gozaimas, Tsunashi-san" Ucapnya. "Aa- Ohayou Kira-chan" Ucap Ryuu. "Ryuu? Siapa yang datang? ---Oh, Kira kah? " Ucap Gaku dari balik tubuh Ryuu. "Ohayou Gozaimas, Yaotome-san. Eh? Kalian baru bangun kah? " Kira yang menyadari pria dihadapannya masih menggunakan piyama dengan surai acak-acakan. Ryuu dan Gaku yang baru sadar dengan penampilannya hanya terkekeh renyah, mereka tidak bisa mengatakan kebohongan pada anak berusia 14 tahun seperti Kira.

"Hei! Jangan tertawa seperti itu" Ucap Kira kesal. "Gomenasai Kira-san. Jadi? Ada apa sampai datang ke rumah kami pagi-pagi? " Tanya Ryuu, "Apakah Tenn-san ada? " Tanya Kira to the point. Gaku dan Ryuu menjawab secara bersamaan pertanyaan Kira bahwa Tenn tidak berada di rumah sekarang.

"Begitu ya.. Kalau begitu, ini." Ucap Kira sambil memberikan 1 koin kearah Ryuu, lalu Ryuu menerimanya. "Kira-chan? Koin ini...? " Ryuu yang tak mengerti bertanya, apa maksud dari 1 koin yang diberikan Kira padanya. "Oh! Tadi Tenn-san datang ke toko milikku dan membeli dua bungkus roti. Lalu ia membayar harga rotinya dengan koin yang lebih. Karena aku gadis yang baik.. Jadi.. Aku berencana mengembalikannya, hehehe" Jelas Kira panjang lebar diakhiri tawa renyah dan hanya dengan sekali tarikan nafas. Ryuu dan Gaku yang sedang mencari keberadaan centernya terkejut, dan mulai bertanya dimana keberadaan Tenn sekarang.

"Kau tahu dimana Tenn..?! " Tanya Gaku secara tiba-tiba membuat Kira berlonjak kaget. "Aa- maaf aku tidak tahu-- setelah membeli dua roti di tokoku, aku tidak tahu Tenn-san kemana" Jawab Kira dengan raut wajah terkrjut miliknya. "Tapi-- aku sempat melihat... Hmm... Etto-- sosok hitam mengikuti Tenn-san. " Imbuh Kira, membuat Ryuu dan Gaku terbelalak, berbagai pikiran negatif muncul setelah Kira menjelaskannya.

"Arigatou.. Kira-chan. " Ucap Ryuu kepada Kira, Kira yang tidak mengerti hanya mengangguk. Tak lama setelah itu, Kirapun pamit kembali ke toko miliknya.

.

"Kujou-san diikuti sosok hitam?? " Respon Iori terhadap penjelasan yang diberikan Ryuu. "Jika begitu, Nanase-san... " imbuhnya menampakkan kekhawatiran terhadap partnernya tersebut. Apakah partnernya diculik dengan iming² permen atau sesuatu yang menarik? Ataukah ia dijadikan sandera untuk uang (koin) tebusan?

"Iori, tenanglah. Riku pasti baik-baik saja. Kita harus menjari keberadaan Riku ,dan Kujou. Bisa saja mereka masih di sekitaran Kota." Ujar Mitsuki, yang lain mengangguk. Merekapun pergi kekamar masing² (kec Iori) untuk mengganti piyama mereka dengan pakaian yang lebih rapi. Keluar rumah, tak lupa juga mengunci pintu rumah mereka.

"Baiklah, ZOOL pergi mencari ke bagian selatan Kota. TRIGGER dan Re:vale mencari ke bagian utara kota. Kami akan mencari dibagian pusat kota. " Ucap Yamato selaku Leader IDOLiSH7, mereka semua mengangguk dan mulai melakukan misi pencarian 2 saudara kembar ferimental tersebut.

.

"Inumaru-san? Apakah kau menemukan Kujou-san dan Nanase-san? " Tanya Minami kepada Touma yang sedari tadi lari kesana kemari tanpa henti. Touma menggeleng sebagai jawaban, iapun melanjutkan pencarian Tenn dan Riku, diikuti Minami dibelakangnya.

.

"Huh? " Remaja bersurai abu-abu pucat menatap bingung Touma yang sedari tadi kesana kemari, seperti sedang mencari seseorang. Remaja itu menghampiri Touma. "Permisi.. " ucapnya sopan, Touma membalikkan badan dan menatap remaja dihadapannya. "Apakah kau mencari seseorang? " Tanyanya, Touma menjawab dengan ragu "iya" . "Kira-kira siapa nama orang yang kau cari tuan? " Tanyanya kembali dengan formal. "Aa- Kujou Tenn dan Nanase Riku" Jawab Touma kepada remaja tersebut, remaja tersebut tersentak nama tersebut sangatlah familiar di telinganya.

"Aa- Kujou-san dan Nanase-san. Benar kan? " Ujarnya, yang diketahui namanya adalah 'Mizu Holius' yang datang ke kota sekedar menjual beberapa hasil perkebunan miliknya. "Apakah kau tahu dimana Kujou-san dan Nanase-san? " Tanya Minami secara tiba-tiba, Mizu hanya tersenyum tipis lalu mengangguk. "Ya, Temanmu itu ada di pondok milikku. Jika kau tak keberatan, kumpulkan teman-temanmu dulu. Aku akan mengantar kalian ke pondok milikku" Ucap Mizu. "Oh--dan namaku Mizu Holius" Imbuhnya. Minami dan Touma masih menatap Mizu lekat, apakah mereka akan mempercayai orang asing dihadapan mereka ini? "Atas dasar apa kami bisa mempercayaimu Holius-san? " Tanya Minami penuh selidik, Mizu menghela nafas lelah. Ia selalu saja dikira orang jahat, ia pun menatap kedua pria dihadapannya.

"Kalian bisa mempercayai mantan pemburu monster sepertiku ini, jangan menatapku curiga" Ujar Mizu berkacak pinggang, dan sedikit beralih ke mode serius. "Apakah kalian tidak khawatir dengan kedua teman kalian itu? Tidak apa² tak perlu mempercayaiku, aku akan merawat teman kalian hingga pulih lalu akan mengantar mereka ke rumah kalian dengan keadaan sehat" Imbuhnya serius, Minami dan Touma yang merasa itu adalah percakapan yang serius mulai sedikit percaya dengan perkataan Mizu.

"Holius-san sungguh mengetahui keberadaan Kujou-san dan Nanase-san? " Tanya Minami sekali lagi, namun kali ini ia mempercayai remaja dihadapannya. "Tentu, aku bisa mengantar kalian ke sana jika kalian mengikuti perkataanku dari awal. Huh.. Sekarang para remaja makin keras dengan yang lebih tua" Ujar Mizu dengan semangat diawal, dan lesu di akhir.

Kalau bisa, Mizu ingin memberitahukan umurnya kepada remaja didepannya. Namun, sudah menjadi tipikal keturunan marga 'Holius' untuk tak terlalu membahas hal bersifat pribadi di publik.

"Kalau begitu aku akan memanggil yang lain, Mina kau tunggu disini bersama Mizu" Ujar Touma mulai melangkah menjauh dari posisinya yang berdekatan dengan Minami dan Mizu. "Huh... Remaja sekarang ya, gampang curiga--" Ujar Mizu tiba-tiba dengan suara pelan, namun Minami dapat mendengarnya jelas. " 'Remaja'? Memangnya Holius-san berumur berapa, hingga memanggil Inumaru-san Remaja? " Tanya Minami, Mizu menatap lekat Minami.

"Aku berumur sekitar 23 tahun...."

.

.

"Aku sama sekali belum menemukan keberadaan Nanase-san dan Kujou-san" Ujar remaja bersurai biru gelap dengan raut khawatir bercampur aduk dengan perasaan panik, paket lengkap sudah. "Aku sudah mencari Riku-kun dan Kujou-san di sekitaran pusat kota, namun aku belum menemukan mereka" Ujar remaja lainnya. "Aku mengkhawatirkan Riku sekarang".

"OII!!" teriak seorang remaja bersurai marun dengan lantang, membuat 6 sosok menoleh ke arahnya. "Inumaru-san?! ".

"Aku menemukan keberadaan Riku dan Kujou" Ucap Touma disela menarik nafas, semuanya terkejut. "Kalau begitu, kita harus memanggil Yaotome-san, Tsunashi-san dan Re:vale-san yang berada di utara kota" Ujar Iori, dibalas anggukan oleh semuanya. 

.

.

"23 tahun?! " Minami terkejut, "kenapa kau terkejut begitu? Oh--apakah kau merasa tidak enak karena membentakku tadi? Tidak apa-apa, bukan masalah untukku. " Ujar Mizu dengan tenang, lalu berjalan mendekati kios sayur yang tak jauh dari tempatnya berdiri.

"Permisi, Yuna-chan!! " Ujar Mizu didepan kios tersebut. "Aa- Mizu-kun" gadis bersurai krem pucat memunculkan kepalanya dari sekumpulan sayuran. "Aku membawakan beberapa sayuran segar dari kebunku. Juallah dan tabunglah koinnya untuk biaya hidupmu dan saudaramu" Ucap Mizu dengan senyumannya. "Arigatou, Mizu-kun. Kau selalu membantu tanpa balasan apapun, semoga kau dilimpahkan rezeki oleh kami-sama" Ujar Yuna bersyukur.

Yuna Tyerva merupakan anak pertama keluarga Tyerva, sekaligus penerusnya. Memiliki lebih dari 6 saudara yang bisa dibilang susah diatur dan nakal. Ia sebagai anak tertua harus sabar dan menghidupi adik-adiknya hingga adik-adiknya beranjak dewasa dan bisa mencari penghasilan sendiri. Ada kala sulit dan merepotkan dalam kehidupan Yuna, namun semua itu adalah pengalaman dan pelajaran hidup yang harus Yuna simpan baik-baik. Oh--dan umur Yuna adalah 22 tahun.

"Ahahaha--aku pamit dulu Yuna-chan. Aku harus segera kembali ke pondokku, ada pasien hehe" Ujar Mizu mulai melangkah menjauh dari kios milik Yuna, "Souka--semoga mereka cepat pulih" Ucap Yuna dengan senyuman terukir jelas di bibirnya. "Tentu!! " Ujar Mizu sambil melambaikan tangannya kearah Yuna, Yunapun juga membalas lambaian tangan Mizu. Apakah mereka jodoh[?]

.

.

Cahaya menyilaukan dari balik jendela membuat seorang remaja membuka matanya secara paksa karena adanya ketidaknyamanan. Memperlihatkan manik merah muda yang terlihat indah karena sinar sang surya. Ia menatap langit-langit, mencoba mengingat apa saja yang baru terjadi hingga berakhir terbaring lemas di tempat asing yang dipenuhi oleh suara berisik.

"WOAAHH!! Niichan Sugoi!! "

"Niichan mainlah denganku!! "

"Maaf aku tidak bisa--"

"Niichan pilih kasih!! "

Sungguh merusak ketenangan duniawi. Namun suara lembut seseorang menghentikan kebisingan tersebut. "Mizu-nii bilang jangan berisik bukan? Nanti kalian membangunkan Kujou dan Nanase yang sedang istirahat loh" Ucapnya lembut, sontak kebisingan tersebut tidak terdengar lagi digantikan oleh suara langkah kaki dan decitan pintu yang terbuka.

"Aa- Kujou sudah sadar ternyata" Ucapnya setelah mengetahui remaja bersurai baby pink tersebut tersadar dari pengaruh alam bawah sadarnya. "Di-dimana ini? " Tanyanya lirih, "Kau berada di pondok milik Mizu-nii, atau lebih tepatnya Mizu Holius-san" Jawabnya, ia sepertinya sedang berada di ranjang sebelah. Memeriksa keadaan remaja lainnya yang memiliki surai crimson. "Ri-riku?!! Dimana Riku?! " Tersadar dari lamunannya yang singkat, 'Tenn' mencari keberadaan adiknya, 'Riku.

"Aa- kalau Nanase sedang istirahat disini, Kujou tidak perlu khawatir." Ucapnya sekali lagi. Surai lemon pucat miliknya yang tidak begitu panjang nampak jelas dimata Tenn, di telinganya juga terlihat sebuah pernak pernik khas berbentuk buah lemon. Bertanya-tanya siapakah laki-laki dihadapannya tersebut.

"Aa- aku lupa. Namaku Katie Hydrega." Ucapnya menatap Tenn yang masih terbaring di ranjang, tak lama Tenn berusaha untuk berubah posisinya untuk duduk. Nyeri di kepalanya mendadak menyerang membuatnya hampir terjatuh, namun untung saja Katie menahan tubuhnya. "Jangan banyak bergerak dulu, Kujou" Ucapnya sambil membantu Tenn bersandar pada head bed.

"Katie Hydrega--bagaimana keadaan Riku? " Tanya Tenn kepada Katie, Katie pun menghela nafas lelah. Setelah melihat Riku terbaring tak sadarkan diri di ranjang, rasa khawatir Tenn semakin menjadi-jadi, apalagi berhubungan dengan adiknya.

"Nanase baik² saja. Luka-lukanya sudah aku obati, dan diperban. Hanya tinggal menunggu ia sadar" Jawab Katie. "uhk--" Nyeri dikepala Tenn menjadi jadi setelah terlalu banyak bergerak tadi. "Kujou? Kau baik-baik saja? Apakah kepalamu sakit? Sudah aku bilang jangan banyak bergerak." Tegur Katie sambil menatap Tenn yang sekarang memegang kepalanya yang berdenyut. Tak lama decitan pintu terdengar, membuat Katie menoleh ke arah pintu.

"Katie-nee. Aku lapar. " Ucapnya sambil memunculkan kepalanya di balik pintu. "Baiklah, nee-san akan buatkan ya. Kujou kau sebaiknya istirahat, aku akan ke dapur untuk memasak makanan untuk adik²ku disini, nanti aku akan datang kembali membawa bubur untukmu dan Nanase" Ucap Katie beranjak dari kamar tersebut. Kini Tenn terlihat lebih tenang, karena kepalanya tak lagi berdenyut namun... Satu hal yang ia pikirkan sekarang. Katie itu laki² atau perempuan? Dari fisiknya sangat terlihat ia laki² , namun dikala seseorang datang dan memanggilnya Nee-san, Katie tak merasa terganggu. (?)

Tenn menatap sendu adiknya yang terbaring di ranjang tak jauh dari ranjang miliknya. Tenn tidak bisa tidur jika keadaan adiknya tidak sadarkan diri.

"Riku--"

.

.

"Inumaru-san, apakah orang ini bisa dipercaya?! " Tanya Iori menatap tajam Touma yah--bagaimana tidak, Touma mempercayai orang asing yang mengatakan ia tahu tempat Tenn dan Riku. Bagaimana jika ia berbohong?

"Hei! Kau tidak sopan ya!! " Tegur Mizu tak terima. "Aku tidak bicara padamu pembohong!! " Ucapan Iori seketika membuat amarah Mizu memuncak, ia selalu sabar jika dihadapan remaja namun--entah kenapa remaja dihadapannya ini, ia tidak bisa sabar. Sedangkan Minami hanya menatap tak peduli ke arah Mizu, disini hanya Minami yang tahu umur Mizu yang sebenarnya. "Kau sangat tidak sopan mengataiku pembohong. Sudahlah, aku tidak mau berurusan dengan remaja bermasalah sepertimu" Ucap Mizu tak peduli mulai mepangkah keluar kota menuju hutan, tempat tinggalnya. Iori yang merasa diacuhkan hanya menatap tajam punggung Mizu yang mulai menjauh. Namun akhirnya merekapun mengikuti Mizu, kurasa tak ada salahnya mempercayai seorang remaja bukan? (?)

.

.

Tenn yang sedari tadi menatap sendu adiknya buyar seketika oleh suara decitan pintu, menandakan seseorang memasuki ruangan tempat ia dan Riku berada.

"Kujou, aku membawakanmu dan Nanase bubur. Ee--Nanase belum bangun? Ini aneh.Seharusnya prediksiku tidak salah" Ucap Remaja bersurai lemon pucat dengan nampan berisi dua porsi bubur di tangannya. "Apa maksudmu dengan 'prediksiku tidak salah', Katie Hydrega?" Tanya Tenn penasaran, Katie yang ditanyapun meletakkan nampan berisi dua porsi bubur di meja. Lalu menarik kursi yang ada didekat pintu, dan mendudukinya. "Aku adalah Ahli medis. Wajar saja aku tahu bukan? " Ucap Katie mengambil mangkuk berisi bubur di tangannya dan juga sendok. Tenn menatap tajam Katie setelah itu. "Ee--Kujou tahu ya aku akan menyuapimu... Ya? " Ucap Katie kikuk, tanpa merasa bersalah. "Aku bisa memakannya sendiri kau tahu!" Ujar Tenn membuat Katie bergidik. "Baiklah, aku letakkan kembali, ok? " Ucap Katie menurut, meletakkan mangkuk berisi bubur tersebut kembali di nampan. Namun sebuah suara kecil mengusik indra pendengaran Katie dan Tenn. "Riku! ". "Oh tenanglah Kujou, aku akan memeriksa Nanase ok? Kau diam disitu! " Ucap Katie memperingatkan Tenn yang ingin beranjak dari ranjang. Tenn kicep seketika, Katie ahli medis Tenn rasa tidak apa² mempercayakan adiknya pada Katie.

"hnngg! " ringisan seseorang bersurai crimson terdengar, walau begitu pelan Katie selaku ahli medis dapat mendengarnya jelas. Tak lama ia membuka matanya, menampakkan manik yang seiras dengan surai miliknya. "Nanase? Aa- kau sudah sadar. Syukurlah", "Riku!" suara tersebut adalah suara yang peetama kali ia dengar, yang memanggilnya 'Riku' pasti kakak kembarnya, dan satunya err--Riku tidak tahu.

Riku menatap sayup-sayup Katie yang berada di hadapannya. Riku membulatkan matanya, ia merasa familiar dengan sosok dihadapannya.

"Katie? Kau sudah selesai memasak? "

"hunm! Oh iya Rai, panggilkan kakakmu di kamar atas ya. Ia harus makan, kalau tidak ia sakit"

"tentu Katie"

.

Tap... Tap... Tap...

"wah... Makan malam hari ini mewah sekali Katie. "

"tentu saja, siapa yang memasak? "

"Katie!!"

"ahahaha--kalian kompak ya. Tak salah kalau kalian kembar----"

Riku yang terdiam membuat Katie semakin khawatir. "Nanase? Apakah kau baik² saja? " Tanya Katie sambil mengguncang pelan tubuh Riku, Riku tersadar lalu mengangguk kecil. "Syukurlah, kalau ada yang sakit beri tahu aku. Aku bisa kena masalah kalau--kau kesakitan" Ucap Katie pelan, sambil melirik remaja dibelakangnya yang kini menatap tajam dirinya. "Tenn-nii! " Ucap Riku setelah Katie beranjak dari ranjang Riku menuju meja dekat ranjang Tenn. "Riku! " Ucap Tenn dipenuhi oleh perasaan senang, awalnya ia gelisah karena adiknya belum sadar, namun sekarang ia senang. Berterima kasihlah pada Kami-sama Tenn.

Suara gedoran pintu terdengar, Katiepun dengan cepat beranjak dari kamar Tenn dan Riku menuju pintu depan. Dan membukanya.

"Aa--Holius sudah kembali. Ee--siapa tamu yang kau bawa itu, Holius? " Ucap Katie formal, lalu menatap sekumpulan manusiah di belakang tubuh Mizu. "Aa--mereka teman Kujou-san dan Nanase-san. Aku bertemu mereka saat mereka mencari keberadaan Kujou-san dan Nanase-san dikota, saat aku memberikan hasil ladang kepada Yuna-chan. " Jelas Mizu panjang lebar. Lalu mempersilahkan sekumpulan orang tadi masuk.

"Tempat apa ini? "

"Cukup luas, dan banyak anak kecil disini."

"Aa--ini adalah pondok kecil yang aku buat untuk diriku dan beberada adikku. " Ujar Mizu disaat pertanyaan tersebut terucap. "Namun mereka bukan adik kandung, hanya adik angkat. Aku tidak menyangka jadi sebanyak ini" imbuh Mizu sambil memeluk 8 lebih adiknya.

"Mizu nii-chan, ayo main"

"iya, aku menunggu Mizu nii-chan pulang untuk bermain"

"kami semua menjadi adik yang baik kok bersama Katie-nee"

Dan seketika ruangan tersebut ramai oleh ocehan adik angkat Mizu. "Baiklah, kita akan main nanti. Kalian tidak lihat ada tamu? " Ucap Mizu sambil tersenyum ke arah adiknya. "Aa--maafkan kami!" Ucap mereka bersamaan lalu menunduk, dan pergi.

"Ee--sopan juga. " Ujar pria bersurai silver, sambil menyilangkan tangannya didepan dada. "Kau pikir mereka seperti apa Gaku? " tanya kikuk seseorang disampingnya. "Sudahlah--dimana Nanase-san dan Kujou-san?! " Tanya remaja bersurai raven to the point kepada Mizu. "Astaga, ini anak gak sabar banget jadi manusia." Batin Mizu dalam hati dengan kesabaran yang lebih.

"Aa--Kujou dan Nanase ada di ruangan di sana. Sepertinya mereka sedang memakan bubur yang aku buat tadi. " Ujar Katie sambil menunjuk ruangan yang pintunya sedikit terbuka, karena Katie lupa menutup pintunya saat ada suara ketukan pintu depan terdengar. Merekapun masuk ke kamar tersebut.

Ruangannya cukup luas, ada 2 ranjang yang saling bersebelahan di dekat jendela. Meja kecil disamping ranjang. Sebuah meja yang cukup besar dengan 4 buah kursi dan di pojok ada sebuah rak buku, cukup sederhana.

Dan ceramah pun terdengar dari 2 orang berbeda untuk 2 orang yang berbeda juga. Riku dan Tenn hanya diam sambil memainkan sendok di mangkuk yang kosong. Sedangkan yang berceramah masih melanjutkan acara berceramah mereka, kedua orang tersebut tentu saja Iori dan Gaku.

Mizu dan Katie yang ada di pintu hanya tersenyum kikuk dengan keadaan dihadapan mereka. Mereka juga bisa merasakan kehangatan diruangan tersebut. Teman serasa keluarga ya?

.

"Ee--Aizuma-nii sejak kapan disitu? "

"..."

"Begitu, Aizuma-nii setia mengawasi mereka ya? "

"..."

"Aku tak akan menghalangi Aizuma-nii kok. Lanjutkan saja acara mengawasi mereka."

"..."

"Ee--cepat sekali perginya. Aku bahkan belum menanyakan kabarnya"

.

.

.

Bersambung...

~Semua Chapter sudah aku publis ulang, sekarang tinggal melanjutkan-nya saja. Acha maunya cepet selesai karena takutnya kemudian hari sibuk dan malah gak bisa lanjutin:( kalau begitu sampai jumpa minggu depan!!

Next Chapter: Chapter 4 : The Mysterious Aizuma

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top