Chapter 0 : The Unknown World? [Prolog]

"Ku....."

"Ri... ku..."

"Riku??"

"Hmm?" aku mencoba membuka mataku perlahan, menyesuaikan pandanganku yang sedikit buram. Setelah penglihatanku mulai terbiasa, "Tenn-nii? ", ucapku lirih samar-samar namun sepertinya dapat didengar oleh Tenn-nii.

"Akhirnya kau sadar, Riku" Tenn-nii menatap manikku sambil mengukir sebuah senyuman tipis.

"Tenn-nii" aku memanggil namanya dengan lirih sambil menatap manik merah muda miliknya. Aku berusaha mengubah posisiku menjadi duduk namun sebelum aku berada diposisi duduk tubuhku ditahan oleh Tenn-nii, lalu ia kembali menidurkan diriku.

"kau istirahat saja, Riku. Aku akan menjelaskannya nanti" Tenn-nii berujar lembut sambil mengelus pelan surai milikku.

"Aku baik² saja Te-cough, cough " ucapanku terpotong karena aku terbatuk-batuk.

"Kau istirahat saja Riku." Tenn-nii mengelus surai milikku perlahan, memberikan sensasi nyaman membuatku terlelap.

RPG Game

.

By :
.

Acha_Kimari32


"Kau terlihat lelah Riku. " guman Tenn lirih sambil menatap sendu sosok adiknya yang terlelap dipangkuannya.

"aku berharap kita menemukan tempat yang hangat untukmu Riku" Tenn kembali mengelus pelan surai crimson milik adiknya yang sedang tidur di pangkuannya dengan lelap.

Tenn ditugaskan untuk menjaga Riku, namun tanpa ditugaskan sekalipun dirinya sudah melakukannya. Sedangkan yang lainnya sedang mencari beberapa kebutuhan, seperti makanan, air, dan kebutuhan lainnya.

Tapi hal tersebut tidak menyembunyikan fakta bahwa partner dari lelaki bersurai crimson itu ikutan mengkhawatirnya, namun dirinya dipaksa ikut mencari kebutuhan bersama kakaknya, karena mereka yakin akan terjadi sesuatu jika mereka dibiarkan bersama.

.

.

"Nee~? Sou-chan?! Apakah Rikkun akan sembuh saat aku membawakannya beberapa buah-buahan ini? " lelaki bersurai aqua blue bertanya kepada lelaki bersurai purple di dekatnya.

"Tentu saja Tamaki-kun, buah-buahan ini akan membuat Riku-kun sembuh" ujar lelaki bernama Sougo kepada Tamaki yang kini sibuk memetik beberapa buah berry yang tumbuh disemak-semak.

"Sudah lama sekali aku tidak makan Ousamu-pudding. " ujar Tamaki dengan cemberut kepada Sougo.

"Aku juga sudah lama tidak merasakan Tabasco Tamaki-kun, sejak kita bangun di tempat ini beberapa hari yang lalu" Ucapan Sougo menenangkan Tamaki yang hampir saja melempar keranjang penuh buah berry karena kesal.

"hah! Membosankan! "

"Tamaki-kun... " ucap Sougo rilih kepada Tamaki, sejak mereka terjebak di tempat asing, Tamaki jadi sering merengek.

"Hey!! Apakah kalian sudah mengumpulkan buah-buahannya? Kalau begitu kita kembali. Aku tidak ingin membuat bocah itu menunggu" teriak seseorang bersurai silver dari kejauhan.

"Baiklah Yaotome-san. Ikou Tamaki-kun"

"Osu!! "

.

.

"Hora!! Ossan jangan bermalas-malasan!" teriak lelaki bersurai orange pada lelaki bersurai hijau yang sedang bersandar pada pohon ringin yang melindunginya dari terpaan sinar matahari secara langsung.

"Onii-san lelah Mitsu... Biarkan Onii-san istirahat sebentar" ujarnya dengan nada malas, membuat lelaki bersurai orange itu menghela nafas. Karena ia tidak bisa menghajar pria bernama Nikaido Yamato dengan alat penggorengan kesayangannya.

"hah... Kau beruntung kali ini Ossan!! " ucapnya menghela nafas kasar lalu membalikkan badan dan beralih berjalan menuju lelaki bersurai raven yang tak jauh dibelakangnya.

"Iori, sudahlah jangan khawatir. Lagipula yang menjaga Riku adalah kakaknya sendiri. Apa yang membuatmu begitu khawatir? " tanya Mitsuki kepada lelaki bersurai raven dihadapannya yang entah sejak kapan berada di situ.

"... " tidak ada jawaban.

"Aku menemukan sesuatu yang bagus desu~ " Ucap lelaki bersurai pirang dengan logat aneh dan ia terlihat berlari di tepi sungai.

"Hora!! Nagi!! Jangan berteriak, dan juga jangan berlari di pinggir sungai!" tegur Mitsuki dengan tegas terhadap lelaki bersurai pirang yang kini mulai mendekati dirinya.

"Ouh! Sowrry" ujarnya menyesal.

"Lagipula apa yang kau temukan Nagi? " Mitsuki kini mulai penasaran, apa yang ditemukan oleh lelaki pirang ini sampai² ia seheboh ini?

"Ini desu~ " ucap Nagi sambil memberi tahu apa yang ia temukan, di telapak tangannya kini terdapat 7 batu kristal berwarna pink yang berkilauan. Mitsuki melihat benda itu lalu kembali melirik Nagi dengan tajam.

"Kau mendapatnya dari mana, Nagi?" tanya Mitsuki menyelidik kepada Nagi setelah melihat 7 batu kristal berkilauan berwarna pink di telapak tangan Nagi.

"aku menemukannya di seberang sungai desu, di bebatuan. Sungguh Mitsukii..... Aku tidak mencurinya" Jawab Nagi memohon ampun, seakan ia sedang diancam.

"... " Mitsuki terdiam.

Beberapa menit kemudian...

"Baiklah, ayo kembali. Kita sudah mengambil cukup hari ini. Mungkin cukup untuk beberapa hari, ~aku rasa" ucap Mitsuki kepada 3 orang didepannya yang membawa keranjang dan beberapa botol air.

"Rokuya-san, apa yang ada di lehermu itu" tanya Iori menunjuk 7 kristal yang sudah menjadi sebuah kalung yang kini terpasang di leher Nagi.

"Ouh! Ini kristal Cocona desu~" jawab Nagi sambil membuat sebuah pose yang menarik, tapi tidak menarik di hadapan ke-3 lelaki tersebut.

"Baiklah, kita kembali. Oni-san sudah lelah sekali" ucap Yamato berjalan duluan diikuti Mitsuki, Iori dan lalu Nagi dari belakang.

.

.

"hnm?!" lelaki bersurai crimson membuka matanya perlahan. Terlihat manik merah miliknya. Membiasakan penglihatannya yang sedikit buram, dan melihat sosok kakaknya yang kini menatapnya.

"Maaf Riku, apakah aku membangunkanmu?" tanya Tenn lembut.

Riku menggelengkan kepalanya pelan sebagai jawaban, "tidak, Tenn-nii. Kau selalu membuatku nyaman" ujar Riku rilih kepada saudara kembarnya tersebut.

"Tadaima! "

"Aa! Okaeri Minna!" ucap Riku setelah melihat teman se-grupnya dan grup kakaknya yang telah kembali membawa berbagai macam persediaan.

"Rikkun, aku membawa banyak buah segar... jadi cepatlah sembuh Rikkun" ucap Tamaki meletakkan sekeranjang buah berry di samping Riku yang saat ini dibantu oleh Tenn untuk duduk.

"Arigatou Tamaki" ucap Riku lalu tersenyum kearah Tamaki, namun sepertinya itu tidak menyembunyikan fakta bahwa beberapa orang dibelakang Tamaki terkena serangan manis-manis setelah melihat senyuman Riku barusan.

"Apa keadaan baik-baik saja ketika kami semua pergi? " tanya lelaki bersurai silver kepada Tenn.

"Ara~ kau khawatir padaku sobaman? " ucap Tenn sedikit menyindir, dan sepertinya ucapannya membuat lelaki bernama Gaku itu kesal.

"ti-tidak. Aku hanya bertanya tentang keadaan Nanase" ujar Gaku mengelak dengan cepat, namun sepertinya tidak berhasil.

"Kau tidak bisa mengelak dari kenyataan" batin semua orang di sana, melihat sikap Gaku selaku seorang leader grup idol TRIGGER.

"Arigatou Minna. Aku jadi merepotkan kalian lagi" ucap Riku menundukkan kepalanya, karena merasa bersalah sudah merepotkan teman²nya bahkan kakaknya dengan kondisinya tersebut.

"Tidak Riku, Onii-san sangat perhatian pada adiknya. Jadi ini bukanlah hal yang merepotkan" ujar Yamato sambil memberikan eye smile kepada Riku dari kejauhan.

"Perhatian yah? " batin semua member IDOLiSH7.

"Saa, mari kita menyiapkan bahan-bahannya dan membuat makan malam" ucap Mitsuki yang mulai menggulung pakaian lengan panjangnya agar memudahkannya dalam memasak.

"Aku akan membantu dirimu Mitsuki-kun" ucap Ryuu yang kini sudah berada di belakang Mitsuki dengan beberapa sayur mayur ditangannya..

"Aku juga" ucapan Riku seketika membuat suasana hening, Riku yang melihat reaksi itu cemberut.

"Eh? Nande?!" tanya Riku kecewa dan kembali cemberut.

"kau diam saja Nanase-san. Aku tidak ingin kau membakar hutan yang menjadi sumber makanan kita semua di sini" ucap Iori sedikit menatap tajam Riku, namun ia juga sedikit bergidik dengan tatapan dari orang lain.

"ah! Mou!" ujar Riku kesal.

.

Beberapa menit kemudian...

"itadakimasu!" ujar mereka secara bersamaan, lalu memulai menyantap makanan yang telah disiapkan oleh Mitsuki dan Ryuu.

"Ouh, sup jamur buatan Mitsuki enak desu" ucap Nagi.

"iie iie, Tsunashi-san juga membantuku membuatnya" ujar Mitsuki sambil terkekeh pelan.

"tapi aku terkejut, Ryuu menemukan banyak sekali jamur di sana. Aku bahkan tak menemukan satu pun" ujar Gaku menatap kagum kearah partnernya tersebut, dan partnernya itu hanya tersenyum tipis.

"Aku hanya pernah melakukannya di tempat tinggalku, tidak lebih" jawab Ryuu kepada Gaku.

"Ara~ kau saja yang kurang berpengalaman sobaman" ujar Tenn menyindir dan sepertinya berhasil membuat Gaku naik pitam.

"Apa kau bilang bocah!! " perempatan muncul di kening Gaku seiring sindiran pedas Tenn berlanjut.

"Ma ma, hentikan kalian berdua! Kita makan terlebih dahulu sup jamurnya, sebelum dingin" ujar Ryuu menenangkan mereka sebelum hal buruk terjadi.

"Lagipula kita harus istirahat, besok kita akan melanjutkan perjalanan yang belum tentu tujuannya" ujar Yamato mengingatkan, semuanya membalas dengan anggukan dan melanjutkan menyantap sup jamur.

.

.

"Maafkan aku... Karena tidak bisa bersamamu sampai akhir..."

"Nii-san... Iie... Tanpa Nii-san sekalipun aku akan mengakhiri semua ini... Walaupun ini hanyalah kedamaian sementara"

"Begitu... Aku percaya padamu... Karena itulah... Dengarkan permintaanku untuk terakhir kalinya... Rai..."


.

.

"Hah!!" lelaki bersurai crimson itu melonjak kaget, membuatnya terbangun dari tidurnya. Keringat dingin kini bercucuran dikeningnya, dan hal tersebut membuat lelaki disampingnya membuka matanya perlahan.

"hnm? Riku?" ucap lelaki bersurai baby pink di sampingnya yang merubah posisinya menjadi duduk dan menggenggam tangan adiknya.

"Ada apa? Apakah mimpi buruk?" tanyanya lembut kepada adiknya yang kini gemetaran.

"Ssst... Sudah, tidak usa dipikirkan. Istirahat lah Riku" ucapnya mengelus punggung adiknya perlahan.

"Tenn-nii" ucap sang adik lirih lalu menerjang tubuh kakaknya dan memeluknya.

"Ssst... Sudah" ujar sang kakak kembali, sambil mengelus pelan surai crimson milik adiknya itu. Tidak lama setelah itu, mereka berdua terlelap dan memasuki dunia mimpi masing-masing.

~Keesokan harinya

"Ohayou minna~" sapa manis lelaki bersurai crimson kepada teman²nya.

"Ohayou Riku/Rikkun/Nanase-san" sapa mereka semua yang sepertinya terlihat bersiap² untuk melakukan perjalanan.

"Jadi kita akan melanjutkan perjalanan kemana Ossan?" tanya Mitsuki kepada lelaki bersurai hijau didepannya, yang kini sepertinya terlihat bingung.

"Kurasa.... Kita akan pergi ke arah timur" jawab Yamato dengan ekspresi sedikit ragu.

"apa kau yakin Ossan? " tanya Mitsuki lagi karena merasa kurang yakin dengan ucapan Yamato.

"Tentu saja, Oni-san yakin 100%" ucapnya lagi, kali ini ia mengatakannya dengan sungguh² namun sepertinya lelaki dengan tinggi dibawah rata² tersebut masih kurang yakin.

"huh, sudahlah. " ucap Mitsuki dengan nada setuju, dan memilih diam.

.

"Nanase-san, jangan memaksakan dirimu. Jika anda lelah, kita bisa berhenti untuk beristirahat sejenak" Iori mengomel kepada partnernya yang ceroboh tersebut secara berulang kali.

"hai' hai', Iori" jawab Riku mengerti, ia sedikit kesal karena omelan dari partnernya namun Riku tahu kalau Iori mengkhawatirkan dirinya.

"Ouh! Kita seperti pengembara desu" ujar Nagi bersemangat, kedua tangannya terangkat keatas dan sepertinya itu menarik perhatian lelaki bernama 'Yotsuba Tamaki' yang ada tak jauh dari posisinya.

"Sugoi! Nagichi!" ujar Tamaki ikut bersorak. Lelaki bersurai Crimson dibelakang Tamaki pun ikutan bersorak senang, syukurlah ia sudah kembali sehat.

"Kalian semangat sekali ya... Oni-san merasa sudah tua" ucap Yamato yang berada paling depan dengan ekspresi yang sulit dijelaskan.

"hah? Kau baru sadar jika kau tua? Ossan!? " sindir Mitsuki dengan senyuman jahilnya.

"ahh... Oni-san terluka" ucap Yamato sambil memegangi dadanya, berakting layaknya seorang heroin yang cintanya ditolak oleh tokoh wanita. Tak lama setelah candaan mereka, suara tawa seseorang membuat mereka menoleh ke arah sumber suara. Itu benar... Riku tertawa, tawanya seakan menyinari mereka, bak matahari menyinari bumi.

"Yosh, Oni-san semangat hari ini. Mari kita temukan tempat yang hangat untuk kita semua" ucap Yamato semangat setelah melihat tawa Riku. Semuanya ikut semangat, tentunya.

"ah, mereka semangat sekali" ucap Ryu dengan kekehan kecil.

"Tentu saja, adikku yang memberi mereka semangat." ujar Tenn sedikit bangga.

"Dasar Brocon" ucap Gaku.

.

.

Mereka melakukan berjalanan jauh ke arah timur. Belum tentu tujuannya, namun tekad kuat mereka untuk menemukan tempat yang hangat untuk Riku membuat mereka kuat. Walau sesekali beristirahat karena lelaki bersurai crimson itu sempat kelelahan, walau disembunyikanpun kakaknya memaksanya untuk istirahat.

~Beberapa jam kemudian

"kita belum menemukan pemukiman 1 pun. Apakah dunia ini hanya ada kita saja?" tanya Yamato kepada yang lainnya, karena merasa bahwa semua yang mereka lakukan merupakan usaha yang sia-sia.

"entahlah. Aku juga kurang tahu..." ucap Tenn tiba-tiba, semua orang menoleh ke arahnya untuk menunggu lanjutan kalimat yang diucapkan Tenn sebelumnya.

"...tapi aku yakin pasti ada, tidak mungkin kita akan tidur diluar terus-menerus bukan? Udara dingin juga tidak baik untuk Riku" imbuh Tenn, ia terlihat yakin akan perkataannya itu. Membuat yang lainnya ikut yakin, bahwa ada pemukiman di dunia ini.

"Ouh!! Aku menemukan tembok di sana desu " ucap Nagi yang berada di atas bukit, tak jauh dari member IDOLiSH7 yang lain dan TRIGGER.

"Kau tidak berbohong kan Rokuya-san? " tanya Iori memastikan kebenaran ucapan Nagi.

"Aku tidak berbohong desu, apakah wajahku terlihat berbohong? "Ucap Nagi, membuat yang lainnya menyusul Nagi di atas bukit.

Ternyata benar, ada sebuah pemukiman, lebih tepatnya sebuah desa besar di sana. Sebuah tembok tinggi melindungi desa tersebut, dengan pepohonan di sekitarnya. Tak lama setelah itu mereka langsung menuju ke arah Desa tersebut. Namun, sepertinya mereka sedikit terkena masalah.

.

.

.

"Riku?! Apa kau baik-baik saja?! " tanya Tenn khawatir setelah melihat adiknya kambuh.

"Aku ba-baik sa-saja Tenn-nii cough, cough " jawabnya terbatuk-batuk, kini penyakitnya kambuh.

Udara di sekitar mereka cukup dingin sekarang, sebelumnya sangatlah hangat. Tak lama mereka melihat seorang gadis yang sedang bertarung melawan sebuah monster serigala. Ia sangatlah handal, membuat para Idol-idol tersebut terpukau.

"Apakah kita baru saja melihat seorang gadis bertarung? " tanya Yamato terpaku dengan apa yang ia lihat sekarang.

"Apa kau tidak bisa melihat apa yang kau lihat." sahut Gaku dari belakang yang kini juga ikut terpukau.

"Cough, cough" sepertinya Riku terbatuk disaat yang tidak tepat. Gadis itu langsung menoleh ke arah mereka. Mereka hanya bisa meneguk kasar saliva mereka masing-masing. Gadis itu semakin mendekat, membuat idol tersebut berkeringat dingin.

"Oh? Ternyata manusia ku kira musuh"

"siapa kalian? " ucapnya ramah, sambil sesekali menatap mereka satu per satu dengan manik miliknya yang berbeda warna dikedua sisinya.

"Ah... Kami... " ucap Yamato bingung.

"Pengembara desu " jawab Nagi spontan membuat yang lain terkejut.

"Pengembara ya? Ah... Maaf... Sepertinya udaranya sedikit dingin karena diriku. Hahaha" ucapnya sambil diakhiri tertawa renyah. Namun mengundang banyak pertanyaan di kepala para Idol tersebut

"karena mu? " tanya Sougo penasaran, gadis itu sontak menghentikan tawanya.

"ya, karena aku memiliki elemen Es"

Mereka spontan terkejut, apakah mereka saat ini terjebak di dunia Fantasi yang berdasarkan sebuah sihir dan senjata?! "eh? Kalian nampak sangat terkejut? Apakah kalian dari tempat yang jauh hingga tidak tahu sihir? "

"yah... Begitulah" jawab Yamato sedikit ragu.

"Souka, oh selamat datang di Kota Windner" ucapnya menyambut mereka semua di sebuah perkotaan kecil bernama 'Windner'.

Sedangkan yang disambut hanya memasang wajah bingung.

"Ah! Maaf. Namaku Alone, Pemburu monster. Elemen milikku adalah Es. Salam kenal, pengembara" Ucap Alone memperkenalkan diri.

Setelah itu member IDOLiSH7 dan TRIGGER memperkenalkan diri masing², dan Alone pun mengajak mereka ke dalam kota.

"jadi apa yang membawa kalian mengunjungi kota kecil seperti Windner ini? " tanya Alone penasaran.

"Kami berjalan jauh desu, lalu kami menemukan Kota ini. Kami pun memutuskan untuk singgah di sini sementara waktu" jawab Nagi dengan ramah, Alone seketika mengangguk mengerti.

"sejak kapan ia pandai berakting? "

"ahahahha, iya juga ya. Oh iya ada 1 rumah besar yang disewakan di sekitar sini. Mungkin cukup menampung kalian semua" Alone tiba² mengganti topik, semua yang ada di sana mendadak mendengarkan ucapan Alone.

"wah, beruntungnya. Kira-kira harga sewanya berapa ya? " tanya Yamato dengan angan angan jangan terlalu mahal. karena sejak mereka berada di dunia ini, jangankan uang mereka bahkan tidak membawa koin sepeserpun.

"hmm? Kalau harga aku kurang tahu. Kalian tanya saja langsung kepada yang menyewakan rumah itu. Ia tinggal di sana" jawab Alone dengan tangan menunjuk ke sebuah toko yang bertuliskan "Crystal shop".

Merekapun hanya ber-oh-ria saja. Yamato dan Mitsuki memutuskan untuk pergi dan bertanya berapa harga sewa rumah tersebut. Sedangkan yang lainnya menunggu di taman kota.

.

.

.

Cring! Cring!

Suara bell yang menandakan pelanggan masuk terdengar di salah satu toko Crystal terkenal di kota tersebut. "ahh.... Selamat datang, apa ada bisa saya bantu? " Tanya salah satu pelayan yang kebetulan berada di sana. Yamato yang sejak tadi celingak celinguk gak jelas pun tersadar.

"kami ingin menemui orang yang menyewakan rumah di sekitar sini" jawab Yamato sambil melirik beberapa kristal indah di depannya.

"oh, akan aku panggilkan. Tunggu sebentar ya" ucap pelayan tersebut lalu meninggalkan Yamato dan Mitsuki.

"Oi Ossan!! Kau tidak memiliki niatan mencuri kan? " tanya mitsuki yang dari tadi risih melihat Yamato yang betah melihat kristal di hadapannya itu.

"Tidak Mitsu" jawab Yamato dengan sedikit menekan kata diawal.

..

"Ahh.... Akhirnya rumah yang aku sewakan diminati" Ucap salah satu orang membuat Yamato dan Mitsuki menoleh. Mendapati seorang pria tua bersama pelayan yang ditemui Yamato dan Mitsuki tadi.

"Maksud anda? " Tanya Mitsuki sopan.

"Yah... Rumah itu aku sewakan 6 bulan lalu tapi tidak ada yang menyewanya. Tapi aku senang akhirnya seseorang menyewanya, apalagi pasangan seperti kalian" Ucapnya, seketika membuat Yamato dan Mitsuki saling pandang dan menatap tajam pria tua didepan mereka.

"maaf. Hahahahha. Aku terlalu berlebihan saat bercanda" Ucap pria itu tanpa ada dosa di wajahnya.

"Jadi... Berapa harga sewa rumahnya? " Tanya Mitsuki to the point.

"hmm? Rumahnya cukup besar... Jadi hanya 50.000 koin emas saja" Ucapnya. Membuat Yamato dan Mitsuki terkejut. Apakah rumah sewa bisa semahal itu?

"tapi, itu sungguh mahal" Ucap Yamato.

"yah.... Itu sudah pasti. Karena fasilitas di dalamnya lengkap. Dan selalu dibersihkan saat tidak ada yang menyewanya, jadi anti debu" Ucap pria tua itu. Karena mendengar kata anti debu mereka membulatkan tekat untuk membeli. Karena Riku no #1.

"kami akan me- " Ucap Yamato terpotong karena ada yang mendobrak pintu toko tersebut.

"Yamato~ dan Mitsuki~ lama sekali. Jadi aku menjemput kalian desu" Ucap pria pirang yang merupakan tersangka pembanting pintu toko.

"Nagi!! Jangan membanting pintu toko. Kau tahu pemiliknya ada di sini?! Hah! " Omel Mitsuki kepada Nagi.

"sowrry!" Nagi menunduk bersalah atas perlakuannya.

Pria tua di depan merekapun tak sengaja melihat kristal pink milik Nagi yang indah di leher Nagi. Pria itu terkejut. "dari mana kalian mendapatkan kristal pink itu?!! " Tanya pri tua itu membuat ketika orang di hadapannya terkena kokoro attack.

"kami mendapatkannya saat perjalanan desu" Jawab Nagi kepada pria tua itu.

"itu adalah kristal langka. Kristal cahaya yang sekarang mudah ditemukanpun kalah harganya dengan kristal pink tersebut" Ucap pelayan di sebelah pria tua itu. Menjelaskan secara rinci.

"memang berapa harga kristal pink dengan ukuran 6 cm ini? " Tanya Mitsuki penasaran, sambil mengambil 1 kristal dari Nagi.

"harganya sekisar 1.000.000 koin emas. Jika aku tidak salah. " Ucapnya, membuat Yamato dan Mitsuki terkejut, merupakan keajaiban Nagi menemukan kristal pink itu yang entah dapat di bebatuan mana, jika tidak mereka pasti terpaksa tidur diluar---lagi.

"1.000.000 Koin emas katamu? Itu sungguh banyak" Ucap Yamato masih setengah terkejut.

"Dengan uang sebanyak itu kalian bahkan mampu membeli rumah yang aku sewakan dengan harga 100.000 koin emas saja" Ucap pria itu senang.

"ah... Begitu. Kalau begitu kami membelinya" Ucap Yamato.

Mitsuki memberi kristal pink itu kepada pria tua tersebut.

"ahh terima kasih. Akan aku siapkan rumahnya, dan menghitung jumlah koin emas kembaliannya. Tunggu sebentar" Ucap pria itu lalu masuk ke kantornya.

"tidak apa² kan Nagi? " Tanya Yamato pada Nagi, merasa tidak enak menggunakan kristal yang ditemukan Nagi.

"Ouh!! Tidak apa² desu. 1 kristal untuk sebuah rumah, aku merasa terhormat desu. " Ucap Nagi dengan bintang kelap-kelip dibelakangnya. Mungkin ia sudah tahu bahwa kristal itu merupakan sebuah kristal langka? (?)

"ahahhaha, kau baik Nagi. " Ucap Mitsuki bangga.

Tak lama setelah itu, Yamato, Mitsuki dan Nagi diantar oleh 1 orang pelayan dari toko sebelumnya, menuju rumah yang mereka beli seharga 100.000 koin emas itu:v.

Kabarnya yang lain gimana ya? Yuk cek!

~Flassback....

Setelah Yamato dan Mitsuki pergi menuju toko yang ditunjuk oleh Alone*

"Aku harap, sewanya murah" Ujar Tenn, lalu melirik adiknya yang sudah duduk di sebuah bangku.

"woah!!! Ousama puding!!" Ucap Tamaki yang melihat sebuah pudding di botol, di sebuah toko makanan manis.

"Tamaki-kun. Kita tidak punya uang ingat!! " Ujar Sougo menahan Tamaki yang akan menerjang Toko penjual Pudding itu.

.

"cough,cough" Riku terbatuk-batuk dan membuat orang di sekitar mereka terkejut dan khawatir.

"Riku apa kau baik-baik saja?! " Tanya Tenn berjongkok di depan Riku yang sedang duduk.

"Nanase-san?! " Ucap Iori sambil menghampiri partnernya tersebut.

"aku baik-baik saja" Ucap Riku dengan senyuman yang terlihat dipaksakan.

"Apakah Riku-san Sakit? Ia terlihat sedikit pucat? " Tanya Alone Khawatir.

"... "

"iya, ia memiliki gangguan pernafasan. Karena udara dingin yang kau buat tadi, Nanase-san jadi kambuh" Ucal Iori panjang lebar tanpa meminta izin pada kakak dari partnernya untuk memberitahu orang asing.

"Izumi Iori ka-" Ucap Tenn terpotong oleh Alone.

"Maaf!! Aku tidak sengaja. Aku juga tidak tahu bahwa Riku-san memiliki gangguan pernafasan. Maafkan aku!! " Ucap Alone penuh penyesalan.

"tidak apa-apa Alone. Lagipula ini bukan salahmu, karena kau juga tidak tahu kalau adik kembarku memiliki gangguan pernafasan" Ujar Tenn lembut, lalu menatap tajam Iori yang mengatakan hal tentang Riku tanpa seizinnya.

"Adik kembarmu?? " Ucap Alone bingung

"iya, Aku dan Riku merupakan saudara kembar, walau kembar ferimental" Ucap Tenn.

"Hah! Pantas saja aku merasa aneh saat melihat kalian berdua" Ucap Alone terkejut dengan ucapan Tenn. Tak lama setelah itu Nagi membuka Suara. "Ouh! Yamato dan Mitsuki lama sekali menyewanya. Aku akan menyusul mereka desu" tanpa aba-aba, Nagi langsung melesat menuju toko yang dituju oleh Yamato dan Mitsuki sebelumnya.

"Rokuya-san?! " Panggil Iori tapi tidak berhasil, Nagi sudah melesat menuju tempat Yamato dan Mitsuki berada.

Tiba-tiba Riku berdiri dan berjalan menuju partnernya itu. Menepuk bahunya.

"tidak apa-apa Iori, lagipula Nagi bersama Yamato-san dan Mitsuki. Nagi tidak mungkin tersesat" Ucap Riki sambil tersenyum kearah partnernya itu.

" blush Na-Nanase-san" Ucap Iori terkejut karena wajah dari partnernya yang berada tepat di sebelah wajahnya (walau agak jauh sih:v). Mendorong sedikit Partnernya itu hingga Riku terdorong kebelakang. Dan....

Duk!!

"Aduh" Pemilik surai crimson itu meringis karena terjatuh dan sebelum terjatuh sepertinya ia menabrak sesuatu.

"Aduh! Sakit" Suara asing membuat pemilik surai crimson itu terbelalak dan menengok ke arah sumber suara. Mendapati seorang gadis kecil bersurai hitam pucat yang terjatuh. Ditangannya terlihat sebuah keranjang berisi beberapa bahan².

"Ahh.... Maaf. " Ucap Riku kepada gadis kecil itu.

"tidak apa²." Ucap gadis itu ramah. Lalu ia bangkit, diikuti dengan Riku yang dibantu oleh kakaknya.

"Aku sungguh minta maaf" Ucap Riku, Kini ia membungkukkan badannya.

"aku tidak apa² sungguh. Lagipula ini juga salahku, karena berlari dan bertindak ceroboh." Ucap Gadis itu.

"Sebagai permintaan maaf. Aku akan memberi kalian beberapa Roti di toko milikku" Imbuh gadis itu sambil tersenyum ramah kepada mereka semua.

"Sungguh" Ujar Tamaki berbinar-binar. Gadis kecil itu mengangguk.

"hah... Drama apa lagi ini" ujar Alone tanpa ada yang menyadarinya.

"oh iya, namaku Kira. Aku merupakan pedagang roti di sini" Ucap Kira sopan memperkenalkan diri.

"berapa umurmu? " Tanya Tenn blak-blakkan.

"Umurku? Umurku baru saja menginjak 14 tahun. " Jawab Kira.

"diumurnya yang masih muda sudah membuka usaha toko roti sendiri? " batin mereka semua yang ada di sana, kecuali Alone.

"mari... Ikuti aku" Ucap Gadis itu mulai berjalan, setelah berjalan beberapa lanhkah, Kira memanggil para idol-idol itu "Ayo! " sambil melambaikan tangannya ramah. Para idol itupun mengikuti gadis tersebut menuju toko miliknya.

.

.

Cring! Cring!

Suara lonceng dari sebuah pintu, yang menandakan pelanggan masuk berbunyi. Seorang gadis dan 8 orang yang mengikutinya masuk ke dalam.

"Woah! Dari baunya saja, aku sudah bisa menebak jika roti buatan Kichan pasti enak" Ucap Tamaki setelah memasuki toko milik Kira.

"Kichan? Namaku? Ahhaha aku suka nama itu" Ucap Kira diselingi tawa karena mendengar Tamaki yang memanggil namanya 'Kichan'.

"Silahkan duduk. Aku akan membuat Roti yang spesial untuk kalian semua. Oh iya, kalian semua terlihat asing. Kalian tidak berasal dari sekitar sini kan? " Tanya Kira memastikan.

"iya. Kami datang dari jauh, bisa dibilang kami pengembara. Dan kami menetap di Kota ini untuk sementara. " Jawab Tenn dengan datar, setelah duduk di samping adik kesayangannya itu.

"pengembara ya? Hebat. Kalian pasti memiliki elemen juga. Aku iri pada kalian." Ucap Kira sedikit terkekeh pelan.

"*Deg. Te-tentu" Ucap Sougo ragu-ragu.

"Memangnya Kira-san tidak memiliki elemen? " Tanya Iori spontan karena rasa penasaran. Semuanya menatap secara bersamaan kearah Iori.

"owh.... Kalian masih belum mengetahuinya ya? " Ujar Kira Sweetdrop menanggapi pertanyaan Iori.

"Elemen seseorang akan muncul saat mereka genap 16 tahun. Apakah orang di tempat kalian tidak memberi tahu kalian" Jelas Kira secara singkat namun dapat dipahami oleh Iori secara cepat, yang lainnya? Masih mencernanya.

"Jadi, aku yang masih 14 tahun belum memiliki elemen. Elemen yang terkenal di Desa Windner adalah elemen Api. Hampir semua penduduknya adalah penempa besi, dan senjata" Imbuh Kira sambil berjalan ke arah Idol-idol yang sedang duduk manis di tempat yang disediakan.

"silahkan rotinya. Ini roti khusus untuk kalian. Oh iya... " Ucap Kira meletakkan nampan berisi beberapa roti lalu ia menunjuk Alone dengan tangannya.

"...apakah kau Alone Julius-san? Putra dari Akio Julius-sama? " Tanya Kira antusias. seperti saat pertemuan Fans dan Idol di tempat umum.

"I-iya" Jawab Alone malu-malu.

"Yappari!!! Aku tahu itu. Pantas saja hawa disekiarku menjadi agak dingin. Hehhe" Ujar Kira dengan sedikit kekehan kecil.

Alone menanggapinya dengan senyuman yang dipaksakan. Tidak ia sangka ia disadari keberadaannya.

"Julius-sama? " Ucap Tenn penasaran, dan mencoba menanggapi lebih dalam tentang 'Julius-sama'.

"Oh... Ia adalah pendekar Es yang terkenal di kota Windner. Hampir semua orang mengetahui namanya, dan kisah hidup beliau " Jelas Kira yang mulai mengambil bangku dan mendudukinya di samping Alone.

"Dan aku dengar Beliau memiliki sebuah keturunan dengan Istrinya. Dan setelah disebarkan di masyarakat umum. Namanya adalah Alone Julius, seorang pemburu monster" Imbuh Kira.

"Aku tidak menyangka ternyata Alone adalah keturunan seorang pendekar Es. " Ucap Sougo terkejut.

Tak lama setelah bercakap-cakap tentang Julius, Para Idol yang ngaku sebagai 'pengembara' dan gadis 'keturunan pendekar' itu, akhirnya menyantap roti buatan Kira yang katanya spesial untuk mereka.

~Beberapa menit kemudian

"sebaiknya kita kembali ke tempat sebelumnya. Nikaido-san dan Nii-san pasti mencari kita" Ujar Iori.

"Ah. Kau benar Yama-san dan Mikki pasti menunggu kita. " Ucap Tamaki menanggapi perkataan Iori yang secara mendadak setelah acara makan roti selesai.

"baiklah kalau begitu. Kira-san? Berapa harga semua roti yang kita makan? " Tanya Alone.

"iie iie itu gratis. Jika kalian mau aku akan membungkuskan beberapa untuk dibawa pulang" Ucap Kira sambil tersenyum ramah.

"iie tidak perlu Kira-san. Kami akan sesekali mampir kesini jika sempat, rotimu sangat lezat" Ujar Sougo lembut.

"Souka kalau begitu sampai jumpa lagi" Ucap Kira sambil melihat 8 orang di hadapannya pergi keluar toko roti miliknya.

"Sampai jumpa Kira/Kichan/Kira-san" Ucap mereka lalu pergi dari toko milik Kira.

.

.

"Woah! "

"Apakah ini rumah yang disewakan? " Lelaki bersurai hijau itu berkomentar setelah melihat rumah yang mereka beli.

"Bukankah? Terlalu besar untuk disewakan? Ini bahkan sebesar Dorm kita, iie mungkin lebih besar." Lelaki bersurai Orange menanggapinya.

"Tapi untunglah kita membelinya desu, kristal cocona telah membantu kita" Lelaki pirang dibelakang mereka ikut berkomentar, dengan pose bersyukur kepada Cocona dan Kami-sama.

"Silahkan dilihat-lihat dulu. Setelah itu saya akan membersihkan rumah ini, tanpa 1 debu pun" Ucap pelayan yang mengantarkan mereka.

"Oh. Baguslah, kami tidak perlu khawatir debu saat Riku masuk ke rumah ini" Ucap bahagia lelaki bersurai Orange.

"Oni-san juga senang bisa membelikan rumah layak untuk semuanya. Tentunya dengan kristal yang ditemukan Nagi juga" Ucap Lelaki bersurai hijau disampingnya.

"ayo kita temui yang lainnya. Yang lain pasti sudah menunggu" Ucap semangat Mitsuki.

"Yeay! New home! "

"ahahha"

Merekapun meminta untuk pergi menjemput teman mereka kepada pelayan tersebut, pelayan itupun hanya meng-iya-kannya dan melanjutkan tugas bersih² rumah itu. Tanpa disadari ketiga orang tersebut, pelayan yang membersihkan rumah tersebut menatap kepergian mereka dengan pandangan yang sulit diartikan.

.

.

"Roti buatan Kichan, sangat enak sekali ya? " Ucap Tamaki diselang perjalanan bersama yang lainnya dari Toko roti milik Kira.

"seharusnya aku meminta 3 roti untuk Nii-san, Nikaido-san dan Rokuya-san. " Ucap Iori sedikit menyesal karena menolak tawaran Kira tadi.

"Oiii!! " Teriak seseorang.

Mereka semuapun menoleh ke arah sumber suara tersebut, membulatkan mata setelah melihat apa yang mereka lihat.

Angin adalah saksi dari pertemuan mereka.

"Re:Vale....?"

...

...

...

"dimana mereka? Seharusnya disekitar sini bukan? " Tanya Mitsuki setelah sampai di tempat sebelumnya.

"bukankah harusnya mereka disini, atau jangan-jangan mereka sudah jalan-jalan tanpa mengajak kita? " Ujar Yamato kecewa.

"Noo! Jika mereka jalan-jalan, kita harus menyusul mereka desu" Ujar Nagi langsung pergi, namun sebelum pergi mereka mendengar suara Familiar.

"Are~ IDOLiSH7?? "

..

"Eh? " mereka bertiga menoleh, melihat 4 orang dihadapan mereka.

"ZOOL?!! "

.

.

Bersambung...

~Akhirnya, revisi dan publis ulang selesai, karena revisi sedikit memakan banyak waktu jadinya Acha akan up 1 minggu sekali 'untuk chapter yang sudah ada', kalau chapter yang belum ada atau masih dalam tahap penulisan akan up setiap 1 bulan sekali sesuai tanggal deadlinenya hehe.

~Kalau kalian gak tahu project buatan Acha dan Aiyu-chan bertag #FrorestProject, atau bisa dibilang sebuah project fanfiction anime yang digarap aku dan Aiyu-chan saja, hehe:)

~Sampai jumpa minggu depan, mau lanjut revisi---Bye bye~~~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top