Sinar sang mentari mulai menampakkan sinarnya yang mulai menerangi dataran hutan Olf. Hutan yang di jadikan tempat beristirahat bagi Adolf dan Hirato sebelum sampai di Ibukota. Hirato baru saja membuka matanya yang terasa berat. Ia memandangi sekelilingnya dengan bingung. "Di mana aku?" tanyanya bingung. Tak berapa lama ia baru saja teringat. Jika, ia tadi malam sedang berjalan-jalan sebentar dan menemukan tempat ini lalu tak sengaja tertidur di sini.
Ia harus segera kembali sebelum Adolf mencarinya. Hirato langsung berdiri lalu berjalan kembali ke tempat mereka beristirahat melalui jalan yang ia lewati tadi malam.
***
Adolf baru saja selesai mengemas semua barang-barangnya. Pagi tadi, saat ia bangung. Ia tidak menemukan keberadaan Hirato di mana pun. Ia pikir, mungkin pemuda itu sedang berjalan-jalan di hutan saat pagi hari.
"Tuan Adolf." Terdengar suara yang sangat familiar baginya. Ia mengedarkan pandangan dan mempertajam pendengarannya. Tiba-tiba saja suara itu menghilang. "Tuan Adolf, apa kita akan berangkat?" Tiba-tiba saja Hirato sudah berada di samping Adolf. Membuat pria itu sangat terkejut. Bagaimana tidak? Tiba-tiba saja pemuda itu ada di sampingnya dengan suara dingin khasnya. Sungguh membuat orang tua itu terkejut sekali.
"Kau sungguh mengejutkanku, Hirato. Ya, kita akan berangkat sekarang. Bukankah lebih cepat lebih baik?" ucap Adolf. Hirato hanya menganggukkan kepalanya pelan dengan ekspresi dinginnya yang seperti biasa. Adolf segera meletakkan barang-barangnya di kereta lalu segera naik dengan diikuti Hirato. Mereka pun melanjutkan perjalanan yang tinggal beberapa meter lagi akan sampai di Ibukota.
***
"Mereka akan sampai di Ibukota. Sebaiknya kita segera pergi ke Ibukota duluan, dan mencari penginapan sebelum Ia sampai duluan," usul seorang pria berambut biru. "Baiklah," jawab pria berambut senja dengan santai. Mereka langsung melesat dengan sangat cepat. Melebihi kecepatan berlari kuda, menuju Ibukota. Sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai di Ibukota.
Begitu sampai di Ibukota. Mereka langsung mencari penginapan sementara sebelum ujian masuk Academy di mulai.
***
"Baiklah kita sampai. Hirato, selamat datang di Ibukota kerajaan Vinezella," ucap Adolf sambil merentangkan satu tangannya keatas dan satu tangannya lagi memegang tali kereta kuda.
Hirato terdiam sambil menatap takjub pada Ibukota kerajaan yang terkenal makmur itu. "Saya sampai di sini saja, tuan Adolf," ucap Hirato. Membuat Adolf menghentikan keretanya.
"Terima kasih sudah mau mengantar saya sampai ke Ibukota, tuan Adolf," ucap Hirato setelah turun dari kereta Adolf. "Tidak masalah. Lagi pula, aku juga berterima kasih karena kau sudah menolongku dari para iblis itu," ucap Adolf sambil tersenyum senang.
Hirato hanya menganggukkan kepalanya sekali dengan ekpresi dinginnya. "Baiklah, sampai jumpa lagi nak Hirato. Semoga kau berhasil lulus dalam ujian masuk Academy," ucap Adolf lalu menjalankan keretanya sambil melambaikan tangan.
Hirato hanya diam menatap kepergian Adolf. Hingga pria itu menghilang dari pandangannya. "Baiklah, sekarang aku harus kemana? Mencari penginapan kah?" Hirato memasang pose berpikir sebentar lalu ia tatap kesekelilingnya. "Sebaiknya aku mencari penginapan terlebih dahulu lalu berkeliling kota. Ujian juga masih kurang tiga hari lagi," ucapnya lalu berjalan beriringan dengan para penduduk kota.
***
Seorang pria berambut coklat dengan tenangnya sedang berjalan melewati setiap tokoh di kota yang sudah ia tinggali cukup lama itu. Setiap ia melihat pedagang di pasar. Mengingatkannya kepada kesehariannya bersama sahabatnya. Bicara mengenai sahabatnya. Bagaimana keadaan sahabatnya itu saat ini? Ia yakin, jika sahabatnya itu pasti masih sangat membencinya. Apa dia masih murung? Batinnya bertanya.
Ia hembuskan napas pasrah. Ia merasa sangat menyesal. Karena membuat sahabatnya yang sudah berada di kegelapan. Menjadi semakin dalam memasuki kegelapan. Tiba-tiba langkah kakinya terhenti. Ia membulatkan mata sempurna menatap ke depan. Ia tatap seseorang berpakaian putih dengan tudung yang menutupi kepalanya. Itu mengingatkannya kembali kepada sahabatnya yang selalu menutup diri. "Hirato."
Ia berjalan semakin cepat untuk mengikuti orang berpakaian putih itu. Untuk memastikan apa benar jika orang itu adalah Hirato, sahabatnya. Ia sempat menghentikan langkahnya karena berpikir. Tidak mungkin jika Hirato datang ke Ibukota. Namun, rasa penasarannya lebih besar. Sehingga membuatnya mengikuti orang itu. Tetapi, saat ia akan mendekati orang itu. Ia terhalangi oleh dua orang pemuda berambut biru dan berambut senja yang berjalan santai di depannya.
Begitu ia mengintip di sela-sela kedua pemuda itu. Ia sudah tidak melihat keberadaan orang yang ia pikir adalah Hirato. Ia berhenti dengan ekspresi tidak puas. Ia masih penasaran dengan sosok itu. Siapa sebenarnya dia? Apa benar jika dia adalah Hirato yang ia kenal?
"Yuta, apa yang kau lakukan?" Tiba-tiba seorang wanita paruh baya memanggilnya. Pemuda yang ternyata adalah Yuta itu langsung berbalik menatap sosok sang Ibu kesayangannya. "Tidak ada bu," jawab Yuta lalu ia menatap ke belakang sebentar sebelum berlari mendekati Ibunya.
***
Hirato berbalik ia menatap dengan bingung. "Apa tadi ada yang mengikutiku?" tanyanya bingung. Namun, sepertinya hanya perasaannya saja. Karena ia melihat banyak orang yang berlalu lalang di belakangnya. Ia berjalan melanjutkan perjalanannya mencari penginapan. "Hirato!" Terdengar suara yang tidak familiar memanggilnya dari arah belakang. Ia berbalik lalu melihat pemuda berambut senja dengan wajah ceria dan diikuti oleh pria berambut biru yang terlihat dingin.
"Apa aku mengenal kalian?" tanya Hirato polos dengan suara dinginnya. "Kau jahat sekali, aku Axton," ucap pemuda berambut senja yang ternyata adalah Axton. Pemuda yang bertemu dengannya di hutan. "Oh." hanya kata itu yang keluar dari mulut Hirato. "Lalu, dia siapa?" tanya Hirato sambil menunjuk pemuda berambut biru di samping Axton. "Dia Aidyn, dia sahabatku," jelas Axton memperkenalkan Aidyn. "Salam kenal, saya Aidyn J. Malvis," ucap Aidyn memperkalkan diri dengan ramah.
"Hirato. Ren Hirato," balas Hirato dengan suara dingin. Selama beberapa menit mereka hanya diam tidak ada yang berbicara sama sekali. "Kau baru saja sampai?" tanya Axton ceria untuk memecahkan keheningan diantara mereka bertiga. Hirato hanya menganggukkan kepalanya sekali sebagai jawaban 'ya'.
"Sudah mendapatkan penginapan?" tanya Axton. Sekali lagi Hirato tidak menjawab pertanyaan itu dengan ucapan. Ia hanya menggelengkan kepalanya. "Bagaimana jika di penginapan tempat kami. Penginapan itu tidak terlalu jauh dari Academy?" tawar Axton. "Baiklah," jawab Hirato singkat. "Ayo," ajak Axton, lalu ia dan Aidyn memimpin jalan. Hirato hanya berjalan mengikuti kedua pemuda itu dengan tenang.
***
"Selamat datang, Yang Mulia," sambut seorang kepala pelayan. Ia menyambut sang majikan yang baru saja datang dengan kereta kuda pedagang yang ia kendarai sendiri. "Terima kasih sudah menyambutku, Gracious," ucap pria tua berumur kepala tiga yang baru saja turun dari kereta kudanya lalu menyerahkan jubahnya kepada pelayan pribadinya itu.
"Bagaimana perjalanan Anda?" tanya Gracious sopan. "Aku menemukan sesuatu yang menarik. Oh iya, cepat kau datang ke Sagana Academy dan panggilkan kepala Professor. Aku ingin membicarakan sesuatu mengenai ujian masuk tiga hari lagi," titah pria itu yang ternyata adalah seorang Raja di kerajaan Vinezella.
"Baik, Yang Mulia," ucap Gracious sopan. "Baiklah, aku akan beristirahat dulu. Di mana para putri?" tanya sang Raja heran. Karena tidak melihat kedua putrinya datang untuk menyambutnya.
"Para putri sedang pergi ke Sagana Academy untuk mengurus keperluan sebelum ujian masuk, Yang Mulia," kelas Garcious. "Baiklah, kau boleh pergi sekarang," ucap sang Raja. "Baik!" jawab Garcious sambil membungkukkan badan sebentar, dan menyerahkan jubah yang di pakai sang Raja tadi kepada pelayan wanita. Ia langsung pergi menuju Sagana Academy.
"Anak misterius dengan keahlian tinggi. Dia juga bisa mengalahkan iblis seorang diri. Sungguh hebat," ucap sang Raja sambil berjalan masuk ke Istana.
Bersambung...
Hanya merevisi beberapa nama dan kata yang typo
Semoga kalian suka^^
See you again
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top