The Truth, 2

Sembari mengawasi Sylus mengambil posisi duduk, Rodrick muntahkan seluruh fakta yang dikumpulkannya seminggu terakhir. Dadanya berdegup cepat. "Anda ingat sulur-sulur mawarnya tadi? Itu persis dengan apa yang saya lihat di koran." Ia mengeluarkan surat kabar edisi lama yang sudah terlipat-lipat dan hitam tepiannya. "Dia membunuh ratusan orang, mencekik dan meremukkan tulang mereka seperti meremas keripik."

Sylus bersandar pada punggung sofa. Baru lima belas menit telah berlalu sejak mereka tiba di mansion yang didominasi oniks hitam. Ramona ia kunci di sangkar emasnya lagi, beristirahat laiknya pentet mungil yang meringkuk di sarang sutra. Lembut, tampak polos, tetapi ternyata memiliki jejak pembunuhan ratusan kali di masa lalunya.

Ujung bibir Sylus berkedut geli. Ia meraih surat kabar usang yang dibawakan Rodrick jauh-jauh dari luar kota, melewati puluhan toko antik dan rumah-rumah kumuh yang kiranya masih menyimpan surat kabar tua. Semua demi permintaan terbaru Sylus untuk menelanjangi seseorang yang kini menempati satu petak di kastel oniksnya.

Ada foto gadis yang tampak tidak lekang oleh waktu. Rambutnya selegam kedua matanya, tatapannya ketakutan dan mengancam sekaligus, seolah ingin meremukkan kamera yang memotretnya. Di bawah, tertera judul besar-besar yang menyatakan gadis itu telah membunuh 317 orang dalam satu tahun. Seorang Elemental labil, menurut narasumber yang diwawancarai pada kolom bawahnya.

"Apa hubungannya dengan Montez?" tanya Sylus. "Aku ingat saat ia masih pertama kali berpacaran dengan Dox. Ia masih menjadi kurir narkotika untuk kesenangan pribadi Dox, bukan?"

Rodrick mengangguk. "Saat saya dan Dox masih mengabdi kepada Anda, Dox sebenarnya sudah punya keinginan untuk menyaingi Anda suatu waktu. Itulah kenapa dia selalu berusaha keras berada di dekat Anda, dan sebagai gantinya, Montez-lah yang ke sana kemari untuknya ... saya kira Anda tahu?"

Sylus menatapnya datar. "Aku tahu, tetapi aku tidak sesenggang itu untuk mengikuti kehidupan kekasih dari seorang bawahan." Ia menelengkan kepala. "Apa ada hal yang belum kauceritakan padaku?"

Rodrick membenarkan dengan malu. "Maafkan saya. Jadi begini, saat Anda sempat sibuk berkeliling dunia, sesuatu terjadi pada Montez. Itu pula yang membuatnya berubah menjadi seberani sekarang."

"Beberapa korban tewas yang dibunuh Ramona adalah penyuplai kokain andalan Dox. Karena menjadi korban Elemental, mereka sempat harus diautopsi oleh pihak kepolisian, dan itu berarti bencana bagi orang-orang yang berhubungan dengan mereka ... bukan? Nah, Dox meminta Montez untuk menghalangi itu atau mereka akan putus. Dan Anda tahu sendiri betapa Montez sangat bergantung pada Dox."

Rodrick melanjutkan, "Singkatnya, Montez berusaha sekuat tenaga untuk menghancurkan mayat-mayat penyuplai kokain itu, dan entah bagaimana ia mampu menyeret Ramona juga. Sesungguhnya, saya tak tahu dengan keberadaan Ramona sampai Anda menyuruh saya meninjau Cunning Cats pekan lalu, tetapi sekarang semuanya jelas. Saya memang sudah mendengar rumor bahwa sejak kejadian itu, Montez berubah jadi wanita yang menakutkan dan pemberani, ia juga membawa seorang budak dari luar Kota Malam, tetapi saya tak menyangka jika budak yang dimaksud adalah Ramona."

Sylus mengernyitkan dahi. Tatapannya lekat pada potret muram Ramona di surat kabar. "Bagaimana bisa Elemental yang membunuh 317 orang tiba-tiba menjadi budak seorang gadis kurir yang bergantung pada pacar pecandunya?"

"Itu ... saya tak bisa menemukan informasinya. Tak ada yang tahu. Hanya Ramona dan Montez yang tahu."

Rodrick bergerak gelisah. Ia telah menyaksikan begitu banyak pengkhianatan. Dimulai dari hal-hal paling personal seperti keluarganya hingga Dox yang seberani itu untuk menantang seorang kaisar bisnis.

"Gadis itu menyembunyikan terlalu banyak rahasia, Bos. Kenapa Anda membawanya sejauh ini? Bukankah Anda bilang tidak tertarik pada narkotika?"

"Narkotika dan bunga bulan itu berbeda." Sylus mengernyit.

Jawaban Sylus menyambungkan satu lagi benang merah di benak sang pesuruh. Bunga bulan. Bahan utama dari racikan aneh yang baru ia rasakan saat memasuki Cunning Cats, dan, oh, betapa hebatnya kenikmatan surgawi itu! Ia pernah mencoba kokain—gara-gara bujukan Dox, tentu saja—tetapi kelopak mawar yang dikunyahnya saat bercinta dengan Kally jelas berbeda. Melampaui kokain dan dopamin, Rodrick merasa seperti dilecut ke lapisan langit-langit nirwana tiap Kally menjamahnya. Seolah-olah gadis itu telah menyesap seluruh beban masalah Rodrick seiring tiap kecupan.

Sensasi itulah yang terus membayang-bayang sang pria sejak meninggalkan Cunning Cats, membuatnya ingin mengumpulkan ribuan koin emas sekadar untuk menghabiskan dua jam lagi bersama Kally. Sekuat itulah Debu Perak racikan Ramona yang membuat Montez menjadi kaya-raya secepat kilat.

"Jadi ... Anda menginginkan bunga bulannya," gumam Rodrick.

Sylus mengetuk-ketuk pelipisnya. "Bunga bulan punya efek seperti narkotika pada Elemental, sebab kokain biasa tidak mempan untuk kami. Bunga ini pun hanya tumbuh di Kota Malam, dan sejujurnya aku telah lama ingin mencoba mengembangkannya, sejak sebelum aku pergi. Dan tidak ada yang bisa menumbuhkan bunga bulan sebaik dan sebanyak kinerja tangan Ramona."

Mata Sylus berkilat saat mengatakannya. "Orang seperti Ramona-lah yang kucari-cari. Dox boleh saja menguasai perdagangan kokain, sebab aku tidak membutuhkannya. Namun, bunga bulan semestinya adalah hak kami."

Cara Sylus mengatakan 'kami' membuat Rodrick paham bahwa dia tak diikutkan. Dia bukan Elemental seperti Sylus dan kedua pengawalnya, juga gadis jahanam itu. Kesadaran ini membuatnya merasa tersingkirkan. Kenapa? Padahal dialah yang mengabdi pada Sylus, dan Ramona-lah yang berlutut tersungkur di hadapannya minggu lalu.

Kenapa sekarang Rodrick merasa ingin kabur dari hadapan gadis itu—dari sini?

Ia mengepalkan tangan. "Bos, tetap saja dia ancaman ...."

"Rodrick." Sylus menatapnya tajam. "Jika Ramona yang membunuh tiga ratusan orang kau permasalahkan, bagaimana denganku?"

Lelaki itu menunduk. Segala kasus kriminal bosnya berkelebat di benak, dan semua lebih buruk daripada satu sama lain.

"Abaikan Ramona," kata Sylus. "Sekarang, upayakan agar semua bunga bulan di gudang Dox lenyap."

Rodrick menelan ludah. "Jika begitu, Anda mengumumkan perang secara terbuka kepadanya."

"Lalu?" balas sang bos. "Dia yang mengumumkan perang kepadaku terlebih dahulu. Sekarang waktunya aku menjawab."


+ + +

Note:

kata-kata perandaian apa ya yang lebih keren daripada "keripik"? 🤡

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top