EVENT RUMAH_Sweet Untitled
Screenwriter: Draxzeur // Casts: RV Wendy, EXO Baekhyun & Ahn Diara (OC)
***
Kebanyakan orang sudah tahu apa tujuan mereka, apa yang ingin dicapai dan untuk apa mereka ada. Namun, tak sedikit pula yang masih mempertanyakan tentang hal-hal tersebut yaitu mereka yang masih dalam masa pencarian jati diri.
Sama halnya seperti aku, aku sama sekali tak tahu apa tujuan dari keberadaanku dan apa yang ingin aku capai. Tidak ada yang bisa aku lakukan, bahkan sampai detik ini aku masih belum bisa memainkan piano dengan indah. Tidak seperti kakak, berbeda dengannya yang merupakan seorang prodigy, aku hanyalah anak biasa yang sepertinya tidak mempunyai bakat dalam bidang bermusik.
"DIARA AHN!" Aku menengok setelah mendengar namaku dipanggil, itu adalah Wendy. "Sedang apa?"
"Hanya melamun?"
"Jangan biasakan melamun," katanya kepadaku dan aku hanya menanggapinya dengan tersenyum. "Ah! Aku baru ingat, kamu sudah menyelesaikan tugas aransemen lagu?"
Aku mengangguk. "Sudah, tapi belum sepenuhnya. Masih ada beberapa bagian yang harus aku perbaiki," kataku. "Lalu, bagaimana denganmu?"
"Aku sudah selesai, Chanyeol membantuku."
"Wah, wah, wah. Bagaimana rasanya dibantu oleh pianis berbakat di kampus ini?"
Wendy terkekeh. "Ahaha, apaan sih kamu."
"Sudah jadian?" tanyaku dan dia hanya tersenyum malu sembari menggaruk kepalanya dan aku berani taruhan bahwa sebenarnya kepalanya itu sedang tidak gatal. "Ah, sudah aku duga."
"E-eh, belum kok. Tapi yah mungkin sebentar lagi?"
"Beritahu aku jika kamu sudah jadian."
"Kenapa?"
"Karena aku akan memalakmu untuk mentraktirku," kataku kepadanya dan pada akhirnya itu malah terdengar seperti lelucon yang membuat kita berdua tertawa bersama.
•••
Sudah lebih dari tiga jam semenjak aku berlatih lagi memainkan aransemen yang telah kubuat. Namun, kenapa terdengar hambar?
Aku mengepalkan tanganku di atas tuts piano, aku membenci diriku yang bahkan tidak bisa memainkan piano dengan indah. Aku benci jika nanti aku tidak bisa membuat bangga Ayah dan Ibu, aku tidak ingin dianggap tidak ada dan dibandingkan dengan kakak.
Hiks-hiks ... hiks
"K-kenapa aku?!"
Aku menutup seluruh wajahku dengan kedua tangan, rasanya menyesakkan. Apa yang sebenarnya salah pada diriku sehingga aku bahkan tidak bisa bermain dengan benar.
"Ck, dasar cengeng," kata seseorang yang membuatku menurunkan tangan agar aku bisa melihat dengan jelas siapa yang berbicara.
"Ba-Baekhyun!"
Sejak kapan dia ada disini?
Laki-laki itu langsung duduk seenaknya di sebelahku, mau tidak mau membuatku bergeser ke tepi dan menyisakan ruang yang cukup untuk dia duduk.
Dia langsung memainkan piano, menyentuh tuts piano itu dengan sangat lembut, ringan dan seakan tidak memiliki beban. Permainan pianonya sangat hebat, bahkan sering kali dia mewakili universitas untuk perlombaan baik di dalam maupun luar negeri. Baekhyun merupakan salah satu anak kebanggaan dan seorang jenius musik.
"Dapatkah kamu merasakan perbedaan?"
Aku melebarkan mata, aransemenku terdengar sangat indah jika dimainkan olehnya. "Bagaimana kau—"
"Sama sepertimu aku selalu pulang larut malam dan aku selalu tak sengaja mendengarkanmu bermain," katanya. "Dan harus ku akui permainan pianomu sangat payah."
"A-APA?!"
Yah, aku tahu permainan pianoku sangat payah, tapi tidakkah dia keterlaluan mengucapkan hal tersebut di depanku secara langsung yang jelas-jelas sedang bersedih ini?
Jreng! Dia selesai memainkan sebagian dari aransemen lagu yang aku buat.
"Kamu tidak menyatu dengan nada yang dimainkan, apa bagimu memainkan piano bukanlah sesuatu yang menyenangkan?" tanyanya yang bahkan aku sendiri pun tak tahu harus menjawab apa. "Apa kamu hanya menganggap bermain piano sebagai sebuah kompetisi?"
Hah?! Aku membelalakkan mataku, aku pun tidak tahu. Selama ini, aku hanya menuruti perintah orang tuaku. "A-aku tidak tahu."
Baekhyun berdiri, dia melangkah pergi akan tetapi ia tiba-tiba berhenti. "Sama seperti halnya rumah yang merupakan bagian dari hidupmu, maka jadikanlah piano sebagai bagian dari hidupmu juga."
"Eh?"
"Bukankah kamu sudah bermain piano sejak kecil? Jadikanlah piano sebagai rumahmu, sesuatu yang akan membuatmu nyaman dan memberimu kebahagiaan," katanya. "Jangan menjadikan piano sebagai hal yang dapat membuatmu merasa tak nyaman dan mengganggu."
Duk!
"Baekhyun," panggilku lirih. "A-aku sebenarnya tidak tahu apa yang harus kulakukan."
Aku melihat kedua tanganku, apa akan ada hari dimana aku bisa memainkan piano dengan indah melalui kedua tangan ini? Atau bahkan hari seperti itu tidak akan pernah bisa aku rasakan?
Ah, sudahlah! Aku mengambil tasku dan langsung pergi dari ruangan ini.
•••
Keesokan harinya, meskipun ini merupakan hari libur akan tetapi masih banyak orang-orang yang berkeliaran. Entah itu untuk sekedar membuang waktu atau berlatih karena aransemen lagu akan segera ditampilkan. Dan aku masih merasa belum cukup dengan kemampuanku, apakah nanti aku bisa memainkannya dengan benar?
Eh, suara melodi ini. Aku mencari dari mana sumber suara ini berasal, kulihat seseorang dari balik pintu kaca tengah memainkan piano dengan sangat indah. Permainannya sangat ringan, seakan aku masuk ke dalam cerita yang tengah dimainkan. Bagaimana melodi itu mengalun dan menariku untuk lebih memahami dan merasakan apa yang sebenarnya ingin disampaikan.
Cklek!
Kubuka pintu kaca tersebut, sudah kuduga permainan pianonya sangat khas. "Baekhyun."
Dia menengok ketika aku memanggil. "Ada apa?"
"A-aku ingin belajar darimu," kataku sembari berjalan mendekatinya. "Aku mohon, tolong bantu aku."
"Tidak mau!"
Bagaimana bisa dia dengan cepat memberikan respon seperti itu kepadaku tanpa adanya pertimbangan?
Aku mengangkat wajahku untuk menatapnya. "Aku mohon, setidaknya hanya sampai penilaian aransemen lagu ini." Aku tidak ingin menyerah, aku ingin belajar lebih banyak. Dan aku ingin menunjukkan bahwa aku bisa, bahwa aku juga dapat bermain piano dengan indah. "Aku ... mohon."
"Kenapa?"
Aku menatapnya tak tahu. "Apa?"
"Kenapa kamu memilihku?"
"Ka-karena aku percaya padamu," kataku. Aku percaya denganmu, aku bisa belajar dan menunjukkan kepada kakak yang nantinya menjadi juri untuk penilaian aransemen lagu ini.
Setelah berbagai diskusi rumit dengannya, pada akhirnya Baekhyun mau mengajariku. Yah, meskipun kerap kali ia melontarkan kata-kata yang membuatku kesal, berkata bahwa permainan pianoku sangat payah, aku tidak memberikan sepenuh jiwa kepada permainanku, dan hal lainnya yang menyebalkan.
Deg!
"Aku rasa akan lebih indah jika begini," kata Baekhyun yang tiba-tiba menyenderkan tubuhnya padaku di belakang, seolah-olah ia tengah memelukku. Jari-jemarinya yang lentik ia tumpuk pada belakang tanganku. Menuntunku untuk mengikuti apa yang dia tekan.
Aku tidak bisa fokus!
"Etude Op. 10 no 3 in E Major," katanya tiba-tiba. "Komposisi indah ini juga dikenal dengan sebutan Tristesse, kamu tahu artinya?"
Aku mengangguk. "Kesedihan."
"Benar," katanya, lalu ia melepaskan dirinya dariku. Baekhyun bersandar pada piano dan menatapku dengan lekat. "Cobalah lakukan persepsi dengan cara pandangmu sendiri, dan tuangkan semua perasaanmu ketika bermain."
Aku mengangguk. "Akan kucoba."
"Jangan tertekan, lakukan dengan pelan-pelan. Buatlah dirimu nyaman ketika bermain piano, dan pikirkanlah bahwa bermain piano itu merupakan sesuatu yang menyenangkan."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top