Endlessend (Vignette)
=》Jeon Jungkook BTS
=》Jung Hana (OC)
=》Other cast? Find by yourself
"Kau tahu hal paling romantis dari hujan? Dia selalu mau kembali meski tahu rasanya jatuh berkali-kali." - Jeon Jungkook
**
"Jungkook-a! Kau tahu? Jimin Sunbae mengajakku untuk berkencan!" ucap seorang gadis berambut hitam sebahu seraya duduk di hamparan rumput.
"Hmm." lelaki yang dipanggil dengan nama Jungkook itu hanya berdeham dan masih memejamkan matanya.
"Menurutmu..., aku harus berpakaian seperti apa, ya? Agar terlihat cantik di depan Jimin Sunbae?" ucap gadis itu lagi.
Tak ada jawaban.
"Ya! Aku berbicara padamu tahu!" tukas gadis itu seraya memukul pelan tangan lelaki di sampingnya yang tengah memejamkan matanya. Mata lelaki itu terbuka dan menoleh pelan ke arah gadis di sampingnya.
"Menurutmu aku tahu kau harus berpakaian seperti apa?" ucap Jungkook seraya memejamkan matanya kembali.
"Kau ini kenapa, sih? Bukannya senang sahabatmu akhirnya bisa berkencan dengan orang yang di suka, malah bersikap acuh tak acuh seperti itu," ucap gadis itu kembali seraya mengedarkan pandanganya ke arah lelaki di sampingnya yang tengah berbaring di atas rumput.
"Lalu, aku harus memberikan saran seperti apa Hana-ya? Pergi temui Somi Noona saat pulang dari sini. Sekarang, ayo pulang, langit sepertinya akan hujan," ucap Jungkook seraya mengambil tas ranselnya yang tadi diletakan di sampingnya.
Dalam perjalanan menuju halte bus, dua insan ini hanya diam. Tidak ada yang berbicara sepatah kata pun, baik Jungkook maupun Hana. Sampai akhirnya mereka menaiki bus. Sial memang, mereka tak mendapat tempat duduk. Akhirnya, mereka berdua berdiri dan berpegangan pada pegangan yang sama. Hana di depan dan Jungkook di belakang. Sampai ketika bus yang mereka tumpangi berhenti mendadak tanpa sebab, Hana, gadis berambut hitam itu hampir saja jatuh andai Jungkook tidak memegang pinggangnya tadi.
.
.
.
Jung Hana. Gadis yang sudah lama disukai Jungkook. Gadis yang lembut, cantik, baik hati, pintar. Apa yang kurang darinya? Hanya lelaki bodoh yang tidak tertarik padanya. Gadis yang sudah bersahabat lama dengannya sejak kecil.
Lamunan lelaki itu hilang karena seseorang masuk ke kamarnya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
Oh, ternyata itu noona-nya.
"Jungkook-a! Hana akan berkencan denganmu?" ucap Somi seraya duduk di kursi belajar milik adiknya. Jungkook hanya menggeleng pelan dan mengambil posisi duduk. "Lalu? Tadi ia bertanya apa yang harus ia pakai untuk kencanya sekarang. Apa itu bukan denganmu?" Tanya Somi seraya menggeser kursi agar lebih mendekat ke adik laki-laki tersayangnya.
"Dengan Jimin Sunbae," ucap Jungkook.
"Ah ... begitu? Apa ... kau baik-baik saja?" tanya Somi dengan nada khawatir.
Sebelumnya ia pikir Hana akan berkencan dengan adiknya, ternyata bukan. Jungkook hanya mengangguk lemah. Menanggapi adiknya yang patah hati, Somi menepuk pelan kepalanya, "Gwanchanna ..., jika Hana takdirmu, dia pasti tidak akan menjadi milik orang lain. Arra?" ucap Somi.
Tak lama ponsel Jungkook berdering, dan menampilkan nama "Hana" di layar.
"Hmmm?" Lagi-lagi lelaki itu hanya berdeham tatkala Hana memanggil namanya dengan lantang.
"Temani aku, ya?" Terdengar jelas nada memohon di sana.
Jungkook menghela napasnya kasar dan berkata, "Itaewon? Baiklah, temui aku dalam sepuluh menit."
Jungkook menekan tombol merah di ponselnya, lantas beranjak berganti baju.
Sesekali Jungkook melihat ke arah jam yang bertengger manis di tangan kirinya. "Lama sekali," pikirnya. Tak lama, suara gerbang terbuka dari samping. Itu pasti Hana!
Betul saja. Gadis itu mengenakan rok pendek sepanjang lutut bermotif bunga berwarna juga kemeja putih. Sepasang flatshoes dan juga rambut hitam panjangnya yang tergerai menambah kesan imut dan cantik pada dirinya. Jungkook belum bisa mengalihkan pandanganya dari gadis di sampingnya. Dia berani bersumpah, Hana benar-benar sangat cantik!
Saat berada di sekitar Itaewon mereka berpisah. Jungkook lebih memilih membeli jajanan, kemudian dia akan menonton seniman jalanan yang biasa tampil di sekitar jalan sana.
Hana? Tentu saja ia bergegas mencari Jimin.
Air mata Hana tumpah begitu saja. tatkala melihat pemandangan di depanya. Lelaki berambut orange itu tengah berciuman dengan wanita lain. Wanita itu ... adalah Lee Haerin, kapten cheers di sekolahnya.
"Jimin Su-sunbae?" Terdengar bergetar dari nada bicara gadis ini. Lelaki yang disukainya berciuman dengan wanita di hadapanya. Sesegera mungkin, Hana pergi berlari, tak peduli orang-orang memandangnya seperti apa.
BRUUK!!!
Ia menabrak seseorang. Lantas, ia langsung membungkuk dan meminta maaf.
"Hana?" ucap orang itu. Saat Hana mengangkat wajahnya, ternyata itu Jungkook. Lantas, Hana langsung memeluknya detik itu juga. "Hana-ya? Kau tak apa? Apa yang terjadi?" tanya Jungkook seraya mengelus pelan punggung Hana yang masih memeluknya.
Jungkook membawa Hana di taman yang berada di sana. Kondisi taman sangat sepi. Hana masih terisak dalam pelukan Jungkook. Sesekali Jungkook meringis melihat gadisnya yang tak berhenti menangis.
"Gwanchana, Hana-ya. Ada aku di sini," ucap Jungkook seraya mengusap kembali kepala gadis itu.
"Aku ... menyukai Jimin Sunbae, Jungkook-a. Aku tak tahu harus berbuat seperti apa," ucap Hana seraya melepaskan pelukan Jungkook.
"Aku tahu perasaanmu," ucap Jungkook seraya menatap lurus ke arah depan. "Karena aku mengalaminya," lanjut Jungkook dalam hati.
"Oh! Hujan!" pekik mereka berdua. Jungkook melepas jaketnya dan menyampirkanya di pundak Hana.
"Pakailah dan tutupi kepalamu," ucap Jungkook seraya berjalan ke arah hujan. Hana masih mematung di tempat semula. Bulir-bulir hujan mulai membasahi baju gadis itu, lantas ia langsung berlari ke arah Jungkook.
"Jungkook-a! Kau ingat? Kita dulu sering sekali bermain di tengah hujan seperti ini," ucap Hana seraya memainkan air yang menetes di kedua telapak tanganya. Senja tak terlihat karena hujan. Sekitar taman di sini sepi hanya ada Jungkook dan Hana.
"Tentu saja aku ingat. Sering sekali Somi Noona memarahi kau dan aku. Benar, 'kan?" ujar Jungkook seraya tertawa kecil. Hana hanya mengangguk.
**
"Hana! Hana-ya! Hana ... dul ... set! Hanaaaaaa," ucap seorang laki-laki seraya mengetuk pelan pintu rumah besar yang ada di hadapanya.
"Kau berisik!" Tiba-tiba seseorang membuka pintu tersebut. Benar saja, itu Hana.
"Ayo! nanti kita terlambat," ajak lelaki itu.
"Jungkook-a. kau belum sarapan, 'kan? Makan ini. Aku baik, 'kan?" ucap Hana, lalu menggigit roti yang ada di tanganya setelah memberikan satu potong roti ke tangan lelaki di hadapanya. Jungkook tersenyum kecil.
"Kau memang baik dan cantik," Jungkook hanya bergumam kecil.
Jungkook dan Hana saling melempar candaan dalam perjalanan menuju sekolah. Sejujurnya, mereka sangat merindukan saat-saat seperti ini. Saat mereka bisa tertawa bahagia, melepas candaan, dan juga saling melempar senyum.
"Hana-ya, sudah lama kau tidak meminta gendong kepadaku? Kekeke mau kugendong?" tawar Jungkook seraya melahap sisa-sisa terakhir rotinya. Hana mengangguk, lantas lelaki itu langsung berjongkok di depan gadis itu.
"Hahaha! Ya! Pelan-pelan. Nanti aku jatuh tahu," ucap Hana dengan tertawa saat melihat Jungkook yang menggendongnya dan berlari kecil.
.
"Hana! Temui aku saat istirahat nanti. Arra?" ucap Jungkook seraya berlari ke arah kelasnya yang terletak di ujung lorong. Diam-diam, Hana melengkungkan kedua ujung bibirnya membentuk senyuman dengan dimple yang berada di sisi kanan pipnya.
Hana memasukan buku-buku yang tadi berserakan di mejanya. Beberapa saat lalu pelajaran fisika. Karena itu, banyak sekali coretan kertas yang berserakan di mejanya.
"Hana! Jimin Sunbae ingin bertemu denganmu," ucap salah satu temannya seraya menghampiri Hana yang masih memasukan buku ke dalam tasnya. Kening gadis itu berkerut, hening sejenak. Kemudian, matanya menangkap seseorang berambut orange yang tengah berdiri di depan pintu kelasnya.
Hana melangkahkan kakinya berat menuju lelaki yang bersandar pada tembok di dekat pintu kelasnya. "Ada apa, Sunbae?" tanya Hana. Lelaki di depanya menoleh dan tersenyum. Senyuman yang membuat hati Hana luluh, walaupun sudah disakiti oleh lelaki di depanya.
"Ikut aku ke atap," pinta Jimin seraya menggenggam lembut tangan gadis di hadapanya.
Hana dan Jimin sudah berada di atap berdua. Jimin menjelaskan bahwa kejadian kemarin adalah di luar dugaanya. Haerin sendiri yang menciumnya. Hana tersenyum. Entah kenapa, hati kecil Hana malah memaafkan lelaki di depanya ini. Cinta memang seperti itu, bukan? Tak lama balon-balon berterbangan. Hana ingin sekali menangis, tentunya menangis bahagia. Gadis itu memeluk Jimin.
Di sisi lain, Jungkook kebingungan mencari sahabatnya itu. Sudah lama ia menunggu di kantin. Padahal, ia sudah membeli roti kesukaan Hana. Namun, hasilnya nihil. Hana tak kunjung datang. Akhirnya, ia memutuskan untuk ke kelas Hana.
"Sou! Kau tahu Hana di mana?" tanya Jungkook seraya mendekat ke arah gadis yang berambut cokelat itu.
"Hana? Ah, dia tadi bersama Jimin Sunbae. Sepertinya mereka ke atap," jawab gadis itu sambil memerhatikan Jungkook.
"Baiklah, gomawo, Sou," ucap Jungkook dibalas dengan senyuman Sou.
Jungkook, lelaki itu melangkahkan kakinya ke arah atap sekolah, takut Hana akan kembali disakiti Jimin Sunbae. Ia mengendap-endap menuju atas, takut ketahuan kedua orang itu. Saat ia membuka pintu di atap itu, Jungkook terpaku melihat Hana sedang berpelukan dengan Jimin Sunbae. Diam-diam Jungkook memegang dadanya, seperti ada ribuan panah yang menusuk dirinya. Gadis yang dicintainya berpelukan dengan pria lain.
"Aku belum bisa mengatakan kepadamu bahwa aku mencintaimu. Jadi dari kejauhan, di belakangmu, aku tersenyum." Jungkook tersenyum masam setelah mengatakan kata-kata tadi.
Pikirannya terpecah belah. Seharusnya dia bahagia melihat Hana tersenyum bersama orang yang dia cintai. Di sisi lain, hatinya begitu sakit menerima kenyataan pahit ini.
*
Jungkook melipat kedua tanganya di dada. Ia sedang menunggu Hana yang masih ada di kelas. Sesekali lelaki itu melirik ke arah jam tangan yang bertengger manis di tangan kirinya.
"Jungkook-a! Kau pulang duluan saja, ya? Aku pulang bersama Jimin Sunbae. Oh, iya, dia mengajaku kencan lagi hari ini!" ucap Hana seraya mendekat ke arah lelaki bersurai hitam itu.
Jungkook tersenyum pahit. "Benarkah? Have fun! Oh, ya, hati-hati, Hana-ya. Aku pulang dulu," ucap Jungkook seraya mengusap puncak kepala Hana dan mulai pergi meninggalkan gadis yang tak henti-hentinya tersenyum bahagia.
Hana berjalan dengan Jimin. Jimin menggenggam tangan gadis itu. Sang gadis hanya tersenyum bahagia. "Hana, kau tahu? Kau sangat cantik hari ini," ucap Jimin seraya memegang rambut hitam Hana yang di biarkan terurai.
"Begitukah? Terima kasih, Sunbae" ucap Hana mengulas senyum manis di kedua pipinya.
Malam ini, Hana sangat bahagia. Dia akan berkencan kembali dengan Jimin. Orang yang dicintainya. Jimin berjanji dia akan membuat Hana tersenyum seperti ini setiap harinya.
Hana berjalan menuju café yang di janjikan oleh Jimin. Tak henti-hentinya gadis itu mengulas senyum. Saat memasuki café, Hana sedikit menghela napasnya. Ia sangat gugup sekarang. Ia takut penampilanya mengecewakan Jimin. Setelah mencari Jimin, akhirnya ia menemukan lelaki berambut orange itu sedang bersama teman-temannya. Sesekali Jimin tertawa.
Hana mendekat ke arah Jimin dan teman-temanya. Hening sejenak. Kemudian, mereka kembali tertawa termasuk Jimin. Hana hanya mengerutkan keningnya. Ia tak mengerti sekarang.
"Lihat! Dia benar-benar datang, 'kan? Haha," ucap Jimin seraya mengambil sebuah kunci yang ada di tangan temannya yang berada di sampingnya. Hana lagi-lagi tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.
"Bodoh sekali kau. Kau dijadikan bahan taruhan oleh Jimin dan teman-temannya!" ucap wanita yang tiba-tiba muncul dari belakang. Oh! Itu Haerin.
Hana mematung. Di dalam hatinya, ia bertanya-tanya, "Benarkah seperti itu?"
"Su-sunbae, apa itu benar?" tanya Hana seraya memerhatikan Jimin yang masih tertawa bersama teman-temannya. Jimin terdiam sejenak.
"Tentu saja! Kau pikir aku suka kepadamu? Heol, sadarlah!" ucap Jimin, kembali tertawa.
"Kau ... kau ... memang tidak punya hati, Sunbae!" ucap Hana seraya berbalik arah, kemudian air mata tumpah begitu saja di kedua pipinya.
"Geurae! Aku tidak punya hati, tapi aku punya Haerin," ucap Jimin seraya menarik Haerin ke dalam pangkuannya.
Hana terus-terusan menangis. Dia memang bodoh. Mengapa ia menyukai orang brengsek seperti Jimin?
Hana mematung di depan rumahnya. Ia takut jika masuk, Eomma-nya akan bertanya. Akhirnya ia memeluk kedua lututnya, kemudian menangis di depan rumahnya. Sampai akhirnya, seseorang menghampirinya.
"Hana? Hana-ya? Kau ... menangis?"
Hana mengangkat wajahnya. Itu Jungkook. Hana langsung memeluk lelaki itu dan kembali terisak di dada Jungkook.
.
.
Jungkook menghentakkan kakinya di lantai rumahnya. Noona-nya menyuruhnya untuk membuang sampah di depan rumahnya. Menyebalkan! Saat lelaki itu mulai menapakan kakinya di jalanan, matanya tertuju pada gadis yang tengah memeluk kedua lututnya dan menangis terisak. Jungkook mendekati gadis itu. Ia tahu betul itu pasti Hana.
"Hana? Hana-ya? Kau ... menangis?"
Benar saja itu Hana. Secepat kilat, Hana memeluk Jungkook dan kembali terisak di dada Jungkook.
Akhirnya, Jungkook membawa Hana untuk duduk di taman dekat rumah mereka. Hana masih memeluk Jungkook. Tak henti-hentinya Jungkook mengelus puncak kepala gadis itu. Dengan sabar, Jungkook menunggu waktu agar Hana mau menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
"Jimin Sunbae mempermainkan aku, Jungkook-a," ucap Hana di sela-sela isakanya.
"Apa maksudmu, Hana-ya?"
"Jimin Sunbae menjadikan aku barang taruhan bersama teman-temanya," sahut Hana.
Jungkook meringis melihat gadis yang dicintainya menangis karena lelaki itu. "Sudahlah, Hana. Kau masih mempunyai aku, 'kan? Uljima."
"Jungkook-a, terima kasih kau selalu ada buatku," ucap Hana menatap Jungkook lekat.
Lelaki itu tersenyum. "Itu memang gunanya sahabat, 'kan? Selalu ada payung untukmu kembali, Hana-ya. Aku di sini," ucap Jungkook seraya membelai rambut Hana, kemudian mencium keningnya.
Jungkook meringis. Di hatinya, ia ingin sekali berkata bahwa ia mencintai Hana. Namun, ia tidak mau egois, ia takut Hana akan marah kepadanya. Jungkook juga berpikir, mungkin suatu saat nanti Hana akan melihatnya bukan sebagai sahabat, tetapi sebagai seseorang pria yang tidak hanya menyayangi Hana, tetapi juga menjaga dan mencintai Hana seumur hidupnya.
---
Screw : Jjkjjkjkjkjkk
Editor : anditia_nurul
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top