MAGICAL CANVAS (Vignette)

White
.

.

.

***

Jungkook Pov

Hari ini terasa sepi di rumahku. Oh ya, kenalkan namaku Jeon Jungkook. Rumah ini dahulunya tidak sepi, banyak anak kecil yang main ke sini. Namun, semenjak kakek meninggal dua minggu yang lalu, anak-anak itu tidak mengunjungi rumah ini lagi.

Kakek mengurusku sejak aku berumur tujuh tahun. Orangtuaku? Mereka lebih mementingkan pekerjaannya dan uang ketimbang anaknya sendiri. Mereka menitipkanku kepada kakek dan langsung pergi keluar negeri untuk bekerja. Alasannya sederhana, agar mereka bisa membuatku bahagia dengan uang-uang yang mereka hasilkan. Padahal, aku lebih membutuhkan kasih sayang daripada harta mereka.

Kakek meninggal dua minggu lalu karena serangan jantung. Kakek adalah seorang dokter anak yang setiap hari membuka praktek di rumah. Dahulu, ia sering mengajariku tentang ilmu kedokteran juga tentang seni, tapi sekarang ia sudah tidak bisa lagi mengajariku.

Sekarang aku tinggal bersama orangtuaku. Ya, mereka sudah tinggal lagi bersamaku. Namun tetap saja mereka berangkat pagi sebelum aku bangun dan pulang malam saat aku tertidur.

"Hah ... sekarang aku harus melakukan apa?"

"Aish! Mengapa aku melupakan itu?! Bukankah kakek memberiku sebuah kanvas? Lebih baik aku melukis saja."

Aku mencari kanvas itu dan menemukannya di tumpukan barang yang ada di gudang. Aku memutuskan melukis di halaman luar.

***

Satu jam kemudian ...

"Hah ... akhirnya selesai juga lukisanku." Aku menatap hasil karyaku.

Aku melukis ulzzang perempuan yang memiliki rambut coklat panjang. Aku akan menggantungnya di ruang belajarku.

***

Kim Hani Pov

Aku membuka mata, samar-samar aku melihat sebuah ruangan yang bernuansa putih penuh dengan buku-buku. Aku di mana sekarang? Itu adalah pertanyaanku daritadi.

"Hyung nanti kalian jadi 'kan main ke rumah?" Tanya seorang pria yang sedang menelepon.

"Ya suda--" kata-katanya terpotong dan ia menjatuhkan Hp saat bola matanya menatapku.

"K-kau s-siapa?!" Tanyanya gemetar saat melihatku.

"Hi! Namaku Kim Hani. Aku yeoja yang kau lukis tadi."

"E-eoh? N-namaku Jeon Jungkook." Jawabnya. Tiba-tiba ada suara bel yang berbunyi dari bawah.

"Bagaimana ini? Teman-temanku sudah datang."

***

Jungkook Pov

"Kookie! Kami datang!" Teriak teman-temanku. Aigoo, aku lupa mengunci pintu rumah.

Cklek!

Pintu ruang belajarku terbuka dan muncul lah mereka. "Kookie, siapa dia? Apa mungkin ..." tanya Jimin hyung dengan sindiran mesumnya.

"I-itu ... Hyung dia ... dia kerabat jauhku. Ya kerabat jauh hahaha ..." Jawabku gugup sambil menggaruk kepala.

"Aku masih tidak percaya." Ungkap Jimin hyung.

"Sudahlah. Namamu siapa? Kenalkan kami berenam teman Jungkook." Kata Rapmon hyung. Hah ... aku lega. Untung saja ada Rapmon hyung, kalau tidak matilah aku.

"Hai! Namaku Kim Hani, salam kenal." Jawabnya sambil tersenyum.

"Kenalkan namaku Namjoon tapi kau bisa memanggilku Rapmon. Yang ini Jin, di sebelah Jin ada J-hope, sebelahnya lagi Suga, V dan Jimin."

"Ne ... senang bertemu kalian." Kata Hani.

"Awas kau Jungkook sampai menyakiti hati sepupuku!" Kata Jimin hyung. Oh ya! Aku hampir melupakan pacarku, Park Nami adik sepupu Jimin.

"Ne Hyung, ayo kita pergi." Ajakku kepada mereka.

"Let's go! Bye Hani." Kata mereka semua.

"Aku harus bicara padamu nanti sore." Ujarku kepada Hani. Astaga! Banyak sekali masalahku belakangan ini.

***

Author Pov

Anggota BTS sedang duduk di sebuah lapangan basket tempat mereka biasa berkumpul.

"Kook-ah, aku baru tau kalau kau punya saudara jauh," kata V.

"Hm ... begitulah. Hahaha ..."

"Dasar kau aneh!" Cibir Jimin.

"Hyung bagaimana kabar Nami?" Tanya Jungkook untuk mengganti topik pembicaraan.

"Dia baik-baik saja, tapi dia bermimpi akan dibunuh. Jadi, sekarang dia masih takut." Jawab Jimin.

"Benarkah?! Pantas dia jarang menghubungiku." Kata Jungkook dengan nada khawatir.

***
[Di rumah keluarga Jeon]

"Kenapa sampai sekarang hatiku berdegup kencang? Apa karena namja itu?" Gadis itu bermonolog.

"Apa dia sudah punya pacar? Mengapa aku jadi begini? Lebih baik aku berkeliling saja." Ucapnya lagi.

"Whoa! Taman di sini bagus sekali!" Kagumnya.

"Di sana ada kelinci, imut sekali." Dia tersenyum senang sembari mengelus-elus kepala kelinci tadi.

"Sudah puas melihat kelinci-kelinciku Nona Kim?" Tanya laki-laki yang berada tepat di belakangnya.

"Ne! Wah! Jungkook-ssi tamanmu benar-benar indah!"

"Aku ingin bertanya, mengapa kau bisa hidup? Padahal aku hanya melukismu tanpa memberikan sihir apapun." Tanyanya panjang lebar.

"Kanvas yang diberikan oleh kakekmu adalah kanvas ajaib. Jadi kalau kau mau melukis apapun di kanvas itu, semuanya akan menjadi nyata." Jungkook sedikit terkejut.

"Eh? Benarkan?" Hani mengangguk.

"Oh ya, jangan memanggilku dengan embel-embel ssi. Panggil saja Jungkook atau oppa."

"Boleh? Kalau begitu aku akan memanggilmu Jungkook oppa!" Jawab hani dengan senang.

"Yasudah. Aku akan ke dalam. Kau masih ingin terus di luar?" Tanya Jungkook.

"Aniya, aku ingin masuk untuk menyiapkan makan malam."

***

Jungkook Pov

"Coba dia adalah manusia sungguhan, pasti aku akan menyukainya." Batinku.

"Hai oppa! Kenapa daritadi melamun?" Tanya Hani sambil melambai-lambaikan tanganya ke depan wajahku.

"Haha tidak apa-apa kok."

"Bagaimana rasa masakanku? Enak 'kan?" Tanya Hani dengan puppy eyes-nya yang menghadap ke arahku.

"Eumm ... bagaimana ya? Ini kurang sesuatu."

"Kurang apa oppa? Pasti masakanku kurang enak ya?"

"Ini kurang banyak hahaha." Candaku. Aku tertawa karena berhasil mengerjai Hani. Kulihat ia mempoutkan bibirnya lucu.

"Yak! Oppa kalau menilai itu yang benar dong!" Protesnya dengan kesal.

"Haha mian ... mian," kataku sambil mencubit pipinya sekilas dan langsung kabur ke kamarku.

"YAK! OPPA!"

***

Beberapa hari kemudian masih sama. Aku dan Hani bersenda gurau, memasak bersama dan melakukan hal-hal lainnya bersama. Hah ... andai saja dia benar-benar manusia.

"Oppa kajja! Kita akan terlambat." Ujarnya. Oh ya! Hari ini aku berencana untuk pergi berlibur ke Busan bersama Hani, tapi tiba-tiba ...

Kringgg!

Aku melihat layar handphone menampilkan nama yeoja yang sudah lama tak kutemui. Ya, yeoja itu Park Nami.

"Yeoboseyo Nami-ah!" Jawabku gembira.

"Oppa! Akhirnya aku bisa menghubungimu." Jawabnya dari seberang sana.

"Mengapa tumben meneleponku?"

"Oppa ayo jalan-jalan!"

"Eh?!"

Astaga! Aku harus bagaimana? Aku sudah janji pada Hani untuk ke Busan hari ini, tapi di sisi lain aku mau bertemu Nami. Apa yang harus aku lakukan?

"Tidak bisa ya? Yasudah kalau begitu. Aku tut--"

"Tidak. Aku bisa. Sekarang aku jemput kamu ya." Aku tutup teleponku.

"Hani-ah maaf aku tidak bisa pergi. Pacarku sudah menunggu."

"Ya sudah kalau begitu. Annyeong." Kata Hani kecewa dan masuk ke dalam rumah dengan menunduk.

***

Kim Hani Pov

Oh, ternyata Jungkook sudah punya pacar? Hah ... mengganggu saja. Apa yang harus aku lakukan sekarang?

"Aku ikuti saja mereka!" Kataku.

Aku langsung mengambil tas dan mencari keberadaan Jungkook dengan menyayat tanganku sendiri.
Setelah tau di mana keberadaan Jungkook, aku langsung menuju tempat itu menggunakan bus umum.

Tiga puluh menit kemudian~

"Dimana Jungkook oppa?"

Aku menoleh ke semua arah. Mataku menangkap Jungkook oppa sedang merangkul yeoja sambil tertawa bahagia.

"Oh! Itu yang namanya Nami? Huh! Lihat saja kau akan habis nanti!" Kataku sambil menyeringai.

***

Park Nami Pov

Aku sedang duduk di salah satu meja cafe bersama Jungkook. "Oppa aku ke toilet sebentar ya," ucapku dan langsung pergi ke toilet.

Sesampainya di toilet, aku membasuh wajah di wastafel namun tiba-tiba ...

"AHHHHHH OPPA!"

***

Jungkook Pov

Aku mendengar teriakan Nami. Mataku membelalak lantas berlari menuju toilet. Orang-orang juga banyak yang terkejut lalu berlari mengikutiku.

"Nami-ah!" Aku mencoba membuka pintu toilet itu.

"Sial! Pintu ini dikunci!"

Akhirnya aku mencoba mendobrak pintu itu dibantu oleh karyawan-karyawan disana. Saat aku sudah berhasil mendobrak pintu, aku melihat Nami sudah penuh dengan darah serta pisau yang masih tertancap di bagian perutnya.

"Nami-ah!"

Reflek aku berlari ke arahnya. Aku menangis. Nami sudah tidak bernapas lagi. Gadis itu terbunuh. Dia pergi meninggalkanku.

***

Kim Hani Pov

Setelah membunuh Nami aku langsung terperangkap di lukisan ini. Aku tidak mengerti, mengapa aku bisa terperangkap? Ck! Aku akan mengutuk semua orang yang memiliki lukisan ini.

Aku bersumpah! Tidak satu pun dari mereka akan memiliki pasangan!


THE END

Screenwriter : KimNami_
Editor : Rilamickey
Covered : KimNami_

A/n : Maaf kalau ff ini gaje, tapi semoga kalian suka dengan ff ini. Gomawo~ :)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top