EVENT RUMAH_Lost
Screenwriter: reyflosta // Casts: BTS & Lee Seena (OC)
***
Namaku Lee Seena, kali ini aku akan menceritakan kepada kalian semua tentang pengalamanku yang menakjubkan, nyata terjadi dan aku ingin kalian merasakan sensasinya juga. Baca baik-baik ya...
Siang itu, seperti biasa aku berada di balik meja kerjaku. Lima bulan sudah aku duduk di sini berharap diberi kepercayaan untuk mengerjakan ideku di stasiun tv ini. Namun, sampai detik ini, aku hanya dapat membantu dengan menjadi supir mereka. Kenapa hampir semua ideku tidak diterima, sementara aku bekerja di bagian tim kreatif sesuai cita-citaku? Aku terus bertanya dalam hati setiap ada kesempatan, apakah sebenarnya aku tidak cocok bekerja di sini? Hingga Kang PD datang sendiri untuk mencariku.
"Lee Seena-ssi. Bisakah besok kau ikut kami mengerjakan IN MY CAMP?"
"IN... MY CAMP?"
"Ya... acara reality show yang menampilkan kegiatan camping artis secara privat. Penulis Kim bilang, awalnya itu idemu?"
"Jinjja IN MY CAMP? Ah, baiklah PD-nim. Saya bersedia."
"Call." Kang PD-nim pun pergi. Menyisakan aku yang setengah tersadar. Perlahan kebahagiaan berpendar di udara dan memenuhi setiap rongga paru-paruku.
*
"Noonim, apa kau mau gimbab buatan Taehyung Eommoni," tawar Namjoon yang duduk di depanku. Aku sendiri tengah berada di tempat duduk paling belakang sebuah mobil SUV putih yang dikendarai Jimin dan Suga berada di sampingnya.
"Ah, Gamsahamnida," ujarku sambil mengambil satu buah gimbab yang disuguhkan Namjoon dan buru-buru memasukkannya ke mulut. Wah, enak juga.
Kamera indoor car depan kemudi kembali berbunyi, pertanda kamera mulai aktif merekam, dan saat itu terjadi, aku bersembunyi lagi di balik tempat duduk Namjoon dan berusaha untuk tidak terlihat. Posisi yang sangat sulit, tapi itu harus dilakukan agar tidak terlihat mencolok pada acara nanti.
Kami melakukan perjalanan sesuai arahan dari walkie talkie tim. Butuh waktu sekitar empat jam untuk sampai di tempat tujuan. Langit yang cerah berubah mendung. Musim panas kali ini diliputi cuaca yang kurang menentu, terlihat titik-titik air mulai menyerbu permukaan kaca mobil. Rasanya begitu nyaman untuk terlelap, jika saja posisiku tidak sesulit ini. Kulihat sekilas semua telah tertidur dengan cepat kecuali sang supir, Jimin ditemani kamera di depannya yang sering merekam perjalanan ini.
Petir tiba-tiba menyambar begitu dekat. Terasa ikut menyambar jantungku. Namun, tak ada seorangpun dari Namjoon dan Suga yang terbangun.
"Apa semua telah tertidur? Hahaha...." Terdengar suara berat dari walkie talkie yang menanyakan keadaan para member sambil tertawa renyah. Jimin terdengar tidak menanggapi, dia sepertinya fokus menyetir.
Jalan yang kami lalui menyempit. Signal ponsel hilang.
"GPS not connecting." Mesin GPS kehilangan sinyal. Aku tidak benar-benar tertidur, hanya menutup mataku dan mulai mendengar Jimin yang panik. Sambil menyetir, dia mulai menggapai walkie talkie di tangan Suga dan meminta bantuan,
"Aigoo... Jogiyo? Adakah yang mendengar. GPS mati."
"Ikuti aku saja," balas suara berat Taehyung. Namun setelah itu, walkie talkie tidak dapat berfungsi. Sampai akhirnya aku tidak dapat menyadari apapun karena rasa kantuk benar-benar menggelayuti sepasang kelopak mataku.
*
Aku terbangun dan mendapati suasana terasa sepi. Begitu indah dan hening, di sekitar hutan dan sungai yang luas. Tempat persis sama seperti arahan Kang PD dan episode sebelumnya yang sempat kutonton kemarin, tapi kali ini tidak ada mobil lain selain member. Semua mulai terbangun dan telah menemukan energi kembali.
"Ini menyenangkan setiap saat." Jimin mengawali percakapan setelah mengetahui para member telah terbangun. Dia sudah terdengar tenang.
"Sangat bagus suasana di sini," ujar Suga setelah puas melempar pandang ke depan mobil," Wah, bunga-bunga telah mekar saat kita pergi," sambungnya.
"Terima Kasih Jimin, telah mengemudi dengan baik." Namjoon menyampaikan ketulusannya berterima kasih.
"Sama-sama, Hyung," balas Jimin.
Kami semua mengambil koper, tas dan membawa masuk ke penginapan. Jimin dan Taehyung membawa di rumah Upper. Suga membawa ke mobil camp yang terparkir di depan rumah Upper. Namjoon, J-Hope dan Jin membawa ke rumah utama dan Jungkook membawa kopernya ke rumah apung yang terletak di atas sungai, depan rumah utama.
"Aku tidak melihat satu pun kamera di rumah apung. Ternyata di rumah utama juga," ujar Jungkook terlihat tersenyum lebar.
"Rumah Upper juga." Jimin pun menanggapi.
"Mobil camp juga." Suga menambahi.
"Tidak ada satu pun kru acara di sini!" teriak Taehyung girang setelah mengamati sekitar.
Hai, aku sebesar ini, apakah para member Tan ini tidak menganggap keberadaanku ada? Member Tan nampak bahagia karena menyadari tidak ada satu pun kamera meliput, juga kru lain selainku. Ini membuat mereka bisa benar-benar bebas melakukan apa yang mereka inginkan.
Ada apa dengan mereka?
Mengapa tidak ada seorang pun kru lain?
Kemana Kang PD-nim?
Mengapa aku sendiri?
Siapa aku?
Baiklah, setelah kesadaranku kembali, aku cukup terkejut dengan perilaku mereka mengingat saat ini aku adalah kamera hidup bagi mereka. Mereka tidak peduli dan tampak sangat santai menjalani hidup. Dari sinilah aku tahu member Tan begitu aneh. Mereka terlalu alami dan tanpa ada satu pun rasa tertekan.
*
"Kajja!"
Pagi hari yang tenang, burung berkicau membuat suasana semakin ceria. Member Tan sepakat untuk jogging di sekitar penginapan. Ketujuh orang laki-laki itu telah bersiap membawa perbekalan secukupnya, dan mulai berjalan beriringan di jalan setapak samping penginapan. Aku pun turut serta, karena aku harus menjaga mereka agar tidak melakukan tindakan nekat yang mengancam keselamatan, semacam alarm aman.
"Lihat Gunung Es!" teriak J-Hope. Member lain yang dari tadi membantu RM mencari serangga di sekitar jalan otomatis mendongak dan terlihat jelas di depan sana, pegunungan es berbaris indah menyapa penglihatan kami. Padahal kami belum jauh melangkah meninggalkan penginapan. Jika dipikirkan lagi, bukankah seharusnya pegunungan es itu terlihat saat melihat belakang penginapan? Aku ingat jelas bukit belakang penginapan berwarna hijau kemarin.
"Daebak! Tidak mungkin," ujarku sambil menutup mulutku. Taehyung yang berdiri di sampingku kemudian tersenyum dan menyusul langkah J-Hope yang berada di depan.
"Indahnya... Luar biasa!"
"Bolehkah aku menginap satu bulan saja di sini?" tanya Jin dengan takjub memandangnya. Mereka seperti terhanyut pada suasana ini, hingga mereka tidak menyadari telah melangkah mendekat dan berada di pinggir jurang.
"Uwow!" teriak Suga hampir terpeleset. RM segera memegangi lengan Suga dan menariknya ke tempat yang aman.
"Grrrr grrrr..."
Belum sempat reda rasa tegang akibat hampir kehilangan Suga. Terdengar suara aneh sehingga membuatku menengok ke belakang.
"Aaaaaa... harimau!" teriakku. Semua menengok ke arahku di belakang dan Harimau besar menyapa kami. Benar-benar besar dengan mulut terbuka. Taringnya sangat panjang dan runcing. Kami panik dan merapat ke jurang. Taehyung segera menggapai akar gantung dan meluncur bagai Tarzan menuju ke bukit seberang. Kejadian itu begitu cepat dan menegangkan. Aku pun tidak sempat menarik napas panjang. Satu persatu dari kami menyusul Taehyung dan melemparkan diri ke bukit seberang.
Di bukit seberang terdapat rumput hijau luas terbentang tidak berujung yang membius mata kami. Di sekitarnya, terdapat danau yang teramat jernih hingga terlihat seperti kaca. Sesaat kami tertegun. Nyatakah ini?
"Aku ingin minum." Jimin menghanpiri permukaan danau dan meminumnya, "Wah... segar. Minumlah, Hyung," ajaknya pada J-Hope.
Aku mengikutinya meminum, rasanya air itu seperti mengalir menembus tenggorokan dan sampai ke perut. Nah, ini terasa nyata.
Beberapa dari mereka berlomba untuk melempar batu. Keadaan ini terasa seperti mimpi. Apa ini Lucid dream? Siapa yang memiliki mimpi ini?
"Ah, aku ingin berkemah di sini seminggu penuh," ucap Jungkook yang disetujui oleh semua.
"Aku merasa di sini, kita tidak perlu dikejar dateline dan merasa tenang." Namjoon mengeluarkan pemikirannya.
"Yorobun, aku tahu hidup ini begitu melelahkan. Di sini, kalian tidak perlu mendengarkan apa kata orang dan menemukan ketenangan. Kita memang berencana untuk santai sejenak. Namun, terlalu lama di sini akan membuat kita lalai dan kelalaian kita akan merenggut keberadaan kita di dunia dan selamanya akan terhisap di sini. Ayo kita pulang!" teriakku.
Mereka mulai mempercayai sedikit demi sedikit kata-kataku dan perlahan langit menggelap. Angin yang mengandung uap air menyapu wajah kami hingga saat kubuka mataku, kami kembali. Kami masih berada di dalam mobil yang berhenti di samping penginapan, saat matahari hampir terbenam. Para kru terlihat bernapas lega. Beberapa dari mereka menggenggam air minum yang mungkin sengaja mereka cipratkan kepada kami. Semua mulai berpandangan, hanya salah satu member Tan yang terpikirkan olehku. Dia yang tadi mengedipkan mata.
Kim Taehyung.
Pemilik Lucid dream*.
Mungkinkah ada pengaruh dari gimbab-nya?
End
Note:
* Lucid Dream: Mimpi sadar yaitu mimpi ketika seseorang sadar bahwa ia sedang bermimpi. Si pemimpi mampu berpartisipasi secara aktif dan mengubah pengalaman imajinasi dalam dunia mimpinya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top