MY REGRET (Oneshoot)

Blackwhite
.
.
.
Tak perduli seberapa banyak rintik hujan yang mengenaiku ini.
Tak perduli dengan tubuh yang sudah membeku ini. Satu tekadku. Apapun yang terjadi, aku akan tetap menunggumu disini sampai kapan pun. Aku benar-benar menyesal, ku mohon kembali lah.
-Oh Sehun.-

Tidak! Sekali tidak tetap tidak! Aku memang tak pantas untukmu. Sebagaimana kalimat yang pernah kau ucapkan padaku tempo lalu. Kita memang tak ditakdirkan untuk bersama. Jadi, biarkan aku pergi dan tenang disana.
-Kim Hyera-
.

.

Terlihat sosok kecil tengah sibuk dengan aktivitasnya sendiri. Manik matanya tak pernah lepas menatap ruangan penuh cermin itu. Sepertinya Ia tengah mengamati seseorang. Gerakan demi gerakkan liukan badan pun menambah kecintaan gadis itu terhadap pemuda yang kini tengah bergerak aktif diiringi dengan sebuah musik. Yeah, namja itu sedang berlatih dance. Aktivitas gadis itu terpaksa terhenti oleh sebuah tepukkan tiba-tiba di bahunya.

"Kim Hyera!" Sosok itu berbalik menatap siapa yang telah menggangu aktivitasnya ini. Dan ternyata, orang itu adalah Kim Taehyung sahabat, sekaligus orang yang menyimpan sebuah perasaan terhadapnya.

"Yak Kim Taehyung! Kau membuatku terkejut saja!" Bukannya minta maaf, pemuda yang dikenal dengan sebutan alien itu malah tersenyum lebar.

"Kau sedang apa?"

"Ani. Tidak ada. "Karena merasa perkataan Hyera tak sesuai dengan kebenarannya, Taehyung pun mengikuti arah pandangan Hyera. Dan haph! Kepala namja itu mulai memanas sampai ke ubun-ubun ketika menemukan Oh Sehun sebagai sosok yang dari tadi Hyera perhatikan.

"Yak Kim Hyera! "Hyera tidak merespon Taehyung sama sekali. Merasa di acuhkan, Taehyung pun memukul meja dengan keras. Usahanya pun membuahkan hasil. Hyera sudah berbalik dan menatapnya.

"Wae?" Hyera mengerutkan dahi nya sambil menunggu jawaban dari Taehyung sahabatnya itu.

"Kau masih menyukainya?" Akhirnya pertanyaan itu terlontar juga. Dan tak dapat di pungkiri bahwa Hyera menunduk pelan dan Taehyung melihat itu. Taehyung mengerang frustasi. Gadis ini benar-benar keras kepala. Apakah siksaan yang selama ini diberikan oleh Sehun masih belum cukup dimata Hyera?
Kau masih menyukainya? Akhirnya pertanyaan itu terlontar juga. Tidak menjawab, Hyera justru menunduk pelan. Dan Taehyung menyadari itu. Namja itu, Kim Taehyung mengerang frustasi. Gadis ini benar-benar keras kepala. Apakah siksaan yang selama ini diberikan oleh sehun belum cukup membuat gadis itu menyerah akan perasaannya?

"Hentikan Kim Hyera! Kau menyiksa dirimu sendiri. Tidak kah kau mengingat atas apa yang selama ini dilakukan Oh Sehun padamu? Berhentilah untuk bersikap bodoh, Hyera! Aku tidak menyukaimu yang seperti ini. Dan apakah kau masih bertahan tinggal dirumah neraka itu?" Taehyung benar-benar tidak habis pikir dengan sahabatnya itu. Berulang-ulang kali Sehun menyakitinya secara fisik maupun batin, namun gadis ini tetap saja keras kepala untuk menyukai namja itu.

Hyera terdiam barang sebentar. Apa yang dikatakan oleh Taehyung memang benar. Ia terlalu bodoh untuk menanti seorang bad boy seperti Sehun. Namun sayangnya, perasaannya tak bisa diajak kompromi. Semakin ia mencoba untuk melupakan Oh Sehun, semakin memupuk pula perasaan bodohnya itu terhadap sosok kejam itu. Ya, Oh Sehun memanglah namja yang kejam. Perbudakkan yang selama ini dilakukan Sehun padanya masih belum cukup untuk membuktikan bahwa ia memang tak pantas untuk Sehun. Soal rumah, namun apa boleh buat hanya itulah jalan satu-satunya.

Flashback one years ago ~

Terdengar suatu kegaduhan yang cukup besar di sebuah rumah. Ya, seperti lemparan vas bunga, suara tamparan, dan teriakkan oleh manusia yang terlibat di sana. Sosok seorang gadis mungil menggeliat dari balik selimut putihnya. Ia membuka matanya perlahan. Dan ia melihat hari masih gelap. Gadis mungil itu memaksakan dirinya untuk bangkit dari ranjangnya itu, mencoba mencari tahu dari mana kegaduhan ini berasal.

Dan seperti biasanya, ini bukan kali pertama gadis itu melihatnya. Manik matanya masih terpaku menatap peristiwa yang terjadi di depannya. Tak lama kemudian, kedua mata hezel-nya mengeluarkan cairan bening. Ia masih terlalu dini untuk melihat semua ini. Orangtuanya selalu saja begini. Seolah dengan adanya pertengkaran, maka  masalah akan terselesaikan. Airmatanya semakin deras begitu melihat kekerasan yang tidak manusiawi ini. Di mana ayahnya memukul ibunya dengan sadis tanpa mempedulikan jeritan sang ibu. Mengapa sampai seperti ini Tuhan? Mengapa harus keluargaku yang mengalaminya? Ya, Hyera selalu saja berpikiran seperti itu seolah Tuhan tak pernah adil padanya. Hyera mencoba untuk membekap mulutnya sendiri agar isakan tangisannya tak keluar. Namun usahanya tak berhasil. Kedua orantuanya melihat ke arahnya. Persembunyiannya pun gagal.

"BAIKLAH, AKU AKAN PERGI DARI SINI! CUKUP SAMPAI DISINI SAJA! AKU AKAN MEMBAWA KIM HYERA PUTRIKU!"

Entah apa yang sedang dipikirkan oleh nyonya Kim, Setelah berkata seperti itu, ia langsung saja menarik tangan Hyera pergi keluar dari sana.

"Appa ... "

"Tidak sayang, mulai dari sekarang tidak ada lagi kata Appa di kehidupan kita."

"Appa ... hiks."

★☆

Sebuah taksi berhenti bergerak di depan sebuah rumah cukup megah,membuat sang penumpang pun keluar darisana. Setelah selesai membayar ongkos, wanita itu pun masuk ke pekarangan rumah megah itu bersama putrinya.

"Eomma, apa yang kita lakukan disini?" Bukannya menjawab pertanyaan putrinya, wanita itu malah tersenyum mencoba menenangkan putrinya. Setelah memencet bel selama tiga kali, akhirnya pintu utama pun terbuka lebar untuk mereka dan menampilkan sosok tuan rumahnya.

"Ahh nyonya Kim, kau rupanya. Ayo silahkan masuk." Nyonya Kim dan Hyera pun masuk mengikuti pergerakkan nyonya Oh sang tuan rumah yang mencoba membawa mereka ke ruang tamu. Nyonya Oh memberikan penyambutan hangat pada sahabatnya dari kecilnya itu, nyonya Kim.

"Begini nyonya Oh, Apakah aku boleh menitipkan putriku disini? Aku berjanji hanya untuk sementara waktu. Aku sedang tertimpa masalah. Ku harap kau dapat menolongku. Aku berjanji, jika sudah waktunya, aku akan menjemput Hyera kembali."

"Yak, ige mwo-ya eomma? Lalu, eomma bagaimana?" Hyera sangat terkejut mendengar penuturan eomma-nya pada sosok yang menurutnya asing ini. Ya, Tentu saja Hyera mengerti akan apa yang di bicarakan oleh eomma-nya mengingat ia sudah menginjak umur 16 tahun.

"Tak apa, sayang. Hanya untuk sementara waktu. Lalu, bagaimana nyonya Oh? Kau lah satu-satunya harapanku." Nyonya Kim memasang wajah penuh harap dengan penuh kecemasan pada nyonya Oh yang telah bernasib sama dengannya. Ya, nyonya Oh juga telah ditinggal oleh suami nya semenjak 2 tahun yang lalu. Namun bedanya, status permasalahan nyonya Kim masih belum jelas. Hanya sekedar pisah untuk sementara waktu saja.

"Lalu, kau bagaimana? Apakah kau masih tetap bekerja di korea?" Kini nyonya Kim tampak berpikir. Perkataan nyonya Oh memang ada benar nya. Ia harus lebih memikirkannya.

"Aku juga tidak tahu. Aku tak tahu apa yang harus ku lakukan,"suara nyonya Kim terdengar melemah.

"Aku bisa membantu mu. Kau bisa ikut bersamaku ke canada. Kau bisa membantuku bekerja di perusahanku. Ah tidak, lebih tepatnya perusahaan milik kita. Besok pagi Kita akan berangkat." Dengan seketika kedua bola mata nyonya Kim langsung berbinar. Betapa baiknya sahabat lamanya itu padanya. Sementara Hyera semakin terisak kecil begitu mendengar bahwa eomma nya akan pergi meninggalkannya. Lalu ia akan tinggal bersama siapa disini?

"Gamsahamnida! Jeongmal gamsahamnida, nyonya Oh!" Nyonya Kim membungkukkan badannya berkali-kali sebagai tanda terimakasih nya. Nyonya Oh pun menggangguk lalu menghentikkan pergerakkan nyonya Kim. Tiba-tiba, nyonya Kim teringat akan seseuatu. Bagaimana dengan putrinya? Jika, si pemilik rumah ikut pergi bersamanya, maka putrinya tinggal bersama siapa?

"Sebentar. Jika kita pergi ke canada, maka putriku akan tinggal bersama siapa di sini?" Nyonya Kim kembali menunjukkan raut wajah yang cemas, bahkan kini ia lebih tampak khawatir dari sebelumnya. Sementara nyonya Oh, ia malah tersenyum.

"Tenang saja. Putraku Oh Sehun akan menjaga Hyera disini." Mendengar nama itu berhasil membuat Hyera terkejut bukan main. Bagaimana bisa hal ini terjadi? Bagaimana bisa ia akan tinggal seatap bersama orang yang ia sukai? Apalagi Sehun memanglah orang yang tak menyukai Hyera, terbukti dari ajang bully kecil yang dilakukan Sehun padanya di sekolah.

Dan benar saja, semenjak malam itu Sehun bahkan lebih parah menyiksa Hyera. Bagaimana tidak? Gadis itu malah diperbudak oleh namja buruk itu. Sehun selalu menyuruhnya mengerjakan PR-nya walaupun Hyera telah terlelap tidur, membelikan Sehun makanan sekalipun cuaca di luar sana adalah hujan disertai badai petir, membawakan tas Sehun ke sekolah dan itu dilihat oleh ratusan pasang mata setiap harinya.

Begitulah kira-kira awal dari penderitaan seorang gadis yang bernama Kim Hyera.

Flashback one years off~

Dengan perlahan, sinar mentari pagi memasuki sebuah kamar yang bernuansa klasik melalui celah-celah jendelanya. Sosok mungil itu menggeliat dibalik selimutnya menandakan ia sebentar lagi akan bangkit dari ranjang yang cukup mewah itu. Gadis itu bangun bukan karna berkat sang matahari, melainkan sang pemilik rumah yang telah ia tempati selama setahun penuh ini. Ya Oh Sehun, sosok namja yang telah menjadi malaikat pencabut nyawa baginya.

"YAK GADIS KIM BODOH, TIDAKKAH KAU MEMASAKKAN SESUATU UNTUKKU? LALU AKU AKAN SARAPAN APA?" Hyera mendesah pelan mendengar teriakkan Sehun dibawah sana. Demi Tuhan, dia baru tidur tiga jam yang lalu karena semalam ia dihukum oleh namja yang mengerikan itu. Membersihkan kamarnya kembali walau namja itu hanya melihat ada sebutir debu di nakas ranjangnya, mengerjakan tugas laporan biologi yang panjangnya kurang lebih 25 lembar, mengepel lantai, dan masih banyak lagi.

"Ya Tuhan, kapan penderitaanku ini akan berakhir?" Hyera menangisi nasibnya itu barang sebentar, lalu turun kebawah untuk memasakkan sesuatu dibawah sana untuk si Oh Sehun nan kejam itu.

Hyera menuruni anak tangga dengan terburu-buru walau tampilannya kini masih berantakkan. Ia lebih memilih untuk langsung ke bawah saja dari pada namja girang ini akan memakannya.

"Cepat sedikit! Kalau tidak aku akan terlambat kesekolah!" Hyera menunduk pelan. Ia benar-benar harus bersabar menghadapi namja ini. Kedua bola mata berhasil membulat ketika ia melihat tidak ada apa-apa di lemari pendingin.

"Sehun-ssi, di lemari pendingin sama sekali tidak ada bahan makanan. Lalu, bagaimana?" Sehun maju beberapa langkah lalu memberikan dua lembar mata uang yang bernilai cukup besar ke tangan Hyera. Sementara gadis itu masih terlihat ling-lung, apalagi dia baru bangun, tentu saja kesadarannya masih kurang stabil.

"Tentu saja kau harus berbelanja dulu, bodoh!" Sehun menyentil dahi Hyera dengan sentilan yang cukup kuat membuat sang gadis hampir jatuh ambruk.

"Ne, aku mengerti." mau tak mau, terpaksa gadis itu menurutinya. Langsung saja tanpa aba-aba, Hyera pergi berbelanja. Kini ia harus benar-benar menghemat waktu mengingat 60 menit lagi, sekolah akan dimulai.

Dengan segenap kekuatan yang ia punya, gadis itu berlari ke rumah yang ia tempati dengan membawa tiga kantung plastik belanjaan. Suhu yang dingin tak masalah baginya karena ia telah terbiasa. Namun yang masalah baginya adalah, ketika ia tidak menemukan Oh Sehun dirumah itu lagi. Dan itu berati bahwa Sehun telah berangkat lebih dulu.

"Aarght!! eomma ... appa ... aku sudah tidak sanggup lagi," lagi-lagi Hyera menangisi nasibnya. Ia menyeka airmata nya ketika melihat ada selembar kertas terletak di atas meja makan.

Hei kau, kenapa lama sekali, huh? Jangan lamban jika kau masih mau tingal disini. Dan satu hal lagi, kau harus memasak dulu dan membuatkan bekal nasi goreng untukku. Ingat, waktumu hanya tinggal 30 menit lagi.

Dan benar saja. Ketika ia melihat jam dinding menunjukkan pukul 07.00 KST, Hyera langsung membelalak kan matanya. Oh God, kau bisa terlambat nona Kim!

☆★

Seorang gadis mungil tampak kelelahan dengan peluh yang membasahinya. Bagaimana tidak? Lari keliling lapangan 4 kali bukanlah hal yang pantas ia terima di pagi hari, terutama kondisi tubuhnya yang akhir-akhir ini melemah karena kurang istirahat. Sang sahabat yang berhasil keluar jam pelajaran pun memberikan sebotol minuman dingin untuk gadis itu.

"Minum ini dulu." Langsung saja Hyera menyambar minuman dingin itu dari tangan Taehyung yang telah menjadi sahabatnya sejak kecil.

"Kenapa kau sampai terlambat?" Bukannya menjawab, gadis ini lebih memilih membasahi tengorokkannya. Cukup dengan 4 tegukkan, Hyera dapat memuaskan dahaganya."

"Ahh ... tadi akuh --harus berbelanja dan memasak untuk Sehun hhhh."
Jawab Hyera masih terengah-engah saking kelelahan.

"Bagaimana bisa? Tapi tadi kulihat, Sehun berada lebih awal disekolah. Apa dia mengerjaimu?" Taehyung ikut menundukkan kepalanya untuk menatap mata Hyera yang sedari tadi menunduk dengan nafas yang masih tersendat-sendat.

"Aarght...! Kau terlalu banyak bertanya. Bisakah kau diam walau hanya sebentar saja? Aku masih terlalu lelah untuk menjawab segala pertanyaanmu itu." Taehyung terkejut melihat Hyera yang tiba-tiba menatapnya lalu membentaknya.

"Baiklah."

"Sekarang jam berapa?" Tanya Hyera pada Taehyung.

"10.30. Sekarang sudah jam istirahat. Kau tak perlu khawatir untuk masuk di kelas Park songsaenim botak. Pelajarannya telah berakhir dan aku telah mengizinkanmu tadi," terang Taehyung seakan mengerti apa yang ditanyakan Hyera.

"Ahh, terimakasih. Aku harus menemui Sehun dan memberikan bekal ini padanya." Taehyung kembali malas mendengar nama namja brengsek itu.

"Kenapa kau terlalu peduli padanya sementara dia selalu menyiksamu begini? Dia sama sekali tidak memerhatikan keluhanmu! Hei ... kenapa kau sampai sebegitu peduli padanya?" Sepertinya namja ini benar-benar tidak suka atas kepedulian sahabat sekaligus gadis yang ia sukai itu terhadap namja lain, terutama namja brengsek Oh Sehun yang telah berulang kali menyiksa Hyera secara fisik maupun batin.

"Karena aku menyukainya Taehyung-ah dan aku juga hanya ingin membalas budi. Aku tahu, aku telah buta menatapnya. Entah mengapa, memori setiap kekasaran yang ia lakukan padaku hanya bertahan 2 hari. Aku juga tak mengerti akan perasaanku ini. Aku tak mengerti akan diriku ini yang entah mengapa menjadi begitu sangat menyukainya." Hyera berucap lirih sembari menatap kakinya sendiri dibawah sana. Tampaknya ia tak berani beradu tatap dengan mata elang milik Taehyung yang sepertinya geram terhadapnya. Sementara si pemilik mata elang menghembuskan nafasnya dengan kasar lalu memejamkan matanya menandakan bahwa ia benar-benar kecewa pada Hyera yang sama sekali belum mengerti akan perasaannya. Gadis ini sama sekali tidak peka akan perasaan seperti apa yang Taehyung lemparkan padanya.

"Ahh ... terserah kau saja!" Karena saking kesalnya, Taehyung pun meninggalkan gadis yang masih setia menunduk dalam itu.

★☆

Hyera berlarian menelusuri lorong-lorong di sekolahnya ini dengan sebuah tas kecil ditangannya. Dan dapat ditebak bahwa gadis ini pasti mencari namja bangsat itu. Tadi, teman sebangku Sehun mengatakan bahwa Sehun berada di ruang musik. Yaph, ruang musik. Ia harus kesana dengan segera.

Kedua bola mata Hyera berbinar ketika melihat pintu ruang musik telah dekat. Wajah yang tadinya berseri tiba-tiba memelas ketika melihat pemandangan yang sangat tidak mengenakkan itu. Terlihat sepasang gadis dan pemuda yang sedang berciuman panas. Ya, lebih tepatnya french kiss. Kedua mata hazel  Hyera dapat menangkap dengan jelas pemandangan yang ada di depannya. Bagaimana tangan Sehun bergerak liar dibalik seragam sang lawan mainnya. Karena tidak kuat melihat itu lebih lama, akhirnya Hyera mengeluarkan isak tangisannya. Dan itu berhasil membuat aktivitas kedua manusia itu terhenti. Langsung saja Sehun menarik kembali tangannya dari seragam Irene. Sang namja tampak frustasi ketika melihat siapa biang permasalahannya. Ternyata gadis bodoh itu lagi, pikirnya. Sementara Irene selaku lawan main Sehun tadi langsung merapikan pakaiannya kembali. Sehun mendecih kesal lalu menghampiri Hyera.

"Kau! Apa yang kau lakukan di sini?" Sehun mengepalkan kedua tangannya seakan hendak meninju gadis mungil tak bersalah itu. Sedangkan gadis mungil itu terlihat sangat ketakutan, terbukti dari tubuhnya yang bergetar hebat.

"Aku ... aku hanya ingin memberikan bekal ini untukmu." Hyera mengulurkan tas kecil yang berisi kotak bekal itu dengan ragu. Sementara Sehun memandang kotak bekal itu dengan malas. Dan tak disangka, Sehun malah mencampakkan bekal itu tanpa merasa bersalah sedikit pun. Hyera yang melihat bekal itu terbuang sia-sia pun kembali menangis. Bahkan lebih deras dari sebelumnya. Ya, bagaimana tidak bersedih jika kau telah terlambat ke sekolah, lalu dihukum hanya karena memasak bekal untuk orang lain. Dan ternyata kini bekal itu malah dicampakkan begitu saja tanpa memikirkan jerih payah si pembuatnya.

"Sehun-ah ... " Akhirnya Irene bersuara juga setelah sekian lama menjadi obat nyamuk dari perdebatan Hyera dan Sehun. Sementara Hyera masih saja terisak sedih sembari mengumpulkan kembali butiran nasi yang jatuh itu dengan sendok.

"Pungut! Pungut kembali nasi sampah itu! Karena kau dan ibu sama-sama sampah yang tak berguna! Karena kau dan ibumu, ibuku tak pernah kembali lagi."

DEG !!

Bagaikan tersambar petir, kini Hyera tak bisa berkata-kata. Jadi, ini alasan Sehun menyiksanya selama ini? Benar-benar tak dapat dipercaya. Hyera masih setia menangis memilukan. Merasa pertahanannya sebentar lagi akan runtuh, Hyera lebih memilih meninggalkan tempat itu. Irene yang iba melihat Hyera pun tak disangka menampar Sehun.

PLAKK!

Betapa terkejutnya Sehun melihat apa yang dilakukan oleh Irene padanya. Irene yang selama ini penuh kelembutan padanya, kini menamparnya.

"Di mana letak nuranimu Oh Sehun? Kenapa kau sampai begitu kasar padanya? Jika kau tak menyukainya, kau tinggal katakan saja. Tak perlu dengan menyiksanya begitu. Sebagai sesama wanita, aku tidak terima. Aku kecewa padamu Oh Sehun!"

Setelah berucap seperti itu, Irene pun pergi meninggalkan Sehun sendiri. Setelah bergerak beberapa langkah, Irene dapat mendengar Sehun mengeram kuat. Tetapi Irene sama sekali tidak mengacuhkannya.

★☆

"Sehun, ahhh lepaskan. Ada apa ini?" Hyera meringis kesakitan karna dari tadi Sehun mencekram nya dengan kuat sampai mereka tiba kembali di rumah nan mewah itu. Hyera sama sekali tidak mengerti Sehun kenapa. Ia juga tidak tahu ke mana Sehun akan membawa nya. Dan ternyata setelah sampai di kamar mandi, Sehun melepaskan pegangannya dan melemparkan Hyera agar masuk ke dalam kamar mandi lalu bersiap mengunci gadis itu tanpa memerdulikan teriakan atau jeritan gadis itu.

"Sehun ... buka pintunya. Kau kenapa lagi?" Sehun sama sekali tidak mempedulikan jerit tangis Hyera. Ia malah meninggalkan rumah itu. Yaph, seperti biasanya, ia akan ke klub malam bersama Taehyung dan yang lain mengingat ia sudah terlambat 60 menit.

Sehun pun menancap gas mobilnya agar dapat menghemat waktu.

Setelah sampai di tujuan, Sehun pun di sambut hangat oleh teman-temannya. Namun tidak sama halnya dengan Taehyung, karna namja itu telah mabuk dan lebih dulu mencicipi beberapa botol arak disana. Tampaknya namja bermarga Kim itu tengah frustasi mengapa Hyera tak jua membalas perasaannya setelah sekian lama ia menunggu.

"Sehun! Apakah kau tidak membawa gadismu kemari? tumben sekali." Chanyeol salah satu dari mereka pun membuka suara pada Sehun.

"Kali ini tidak. Aku sedang ada masalah dengan Irene." Semuanya mengangguk tanda mengerti akan apa yang diucapkan Sehun barusan. Tetapi sebuah kejanggalan besar dapat menarik perhatian Sehun.

"Hei ... ada apa dengan si alien? Tak seperti biasanya. Biasanya ia yang paling anti terhadap alkohol."
Sehun mendudukkan dirinya sembari mengerutkan dahi nya heran melihat keadaan Taehyung yang telah mabuk.

"Nado Molla. Tapi ia tampaknya sedang tak baik. Dari tadi ia selalu berujar tak jelas." Kai sang bad boy pun menjawab rasa penasaran Sehun. Dan tiba-tiba saja Taehyung meronta-ronta tak jelas dan disertai dengan sesegukkannya.

"Ya, aku huks--- sedang tidak baik. Seorang gadis yang ku cintai malah menyukai huks--- seorang namja brengsek yang tak ber-ibu. Ya, Huks--- namja yang tak ber ibu." Taehyung berucap tak jelas dengan posisi yang setia menunduk sedari tadi.

Sehun mengerutkan dahi nya untuk beberapa saat menoba untuk mencerna setiap kalimat yang di ucapkan Taehyung. Sepertinya ia tahu bahwa Taehyung tengah menyindirnya. Ya, Sehun tau sendiri bahwa Taehyung telah lama menyukai Hyera. Dan Hyera menyukainya. Namja brengsek tak ber ibu. Taph, tembakkan yang bagus. Itu sudah pasti dirimu sendiri Oh Sehun!

"Maksudmu apa, huh? Kau menyindirku?" Sehun memperbesar volume suaranya menandakan bahwa emosi nya mulai meluap. Ya, Sehun sangat benci sekali terhadap seseorang yang mengatakan dirinya tak ber-ibu.

"Ahh ... akhirnya kau huks---sadar diri juga. Aku tak perlu repot-repot memberitahumu. Ya, kau adalah huks----namja yang tak ber-ibu. Jika kau mempunyai seorang ibu, lalu mana ibumu? Apakah ibumu pernah kembali hanya sekedar---huks melihatmu? Kau adalah namja brengsek huks---yang tak berguna Oh Sehun ! Taehyung berucap dengan nada yang samar-samar. Tak lupa ia menunggingkan senyum evil nya di sudut bibirnya. Sehun yang telah emosi mendengar ucapan Taehyung barusan bersiap untuk memukul Taehyung.

BUGH.

BUGH.

BUGH.

Sehun memukuli Taehyung dengan sekuat tenaganya. Demi Tuhan, ia tidak terima dikatakan tak ber-ibu seperti itu. Dan untung saja Chanyeol, Kai, Jungkook dan Suga dapat melerai Sehun. Jika tidak, Taehyung akan kehilangan wajah tampannya.

☆★

Sehun memasuki rumahnya dengan emosi yang meluap-luap. Demi apapun, ia kini membutuhkan pelampiasan agar dapat melampiaskan amarahnya.

"KIM HYERA! KEMARI KAU BRENGSEK!"

Mendengar teriakkan Sehun, akhirnya Hyera dapat terbangun dari tidurnya. Jantungnya kembali berdegup tak tenang. Perasaan buruk menyelimutinya seakan akan terjadi sesuatu yang buruk padanya malam ini juga.

"Ya Tuhan, kali ini apa salahku?"

Dan beberapa saat kemudian, pintu kamar mandi pun terbuka menampilkan sosok Oh Sehun yang berantakkan. Bau alkohol dapat tercium jelas oleh indra penciuman Hyera. Dan tanpa basa-basi, Sehun menarik rambut lurus milik Hyera dan disertai ringisan kesakitan oleh sang empunya-nya.

"Se ... Sehun. Apa yang kau lakukan---arghh sakit." Tangisan Hyera semakin menjadi-jadi ketika Sehun mempererat tarikkan rambut gadis itu.

"Hei kau gadis sampah, dengarkan aku! Kau hanyalah rumput liar di kehidupanku. Kau dan ibumu sama-sama brengsek. Sama-sama sampah. Karena kau dan ibumu, ibuku tak pernah kembali. Dan lagi, gadis sampah sepertimu tak akan  pernah pantas dan sebanding denganku. Kau menyukaiku bukan? Cihh ... sungguh tak tau diri sekali. Dan kau pantas menerima ini."

Dan tanpa aba-aba untuk yang kedua kalinya, Sehun membenturkan kepala Hyera berkali-kali ke bak besar yang ada disana. Dan alhasil, kini kening Hyera telah sobek. Gadis itu menjerit kesakitan dan menangis. Menangisi nasibnya yang begitu malang ini. Menjadi anak yang terlantar ternyata masih belum cukup untuknya. Seandainya kedua orangtua nya tak pernah berdebat, pasti ia tak akan pernah bertemu dan jatuh ke dalam pesona seorang namja brengsek seperti Oh Sehun.

"Sehun-ssi. Hentikan, cukup! Hiks. Jika kau tidak menginginkan ku berada di dunia, kau tak perlu repot-repot untuk menyingkirkan ku. Aku sendiri yang akan mempercepat ajalku. Terimakasih atas tumpangan dan siksaan yang selama ini kau berikan. Terima kasih banyak. Kau menginginkan ku mati bukan? Baiklah. Malam ini juga aku akan meninggalkan dunia kejam ini." Dan benar saja, Hyera pergi meninggalkan rumah itu. Sehun terdiam sebentar. Mencoba mencerna dan mengingat kembali setiap apa yang telah ia lakukan pada Hyera si gadis malang itu. Sehun memerlukan waktu dua menit untuk menyadari kesalahannya. Dan beberapa saat kemudian, ia berlari menyusul  Hyera. Takut gadis itu benar-benar akan memusnahkan dirinya sendiri.

Dan tepat, Sehun mendapati Hyera masih berada di sekitar rumahnya. Dimana Hyera berlari dengan tangisannya yang semakin menjadi-jadi di gelap hujan malam ini. Sehun membelalakkan matanya ketika melihat sebuah mobil dengan kecepatan yang tinggi mendekat ke arah Hyera

"KIM HYERA, AWAS."

★☆

Tampak sepasang kaki bergerak di gelap malam ini. Gelap malam gulita menyelimuti kehidupannya semenjak tragedi waktu itu. Sangat jauh berbeda dengan cuaca malam ini. Tebaran butiran salju putih yang biasanya digunakan oleh orang-orang untuk mengukir sebuah moment nan indah. Namun tidak hal-nya dengan namja yang satu ini. Dia, Oh Sehun. Seorang Oh Sehun yang bodoh.

Sehun menelusuri tapak jalanan itu dengan tatapan yang kosong. Karena merasa letih berjalan tanpa tujuan di cuaca yang sangat dingin ini selama 3 jam, Sehun lebih memilih untuk duduk di bangku taman yang telah nampak di depan matanya. Ia menghidupkan musik yang akhir-akhir ini menjadi kesukaannya.

Mencoba untuk menemukanmu, kau yang tak akan pernah ku lihat lagi. Mencoba untuk mendengarmu, kau yang tak akan pernah dapat ku dengar lagi.

Ya, kira-kira begitulah cuplikan lirik lagi yang kini ia dengarkan. Lagu ini sangat cocok untuk kisahnya sendiri. Setiap mendengar lagu ini, memori setahun yang lalu kembali terputar kembali. Di mana ia telah menyia-nyiakan sosok malaikat cantik yang tak akan pernah ia temukan di mana pun sekalipun itu di lain kehidupan. Penyesalan selalu muncul di akhir cerita. Kesempatan hanya ada sekali saja. Jika waktu dapat diputar kembali, Sehun pasti tidak akan menyakiti Hyera lagi. Ya, Kim Hyera. Ia sangat merindukan gadis itu. Merindukan sosok mungil itu berada disisinya. Namun entah mengapa, setiap Sehun membayangkan gadis itu berada di sampingnya, pasti yang selalu terbayang ketika gadis itu sedang menangis. Apakah sebegitu jahatnya ia pada Hyera?

"Hyera-ah. Kau apa kabar? Apa yang sedang kau lakukan sekarang? Apakah kau masih membenciku? Aku tahu itu. Maafkan aku karna aku telah menyia-nyiakan mu, Hyera-ah. Apakah kau bisa mendengarku? Semenjak kau pergi, hidupku tampak kosong dan hambar. Sama sekali tidak menarik.

Bisakah kau datang kembali untuk mewarnai hari-hariku? Aku berjanji, aku tidak akan menjadi sosok seorang Oh Sehun yang brengsek. Aku akan berjanji akan berubah untukmu. Ku mohon, kembali lah padaku Kim Hyera!

Laki-laki itu hanya bisa menunduk, mencoba menyembunyikan kristal bening yang menumpuk di kelopaknya, namun malah jatuh tanpa sempat dia cegah.

Semua untaian kata yang Sehun ucapkan hanya menjadi angin belaka. Seperti butiran salju yang akan menghilang saat musim semi tiba. Sehun tertawa getir. Jika musim dingin bisa digantikan dengan musim semi yang hangat, akankah ada yang mampu menggantikan Hyera?

Sehun rasa tidak.

Kim Hyera, gadis itu sudah masuk pelan-pelan ke hatinya. Menorehkan bekas yang tak bisa ia hapus sampai kapan pun dan membiarkannya hidup dalam lingkar penyesalan.

Sekuat apapun, sebanyak apapun dia berdoa, Hyera tak akan pernah kembali padanya.

-THE END-

Screenwriter : LillyChan07
Editor : lee-jungjung
Covered : HwangMeychen

A/n : Hai semuanya, hehe ini karya pertamaku di MovictionTeam. Aku mempersembahkan karyaku ini dengan penuh rasa cinta hanya untuk Movie Lovers semua.
Tebar Votement boleh dong? Wkwkwk.(ღ˘⌣˘ღ) Tetap setia nungguin karya Movie selanjutnya ya. Oke, Annyeong~

Salam cinta dari MvT khususnya Lilly Chan❤

Let's dream! 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top