LETTING GO (Songfict)

Casts: Krystal Jung | Kim Jong-In | Park Chanyeol

Song: Letting Go by Day6



Seorang namja tengah terduduk, mata cokelat itu memandang keluar dari jendela kaca di samping tempat tidurnya. Berharap

[2] —Letting Go

Chanyeol memegang kepala dan terlihat dari ekspresinya dia tak sadar apa yang dikenakannya sekarang, segera ia melepas penutup mata dari kepalanya. "Ah, maaf. Aku baru saja bangun, setelah mendapat kabar darimu aku tak sempat berbuat apa-apa dan bergegas kemari. Di setiap langkahku kemari, orang-orang melihatku dan tertawa. Apakah seaneh itu penampilanku?" tanya Chanyeol.

Krystal tersenyum, "Ya. Kau terlihat aneh," katanya lalu duduk di kursi tunggu sembari terus berdoa dan berharap akan keadaan Kai.

Beberapa menit kemudian, Dokter keluar. Chanyeol dan Krystal langsung menyerbunya dengan berbagai pertanyaan. "Dok, bagaimana keadaanya?" tanya Chanyeol.

"Dia baik-baik saja, bukan?" tambah Krystal.

Dokter yang dikenal dengan panggilan Dokter Byun itu tersenyum. "Syukurlah, keadaanya membaik," ucapnya lalu pergi setelah berpamitan. Segera Krystal dan Chanyeol memasuki ruangan, menunggu Kai membuka matanya. Krystal sangat menantikan hal itu.

Malam berikutnya Krystal sangat bersyukur, harapannya terkabul. Dia dapat melihat Kai membuka mata dan tersenyum kepadanya. Krystal menggenggam telapak tangan Kai dengan kedua telapak tangannya. Ia dapat merasakan perubahan pada diri Kai.

"Syukurlah, kau bangun. Aku sangat khawatir ketika tahu kau ada di sini," ujar Krystal.

Kai tersenyum dalam keadaanya yang seperti ini. Meskipun ia merasakan sakit, tapi ia menahanya. Untuk kali ini, malam ini, Kai ingin menghabiskan waktunya dengan Krystal.

"Kenapa kau tak pernah memberitahukan tentang hal ini kepadaku?" tanya Krystal.

"Tak penting," balas Kai dengan lirih.

"Tak penting? Kau tahu bagaimana paniknya aku? Bahkan aku tak mampu berkata apa pun lagi."

Sedangkan, Kai hanya tersenyum. Ya, Kai tahu bahwa Krystal sudah mengetahui penyakitnya. Chanyeol sendiri tadi yang mengaku, ia telah membocorkan rahasia ini.

Awalnya Kai sangat marah. Walaupun dia marah, tak ada yang bisa dilakukanya. Tubuhnya terasa lemas, berdiri saja rasanya sulit. Telapak tangan Kai mengepal, menahan sakit yang kini kembali menyerang. Namun, ia tetap tersenyum. Karena ia merasa bersalah, ia menyayangi Krystal.

"Kai-ya ... aku mencintaimu," ucap Krystal.

"Aku tahu," jawabnya sembari mengangguk pelan.

Mereka kemudian diam beberapa saat, sebelum Kai membuka suaranya kembali.

"Kau tidak suka bintang, 'kan?" Tanya Kai sembari menahan sakit yang kian kuat.

Krystal mengangguk, ia memang tidak suka karena bintang itu jauh dan sulit diraih serta berada pada kegelapan. Sementara itu, Krystal tak menyukai gelap.

"Ketika kau melihat bintang jatuh apa yang akan kau katakan?" Tanya Kai.

Krystal tampak berpikir, memberi jawaban yang tepat untuk hal yang tidak disukainya.

"Goodbye," ucapnya.

"Thanks," jawabnya sambil tersenyum.

Tubuh Kai seketika lemas, alat pendeteksi berbunyi panjang. Krystal panik. Segera dia keluar ruangan dan berteriak meminta tolong.

Beberapa saat kemudian Dokter Byun dan para perawat datang, lalu memasuki ruangan. Krystal terus berdoa akan kebaikan Kai, berharap tak ada hal buruk yang menimpanya.

Sepuluh menit, belum ada yang keluar satu pun. Perasaan Krystal sungguh jauh dari keadaan baik-baik saja, perasaanya bercampur aduk.

Tak lama Dokter Byun keluar, Krystal langsung menyerangnya dengan pertanyaan. "Bagaimana keadaanya?"

Dokter Byun menggeleng, "Maaf, kami tak bisa berbuat apapun," katanya.

Deg.

Krystal mundur beberapa langkah sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing. Sungguh, ini bukanlah hal yang Krystal harapkan. Tubuhnya ambruk, tangisnya meledak. Ini sungguh menyakitkan, alur yang tak akan pernah diduga oleh setiap manusia.

Krystal menangis, baru pertama kali dia merasakan sakit yang begitu merobek hatinya. Manusia memang tak ada yang tahu, mereka hanya cukup bersiap.

Pemakaman telah selesai beberapa jam yang lalu, tapi Krystal tidak langsung pulang ke rumah. Ia menuju tempat yang biasa dikunjunginya dengan Kai—Sungai Han. Dia terduduk, menyaksikan redupnya langit yang turut berduka. Krystal membuka handphone miliknya, menuju penyimpanan gambar.

Kembali mengenang saat Kai masih berada di sisinya. Sungguh, Krystal tak sanggup akan hal ini. Dia masih sangat mencintai Kai. Namun, kenapa dia pergi?

Krystal baru sadar akan ucapan Kai kemarin. Ternyata agar Krystal dapat mengucapkan selamat tinggal untuknya. Kegelapan Kai mengibaratkan seperti kehidupannya yang kelam serta bintang yang diibaratkan oleh Kai sebagai dirinya sendiri. Krystal memang tak menyukai Kai karena kesan pertama mereka yang buruk.

Dan, memang awalnya hubungan ini tak berdasar akan cinta, terutama Kai yang hanya ingin menggagalkan pernikahan dari Ayah Kai—Kim Jun-Myeon, tapi semua itu sia-sia.

Namun, mereka tetap menjalankan hubungan seperti biasa—Kai memaksa Krystal agar ayahnya tak curiga—, awalnya memang tak punya rasa. Seiring berjalanya waktu, kebersamaan yang ada membuat perasaan keduanya berubah. Mereka mulai berdebar ketika berada pada jarak dekat karena mereka mulai saling jatuh cinta.

"Hah, kau satu-satunya namja yang dapat menipuku dengan perumpamaanmu. Kau cerdik, Kim Jong-In. Dan, kau juga pintar karena membuatku merindukanmu lebih dalam," ucap Krystal ditemani bulir bening yang mulai menetes.

Chanyeol berada tak jauh dari Krystal, ia juga merasa kehilangan. Perlahan Chanyeol mendekat, menyerahkan sapu tangan kepada Krystal untuk menghapus air matanya. Awalnya ia terkejut, tak menyangka bahwa Chanyeol akan mengikutinya sampai ke sini. Krystal menerima sapu tangan tersebut dan menyapukan pada wajahnya.

"Jangan menangis. Kau tak mau dia ikut bersedih, 'kan?"

Namun, bukan membuat Krystal tenang malah itu membuatnya semakin sakit dan kembali menitikkan air mata. Chanyeol segera berusaha menenangkan Krystal. Didekapnya tubuh itu, sekadar memberikan kehangatan juga semangat.

"Maaf, jika perkataanku salah," katanya.

Beberapa saat kemudian, tangis Krystal berhenti. Mereka pergi dari Sungai Han menuju kafe terdekat, hanya sekadar membeli minuman hangat untuk menghangatkan badan yang telah terguyur salju.

"Huft." Krystal menghempaskan napas kasar. Hari ini adalah hari yang sangat berat baginya. Ia tersenyum miris. Kehilangan orang yang dicinta, itu bukanlah perkara mudah.

"Oh, tadi sehabis membereskan ruangan Kai, aku menemukan ini. Di sini tertulis untukmu," kata Chanyeol sembari menyerahkan surat yang dibungkus dengan kertas berwarna merah.

Krystal menerima benda tersebut. Segera dibukanya surat itu.

My Light-Jung ❣

Aku terus berpikir di kepalaku tentang hal yang berkaitan tentangmu, haruskah aku mengatakan ini atau tidak, tapi aku sudah menahanmu begitu lama. Sekarang mungkin adalah waktu yang tepat untuk mengatakannya, aku harus melepasmu, tidak ada yang bisa kulakukan. Satu-satunya cara untuk membuatmu bahagia adalah membiarkanmu pergi dariku. Jadi, kau bisa tersenyum suatu hari nanti dan kau juga bisa bahagia.

Hah! Apa menurutmu aku tidak bahagia bersamamu? Kau bodoh! Bahkan aku selalu berharap untuk terus ada di sisimu. Selalu, Kim Jong-In.

Aku ingat saat kita bersama, hari-hari dipenuhi dengan tawa dan kebahagiaan. Kenangan yang begitu berharga kau berikan, mengisi dalam diriku. Aku bersyukur meski hanya sesaat. Dan, bersyukur dapat memilikimu. Aku minta maaf atas apa kata yang pernah kuucapkan hari lalu. Maafkan aku.

Aku sudah memaafkanmu, jauh sebelum kau meminta maaf. Dan, kenapa kau tak meminta maaf denganku secara langsung? Kenapa harus melalui surat yang kau tulis? Dan, kenapa di saat dirimu pergi?

Namun, sekarang aku tahu kita tak bisa bersama lagi. Walaupun dulu kita selalu berharap untuk akhir yang bahagia.

Seperti tanah yang melembut setelah hujan. Nyeri hanya sementara. Sakit yang kau rasakan hari ini tak akan bertahan lama. Dan, suatu hari nanti kau pasti akan bertemu seseorang yang bisa membuatmu lebih bahagia daripada aku, yakinlah akan hal itu. Karena itulah cinta yang kau layak dapatkan. Maaf, karena aku harus mengucapkan selamat tinggal sekarang untukmu.

Terima kasih telah hadir, menjadi perempuan yang mencintaiku dengan tulus. Tak bisa kupungkiri, aku bahagia akan kehadiranmu, Jung Soo Jung. Berbahagialah, aku akan selalu mengawasinya dari sini.

Dark in The Light,

Kim Jong-In 🌠

Krystal mencoba tersenyum, menahan tangis dan sakit. Karena, Kai sudah menyuruhnya untuk bahagia, dan ia juga ingin Kai bahagia. Meski ini tak mudah, Krystal tetap mencoba. Walau pada akhirnya gagal, tetes-tetes air mata mulai keluar. Membasahi wajah cantiknya.

"Aku pasti akan bahagia, Kai," katanya di tengah-tengah tangis.

Chanyeol hanya diam, memperhatikan Krystal yang tengah menangis. Tak ada yang tahu alur dari kehidupan, mungkin hari ini genre di kehidupanmu Sad-Romance. Namun, siapa tahu hari-hari berikutnya? Pasti akan terus berubah, bisa saja fluff-family, action-comedy, mistery-thriller, dan banyak lagi. Yang setiap harinya akan berubah, siapa yang tahu?

=THE END=

Screwriter: DRAXZEUR
Editor: anditia_nurul

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top