EVENT SINDROM_TAEHYUNG SINDROM

Screenwriter: HwangMeychen // Casts: BTS V & OC

***

"Siapapun tolong aku!" 

Seorang gadis itu tersesat di hutan. JiHyun terduduk memeluk lututnya, wajahnya dia tenggelamkan di balik lututnya itu. JiHyun terisak, tubuhnya bergetar. Dia tidak tahu harus bagaimana, tidak ada seorang pun di hutan ini. Bagaimana dia pulang nanti? JiHyun takut tidak ada siapapun yang akan menolongnya nanti.

"Kau tersesat?"

JiHyun mendongakkan kepalanya, matanya membulat ketika kini ia melihat seorang lelaki di depannya. Setidaknya, Ji Hyun bisa bernafas lega karena ada seseorang di hutan ini yang bisa menolongnya untuk keluar dari hutan. "T-tolong bantu a-aku keluar dari s-sini...."

"Kupikir aku bisa menolongmu, kau sudah berapa lama disini?" tanya lelaki itu berjalan mendekati JiHyun.

"A-aku tidak t-tahu," jawab JiHyun mengusap air matanya.

Tangan lelaki itu mengambil ranting pohon yang terjatuh, kemudian ia memegangnya erat lalu ia ulurkan kepada JiHyun. JiHyun menatap lelaki itu, bingung. Sejenak, barulah JiHyun sadar apa yang di maksud lelaki itu.

"Jangan sentuh tanganku! Sentuh ranting pohon itu."

Ucapan lelaki itu membuat JiHyun bingung, namun Ji Hyun tetap menuruti apa yang di ucapkan lelaki itu. Tangan Ji Hyun memegang ranting pohon itu dan mencoba berdiri secara perlahan.

JiHyun menatap lelaki itu. "Kenapa aku tidak boleh menyentuh tanganmu? Kau tidak suka disentuh orang lain?" Alis JiHyun terangkat.

"Aku tidak boleh disentuh oleh manusia. Jika aku disentuh oleh manusia atau berkontak fisik dengan manusia, maka aku akan menghilang. Menghilang dalam artian lenyap. Itu akan menjadi akhir bagiku," jawab lelaki itu.

JiHyun mengerutkan dahinya. "Kau bukan manusia?"

Lelaki itu menggelengkan kepalanya. "Aku bukan manusia, aku seorang arwah yang diberi kutukan oleh dewa. Jika ada manusia yang menyentuhkan, maka aku akan menghilang. Seperti yang aku bilang tadi."

Ji Hyun menatap lelaki itu dari atas hingga ke bawah, apa lelaki itu berkata yang sebenarnya? Bahkan lelaki itu sama saja seperti manusia biasa.

"Hey?"

Ji Hyun mengerjapkan matanya, dikala suara lelaki itu memasuki indra pendengarannya. "A-ah, begitu ya."

Lelaki itu menganggukkan kepalanya. "Ayo, akan aku antarkan kau keluar hutan."

Ji Hyun hanya mengikuti lelaki yang tidak ia kenal itu, tangannya masih memegang ranting pohon sama seperti lelaki itu.

Sepanjang jalan, tidak ada yang memulai pembicaraan. Suasana hening diantara keduanya. JiHyun bersyukur lelaki itu mau menolongnya, jika tidak, bagaimana JiHyun harus pulang nanti?

Semakin lama, Ji Hyun dapat melihat sebuah jalan kecil yang ia lewati sebelum memasuki hutan ini. JiHyun tersenyum senang. Langkah mereka berhenti, lelaki itu menoleh menatap JiHyun. "Sudah sampai."

JiHyun menatap manik mata lelaki itu, sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman. "Terima kasih!" Tangan JiHyun hampir saja memeluk lelaki itu, jika saja lelaki itu tidak mundur selangkah dan memukul kepala JiHyun menggunakan ranting pohon.

JiHyun meringis, kemudian mengelus puncak kepalanya sembari tersenyum malu. "Oh, astaga! Maafkan aku,tangaku reflek bergerak."

Lelaki itu mengelus dadanya, jika saja tadi dia tidak menghindar. Mungkin saja, dirinya sudah hilang.

"Terima kasih banyak. Apakah kapan-kapan aku boleh kesini dan bermain bersamamu?" tanya Ji Hyun tersenyum lebar.

"Tentu, datanglah. Aku akan menunggumu disini," jawab lelaki itu tersenyum tipis.

"Aku pulang dulu, sampai jumpa hari sabtu!" Ji Hyun tersenyum melambaikan tangannya, kemudian berbalik untuk berjalan pulang.

Ji Hyun menepuk jidatnya pelan. "Hey! Siapa namamu?" Ji Hyun berbalik, hembusan angin sangat kencang membuatnya rambutnya tertiup angin dan menutupi matanya.

"Taehyung. Kim Taehyung."

Setelah hembusan angin mulai mereda, JiHyun membetulkan rambutnya lagi. Namun, ketika melihat ke tempat lelaki yang bernama Taehyung itu berdiri. Dia sudah tidak ada disana, JiHyun tersenyum tipis. "Ternyata, kau memang seorang arwah, Taehyung."

---

Hari sabtu pun tiba. Ji Hyun berlari sangat cepat, ia baru saja pulang sekolah. JiHyun sangat senang karena akan pergi ke hutan dan bertemu dengan Taehyung. JiHyun melambaikan tangannya sembari tersenyum menatap Taehyung yang sudah menunggunya.

JiHyun berjalan mendekati Taehyung dengan senyum yang tak luntur di bibirnya.

"Kau berlari?"

"Iya, aku berlari. Lelah sekali."

"Jika kau terlambat pun, aku masih akan tetap berada disini."

JiHyun menggeleng. "Tidak apa, aku tahu bagaimana tidak enaknya menunggu lama."

Taehyung tersenyum tipis. "Mau kutunjukkan suatu tempat yang indah?"

JiHyun mengangguk semangat. "Tentu!"

Taehyung berjalan lebih dahulu. "Ayo, ikuti aku."

JiHyun berjalan di samping Taehyung, ia hanya mengikuti Taehyung sembari menikmati es krimnya. Cuaca hari ini sangat cerah, anginnya juga cukup sejuk.

Taehyung berhenti ketika tujuannya sudah sampai. "Sudah sampai. Kau suka?"

Mata JiHyun berbinar, ketika ia melihat sebuah padang rumput dengan banyak bunga-bunga indah yang tumbuh di sana. "Aku suka sekali!" JiHyun berlari kecil menghampiri bunga-bunga itu.

Taehyung berjalan sembari tersenyum tipis menatap JiHyun yang senang bukan main. Taehyung menikmati angin yang sejuk, sejenak membuatnya sedikit mengantuk. Taehyung akhirnya memilih berbaring di atas rerumputan, ia pejamkan matanya.

JiHyun benar-benar senang sekali, ia banyak melihat bunga-bunga indah, baunya pun sangat harum. Harusnya tadi JiHyun membawa ponselnya, agar bisa memotret bunga-bunga tersebut.

JiHyun menoleh mencari keberadaan Taehyung, kemudian matanya mendapati Taehyung yang tengah berbaring tak jauh darinya. JiHyun berjalan mendekati Taehyung berniat untuk mengejutkannya, namun niatnya ia urungkan ketika melihat wajah Taehyung yang damai. JiHyun berjongkok, menatap wajah Taehyung dari dekat. "Tae, apa kau tidur?"

Mata Taehyung terbuka, membuat JiHyun terkejut dan menjauhkan wajahnya dari wajah Taehyung. "Astaga! Kau mengejutkanku, Taehyung."

Taehyung terkekeh, kemudian ia langsung duduk dengan tegak menghadap Ji Hyun. "Aku tidak tidur, hanya sekedar memejamkan mata dan menikmati semiliran angin yang sejuk."

"Kukira kau sedang tertidur. Omong-omong, aku suka sekali tempat ini! Banyak bunga yang indah," ujar JiHyun semangat.

"Baguslah, jika kau menyukainya." Taehyung ikut senang jika JiHyun menyukai tempat ini.

"Tae..." JiHyun menatap langit-langit.

"Kenapa?"

"Omong-omong, bagaimana kau bisa dikutuk oleh dewa?" tanya JiHyun penasaran.

"Saat itu umurku baru 5 tahun, aku ditelantarkan oleh orang tuaku di jalan. Aku menangis mencari-cari jalan pulang dan juga orang tuaku. Tetapi, akhirnya aku malah tersesat di hutan ini. Aku menangis dari siang hingga sore, aku kira orang tuaku memanggilku ternyata seorang arwah yang lain. Arwah yang menolongku itu membawaku ke tempatnya, ditempatnya itu aku bertemu banyak arwah yang lainnya. Disitu juga aku diberi kutukan," jawab Taehyung panjang lebar.

JiHyun mengangguk, kemudian kembali menatap langit-langit. "Begitu, ya. Pasti kau mendapatkan banyak teman, ya."

"Ya, temanku banyak."

"Sepertinya sebentar lagi langit mulai gelap, aku harus pulang."

Taehyung beranjak lebih dahulu. "Ayo, aku antarkan."

JiHyun pun beranjak, kemudian berjalan beriringan dengan Taehyung. JiHyun sangat senang bisa bertemu Taehyung. Walaupun seorang arwah, itu tidak masalah bagi Ji Hyun. Karena sebenarnya, JiHyun tidak mempunyai seorang teman disekolah. Teman-teman di kelasnya selalu mengejek JiHyun karena ayah Ji Hyun sudah meninggal saat dia kecil. JiHyun juga sering dibilang anak yang aneh, bertemu dengan Taehyung itu sebuah keberuntungan

JiHyun tersandung sebuah batu, membuatnya terjatuh dan menimbulkan luka di lutut kakinya. Ji Hyun meringis. "Aw!"

Taehyung ingin membantu JiHyun berdiri, namun ucapan JiHyun membuat Taehyung mengurungkan niatnya.

"Jangan sentuh aku! Aku tidak apa-apa, Tae. Ini hanya luka kecil," ujar JiHyun.

Taehyung mencari sebuah ranting pohon, setelah mendapatkannya. "Pegang ini."

JiHyun mendongak, kemudian memegang ranting pohon tersebut. JiHyun mencoba untuk berdiri secara perlahan, walaupun luka di lututnya perih dan sedikit membuat kakinya lemas.

"Jalanlah pelan-pelan," ujar Taehyung sedikit khawatir dengan luka di lutut JiHyun.

"Tae, apapun yang terjadi kepadaku. Jika aku jatuh seperti tadi, jangan coba-coba menyentuhkan. Aku mohon..." ujar JiHyun terisak, ia menangis. "A-apapun itu... j-jangan pernah menyentuhku. A-aku tidak mau kau m-menghilang, Tae...."

Taehyung terdiam menatap JiHyun yang menangis sesegukan itu, hatinya mencelos. Bahkan, JiHyun belum terlalu lama mengenalnya. Kenapa sampai seperti ini? Mengapa JiHyun menangis hanya karena takut Taehyung menghilang?

"Berhentilah menangis. Aku tidak akan menyentuhmu jika kau terjatuh seperti yang kau katakan tadi, jika memang nanti aku menghilang, itu sudah takdir yang diberikan kepadaku...." Taehyung tersenyum menatap Ji Hyun.

Senyum itu, senyum yang membuat hati JiHyun tenang. Ji Hyun mengusap air matanya, kemudian ikut tersenyum menatap JiHyun. Ji Hyun benar-benar tidak ingin kehilangan Taehyung seperti dia kehilangan ayahnya, sudah cukup ia menderita merasakan sakit ketika menerima kenyataan bahwa orang yang Ji Hyun sayangi sudah tiada.

"Ayo, aku akan antar kau. Pegang ranting itu kuat-kuat, jangan sampai terjatuh lagi."

Ji Hyun mengangguk, kemudian mulai melangkahkan kakinya perlahan mengikuti Taehyung yang menuntunnya. Jalan kecil di luar hutan mulai terlihat, JiHyun sudah sampai tujuan.

"Terima kasih," ujar JiHyun menatap manik mata Taehyung. "Sampai jumpa lagi hari sabtu, Taehyung!"

Taehyung mengangguk. "Sampai jumpa lagi..."

"Oh, iya! Namaku Park JiHyun."

"Baiklah. Sampai jumpa lagi, JiHyun."

JiHyun melambaikan tangannya kemudian berjalan untuk pulang ke rumahnya dengan senyum di bibirnya, ia senang dan juga bahagia. JiHyun memegang dadanya, dapat dirasakan degub jantung JiHyun yang terpompa dengan cepat. Kenapa jantungnya berdegub cepat? Apa ia sakit jantung atau jangan-jangan ia terkena sindrom Taehyung? JiHyun menggelengkan kepalanya, itu tidak mungkin.

---

Sudah hampir 1 bulan lebih JiHyun mengenal Taehyung dan kini sebentar lagi Ji Hyun akan lulus, Taehyung mengajak JiHyun ke festival yang di adakan arwah-arwah, festival itu bebas dikunjungi siapapun.

Setelah bersiap-siap, JiHyun izin pamit kepada ibunya. Ji Hyun cepat-cepat pergi ke hutan, takut Taehyung menunggu lama. Setelah menempuh jalan dari rumah ke hutan, akhirnya JiHyun sampai dan menemukan Taehyung sedang menunggunya.

"Taehyung!" JiHyun berjalan mendekati Taehyung.

Taehyung tersenyum, tangannya merongoh sakunya mengambil sebuah kain putih. Kemudian, mengikatnya di pergelangan tangannya dan tangan JiHyun. Sekarang, JiHyun mengerti, kain itu sebagai pengganti tangan. "Ayo!"

JiHyun mengangguk. Tidak lama, JiHyun dapat melihat sebuah tempat yang ramai di kunjungi banyak orang.

Itu pasti tempatnya, pikir JiHyun.

JiHyun dan Taehyung memasuki tempat tersebut, ada banyak sekali barang-barang yang dijual. Dari makanan hingga souvenir. JiHyun dan Taehyung berjalan mengelilingi tempat tersebut, saat sedang berjalan melihat-lihat. Sebuah tempat menjual berbagai macam topeng, tempat tersebut membuat JiHyun tertarik.

"Tae, aku ingin melihat ke tempat penjual topeng itu," ujar JiHyun.

Taehyung mengangguk, kemudian mengikuti JiHyun yang sudah berjalan dahulu menuju ke tempat dengan berbagai macam topeng itu. JiHyun melihat-lihat macam topeng, dari yang seram, lucu, dan juga cantik. Sebuah topeng membuatnya tertarik, JiHyun mengambil topeng tersebut dan melihatnya lebih dekat.

"Kau mau?" tanya Taehyung.

JiHyun mengangguk.

"Belilah untuk oleh-oleh," jawab Taehyung.

JiHyun pun akhirnya membeli topeng tersebut dan karena dirasa waktu sudah mulai larut, Taehyung berniat mengantar JiHyun pulang.

Taehyung melepaskan ikatan kain putih tsb, lalu mengambil topeng yang tadi Ji Hyun beli, kemudian memasangkannya di wajah JiHyun. JiHyun hanya diam melihat apa yang akan dilakukan Taehyung dibalik topeng, Taehyung mendekatkan wajahnya ke wajah JiHyun. Taehyung mencium JiHyun.

Jantung JiHyun berdegup sangat cepat, hal aneh yang ia rasakan saat pertama kali bertemu Taehyung kembali. JiHyun menyukai Taehyung, JiHyun menyayangi Taehyung, JiHyun mencintai Taehyung, JiHyun tidak mau kehilangan Taehyung. JiHyun pikir sindrom Taehyung, itu adalah khayalan JiHyun. Tapi, ternyata itu memang kenyataan. Bahkan, setiap jauh atau tidak bertemu dengan Taehyung rasanya sangat sesak, di otaknya pun hanya terpikir 'Taehyung'. Setiap malam, ia selalu bermimpi tentang 'Taehyung.'

Dua orang anak kecil tengah berlari saling mengejar, salah satu anak kecil tersebut terjatuh. Lalu, Taehyung menolongnya.

Anak kecil tersebut langsung berdiri. "Terima kasih, kak!"

Tiba-tiba saja tubuh Taehyung mulai transparan dan timbul kunang-kunang berwarna biru. JiHyun yang melihat itu membulatkan matanya. "Anak kecil tadi manusia?!"

"Sepertinya, iya," ujar Taehyung menatap tubuhnya. Kemudian, tangan Taehyung direntangkan sembari tersenyum menatap JiHyun. "Akhirnya aku bisa memelukmu, JiHyun."

Mata JiHyun berkaca-kaca, sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman. JiHyun melepas topengnya, kemudian Ji Hyun berlari kecil memeluk Taehyung erat.

"JiHyun, terima kasih untuk semuanya. Aku mencintaimu."

JiHyun memeluk Taehyung erat. "Aku juga mencintaimu, Taehyung."

Hingga tak terasa lagi tubuh Taehyung, hanya tersisa pakaian Taehyung. JiHyun memeluk pakaiannya kuat-kuat, ia terisak. Lagi-lagi, ia kehilangan orang yang ia sayangi, yang ia cintai. Lagi-lagi, rasa sakit itu muncul di dadanya. Sangat sesak.

"K-kenapa kau h-harus menghilang, Tae? Kenapa?! Disaat aku benar-benar menyayangimu dan tak mau kehilanganmu... kenapa?!" Ji Hyun menangis sejadi-jadinya.

Ji Hyun memungut pakaian Taehyung, kemudian mengambil topengnya. Ji Hyun berdiri perlahan, ia mencium topengnya sebagai balasan dari ciuman Taehyung.

Sekarang yang bisa Ji Hyun lihat hanya sebatas kunang-kunang biru yang muncul disekitarnya, Ji Hyun pikir dia bisa bersama dengan Taehyung lebih lama. Tapi ternyata, lebih cepat dari dugaannya.

---

Title : Taehyung Syndrome

Genre : angst(?), fantasy | room 3
Cast : Kim Taehyung & Park Ji Hyun (OC)
Author : @hwangmeychen







Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top