EVENT SINDROM_LIMA SYNDROME
Screenwriter: xbjung21 // Casts: Seventeen S.Coups & OC
***
"Sindrom Lima adalah kebalikan dari sindrom Stockholm, di mana justru penyandera yang memiliki ketertarikan emosional terhadap sanderanya. Penyandera menjadi lebih simpatik, dan bahkan merasa membutuhkan sandera-nya." - Wikipedia
***
Krieetttt
Pintu itu terbuka perlahan, menampilkan seorang lelaki berpakaian formal memasuki ruangan ini dengan sepiring nasi dan segelas air di tangannya. Suasana mencekam kembali menyelimuti ruangan ini saat sosok lelaki itu berjalan perlahan menghampiri seorang gadis yang terisak ketakutan di atas kasur. Gadis itubernama Raein Jung. Ia adalah korban penculikan dari lelaki bernama Choi Seungcheol.
"Makanlah" Perintah Seungcheol saat meletakkan makanan yang ia bawa di atas sebuah meja tepat di samping kasur. Raein tak menjawab dan hanya terus menangis ketakutan. Gadis itu begitu ketakutan hingga tanpa sadar memeluk kakinya erat guna menyembunyikan wajahnya.
Kesal merasa tak diacuhkan, Seungcheol akhirnya mendekat ke arah Raein. Tangan dinginnya mengelus pelan rambut Raein kemudian mengangkat wajah gadis itu agar dapat menatapnya. Mata Raeinbengkak, bibir gadis itu begitu pucat serta beberapa lebam belum juga menghilang dari wajah cantik gadis itu. "Kau dengar perintah daddy kan?"Tanya Seungcheol begitu mendominasi. Raein refleks menggelengkan kepalanya pelan."Aku tak lapardaddy" Lirih gadis itu dengan ringisan kecil.
Daddy, adalah panggilan yang Seungcheol buat agar lebih dekat dengan gadis itu. Tak terasa sudah hampir dua minggu Raein disekap di dalam kamar ini. Tak ada hiburan, tak ada sinar matahari, tak ada kebahagiaan, yang ada hanya siksaan batin dan ketakutan permanen yang membuat jiwa Raein semakin tergoncang tiap harinya. Choi Seungcheol adalah pebisnis muda terkaya di daerah Itaewon, ia terkenal dengan peringainya yang kasar dan tak segan melukai siapa saja yang berusaha mengusiknya.
"Kau belum makan dua hari sayang, makanlah."Bujuk Seungcheol pelan. Entah mengapa setelah melihat wajah gadis di hadapannya, membuat tubuhnya berdesir aneh. Jantungnya berdegub kencang menciptakan euphoria yang berlebihan.
Seungcheol sebenarnya tak berniat menyekap Raein hingga selama ini. Ia menyekap Raein hanya untuk mengancam kakak Raein yang bernama Jung Hoseok agar segera membayar hutangnya pada Seungcheol. Dan setelah Hoseok membayar setengah dari hutangnya maka ia berniat melepaskan Raein lalu menggunakan sisa hutang itu sebagai ancaman untuk tak melaporkannya ke polisi. Tetapi rencana itu sama sekali tak membuahkan hasil, Hoseok tak mengindahkan berita penculikan Raein dan malah menyerahkan adik kandungnya itu pada Seungcheol sebagai pelunas hutangnya. Alhasil, Raein akan terus berada di rumah ini hingga gadis itu mulai menerima takdirnya.
"Ayo" Ajak Seungcheol selembut mungkin. Ia menarik tangan gadis itu agar beranjak dari kasur lalu dan duduk di meja makan itu. Raein menurutinya, gadis itu berusaha membuang seluruh rasa takutnya saat bersama Seungcheol karena memang Seungcheol tak pernah sekalipun kasar padanya. Seungcheol sama sekali tak ada niatan menyiksa Raein hingga sampai seperti ini. Semua ulah anak buahnya yang menyiksa Raein ketika berontak, ia tak akan pernah memaafkan anak buahnya yang telah menyiksa gadisnya hingga seperti ini.
Ya, tanpa Seungcheol sadari. Ia mulai menaruh perasaan iba terhadap gadis di hadapannya. Mungkin lebih bisa dikategorikan perasaan sayang dan membutuhkan. Karena Seungcheol tak bisa tenang walau sejam saja jika tak melihat sosok gadis itu. Maka dari itu, ia memasang cctv di seluruh ruangan untuk memantau gadis itu.
Ujung bibir Seungcheol mulai teangkat saat melihat Raein memakan dengan lahap makanan dihadapannya.Tetapi tatapan lelaki itu teralihkan pada luka di sudut bibir Raein. Seungcheol pun bangkitdan mencari kotak obat guna mengobati luka itu.
"Sini daddyobati lagi" Setelah Raein menghabiskan makanannya, ia membawa gadis itu agar duduk di pinggiran kasurnya. Ia memperhatikan sisian wajah Raein, beruntung luka-luka itu tak separah kemarin.
Seungcheol dengan telaten membersihkan luka itu lalu mengoleskan salep di beberapa luka lebam Raein. Ia terlalu fokus mengobatinya hingga tanpa sadar membuat wajah mereka berdekatan. Sedangkan Raein hanya diam, sambil memperhatikan lelaki di hadapannya.
Raein tahu niat awal saat Seungcheol menculiknya dan Hoseok yang menjadikannya sebagai pelunas hutang untuk Seungcheol. Ia sedikit bisa menerima kenyataan sekarang. Nasib buruk yang terus saja datang setelah kedua orang tuanya meninggal setahun lalu. Ia mulai pasrah dengan jalan hidupnya.
"Aw!" Ringis Raein saat merasakan perih di ujung bibirnya akibat air mata yang tanpa sadar kembali mengalir membasahi luka itu. Menyadari ituSeungcheol sebisa mungkin menenangkan gadis di hadapannya dengan cara mencium dahi Raein cukup lama.
Sikap manis Seungcheol ini yang Raein takutkan, ia tak boleh jatuh cinta terhadap penculiknya sendiri. Tapi perasaan itu muncul begitu saja, Raein berusaha tak mengacuhkannya.
"Daddy, aku ingin ke toilet"Raein mendorong tubuh Seungcheol agar menjauh yang membuat ciuman Seungcheol terlepas. Seungcheoltersenyum dengan manisnya lalu mengandeng tangan Raein menuju toilet yang letaknya tepat di sebelah kamar ini.
"Jangan lama-lama"Ucap Seungcheol saat Raein masuk ke dalam toilet itu. Raein sempat terdiam sebentar guna menormalkan degub jantungnya. Ia menyipratkan air berulang kali ke wajahnya. Ia tak boleh termakan dengan perasaan cinta, biar bagaimanapun Seungcheol adalah penculiknya dan ia harus keluar dari tempat ini secepatnya. Ya, secepatnya.
Ia melihat kesekeliling kamar mandi ini. Beruntung ada sebuah jendela kecil tanpa pengaman di atas closet duduk itu. Tanpa membuang waktu lebih banyak segera saja ia berusaha meraih dan membuka jendela itu. Sangat keras, tapi Raein tak akan menyerah hingga jendela itu akhirnya terbuka dengan menimbulkan suara yang cukup kuat.
Brakk
"Raein sayang, Gwenchana?" Seungcheol yang mendengar suara gaduh pun mulai panik dan berusaha membuka pintu kamar mandi itu. Tetapi nihil, ia merogoh kantung jasnya guna mengambil handphonenya lalu membuka cctv toilet yang terpasang di dalam toilet. Seungcheol tentu tak bodoh, bahkan di kamar mandi ia juga memasang cctv guna memantau seluruh aktivitas Raein.
"Yak!! Jung Raein jangan coba kabur!!" Teriak Seungcheol berusaha mendobrak pintu itu. Merasa terancam, Raein mengerahkan seluruh tenaganya agar dapat keluar dari jendela itu.
Nasib baik memang sedang berpihak padanya hari ini, sehingga dimudahkan keluar dari kamar mandi itu dan langsungberlari sekuat tenaga keluar dari perkarangan rumah Seungcheol. Seluruh ketakutannya ia buang guna melewati hutan yang gelap nan sepi, tanpa alas kaki maupun jaket yang melindunginya dari dinginnya malam. Ia terus berlari hingga akhirnya ia sampai di sebuah jalan besar dengan sebuah pagar di ujung jalan. Seketika kakinya melemas. Raein terjatuh ke tanah dengan lunturnya semua harapan hidupnya. Ia tak pernah menyangka jika rumah itu berdiri di sebuah perkarangan yang ketat seperti ini.
"Anak manis, mengapa kau tak menuruti kata Daddy?"
Sekarang ia pasrah akan segala hal dalam hidupnya.
The End
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top