Chapter 45 : Kultivasi yang terhambat
Sambil berdiri mengamati langit yang perlahan-lahan mulai berubah cerah, awan tebal menyebar tipis dan hujan mulai reda. Bai Suzhen berdiri di samping pintu, mereka sudah kembali ke Kuil Mata Api setelah makan mi di kedai Lao Yao.
"Apa kau benar-benar tidak ingin mengecek keadaan di Langit Giok tentang apa yang terjadi di sana? Hei Suzhen pasti sudah menghancurkan Pusaka Dunia Mortal, kalau tidak, bagaimana mungkin dia bisa lolos ke dunia mortal?" tanya Bai Suzhen sedikit khawatir. Ia memperhatikan Xuxian yang duduk tegap dengan posisi bersila dan mata menutup.
Ia baru saja mulai menenangkan diri untuk masuk ke gerbang kultivasi alam bawah sadarnya. "Aku harus kembali ke Kuil Giok dulu jika ingin ke Langit Giok. Kultivasiku masih terhambat entah karena apa, dan aku tidak mau membuat Lei Hexia semakin khawatir dan malah meragukanku untuk membantu ayah," ucap Xuxian sambil memejam.
Bai Suzhen berbalik dan duduk di sampingnya dengan tenang. "Apakah itu alasan saja supaya kau bisa bertemu dengan Yan Liang?"
Mata Xuxian langsung membuka dan mengernyit. "Yan Liang?"
"Ya. Kau mencintainya tapi dia mencintai orang lain, bukan? Kurasa itu yang membuat kultivasimu terhambat."
Lantas Xuxian tergelak takjub sambil memandang Bai Suzhen lekat-lekat. "Siluman sepertimu ini tahu apa tentang cinta?"
"Aku selama hidup memang hanya sibuk berkultivasi dan latihan bela diri. Tapi Guruku dulu pernah bilang, kalau cinta adalah sesuatu yang bodoh dan patut dihindari semua iblis. Cinta adalah kutukan paling mematikan dan permanen. Efeknya kalau tidak membuat orang gila, ya pasti mati. Mereka yang rela berkorban demi cinta, tidak peduli meski dirinya tidak dicintai kembali. Karena kebutuhan cinta yang paling utama hanyalah memberi."
Xuxian mengangguk-angguk, sedikit setuju dengan kata-kata Mo Lushe. "Gurumu cukup benar soal itu. Tapi aku tidak mencintai Yan Liang. Dia adalah temanku sejak kecil. Ketika aku kabur dari kuil karena tidak suka belajar kultivasi, aku turun gunung dan bermain di sekitar kota. Aku bertemu Yan Liang, dan ia yang mengenalkanku dengan banyak teman dan akhirnya kami berteman sampai sekarang. Saling membantu juga. Kebetulan, kemarin kau melihatku sedang membantunya lolos dari pernikahan yang dirancang oleh kedua orangtuanya. Maklum, kedua orangtuanya pejabat, Yan Liang adalah putri pejabat yang penting di Kota Tengah ini. Mereka menjodohkannya dengan keluarga kaya, namun Yan Liang berjiwa bebas sepertiku. Terpaksa menolaknya karena Yan Liang juga sudah mencintai seorang pemuda lain."
"Ah, jadi aku salah paham, ya. Dulu, waktu aku melihat dunia mortal lewat Kolam Nadi Kunlun di Gunung Kunlun bersama Xianlong, aku melihat orang-orangnya lemah namun memiliki kehidupan yang menarik. Setelah mendengar ceritamu, aku jadi paham kenapa. Kami para dewa dan iblis sibuk sendiri mengolah energi. Tapi kenapa kau kabur-kaburan dari Kuil Giok?"
"Aku tidak suka belajar kultivasi sejak kecil. Apalagi ketika ayah menganggapku pembunuh ibu. Aku membenci para dewa bahkan. Tapi semakin besar, aku disadarkan dengan keadaan Mo Lushe yang mengancam dunia mortal. Apalagi Dewa Shanqi sampai sekarang masih melakukan kultivasi tertutup, sementara kekuatan ayah tidak pernah bisa kembali pulih karena kematian ibu. Semua orang mengharapkanku untuk membantu dunia immortal karena Cahaya Roh milik Dewa Shanqi ada di sebagian diriku, tapi sebenarnya, aku hanya ingin melindungi dunia mortal, tempatku bermain dan menenangkan diri selama ini. Tidak lebih."
Seketika Bai Suzhen teringat ketika dirinya begitu yakin untuk berpihak pada Shanqi di hari Xianlong menghilang di depan matanya. Bai Suzhen masih ingat bagaimana rasanya ketika Mo Lushe ingin mencabut Pusaka Iblisnya, membunuhnya dan menjadikannya jiwa kosong tak berguna. Tentu Bai Suzhen tidak mau. Ia tak sengaja jatuh ke Laut Awan, lalu bertemu Xianlong yang ternyata membawanya ke titik awal dirinya sendiri.
"Waktu aku bertemu Xianlong, aku juga tidak sadar kalau sebenarnya sudah sejak awal aku percaya padanya. Aku menolak kebenaran energi cahaya dalam tubuh iblisku karena ego yang terlalu tinggi. Aku selalu beranggapan bahwa iblis adalah makhluk yang terhebat maka itu aku ingin mencoba membunuh Shanqi sendirian. Tapi nyatanya salah. Dengan menerima hal paling sulit dalam diri kita, justru kita dibukakan oleh kesempatan baru."
Xuxian membuka mata, memandang Bai Suzhen lagi. "Kata Ketua Pendeta, kau tidak sengaja membuka ruangan rahasia menggunakan energi cahaya di Istana Hei. Sebenarnya, ruangan apa itu?"
"Itu ruangan dokumen penting berisi masa lalu dan sejarah Tanah Iblis. Tadinya aku mengalami hambatan kultivasi sepertimu. Sudah dua ribu tahun aku berkultivasi, tapi tidak pernah memberikan hasil maksimal. Aku pun berniat mencari tahu tentang energi murni hitam iblis di ruangan itu. Aku juga hanya mencoba peruntungan. Banyak yang bilang kalau ruangan itu dijaga ketat, dan tidak ada sihir apapun yang bisa membukanya kecuali kekuatan yang lebih besar. Tanpa sengaja, malah energi cahayaku—ternyata lebih besar dari sihir Mo Lushe di ruangan itu. Dan akhirnya, Guruku pun mulai mengungkapkan kebenarannya."
"Waktu Mo Lushe bilang kalau kau adalah keturunan dewa, apa kau tidak marah padanya? Dia sudah tahu hal ini, namun menyembunyikannya darimu selama itu," sahut Xuxian pelan.
"Aku marah. Maka itu aku menolak memberikan Pusaka Iblis. Perjuanganku berlatih dan berkultivasi selama ribuan tahun tentu tidak mungkin membesarkanku menjadi dewa. Aku ingin menjadi iblis yang mampu diandalkan oleh Guruku. Tapi ketika adikku sendiri mendukungnya, aku sadar kalau hidup ini hanya diriku seorang yang memahami apa yang terjadi. Sampai akhirnya, kecelakaan menimpaku, jatuh ke Tanah Cahaya dan bertemu Xianlong. Bersama Xianlong, dia malah mengorbankan dirinya dan membantuku memulihkan energi demi mengungkapkan kebenaran yang selama ini Mo Lushe sembunyikan dariku."
Senyum Xuxian mengembang. "Pertemuan yang unik. Aku tidak pernah menjelajah ke Tanah Cahaya. Aku ingin sekali ke sana," ujar Xuxian setengah merenung.
"Aku beruntung bisa bertemu dengannya di saat yang tepat. Meskipun para dewa mungkin sampai sekarang tidak pernah mempercayaiku, tapi aku akan bertekad, sampai kapanpun untuk melepaskan Xianlong."
"Jadi, apakah kultivasimu sekarang sudah berhasil?' tanya Xuxian.
Bai Suzhen menatap pemuda itu lalu tersenyum miris. "Xuxian, aku berhasil. Tapi sekarang tanpa Pusaka Iblis, semua itu tidak ada gunanya lagi sekarang."
"Pusaka Iblis..." Xuxian menyentuh dada kirinya, "apakah benar-benar ada di jantungku?"
Kata-kata Hei Suzhen memang tidak bisa dipercaya, namun terhambatnya kultivasi membuat Xuxian sedikit mempercayainya.
"Tunggu sebentar," Bai Suzhen tiba-tiba teringat kekuatan besar dari payung Xuxian ketika ia menyerang Hei Suzhen yang dirasuki Mo Lushe. Bagaimana keganasan adiknya tidak seperti biasanya.
"Ada apa?"
"Hei Suzhen terkena kekuatan dari payungmu. Waktu itu... apa yang kau lakukan?"
Xuxian teringat dirinya berkonsentrasi penuh dengan memusatkan energi murni Cahaya Roh ke titik di kepalanya lalu menyalurkan energi, mendorong kekuatan itu melalui tangan.
"Aku hanya mendorong energi Cahaya Roh untuk mengusir Hei Suzhen. Tapi setelah membawamu pergi ke sini, aku sempat tak sadarkan diri selama satu hari."
Bai Suzhen terperangah. "Kau tidak bilang padaku." Matanya terlihat khawatir. Xuxian sedikit menahan senyum.
"Untuk apa aku bilang padamu juga? Kau yang harusnya kulindungi. Kau pingsan dan terkena luka dalam yang besar. Kalau bukan karena teringat kau, aku mungkin juga tidak bangun untuk waktu yang lama."
Bai Suzhen memiringkan kepalanya. "Kupikir kau marah padaku karena aku ini siluman iblis. Tapi, kenapa kau juga menyelamatkanku?"
Xuxian menghela napas. "Sudah kubilang, kan? Aku ini separuh Dewa Shanqi. Jika Shanqi memberimu kesempatan. Maka aku akan melakukan hal yang sama. Terlebih, aku sudah mencari tahu soal sosok penetral. Satu jiwa, dua energi. Jika kau benar-benar bisa membantu kami membuat segel anti-iblis, menghalangi kekuatan Mo Lushe yang mungkin saja menyerang dunia mortal, maka itu akan lebih baik lagi."
Kata-kata Xuxian entah kenapa membuat Bai Suzhen bersemangat. Dari hatinya yang paling dalam, dendam terhadap Mo Lushe, dan rasa hormat terhadap Xianlong bercampur aduk. Ia harus ingat bahwa kesempatannya untuk bisa hidup menjadi manusia biasa, walau Pusaka Iblisnya dicabut dan ingatannya tidak hilang sudah menjadi kesempatan paling berharga.
Ini adalah saatnya ia harus benar-benar bergerak dan memulai sesuatu.
Baru saja Bai Suzhen hendak mengucapkan sesuatu. Tiba-tiba, tanah tempatnya bergetar. Langit bergemuruh dan dari kejauhan, angin menderu kencang. Bai Suzhen dan Xuxian bangkit dan berjalan ke ambang pintu.
Langit yang tadinya cerah, mendadak berubah menjadi merah.
Jantung Bai Suzhen mencelus. Ia merasakan kekuatan Mo Lushe seolah menyebar ke Langit Giok.
Mulut Xuxian bergumam pelan. "Tidak mungkin..."
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top