Chapter 22 : Darah Hei Suzhen

Ketika Xuxian hendak pergi ke ruangannya yang ada di samping bangunan Kuil Giok, langkahnya tertahan di samping koridor terbuka yang mengarah ke kolam kecil di depan taman. Lapisan rumput sebagian tertutup salju, namun Xuxian bisa melihat sosok Ketua Pendeta; Luo Qinfei dan murid kepercayaannya, Ouyang Feilan. Sedang berdiri berhadapan sambil membicarakan sesuatu.

Kebetulan jarak dari koridor dan taman tidak terlalu jauh. Hanya dipisahkan semak-semak rumput dan sebuah pohon bunga plum yang tertutup salju. Xuxian tidak pernah begitu hormat terhadap Ouyang Feilan. Pendeta itu punya kecenderungan obsesi berlebihan terhadap para iblis. Padahal menurut ajaran Pendeta Kuil Giok, mereka hanya perlu menangkap dan tidak perlu membunuhnya.

Namun sesekali waktu, Xuxian yang setiap hari diajarkan dan dididik oleh para pendeta itu sering mendengar kalau obsesi Ouyang Feilan membuatnya sering mencari kitab-kitab magis dari Langit Giok dan sering mengunjungi Kuil Giok Langit yang ada di Dunia Immortal untuk hanya sekedar mengetahui asal usul para iblis.

Yang mana menurut Xuxian, hal itu sudah cukup keluar dari ranah kependetaan.

"...Hei Suzhen dibekukan oleh mantra Kaisar Yu Huang. Dia sekarang ada di Penjara Langit," kata Ouyang Feilan. Ia menyerahkan sebuah gulungan pada Luo Qinfei.

Luo Qinfei menerima dengan kerut samar. "Kau ke Penjara Langit? Untuk apa, Xiao Lan?" tanya pria tua itu. Rambut Luo Qinfei sudah memutih, kumis dan jenggotnya panjang hampir menyamai rambutnya. Wajahnya sudah berkeriput di beberapa bagian. Tapi matanya yang cerah tetap kelihatan bersemangat.

"Bukankah kau sendiri yang bilang kalau aku mau membekukan para iblis seperti yang Kaisar Yu Huang lakukan, aku harus mengambil darah iblis untuk dijadikan pusaka sendiri?" sahut Ouyang Feilan membuat pria tua itu memelotot kaget.

"Ini belum saatnya! Ka—kau... apa yang kau lakukan, Xiao Lan? Darah iblis harus dikultivasi dulu. Dan butuh waktu serta kekuatan besar untuk mengolah energi di dalamnya." Luo Qinfei terdengar panik. Ia menatap muridnya itu setengah frustasi.

Dari balik pilar kayu tempat Xuxian bersembunyi, ia mengintip sedikit. Dari balik saku Ouyang Feilan, ia mengeluarkan batu berwarna merah. Nampaknya itu pusaka darah iblis yang tadi Ouyang Feilan sebutkan.

"Waktu aku mendengar kalau Hei Suzhen turun dari Tanah Iblis, aku langsung pergi ke puncak Qianfeng dan masuk ke Langit Giok. Aku menyaksikan pertempuran dan bagaimana Kaisar Yu Huang membekukan Hei Suzhen yang berubah menjadi ular. Ia... wanita itu... sangat menakjubkan," kata Ouyang Feilan dengan tatapan kosong seolah sedang mengulang kejadian yang terjadi beberapa saat lalu.

Luo Qinfei mengerut resah, "Kau sengaja ke Langit Giok hanya untuk melihat Hei Suzhen? Buat apa, Xiao Lan? Kau jelas-jelas tahu kalau iblis sekuat Hei Suzhen hanya bisa dibekukan oleh Kaisar Yu Huang dan para dewa Wuxian. Kau belum cukup untuk bisa mencapai kekuatan itu."

"Guru, aku sudah berkultivasi hampir seribu tahun. Aku satu-satunya manusia fana yang berhasil mencapai umur sepanjang itu. Aku murid yang paling baik untuk memberikan contoh ke anak-anak manusia lain dalam melakukan pekerjaan ini," Ouyang Feilan bersikeras. Luo Qinfei menghela napas. Ia melengos ke arah lain sambil memegangi batu yang tadi diserahkan muridnya.

"Xiao Lan, aku tahu ambisi besarmu dalam menangkap dan membekukan para iblis. Tapi ada batas-batas tertentu bagi kita para manusia fana untuk bisa sampai melakukan tugas itu. Ranah kita ada di Dunia Mortal. Bukan di Dunia Immortal. Kau bisa-bisa menyinggung para dewa yang lebih kuat darimu dan ka—"

"Para dewa tidak masalah, Guru. Percayalah. Aku sudah sering berkunjung ke Kuil Giok Langit di Tanah Cahaya, tapi mereka justru memberkatiku dengan beragam ajaran kultivasi. Kau jelas tahu soal itu. Kenapa sekarang ketika aku hendak membantu para dewa Wuxian di Langit Giok kau malah melarangku?" Ouyang Feilan terdengar frustasi.

Xuxian juga penasaran kenapa Luo Qinfei melarang Ouyang Feilan. Selain karena bukan ranahnya, tapi pasti ada alasan pribadi yang membuat pria tua itu melarangnya. Ia kembali mendengarkan.

"Aku takut kau terlibat masalah pribadi dengan para Iblis, Xiao Lan," ucap Luo Qinfei pelan.

Jadi itu?

"Urusan dengan iblis bukan hal yang baik. Kau tentu tahu bagaimana para dewa sendiri—bahkan Dewa Shanqi masih harus kultivasi untuk mencari penangkal kekuatan Ratu Iblis Mo Lushe. Banyak kekuatan aneh yang dibuat oleh mereka dan kita masih tertinggal jauh. Selain aku memikirkan tubuhmu yang fana, bagaimana dengan keluargamu jika tahu kau memutuskan tugas berat ini?"

"Itu bukan masalah," jawab Ouyang Feilan cepat, "keluargaku juga sudah tahu aku akan menyerahkan nyawa demi melindungi para iblis. Sejak awal aku masuk ke Kuil Giok ini juga tujuanku sudah sangat jelas. Aku hanya ingin para iblis dibekukan dan kita tinggal damai di sini. Aku tidak bermaksud mengambil pekerjaan para dewa, aku hanya ingin mencoba potensiku."

Kali ini Luo Qinfei memandangnya beberapa saat.

"Kau sendiri yang bilang kalau aku murid berbakat dan berpotensi. Aku memiliki kekuatan spiritual dan tenaga dalam yang besar. Itu sebabnya kau melatihku dan aku berhasil mencapai seribu tahun kultivasi. Hampir menyamai dewa! Untuk apa aku membuang banyak waktuku jika tidak melakukan ini?" kata-kata Ouyang Feilan masuk akal.

Meskipun Xuxian tetap menganggap pria itu sebagai maniak pembeku iblis, tapi ambisi yang membakar semangat Ouyang Feilan seolah terasa di ujung jari Xuxian. Malah, gara-gara perkataan Ouyang Feilan, Xuxian jadi bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Sebagai Pangeran Langit, kenapa ia tidak bisa memiliki ambisi sebesar Ouyang Feilan? Padahal ia adalah putra kandung Kaisar Langit, ia adalah orang yang sama berpotensi—bahkan lebih kuat daripada Ouyang Feilan. Kenapa dirinya merasa tidak pernah berniat untuk melakukan kultivasi sepertinya?

"Baiklah," sahut Luo Qinfei sambil menyerahkan kembali pusaka batu merah di tangannya. "Aku tahu sudah terlambat untuk mencegahmu. Namun, apa rencanamu selanjutnya? Mau kau apakan darah Hei Suzhen itu?"

Senyum Ouyang Feilan mengembang. "Kata para dewa, Bai Suzhen ternyata juga turun ke Tanah Cahaya. Sekarang ia sedang ada di Gunung Kunlun. Aku akan coba mencarinya ke sana."

"Benar. Karena itu juga Kaisar Yu Huang memerintahkan Pangeran Mahkota untuk berdiam diri di kuil. Ia takut Bai Suzhen mengincar Cahaya Roh-nya dan perang terjadi," kata Luo Qinfei.

Diam-diam Xuxian menghela napas.

"Maka itu, jika aku sempat mencarinya lebih dulu, kemungkinan seperti itu tidak akan terjadi."

"Para Dewa Shantian bilang kalau jejaknya masih belum ditemukan. Kau akan mencarinya ke mana jika para dewa saja belum menemukannya?" tanya Luo Qinfei skeptis.

"Aku tidak tahu. Tapi aku akan mencoba mencari petunjuk lebih dulu. Siapa tahu, aku bisa menemukannya lebih dulu dan mencoba membekukannya," kata Ouyang Feilan yakin.

Setiap kata yang Ouyang Feilan ucapkan seolah membuat Xuxian justru semakin ragu. Entah kenapa ambisi dan kenyataan yang akan terjadi sulit bisa diharapkan. Tapi Xuxian hanya berharap kalau para pendeta itu baik-baik saja.

"Baiklah. Aku tidak akan menahanmu lagi sekarang. Aku juga tidak mau membuatmu sia-sia mengambil darah Hei Suzhen. Tapi aku cukup penasaran. Bagaimana caramu mengambil darah ini?"

*

Penjara Langit, Langit Giok.

Seorang pengawal penjara mempersilakan Ouyang Feilan memasuki koridor temaram yang samping kanan dan kirinya berupa jeruji kristal yang penuh aura energi cahaya. Di balik penjara-penjara itu, para iblis, siluman dan monster, terduduk lesu seolah menunggu waktu jiwa mereka dihancurkan.

Dari ujung lorong, Ouyang Feilan melihat Jenderal Denglai yang berjubah putih kebiruan berdiri dengan tatapan dingin ke sebuah bangsal.

"Jenderal," hormat Ouyang Feilan bersamaan pengawal penjara.

Denglai melirik ke arah Ouyang Feilan lalu terkejut. "Oh, Ouyang Feilan dari Kuil Giok Dunia Mortal? Kau yang diutus untuk menerima kabar?"

"Benar, jenderal," jawab Ouyang tegas.

Di balik jeruji emas yang dikelilingi aura energi cahaya, Ouyang Feilan menemukan seorang wanita muda yang terduduk lemas di pojok bangsal. Ia terlihat lemah dan tidak berdaya. Di sekitar wajahnya muncul sisik-sisik hitam menyeramkan. Rambutnya yang diikat satu dan menjuntai hingga ke belakang punggungnya nampak kusut. Baju dan jubah panjang yang menyapu lantai juga nampak robek. Penampilan itu berbeda jauh dari yang Ouyang Feilan lihat ketika siluman itu melawan Kaisar Yu Huang di Aula Langit.

"Apakah jenderal tidak khawatir dia bisa melepaskan diri?" tanya Ouyang Feilan.

"Kaisar Langit sudah menyegel pusakanya. Seharusnya dengan kondisi ini dia akan selamanya terjebak di sini."

Sama seperti apa yang Dewa Matahari pernah lakukan pada Ratu Iblis tiga ribu tahun yang lalu. Ketika Dewa Matahari menggunakan kekuatannya untuk menyegel Mo Lushe dan terjebak sendiri. Namun, jika Hei Suzhen sekuat Mo Lushe, tinggal menunggu beberapa ribu tahun lagi untuk menunggu Hei Suzhen berkultivasi sendiri dan melepaskan segel itu.

Namun Ouyang Feilan tidak mungkin mengucapkan itu. Ia hanya menatap lekat-lekat ke arah Hei Suzhen yang balas menatapnya dingin seolah waspada dengan pikiran-pikiran dalam kepala Ouyang Feilan.

"Jenderal, aku tahu aku lancang, tapi, bolehkah aku meminta persetujuanmu?" Ouyang Feilan membungkuk sambil menangkupkan kedua tangannya ke arah Denglai.

Denglai menoleh. "Persetujuan apa?"

Untuk sejenak, Ouyang Feilan mengeluarkan sebuah batu kosong berwarna hitam pekat dari sakunya. Ia menunjukkannya pada Denglai.

"Ini adalah batu spiritual yang diambil dari puncak Gunung Qianshi, Qianfeng. Aku sudah menyiapkan batu ini untuk mengambil darah Hei Suzhen untuk aku kultivasi dan kupelajari demi mencari ilmu penangkal baru untuk iblis di Dunia Mortal."

Denglai sedikit mendelik. Ia melirik ke arah Hei Suzhen yang masih bergeming.

"Aku tahu kau sering pergi ke Kuil Giok Langit di Tanah Cahaya. Itu sebabnya aku mengenalmu. Mereka bilang kau manusia setengah dewa yang punya spiritual hebat. Tapi... apa Ketua Pendeta mengetahui ini?"

"Benar, aku sering ke sana untuk menerima beberapa pelajaran spiritual. Namun, untuk masalah ini, Ketua sudah mengetahuinya. Dan ia berharap kau memberiku persetujuan. Di Dunia Mortal, semua manusia memang bergantung pada dewa di sini. Namun, alangkah baiknya jika kami para pendeta yang masih mampu belajar, mendalami ilmu penangkal dan membantu para dewa."

Denglai mengangguk-angguk. Ada bagusnya jika pertahanan semakin dikuatkan, pikirnya.

"Baiklah. Kami para dewa tidak butuh darah iblis untuk mencari penangkal. Karena sebagian besar, darah kami sendiri lebih kuat dari mereka. Namun, kau makhluk fana, berhati-hatilah. Darah para iblis—apalagi darah dari Hei Suzhen pasti punya banyak energi yang bertolak belakang dengan energi cahaya. Kau harus menggunakannya dengan bijak."

"Tentu, jenderal."

Denglai mempersilakan Ouyang Feilan berdiri di depan jeruji. Di dalam bangsal, Hei Suzhen menautkan kedua alis.

"Manusia bodoh. Darahku terlalu kuat. Kau tidak akan bisa meng—aargghh!!"

Saat itu Ouyang Feilan sudah mengulurkan tangannya. Dengan konsentrasi penuh, ia mengangkat batu ke udara dengan tenaga dalam, lalu fokus ke inti energi cahaya di dalam jantung, ia mengalirkan tenaga ke dalam tubuh Hei Suzhen, lalu dengan kuat, Ouyang menekan darah di dalam tubuh siluman itu untuk menariknya keluar.

"Ma—nusia... bo—doh!" Hei Suzhen mengerang kesakitan. Tubuhnya terasa dipelintir. Darah di dalam tubuhnya terasa diaduk-aduk. Ouyang menggerakkan pergelangan tangannya lalu mengeluarkan setetes darah yang kemudian tertarik keluar dari mulut Hei Suzhen. Diselimuti energi cahaya yang berputar di sekeliling batu itu, darah pun meresap masuk ke dalam batu dan mengubah warnanya menjadi hitam kemerahan.

Ouyang mengambil batu itu lalu menggenggamnya. Rasanya berdenyut seperti jantung. Sementara Hei Suzhen menggelepar pasrah di lantai penjara.

"Terima kasih, jenderal."

Denglai mengangguk. Keduanya pun meninggalkan bangsal penjara.

Namun, tanpa ada yang tahu, Hei Suzhen diam-diam memulihkan tenaga.

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top