Tajam


Hari kelima kali ini adalah dengan kata Tajam.

Wadidaw ....

Roman, pemuda biasa aja penampilannya berlari di koridor rumah sakit. Tampak sekali di wajah ya menyimpan kekhawatiran yang sangat dalam. Di tangan kanannya memegang kantong tas berisimakanan dan buah-buahan.

Ia tak peduli langkah kakinya menimbulkan entakan sehingga mengganggu pasien yang sedang tidur. Yang di dalam kepalanya adalah Tika, sahabatnya.

"Tik ...."

Ia berdiri di depan pintu kamar. Ada seseorang selain dirinya. Matanya memicing. Siapa dia? Ow ow siapa dia?

Seorang cowok tampan sedang mengelus tangan Tika. Ah, Roman tak suka ini. Uh, dadanya berdegup kencang. Kalau dilihat-lihat mata Roman seperti mata artis India yang naik turun, terus melotot ah ia benci pemandangan ini.

Apakah ini cowok yang disukai Tika? Da-Dans namanya?

Dengan tatapan tajam setajam pisau Roman memandang cowok itu tak berkedip. "Ehem."

Pria itu menoleh. "Roman ya?"
Bagaimana ia tahu namaku? Aku kan ga kenal dia? Roman terkejut.

Ia mengangguk. "Aku membawakan makanan dan buah-buahan kesukaan Tika."

Bagaikan anjing pelacak, Dans mengendus-endus mencari sumber bau yang sangat menyengat.
Roman tahu apa yang dicari Dans. "Tika suka jengkol."

Dans melongo. Sumpah ia ga suka jengkol. Tanpa sadar ia menutup mulutnya. Mau muntah. "Kamu jaga Tika, nanti aku kembali lagi." Secepat kilat Dans menghilang.

Roman tersenyum senang. "Rasakan."


Bersambung....

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top