Kosong
"APAAAAAA?"
Denisa, adik bungsu Roman menutup telinga dengan kedus tangannya. Sumpah, Tika suaranya menggelegar sekali. Mana-uhh mulutnya bau jengkol. Gilaaak!
"KAPAN DIA PINDAH? KOK GA BILANG-BILANG SIH?!" Tika ngambek. Ia tidak terima Roman sahabatnya pergi meninggalkan dirinya.
"Mana aku tau, Kak?" Denisa sedang makan cokelat di depan pintu pagar. Ia menatap Tika sedang sibuk menelpon sang kakak tersayang.
"Hallow Maman! Loe napa ga bilang-bilang ke gua kl loe pindah ke Bandung?!"
Denisa memperhatikan Tika sedang marah. Mukanya merah padam. Kayaknya bakal ada angin ribut nih, pikirnya. Seru kali .....
"Mana bisa! Loe harus minta izin ke gue! Gue kagak mao tauuk!" Tanpa sadar Tika meng loud speaker ponselnya.
"Memangna aku harus lapor kalo aku kemana? Memangnya aku harus izin ke kamu gitu?"
Denisa terpaku. Baru kali ini ia mendengar kakaknya nada bicaranya sangat lain dari biasanya. Apa kakak marah?
"Ya mana bi-"
"Tika! Dengar ya! Aku ga perlu izin sama kamu. Memangnya kamu apanya aku? Istri bukan? Pacar aja bukan?"
"Napas Tika terengah-engah. Ia tidak dapat menahan emosinya. "Gue benci loe, Man!"
"Semoga kamu bahagia dengan Dans."
"Bukannya loe suka ama gue, Man?"
"Buat apa aku suka ama orang yang hatinya bukan untukku? Jangan PHP in orang, Tik. Sudah ya."
Tika benar-benar terdiam. Jadi selama ini Roman menyukainya? Benarkah? Tika menganggap Roman adalah sahabat sekaligus kakaknya. Roman sekarang sudah pindah dan kuliah di Bandung.
Roman ....
Hati Tika benar-benar kosong. Ia merasa kehilangan sosok Roman yang ia sayangi. Roman tega meninggalkan dirinya. Tanpa sadar air mata Tika jatuh membasahi pipi.
"Kak Tika menangis?"
Bersambung ....
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top