ROSE IN THE MIST AND FLAME
Sebelumnya, Rizu minta maaf banget karena review ini benar-benar ngaret. Baik itu selesai baca maupun menulis dan mempublikasikannya. Sesuatu terjadi, dan Rizu jadi enggak bisa buka Wattpad sekitar sebulan ini.
Baiklah, tanpa banyak basa-basi, langsung saja berikut review dari Rizu....
Judul: Rose in The Mist and Flame
Penulis: Aurum Sulistyani aurumsulistyani
Kategori: Novel
Genre: Fantasy, Romance, Young Adult
Jumlah chapter: 51 + Prolog + Epilog
Sinopsis singkat:
Rosemary Roe, putri pemimpin pemberontak. Setelah kedua orang tuanya dieksekusi secara kejam, dibawah pimpinan Kapten Drake Moringan, Rose dibawa ke Radiant, tempat bagi para gadis dan anak perempuan untuk dihinakan. Tempat itu mempertemukannya dengan Putra Mahkota kerajaan Grishold, Pangeran Priam Alexandus.
Pangeran Priam yang mendatangi Rose rupanya menawarkan sebuah kesepakatan untuk bekerja sama.
Review:
Sebuah novel fantasi yang menyajikan petualangan seru dengan isu feminisme. Di mana tokoh utamanya adalah seorang gadis yang justru menjadi kunci penggerak suatu perubahan nyata pada negerinya.
Cerita Rose in The Mist and Flame ini seperti gabungan dari beberapa cerita novel atau film dengan genre dan tema serupa. Apalagi waktu nonton trailer buatan Penulis untuk cerita ini (Rizu nonton trailer-nya setelah selesai baca novelnya), rasanya Rizu hampir percaya kalau cerita ini memang ada filmnya. Trailer-nya benar-benar cocok sekali dengan alur cerita yang dibangun oleh Penulis.
World building-nya keren dan terasa sangat utuh dan solid. Hal ini karena Penulis mampu menciptakan semacam peradaban baru dengan sejarah, legenda, mitos, kepercayaan, serta kebudayaan sendiri. Penulis mampu membawa Pembaca ke dalam dunia ciptaannya melalui kisah Rosemary Roe ini.
Salah satu favorit Rizu adalah pada awal setiap bab terdapat kutipan-kutipan dari sumber beragam yang masih berupa bagian dari cerita itu sendiri. Seperti penggalan dari sejarah kerajaan Grishold yang menceritakan peristiwa penting di masa lalu, penggalan kisah dari semacam kitab, isi hati dan pemikiran seseorang, maupun isi surat salah seorang tokoh penting, dll. Baru kali ini Rizu menemui sesuatu seperti ini dalam cerita, bukan berupa quotes seperti pada umumnya. Hal ini menjadi cara unik dalam menyajikan multilayers cerita tanpa harus membeberkan terlalu banyak penjelasan terkait segala sesuatu hal.
Rizu kehabisan kata-kata untuk mengungkapkan bagaimana tepatnya cerita ini. Kalau Rizu mau kasi rating, aku ngasih nilai 9 dari 10, untuk pengembangan karakter dan alur. Overall, Rizu banyak menemukan hal-hal dalam karya ini. Dan secara pribadi, Rizu mendapatkan banyak input pengetahuan mengenai teknis bercerita yang baru dan unik.
Kalau mau lebih tahu, yuk simak apa saja yang Rizu temukan.
1. Penokohan dan karakterisasi
Hal yang paling Rizu suka dari cerita ini adalah karakterisasi tokoh-tokohnya, baik itu Rose, Drake maupun Priam. Karakter mereka berkembang menuju ke arah yang tidak disangka-sangka. Seakan alur cerita terbentuk melalui pengembangan karakter mereka. Tidak hanya tokoh utama, tokoh-tokoh pendukung pun diberi peran yang tak kalah penting dalam setiap konflik dan penyelesaiannya.
Tiga tokoh utama ini berhasil menjadi karakter yang loveable dan mendapatkan pendukung dari para pembaca.
Rose, seorang gadis muda. Sebagai anak pertama dari orang tua pejuang, sosoknya menjelma menjadi pribadi yang tangguh. Dibekali kemampuan bela diri dan berpedang, kemampuan Rose setara dengan kesatria kerajaan. Ditunjang wataknya yang pantang menyerah, mengantarkan Rose kepada takdirnya yang mampu menciptakan perubahan besar bagi Kerajaan Grishold.
Drake, Kapten Penjaga Pribadi Pangeran Priam, merupakan sosok lelaki yang penuh tanggung jawab serta sangat mematuhi aturan-aturan kerajaan. Perjumpaannya dengan Rose mengubah arah pandangnya mengenai baik dan buruk.
Priam, Putra Mahkota kerajaan Grishold yang menawarkan Rose kerja sama dalam mengubah Kerajaan Grishold menjadi lebih baik. Sosoknya menyimpan banyak misteri.
Interaksi antara Rose-Drake maupun Rose-Priam juga mampu memecah belah keberpihakan pembaca terhadap pilihan dua kapal tersebut. Kalau mau memilih, Rizu akan berada di kapal Rose-Drake. Namun, Rizu merasa bahwa chemistry antara Rose dan Priam masih terasa kurang untuk menumbuhkan benih-benih cinta dibanding chemistry antara Rose dengan Drake.
2. Teknis penyampaian cerita
-Seperti yang sudah diungkapkan oleh Penulis sendiri bahwa tulisannya memang bertabur typo. Juga kerap kali tanda baca berada di tempat yang kurang tepat, serta beberapa kata tidak baku. Seperti mengklem yang kemungkinan maksudnya adalah mengeklaim.
(Kata mengklem tidak terdapat pada KBBI V)
-Selain itu, gaya bahasa atau diksi yang digunakan Penulis sejak awal bikin Rizu terkagum-kagum karena memiliki variasi yang tidak biasa. Memang sekilas bisa diketahui bahwa Penulis menggunakan gaya bahasa yang mirip dengan karya terjemahan, dan inilah yang membuat Rose in The Mist and Flame terkesan bukan karya penulis lokal. Bukan hanya karena diksinya, pemilihan alur dan konfliknya bahkan memberi sumbangsih paling besar dalam kesan tersebut.
Akan tetapi, semakin lama Rizu membaca, Rizu mulai kebingungan dan merasa ada yang "ganjil". Setelah cerita mulai memasuki pertengahan hingga menuju akhir, diksinya jadi terkesan semakin kaku. Terutama pada dialog-dialognya. Rasanya seperti membaca teks hasil terjemahan dari Google yang belum disunting.
-Rizu paling suka alur yang dibangun. Mengalir dengan dinamis. Setiap konflik kecil mengantarkan ke konflik utama. Rizu sangat menikmatinya dan tidak dibuat menebak-nebak. Intinya, alurnya sulit diprediksi.
Adegan yang paling membekas bagi Rizu terdapat pada bab 25 di mana Rose "menjelma" menjadi Dewi Perang. Sumpah, Rizu ngebayakin adegan itu berasa lagi nonton film dan ikut deg-degan. Sampai-sampai lupa bernapas dan baru lega setelah sampai di baris paling bawah.
Ada satu hal yang buat Rizu agak kecewa terkait alur, yaitu pada adegan Jenderal Moringan terbunuh tidak se-apik yang Rizu harapkan. Padahal sebelumnya persiapan untuk berperang melawan Jenderal Moringan bisa dibilang sangat "wow". Jadi, rasanya semacam tidak sebanding aja gitu antara alur yang sudah dibangun hingga menciptakan rasa deg-degan, tetapi penyelesaian konfliknya kurang apik.
-Sudut pandang (POV) yang digunakan Penulis adalah POV1 dengan Rose sebagai acuan. Secara dominan, Penulis mampu menyampaikan cerita ini dengan baik melalui sudut pandang Rose. Ketiga unsur setting; waktu, tempat dan suasana bisa dirasakan dengan baik seolah-olah Rizu dibawa masuk ke dalam dunia yang dibangun oleh Penulis ini.
Namun, beberapa hal jadi terasa kurang dapet feel-nya, terutama pada adegan yang mencapai klimaks. Saat itu Rose justru tidak sadarkan diri dan ketika ia terbangun, keadaan sudah kacau balau.
Dengan kata lain, yang Rizu maksud adalah keseruan yang harusnya alur bangun untuk mencapai klimaks tersebut tidak tersampaikan dengan baik karena justru si tokoh utama yang menjadi acuan cerita malah pingsan. Otomatis kejadian-kejadian ketika Rose tidak sadarkan diri tidak bisa digambarkan oleh Penulis.
Selain itu, sering kali Rizu merasa kebingungan ketika Penulis (melalui sudut pandang Rose) menjelaskan situasi yang menyangkut tokoh selain Rose. Maksudnya, Rizu sering susah bedain kalimatnya itu menjelaskan Rose atau tokoh lain. Nanti setelah selesai baca beberapa kalimat, Rizu baru sadar kalau kalimat-kalimat tersebut menjelaskan situasi tokoh lain, bukannya Rose. Rizu merasa bahwa cara Penulis mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu terkait tokoh-tokoh (selain Rose) tidak diberi "pembeda" dengan kalimat yang menggambarkan situasi Rose.
Untuk memudahkan agar bisa membedakan yang mana kalimat yang menggambarkan Rose dan tokoh lain adalah dengan memberi paragraf yang berbeda pula. Jangan letakkan dialog untuk Rose dengan kalimat selanjutnya (di paragraf yang sama dengan dialog Rose) untuk menggambarkan atau menjelaskan situasi tokoh lain. Begitu pula sebaliknya.
3. Hal yang perlu diperhatikan
Ketika menengok karya Penulis ini, kita bisa melihat dan mengetahui bahwa Penulis mengikut sertakan naskahnya pada challenge atau lomba menulis yang diadakan oleh salah satu penerbit.
Jika naskah atau work diikutkan salam suatu lomba atau bahkan mengirimkan naskah novel ke email penerbit secara langsung (untuk diseleksi agar nantinya diharapkan naskah tersebut diterbitkan), maka hal yang tak kalah penting diperhatikan oleh penulis adalah kerapihan naskah tersebut. Dengan kata lain, naskah yang akan diajukan itu sudah menjadi yang paling sempurna menurut versi penulis masing-masing. Maka alangkah baiknya typo-typo atau kesalahan ketikan lainnya diperbaiki seluruhnya.
Rizu sering kali diberitahu oleh teman yang sudah memiliki pengalaman sebagai editor maupun penulis novel bahwa jika naskah yang diajukan akan sangat mudah tersingkir ketika tulisan (naskah yang diterima oleh pihak penerbit) tersebut tidak nyaman dibaca. Meski mereka baru mulai membaca paragraf pertama sekali pun.
"Lah, terus apa gunanya editor kalau tidak memperbaiki naskah kita?"
Fungsi utama editor bukan untuk mengurusi kesalahan-kesalahan teknis berupa typo, penempatan tanda baca yang tidak tepat, dsb. Namun, editor kerjanya adalah membantu dalam hal bagaimana naskah yang mereka pegang bisa menjadi tulisan yang utuh dan layak untuk diterbitkan. Seperti mengecek dan mengoreksi alur, logika cerita, memberi saran, dll.
Nah, maka dari itu jika kalian mengirimkan naskah ke penerbit atau mengikuti lomba menulis, jangan pernah remehkan kesalahan sekecil apa pun pada naskah yang diajukan ke penerbit atau karya yang dilombakan.
4. Saran
Secara keseluruhan, Rizu sudah menganggap Rose in The Mist and Flame adalah cerita fantasi yang sangat bagus. Ketika membacanya pun terkesan sedang baca novel terjemahan. Akan tetapi, menurut Rizu struktur kalimatnya sebaiknya diperbaiki sesuai dengan Kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Meski kesan formal dalam gaya bahasanya tidak hilang, setidaknya jangan meninggalkan kesan bahwa seakan-akan tulisan milik Penulis ini adalah tulisan yang diterjemahkan oleh Google tanpa melalui penyuntingan.
________
Kalau ada yang kurang dimengerti dari penjelasan Rizu di atas, silakan bertanya. Rizu siap diajak diskusi.
Dan cukup sekian review dari Rizu. Maaf bila ada kekhilafan dalam penyampaian serta hasil pemikiran Rizu yang masih sangat jauh dari sempurna ini. Semoga apa yang Rizu sampaikan bisa bermanfaat bagi Penulis dan bagi pembaca work review ini juga 🤗💕
2 November 2020
Salam sayang,
Rizu ❤
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top