NOTHING IS IMPOSSIBLE

Hmm ... halo 👋😶
Rasanya sudah setengah tahun Rizu enggak muncul di sini. Setelah sekian lama (mungkin karena pernah lupa beberapa bulan ubah status work ini ke 'OPEN') akhirnya ada juga request review yang masuk.

Karena Rizu sudah sangat terbiasa nulis review di Instagram, Rizu jadi lupa bagaimana cara bikin review untuk cerita Wattpad, makanya Rizu harus kembali menyesuaikan dalam beberapa waktu. Belum lagi antrean review di Instagram banyak sekali akhir-akhir ini. Jadi Rizu pusing banget.

Halaahh ... alesan, ya? 😅

Hehe iya, sih. Itu alasannya. Ya, mau gimana lagi kalau begitu yang terjadi.

Oh ya, tanpa banyak cincong lagi, yuk langsung simak review kali ini.

__________

Judul: Nothing Is Impossible
Penulis: achacamarica
Genre: Romance, Fanfiction
Status: On Going
Jumlah Chapter: 4+Penokohan+Prolog.


Sinopsis singkat (berdasarkan 3 chapter awal):

Adelia lahir dan tinggal di Surabaya. Hobinya adalah bermain game. Ia baru saja tamat SMP dan akan melanjutkan SMA di Yogyakarta. Suatu hari ketika baru saja bangun pagi, tiba-tiba saja Mama berkata bahwa hari itu Adelia sudah harus berangkat ke Yogyakarta. Katanya, Bude semalam menyuruh Adelia untuk berangkat esok hari.

Diantar oleh Mama, Papa dan adiknya, Oliv ke stasiun, Adelia berangkat sendirian ke Yogyakarta. Di sana ia bertemu Amara, cewek tok-tokers yang nantinya akan menjadi teman baru di sekolahnya di SMAN 10 Yogyakarta.

Sesampainya di Yogyakarta, Adelia dijemput oleh seorang cowok, anak tetangga Bude. Namanya Danu dan ternyata merupakan kakak kelas Adelia di SMAN 10 Yogyakarta nanti.

Di hari yang sama, pada malam hari Adelia meminta Danu untuk ditemani jalan-jalan.

Review:

Overall, cerita ini mengusung tema atau topik yang bagus. Berdasarkan informasi sekilas pada halaman Penokohan, secara garis besar tokoh-tokohnya memiliki latar belakang hobi atau passion yang berhubungan dengan aplikasi yang sangat banyak digandrungi kaum muda saat ini; Game, Instagram, Youtube, dan Tik Tok. Sepertinya Penulis mencoba menyampaikan bahwa aktivitas seperti itu bukan hanya untuk bersenang-senang. Ya, ini bagus karena kaum muda saat ini memiliki banyak potensi di bidang itu.

Gaya bahasa Penulis juga easy reading, dan Rizu suka cara Penulis yang mendeskripsikan sesuatu dengan detail.

Hanya saja menurut Rizu, kekurangan cerita ini terletak pada proses eksekusi dan teknis penulisannya.

Namun, setelah Rizu baca, dibanding langsung men-judge kalau "ini salah, itu salah", lebih tepatnya Rizu kebingungan. Banyak hal yang Rizu kurang paham apa maksudnya.

1. Baiklah, Rizu mulai dari blurb-nya dulu. Ada beberapa hal yang menurut Rizu ambigu:

a. "Di balik kisah 12 orang ini".

Ini maksudnya, cerita ini tokoh utamanya ada 12 orang? Atau cerita ini formatnya kumpulan cerita (cerpen, misalnya) mengenai 12 orang tersebut dengan tema dan konflik yang masing-masing berbeda? Ataukah memang semuanya sama dalam satu kesatuan cerita dengan fokus cerita pada ke-12 orang?

b. Hanya nama "Adimas Jaya" yang disebutkan.

Di antara 12 orang, hanya nama Adimas Jaya yang disebut. Apakah berarti Adimas Jaya adalah fokus utama cerita?

Lalu bagaimana dengan 11 orang lainnya? Apakah mereka tidak terlalu penting hingga Adimas Jaya saja yang terkesan spesial di antara mereka.

c. "Adimas lemah dalam meluluhlantakkan hari seorang perempuan"

Hmm ... jujur saja. Rizu paling bingung dengan penggunaan kata meluluhlantakkan itu.

Mari kita periksa makna kata tersebut dalam KBBI V

Nah, arti dari kata meluluhlantakkan adalah menghancurkan.

Jadi, apa betul Adimas ingin menghancurkan hati perempuan?

Mungkin lebih baik pakai kata meluhkan. Kata itu lebih bisa berterima untuk konteks mendapatkan hati perempuan.

d. Rizu belum bisa melihat hubungan antara blurb dan topik cerita mengenai gamers, youtubers, tiktokers, dll.

2. Selanjutnya, dari segi teknis penceritaan:

a. POV (poin of view/sudut pandang)

Penulis memakai POV1 dengan sapaan Gue. Di sini Rizu bingung lagi dan bertanya-tanya, "Apakah di daerah Jawa yang lain (Surabaya dan Yogyakarta khususnya) juga memakai sapaan khas Jakarta (Betawi, tepatnya)?

Bukan hanya itu, penggunaannya tidak konsisten. Seperti pada penggalan pada chapter 4:

Selain bikin bingung karena orang Surabaya yang pindah ke Yogyakarta menyapa dirinya dengan sebutan Gue, kemudian sapaan tersebut tiba-tiba berubah menjadi Aku.

Saran Rizu, lebih baik pakai Aku, karena Gue itu tidak relevan untuk latar belakang Adelia yang bukan tinggal di Jakarta ataupun berasal dari suku Betawi.

b. Penggunaan di dan di- yang digabung dan dipisah.

Ini kadang keliru. Penulis memisahkannya ketika harus digabung, begitu pula sebaliknya.

di- digabung ketika berfungsi sebagai kata kerja. Contoh: dipukul, ditendang, dimakan, disayang, dll.

Dan di dipisah jika bertemu kata benda dan kata keterangan waktu. Contoh: di rumah, di taman, di sekolah (kata benda). Di siang hari, di saat, di masa (keterangan waktu).

c. Penggunaan bahasa Jawa yang tidak ada terjemahannya.

Rizu bukan orang Jawa, jadi pas ada dialog yang menggunakan bahasa Jawa, Rizu langsung skip karena meski baca, Rizu tetap gak paham artinya apa.

Penulis harus menyadari, bahwa tulisannya bisa saja dibaca oleh orang seperti Rizu. Jadi, bagaimana mereka bisa paham apa yang dimaksudkan pada kalimat berbahasa Jawa tersebut, sedangkan tidak semua orang tahu bahasa Jawa, kan?

Sebaiknya, tulis terjemahannya di dalam kurung (...) tepat setelah kalimat yang berbahasa Jawa.

d. Beberapa kalimat, baik pada narasi dan dialog belum efektif.

3. Hal-hal lain yang mengganjal dalam cerita.

Beberapa hal terjadi di dalam cerita memiliki maksud atau tujuan yang kurang jelas. Sehingga motif dari tindakan tokoh atau alasan mengapa suatu hal terjadi memiliki kesan yang lemah.

a. Adelia memilih lanjut SMA di Yogyakarta.

Penulis tidak menjelaskan alasan mengapa Adelia ingin bersekolah di Yogyakarta. Rizu tidak menemukan alasan krusial mengapa Adelia harus bersekolah di sana.

Hal yang harus di perhatikan di sini adalah motif Adelia yang memilih untuk lanjut sekolah di luar kota sehingga harus jauh dari rumah dan keluarganya di Surabaya.

(Adegan pada awal chapter 1 di hari sebelum Adelia berangkat ke Yogyakarta)

Biasanya kita memilih sekolah tertentu karena berbagai alasan. Seperti:

-Menyesuaikan dengan cita-cita. Misalnya bagi yang bercita-cita jadi dokter, berarti akan melanjutkan ke SMA jurusan IPA. Atau ingin bersekolah di sekolah kejuruan, berarti lanjut di SMK.

-Ingin bergabung di kegiatan ekstrakulikuler atau klub tertentu yang hanya ada di sekolah tertentu juga.

Dan masih banyak alasan lain. Mulai dari hal sepele hingga hal yang sangat serius.

Namun, Adelia tidak memiliki motif serupa untuk bersekolah di Yogyakarta. Bahkan terkesan bukan dia sendiri yang memilih untuk lanjut bersekolah di sana.

b. Adelia tiba-tiba diberitahu untuk segera berangkat ke Yogyakarta.

Berikut adalah kutipan pada prolog:

Dan ini kutipan di chapter 1 yang berjudul Berangkat Awal, adegan pada pagi hari Adelia dibangunkan oleh Mama karena tiba-tiba harus berangkat ke Yogyakarya.

Setelah itu, tidak ada keterangan ataupun penjelasan mengenai hal penting apa yang mendesak Adelia untuk tiba-tiba ke Yogyakarta atas suruhan Bude-nya. Selain Biar sekalian mengenal Yogyakarta. Padahal masih ada waktu satu bulan sebelum rencananya Adelia ke Yogyakarya untuk memulai sekolah di sana.

c. Sikap orang tua Adelia yang aneh.

Setelah membangunkan anaknya pagi-pagi untuk memberitahu perihal Adelia harus berangkat tiba-tiba ke Yogyakarta, Mama dan anggota keluarga lainnya hanya mengantar Adelia hingga ke stasiun dan membiarkan Adelia ke Yogyakarta sendirian. Padahal tampaknya Adelia baru pertama kali ke Yogyakarta untuk bersekolah di sana dan tinggal di rumah Bude-nya.

Lalu ada juga yang seperti ini:

Rizu benar-benar bingung bagaimana jalan pikiran mamanya Adelia ini. Meski lanjut kuliah adalah sesuatu yang diandaikan, tapi bagaimana mungkin seorang ibu semudah itu nyuruh anaknya nge-kost di saat anak gadisnya itu sudah tinggal di rumah Bude-nya saat SMA. Dan alasannya biar si Bude gak kepikiran. Hmm kepikiran tentang apa?

Ya, itulah beberapa hal yang menurut Rizu mengganjal dalam cerita.

Ini pendapat Rizu secara subjektif, ya. Bisa jadi menurut orang lain berbeda atau tidak sependapat dengan Rizu. Bukannya menyalahkan, sekali lagi Rizu perjelas, kalau Rizu cuma enggak ngerti alasan di balik hal-hal yang menurut Rizu mengganjal itu karena kurangnya penjelasan mengenai hal tersebut.

Saran:

a. Perbanyak baca buku atau novel dengan genre dan tema serupa cerita yang ditulis. Perhatikan bagaimana gaya penulisannya, caranya membuka dan menutup tulisan, bagaimana membangun konflik dan mengembangkan karakter, dll.

Sebaiknya baca karya yang sudah terbit karena tulisan yang sudah terbit itu sudah melalui saringan dari editor. Jangan jadikan cerita Wattpad juga sebagai acuan, apalagi tulisan yang masih pemula. Nanti bisa tersesat.

b. Pelajari materi kepenulisan dan bereksperimen lebih banyak lagi. Rajin-rajinlah ikut kelas atau seminar kepenulisan online biar semakin banyak bekal menulis.

c. Sebelum publish tulisan, usahakan cek draft dulu untuk memeriksa kalau-kalau ada yang typo atau salah ketik lainnya.

d. Jadikan KBBI dan PUEBI sebagai pegangan. Kalau ada penjelasan yang kurang di mengerti, cobalah bertanya kepada yang dianggap lebih mengerti tentang hal itu.

e. Dan untuk ke depannya, usahakan menamatkan cerita ini dengan membuat pembaca bisa mendapatkan output yang memiliki nilai lebih.

Seperti kutipan dialog Adelia pada akhir prolog ini:

Jangan hanya mengatakan atau menyebutkan kelebihan gamer, tapi tunjukkan segala kelebihan tersebut akan berguna seperti apa di kehidupan nyata Adelia.

Begitu pula dengan topik lain yang serupa, seperti youtuber, tiktokers, dll.

Ini bisa menjadi peluang bagi Penulis untuk menunjukkan bahwa 'mereka' juga bisa menghasilkan sesuatu, bukan hanya sekadar senang-senang.

f. Tetap semangat dan perbanyak input ilmu kepenulisan.

Salah seorang penulis yang sangat ku kagumi pernah berkata, "Untuk menulis satu, aku membaca 10."

Nah, sesuai dengan kutipan di atas, untuk menulis satu karya, harus membaca 10 (sebanyak-banyaknya) karya terlebih dahulu. Sebab tak mungkin bisa menulis jika tak mau membaca.

__________

Kalau ada yang kurang dimengerti dari penjelasan Rizu di atas, silakan bertanya. Rizu siap diajak diskusi.

Dan cukup sekian review dari Rizu. Kalau ada kata atau kalimat yang kurang berkenan, mohon dimaafkan. Semoga apa yang Rizu sampaikan bisa bermanfaat bagi Penulis dan bagi pembaca work review ini juga 🤗💕

12 Juli 2020

Salam sayang,
Rizu ❤

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top