15 | Tasikmalaya Oktober Festival

Tasikmalaya Oktober Festival

Setiap daerah tentu memiliki perayaan khasnya masing-masing. Termasuk tasikmalaya. Festival yang baru beberapa tahun terakhir ini di gelar adalah dalam rangka untuk memeriahkan ulang tahun kota tasikmalaya.

Sebagimana yang tercantum dalam artikel sebelumnya, tasikmalaya berdiri pada tanggal 14 oktober 2001. Perhelatan tersebut dinamakan Tasikmalaya Oktober Festival. Tema yang dihadirkan setiap tahun berbeda-beda. Namun selalu ada kesamaan, yaitu parade budaya.

Tasikmalaya oktober festival bukan hanya untuk merayakan hari jadi kota tasik, tetapi juga menjadi ajang promosi dan investasi kota tasikmalaya. Selalu berlangsung meriah karena menampilkan Karnaval Budaya dan berbagai aksi kesenian.

Biasanya, saat TOF berlangsung, separuh jalan di pusat kota itu ditutup untuk pelaksanaan pembukaan dan karnaval.‎ mencakup jalan kh zaenal mustafa, dari masjid agung hingga jalan menuju dadaha. Itu berapa kilometer coba? Jauhhhh banget. Dan di beberapa sudut, akan ada puluhan stan yang menjajakan kerajinan khas kota tasik.

Pada tahun 2019, Wali Kota Budi Budiman menyatakan, kegiatann TOF 2019 juga mengangkat tema pelestarian payung geulis sebagai ikon Kota . Budi berharap payung geulis bukan hanya dipakai kegiatan seni dan budaya.

Selain itu, untuk tahun 2019 juga diadakan fetival kuliner 1000 gerobak bakso. Nyatanaya setelah kuhitung (kuker amat, ya? Wkwkw) nggak sampe 1000. Seratus mungkin ada, ya. Tetapi serius, deh. Gara-gara ini aku jadi yakin bahwa julukan kota tasik ini memang pantas didebut sebagai negeri 1000 bakso. Iyalah, tukang bakso dari segala sekte berjejer di sana. mulai dari mie bakso biasa, bakso goreng, bakso bakar dan lainnya. Gila, aku sampai mual mengingatnya. Wkwk. Tetapi jujur saja, tak satupun tukang bakso yang aku sambangi pada hari itu. karena tak selera.

TOF ini selalu ramai dikunjungi pengunjung, bukan hanya ingin melihat pegelaran budaya dan pameran seni. Melainkan untuk berburu poto. Gila, sih. Dekorasnya setiap tahun selalu cantik dan ciamuk, dengan payung geulis sebagai ikon utamanya.

Masih segar diingatan, pada tahun 2018, terhampar payung geulis berjejeran dari sudut ke sudut di angit-langit jalan pemisah antara masjid agung dan taman kota (seperti yang aku katakan, jalan ini ditutup sementara selama seminggu/dua minggu. Lupa wkwk). Warna-warni dan cantik. Benar-benar instragram-able. Tak heran, tempat tersebut tak pernah kehabisan pengunjung.

Tetapi pada tahun 2019, payung geulis tersebut berkurang jumlahnya. Beda dekorasi, sih sebenarnya wkwkw. Tetapi jujur, agak kecewa, sih. Karena jadi agak gersang dan panas. Sebagai gantinya, payung geulis tersebut teronggok dibeberapa sudut tempat. Yang bisa di pegang dan digunakan pengunjung saat berfoto.

Berjalan sedikit dalam ke jalan khz mustafa kamu akan mendapati bambu-bambu yang dipasang seperti kubus. Nggak bisa digambarkan. Tetapi ini benar-benar instagram-able.

Sayangnya pada tahun 2020, festival ini sepertinya tidak digelar. Karena faktor kondisi yang tidak memungkinkan.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top