12 | Destruction Magic
Freya harus memikirkan sesuatu. Mereka pasti memiliki cara untuk melintasi laut itu, mungkin dengan kapal, jika mereka punya. Bukankah Luke seharusnya sudah ada di sini? Di mana Pangeran menyebalkan itu? Apakah dia menipunya?
“Apa yang kau pikirkan?” tanya Gwen.
Freya mendesah. “Banyak hal. Bagaimana cara kita melintasi lautan ini?”
Gwen diam untuk beberapa saat, matanya melihat terus menerus ke arah kanan. “Hm, ada dermaga di sekitar sini. Ayahku yang membangun dermaga itu. Ayo, ikuti aku.”
Mereka berjalan tidak terlalu jauh sampai sebuah dermaga terlihat. Ada selusin orang yang tampak sangat sibuk sedang mengangkut barang-barang.
“Itu kapal menuju Gaetta,” kata Gwen, “tapi jelas bukan kapal yang tepat. Ada dua jenis kapal yang bisa membawa kita ke sana. Yang pertama biasanya digunakan oleh orang-orang kelas atas yang ingin pergi ke Gaetta. Yang kedua untuk transaksi gelap.”
“Transaksi gelap?”
Gwen mengangguk. “Kapal transaksi gelap itu ada satu tahun setelah ayahku meninggal. Aku tahu karena menguping pembicaraan pamanku. Tapi aku tidak tahu jelas transaksi apa itu.”
“Kita bisa menyelinap—”
Gwen tiba-tiba menarik Freya ke semak-semak, membuat gadis itu terkejut dan hampir menjerit jika Gwen tidak segera membekap mulutnya.
“Apa?” bisik Freya ketika Gwen menyingkirkan tangannya.
“Kau lihat di sana? Di sebelah kapal.” Gwen menunjuk ke sebelah kanan kapal, ada empat orang yang berkumpul di sana. Mereka sepertinya akan melemparkan sesuatu, tapi apa? Freya menyipitkan matanya untuk melihat lebih jelas.
Tapi orang-orang itu menutupi barang itu, sampai dia melihat rambut merah yang akrab. Astaga, itu bukan barang. Jika dia tidak salah, orang itu terlihat seperti Jack. Jika Jack ada di sini, artinya Luke juga ada di sini. Tapi di mana?
“Kita harus menolong orang itu,” kata Gwen.
“Aku punya ide.” Freya berlari menuju kudanya, mengambil busur dan panah yang diberikan oleh Luke. Dia kembali dengan cepat, Gwen memberikannya tatapan aneh saat dia membidik barang-barang yang belum dimasukkan ke dalam kapal.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Gwen.
“Membidik mereka.” Dia melepaskan anak panah yang tepat mengenai benda itu, membuat salah satu dari barang-barang itu jatuh. Empat orang yang memegang Jack buru-buru menjatuhkannya ke dalam air, tapi sebelum itu, Freya bisa melihat Jack menatapnya.
Empat orang itu melihat ke sekeliling, mencoba mencari keberadaan mereka, tapi jelas mereka tidak bisa menemukan kedua gadis itu. Akhirnya empat orang tersebut membawa barang-barang masuk ke kapal dan kapal pun siap untuk meninggalkan dermaga.
Begitu kapal menjauh dari dermaga, Jack naik ke atas, Freya dan Gwen menghampirinya. Pria itu bernapas terengah-engah untuk udara. Wajahnya babak belur, dipenuhi memar.
“Jack, di mana Luke?” tanya Freya.
Jack berdiri. “Mereka menangkapnya karena auranya yang seperti werewolf. Sekitar dua belas jam yang lalu. Kapal yang membawanya sudah berangkat sejak tadi.”
“Tapi kapal itu untuk transaksi gelap,” kata Gwen.
Jack mengangguk. “Memang. Ada sekumpulan Druid pengkhianat yang menjual werewolf ke Gaetta.”
“Lord Lyall tidak akan senang,” kata Freya. “Kita harus menolong Luke.”
Jack melihat ke arah kapal yang sedang berlayar. “Kapal itu belum terlalu jauh, kita bisa menyelinap ke sana untuk sampai ke Gaetta dan menyelamatkan Luke.”
“Kau gila? Bagaimana jika kita ketahuan?” tanya Gwen.
“Mungkin sihir Freya bisa membantu, kita akan menyingkirkan awak kapal itu dan mengambil alih kapal.”
“Itu bahkan lebih gila lagi!”
Jack mengabaikan Gwen dan menatap Freya. “Kau setuju tidak?”
“Itu ide yang buruk, tapi patut di coba.” Freya mengangkat bahu.
Jack tersenyum dan terjun ke air, mulai berenang. Freya dan Gwen mengikuti meskipun Gwen sedikit kesal. Kapal itu tidak bergerak terlalu cepat sehingga mereka bisa mencapai bagaian belakang kapal dalam waktu lima menit.
“Sekarang apa?” tanya Gwen pada Jack.
“Kita perlu naik ke atas kapal.”
“Bagaimana?”
“Akan lebih mudah jika kita bertiga berpencar, Freya ke kiri, kau ke kanan, aku di sini.”
Gwen dan Freya menatap satu sama lain sebelum mengangguk, meskipun Gwen masih menggerutu kesal, tapi dia tetap melakukan apa yang direncanakan. Freya pergi ke sisi kiri, melihat salah satu awak kapal yang berjaga di sana. Dia menggunakan sihirnya untuk membuat angin, salah satu dari sihir elemen dasar yang dia kuasai.
Awak kapal itu menjadi risih karena angin dan pergi. Freya mengambil itu sebagai kesempatan untuk menyelinap masuk. Dia tidak seberuntung itu, awak yang tadi pergi ternyata masih ada di sana, menatapnya. Dia menatap balik, orang itu segera mengeluarkan belati untuk menyerangnya.
Freya juga mengeluarkan belati miliknya dan menyerang, mereka bertarung dengan sengit meskipun Freya hampir tergores karena jelas, pria itu memiliki kemampuan yang jauh lebih baik.
Yah, karena kemampuannya yang tidak terlalu baik dalam bertarung, Freya kalah. Dia terjatuh, hampir tertikam belati jika dia tidak segera menggunakan sihirnya untuk mendorong pria itu hingga terjatuh. Untunglah Jack — yang sudah berhasil masuk ke dalam kapal — menolongnya dengan memukul pria itu hingga pingsan.
“Kau baik-baik saja?” tanya pria itu. Freya mengangguk dan berdiri.
“Di mana Gwen?”
“Di sini!” Freya menoleh ke asal suara, melihat Gwen yang baru saja naik. Dia terlihat lebih tenang daripada sebelumnya.
Itu hanyalah ketenangan sebelum badai. Jika tidak salah, ada dua belas awak kapal. Satu sudah dikalahkan yang artinya ada sebelas lagi. Sepuluh dari mereka keluar, sepertinya sang pengemudi kapal tetap di dalam. Mereka bertiga harus waspada sekarang, tiga lawan sepuluh bukanlah jumlah yang adil.
Jack melawan enam di antaranya, Freya dan Gwen melawan dua orang. Gwen menggunakan sihirnya dan melemparkan dua pria yang dia lawan ke laut. Freya awalnya memberikan perlawanan, meskipun berakhir melakukan cara yang sama dengan Gwen. Sementara Jack masih terus bertarung. Gwen membantunya dengan melemparkan dua pria lainnya ke dalam laut sehingga hanya tersisa empat orang.
Freya melawan dua lainnya, mempermudah Jack. Bicara tentang Jack, pria itu terlihat sangat kesal. Dia memukul dengan sangat keras seperti singa yang mengamuk. Bahkan saat dua pria yang dilawannya sudah tumbang, dia masih memukuli mereka.
Ini tidak bisa dibiarkan. Jack sangat marah.
“Jack, tenanglah—”
“Bagaimana aku bisa tenang? Mereka mengambil Pangeran, yang seharusnya aku lindungi dan aku gagal!” geram Jack, masih memukuli pria yang sepertinya sudah mati.
Freya menghela napas. “Pangeran masih hidup! Ambil alih kapal ini agar kita bisa menyelamatkannya, idiot, bukan meninju orang sampai mati.”
Di tengah-tengah itu, seorang pria lain yang tampaknya adalah pengemudi sekaligus kapten kapal jatuh di antara mereka. Jelas sihir sudah melakukan hal itu. Jack segera berpindah dan memukul pria itu hingga pingsan, sebelum melemparkannya ke laut.
Saat itu, Freya mencatat, lebih baik jangan menyakiti Luke saat ada Jack.
Freya membiarkan Jack tenang, karena pria itu masih terlihat sangat kesal. Dia beralih ke Gwen, yang tampaknya sedang mengemudikan kapal itu. Freya membantu dengan mengencangkan angin agar kapal mereka bisa bergerak lebih cepat.
Gwen keluar dari ruang kemudi dan mendekati Freya yang sedang mengamati laut sambil terus menggunakan sihirnya. Gadis itu mengabaikan Jack dan aura yang dikeluarkan oleh Druid itu.
“Kenapa dia bereaksi seperti itu?” tanya Freya.
“Ketika kami masih anak-anak, Luke pernah tenggelam dan hampir meninggal. Jack menolongnya dan sejak saat itu bersumpah untuk menjaga Luke apapun yang terjadi.”
Dahi Freya mengerut. Luke tenggelam? “Bagaimana itu bisa terjadi?”
Gwen mengangkat bahu. “Aku tidak tahu. Kurasa kau harus bertanya pada Luke atau Jack nanti.”
“Kau tidak tahu atau kau tidak ingin memberitahuku?” Gwen tidak menjawab pertanyaan itu, dan Freya tidak berniat untuk bertanya lebih lanjut.
“Kau meninggalkan kuda dan persediaan makanan kita.”
“Aku tahu. Semoga Gaetta memiliki makanan yang enak.” Freya akhirnya menatap gadis itu. “Transaksi gelap itu, apa menurutmu pamanmu tahu?”
“Jelas dia tahu. Mungkin dia juga salah satu pemilik di sana. Pamanku adalah orang yang mengerikan, dia akan melakukan apa saja untuk kekuasaan dan uang.”
“Dan keluargamu dekat dengan Luke, kan? Tidakkah menurutmu pamanmu ingin ....”
“Menjadi raja? Dia pernah mencoba menjodohkanku dan Luke, yang untung saja ditolak oleh Raja Nicholas. Pamanku menginginkan darah keluarga kami di atas takhta.”
Freya diam, tidak tahu harus membalas apa. Keluarganya harmonis, dia tahu bahwa sebagian orang tidak selalu mendapatkan keluarga yang baik. Gwen dan Luke adalah salah satunya. Dia tidak bisa berbuat apa-apa selain merasa kasihan pada mereka.
“Freya, Gwen, kapal yang membawa Luke ada di depan!” seru Jack.
Itu tentu saja menarik perhatian kedua gadis itu, Freya dan Gwen mendekati Jack yang berdiri di haluan kapal. Kapal itu jauh lebih besar, yang pasti untuk mengangkat bawaan yang lebih besar juga.
“Apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanyanya pada Jack.
“Sama seperti tadi, kita berdua akan menyelinap. Gwen akan tetap berada di sini, kapal ini memiliki meriam yang berguna. Kita akan memberikan aba-aba padanya saat kita berhasil menyelamatkan Luke dan akhirnya, kapal itu akan meledak.”
“Kurasa kau memang gila,” gumam Freya.
“Luke dalam bahaya, aku akan melakukan apapun.” Jack mengangkat bahunya dan terjun ke laut. Freya memaki pria itu dalam hati sebelum ikut terjun.
“Semoga beruntung!” teriak Gwen.
Semoga mereka benar-benar beruntung, karena jika tidak, penyelamatan Luke akan menjadi penangkapan mereka.
Freya dan Jack naik dari sisi kiri kapal, ada beberapa orang yang berjaga-jaga di sisi kanan. Sepertinya awak kapal ini lebih banyak daripada yang tadi. Begitu mereka berhasil naik, Jack menyerang. Awak-awak kapal yang ada di sana pun menyerang pria itu juga. Freya membantu melawan dengan sihirnya, dia tahu dia tidak baik dalam pertarungan.
“Luke!” teriak Jack di sela-sela pertarungan. “My Prince!”
“Jack, di belakangmu!” Jack menoleh ke belakang, nyaris saja bahunya tertusuk pisau jika Freya tidak segera melemparkan orang yang hendak menyerang Jack.
“Terlalu banyak!”
Memang benar. Mereka berdua sudah kalah jumlah sejak awal, jika ingin menggunakan meriam, mereka harus mengeluarkan Luke lebih dulu. Dia tahu sebuah mantra yang merupakan sihir penghancur, tapi dia belum bisa menguasainya. Sejauh ini, yang paling dia kuasai adalah sihir elemen dasar.
Tapi dia harus menggunakan mantra itu, meskipun belum sempurna. Energinya pasti akan sangat terkuras.
“Kau pergi cari Luke,” katanya kepada Jack, “aku akan mengurus mereka.”
“Kau yakin?”
Dia mengangguk. “Sebaiknya kau cepat, aku akan meledakkan kapal ini.”
“Kau akan—APA?!”
“Kau mau menyelamatkan Luke tidak?!”
Jack menghela napas, tapi setelah dia menjatuhkan awak kapal terakhir ke lantai, dia mulai mencari, meneriakkan nama Luke terus menerus. Sekarang giliran Freya yang dikelilingi oleh orang-orang itu.
Dia harus mengulur waktu sampai Jack menemukan Luke.
“Nedra.” Api keluar dari tangannya, mengenai lima dari dua puluh sembilan awak kapal. Cukup untuk memberikan luka bakar.
“Dia seorang Witch!” pekik salah satu dari mereka, yang entah mengapa membuat Freya menyeringai.
“Gaverii!” Angin kuat melemparkan empat orang keluar dari kapal. Sekarang hanya tersisa dua puluh orang, dia melirik Jack yang berusaha membuka sebuah pintu.
“Rized!” Air menghantam tiga awak kapal ke laut. Sisa tujuh belas. Jack berhasil mendobrak pintu itu.
“Luke ada di sini!” teriak pria berambut merah itu.
“Jack?” dia bisa mendengar suara Luke yang samar-samar.
“Bawa dia keluar!”
Awak-awak kapal itu tidak ada yang berani mendekatinya lagi. Itu adalah keputusan yang baik. Tak lama kemudian, dia melihat Luke bersama seorang pria berambut cokelat keluar dari tempat yang seharusnya menjadi kabin awak kapal.
“Freya!” lelaki itu tersenyum.
“Luke.” Untuk beberapa alasan, Freya merasa lega melihat lelaki itu lagi. “Bersiaplah untuk melompat ke laut!”
Awak-awak kapal itu mencoba menyerang lagi, tapi Freya memantulkan lima dari mereka keluar dari kapal menggunakan Gaverii. Ini dia puncaknya. Dia akan meledakkan kapal.
Jack sepertinya mengerti, membawa Luke dan pria berambut cokelat itu keluar dari kapal. Luke tidak langsung melompat keluar seperti pria tadi, dia melihat ke arah Freya.
“Apa yang kau tunggu? Lompat sana!”
“Kau akan baik-baik saja? Hanya kapal ini yang akan hancur, bukan kau, kan?” tanya Luke, terdengar khawatir.
Freya tersenyum kecil. “Ada apa denganmu? Lompat saja, percaya padaku.”
Luke melihat laut dengan ragu-ragu, sebelum melompat. Tapi Freya bisa melihat ketakutan di matanya, meskipun hanya sesaat sebelum menghilang seakan tidak pernah ada di sana.
Tiga dari awak kapal cukup waras untuk memilih melompat keluar dari kapal, sedangkan delapan lainnya tetap di sana. Mencoba menyerang Freya dengan belati.
“Craze.” Api hitam keluar. Kapal itu berguncang, inilah dia, sihir penghancur milik keluarganya. Morrigan berarti Ratu Mimpi Buruk. Inilah seharusnya mimpi buruk itu. Dia melepaskan sihir itu, merasakan tubuhnya yang mulai lemas karena pelepasan tersebut.
Kapal itu mulai hancur, awak-awak yang tersisa panik dan mencoba keluar sebelum akhirnya kapal benar-benar hancur dan tenggelam. Freya merasa dirinya akan pingsan. Dia mencoba berenang ke atas tetapi tubuhnya terlalu lemah untuk merespon perintah otaknya. Sepertinya dia harus pasrah dengan tenggelam.
“Freya!”
Apakah dia berhalusinasi? Dia mendengar suara Luke. Dia memaksa matanya untuk melihat siapa itu, meskipun sulit melihat karena air. Bayangan seorang pria mendekat ke arahnya, dan kemudian, kegelapan.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top