Neglectful Parenting (Gaya Pengasuhan)

Kesepian, ketakutan, kecemasan (Anxiety) kadang bisa merubah menjadi anak nakal (Tunalaras) untuk menutupi kelemahan pada diri mereka. Dan itu bisa menjadi salah satu faktor dari Neglectful Parenting atau di sebut sebagai gaya pengasuhan orang tua yang abai alis cuek.

Apa itu Neglectful Parenting?

Parenting style merupakan cara mengasuh anak yang dilakukan oleh orangtua dalam kehidupan sehari-hari.
Dan Neglectful Parents (orang tua yang abai) adalah orangtua yang hanya memikirkan kebutuhan mereka sendiri dan mengabaikan kebutuhan anak. Matthew J. Miller, Psy.D., dalam tulisannya Neglectful Parenting: The Impact on Children seperti yang diterbitkan di ccrd.publishpath.com, menyebutkan bahwa gaya mengasuh anak yang abai (neglectful parenting style) memiliki dampak jangka panjang terhadap perkembangan emosi pada anak bahkan ketika anak sudah dewasa nanti. Karena anak tak mendapat perhatian cukup dari orangtua, maka anak cenderung akan mengalami kesepian.

Neglectful Parenting kerap terjadi pada keluarga yang:
1. Belum siap untuk memiliki anak, misalnya karena ingin mengejar karir dulu.
2. Anak yang kelahirannya tidak dikehendaki, misalnya pada keluarga yang orangtuanya terlalu muda, MBA (married by accident), orangtua sudah terlalu tua sehingga tidak mengira akan punya anak lagi.
3. Orangtua yang egois.
4. Anak yang lahir karena ibunya diperkosa.
5. Ibu yang trauma mengalami proses melahirkan yang menyakitkan sehingga ada rasa dendam terhadap anak.
6. Anak yang lahir cacat.
7. Suami yang menyakiti istri, sehingga istri membenci anaknya.
8. Keluarga dengan anak yang sangat banyak, dsb.

Bisa dilihat bahwa pola asuh Neglectful ini tidak terjadi begitu saja. Ternyata ada banyak faktor yang mempengaruhinya. Lalu, apa saja ciri khas dari pola asuh ini? Mari kita simak bersama ya:

1. Adanya pengabaian terhadap anak.
Orangtua tidak pernah peduli kepada anak. Tidak pernah peduli pada perasaan anak, pendapat anak, maupun kegiatan anak. Apakah anak merasa aman dan nyaman, apakah dia lapar, apakah dia sudah mandi, dsb. Mereka sifatnya hanya menjalankan kewajiban sebagai orangtua dengan berat hati dan asal-asalan.

2. KDRT.
Ya, orangtua dengan pola asuh Neglectful sangat ringan tangan. Dalam artian yang negatif. Sedikit saja anak melakukan hal yang dianggapnya sebagai sebuah kesalahan, maka teriakan dan pukulan dipastikan akan dilayangkan kepada si anak.

3. Masalah yang tidak pernah selesai.
Keluarga dengan pola asuh seperti ini mengalami masalah yang tak kunjung selesai. Orangtua mengabaikan anak, sering kasar terhadap anak. Lalu anak merespon dengan tindakan agresif, suka melawan dan bersikap kasar. Semakin anak bersikap tidak menyenangkan, maka orangtuapun semakin membencinya. Begitu terus seperti lingkaran setan yang tidak ada habisnya.

Anak-anak yang diabaikan orangtuanya (tidak mendapat perhatian, tuntutan dan arahan) cenderung akan mencari-cari jawaban akan rasa ingin tahunya dengan langsung melakukan hal yang mereka inginkan. Mereka ingin membuktikan bahwa mereka hebat, yang sayangnya sering dengan cara-cara yang salah. Dengan kebut-kebutan, misalnya, mereka ingin membuktikan bahwa mereka bisa, hebat, jagoan. Meski ternyata malah gagal dan mengalami kecelakaan.

Itu hanya salah satu dari banyak akibat yang disebabkan oleh pola asuh Neglectful. Adapun konsekuensi yang lain bisa kita lihat sebagai berikut:

1. Kurangnya ikatan dengan orang tua
Ikatan hanya bisa tercipta dengan adanya interaksi yang sehat antara orangtua dengan anak. Jika tidak ada ikatan atau komunikasi langsung dengan sang anak, bagaimana bisa melakukan kedekatan itu? Resikonya adalah kita harus siap jika sang anak melakukan sesuatu yang tidak kita inginkan.

2. Keterampilan sosial dan perilaku anak kurang berkembang.
Hal ini disebabkan karena dalam kehidupan anak, mereka melihat contoh terdekat yaitu orantuanya. Bagaimana mungkin seorang anak akan bisa bersikap manis dan terbuka jika dalam keluarga saja mereka merasa diasingkan dan tak pernah dipedulikan keberadaannya. Maka jadilah Ia sosok yang dingin dan cangggung dalam bergaul.

3. Anak merasa hal-hal lain lebih penting bagi orangtuanya dibandingkan dirinya sendiri.
Entah itu pekerjaan orangtua yang ternyata lebih menyita waktu, entah sosok kakak atau adik yang ternyata lebih menyita perhatian kedua orangtuanya, atau hal-hal lain.

4. Kontrol diri lemah.
Seperti yang kemarin kita sudah bahas bersama. Saat orangtua bersikap tidak menyenangkan, anak akan sangat mudah bereaksi dengan tidak menyenangkan pula. Temper tantrum, gagap untuk bisa menyampaikan perasaannya karena selama ini tidak pernah di dengarkan perasaan dan pendapatnya.

5. Merasa terasing dan terabaikan di keluarganya sendiri.

6. Pada masa remaja, besar kemungkinan anak-anak ini akan salah pergaulan dan melakukan kenakalan remaja seperti contoh kasus di awal artikel ini. Saat mereka sedang kebingungan dan mengalami banyak konflik batin yang sulit untuk dipecahkan, lalu mereka bertemu dengan teman yang merasa senasib sepenanggungan. Dengan bergerombol mereka merasa hebat dan terlindungi. Lalu mereka akan bersama-sama melakukan hal yang mereka anggap sebagai ajang pembuktian diri. Bahwa mereka hebat, ingin diakui keberadaannya, dengan cara cara instan yang menyalahi aturan dan norma masyarakat.

Pola asuh orang tua memang tidak serta-merta menentukan bagaimana karakter seorang anak saat mereka dewasa. Namun, tak bisa dipungkiri, hal ini merupakan faktor yang penting. Anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh Neglectful, cenderung merusak dirinya. Dan sayangnya orangtua serta lingkungan kerap tidak menyadari bahwa selalu besar kemungkinan mereka lah yang menjadi sumber penyebabnya.

Secara alami juga, anak akan mengamati dan meniru gaya serta perilaku orang tua. Karena itu, apa yang Anda tanamkan dan bagaimana cara Anda mengasuh akan sangat mempengaruhi setiap aspek kehidupannya mulai dari karakter, pencapaian akademis, kesuksesan karier dan hubungannya dengan orang lain.

Jika anak tahu bagaimana cara mengubah takdir? anak juga tidak ingin dilahirkan kepada orang tua yang memiliki sifat seperti itu. Tapi mereka tidak tau harus seperti apa lagi, takdir sudah mengariskan hidup mereka seperti itu. Tinggal mereka menjalaninya atau mengakhirinya. Keputusan hanya Allah yang tahu segalanya.

Untuk pejuang anak Brokenhome dari Brokenhome Indonesia

Ini untuk kamu
Iya kamu yang masih menyalahkan bapak dan ibumu
Atas apa yang sedang kau jalani hari ini
Aku tahu, tidak akan mudah menjadi kamu
Saat anak-anak lain tumbuh dengan utuh bersama orang tua yang mencintai mereka
Ada bapak yang senantiasa menjadi pria bertanggung jawab
Ada ibu yang penuh dengan kasih sayang
Sementara kamu tidak merasakan hal itu
Setiap hari, kamu berjuang keras untuk memahat lengkungan indah di wajahmu
Kesunyian sudah menjadi sahabat terbaikmu
Patah hati selalu menjadi bagian dari hari-harimu
Ada begitu banyak hal yang hilang
Keadaan selalu membuatmu kecewa
Saat kamu membutuhkan mereka sebagai orang tua
Mereka tidak ada di sana untukmu
Malah saling melempar tanggung jawab
Perihal siapa yang seharusnya merangkulmu
"Sana, minta Ibumu. Bapak gak ada duit."
"Loh, Bapakmu yang harus bertanggung jawab. Apa gunanya dia menjadi laki-laki?"
Aku tahu, kamu lelah dengan segala kemunafikan
Perlahan, kamu merasa bodoh dengan hidupmu
"Toh, Bapak, Ibuku tak lagi peduli. Ngapain aku pusing."
Kemarahan menguasai isi kepalamu
Kekecewaan yang kamu rawat hari demi hari berujung kebencian
Kamu menyalahlan mereka kan, atas keberantakan hidupmu?
Aku katakan kepadamu,
Hidup memang seperti ini
Penuh dengan kesesakan
Sekeras apapun kau menolak kenyataan
Tidak akan merubah apapun
Begini, Bapak dan Ibumu mungkin gagal menjadi orang tua yang baik.
Tapi hidupmu harus terus berlanjut
Kamu tahu? Hidup yang kamu jalani adalah sepenuhnya tanggung jawabmu
Masa depan ada di tanganmu, bukan di tangan orang tuamu, entah Ibu atau Bapak
Iya aku tau, tidak mudah mengejar mimpi tanpa dukungan mereka
Lagi-lagi, beginilah hidupmu
Kamu bukan korban atas apa yang dialami orang tuamu
Memposisikan diri sebagai korban hanya akan membuatmu semakin rapuh
Sesekali, berdirilah di depan cermin
Lihat dirimu
Bertapa hebatnya kamu, yang sudah melangkah sejauh ini
Ingat ya, belum saatnya menyerah, dan menyerah tidak akan ada saatnya
Kamu harus tetap berjuang
Jadilah tangguh, untuk dirimu sendiri

Sekian dan terimakasih. Tetap semangat, terus berjuang karena hidup sangat sayang untuk di sia-siakan.

https://youtu.be/Xrnjh6GqfJQ
https://www-sehatq-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.sehatq.com/artikel/kenali-4-parenting-style-yang-dapat-diterapkan-orang-tua-dalam-mengasuh-anak/amp?amp_js_v=a2&amp_gsa=1&usqp=mq331AQFKAGwASA%3D#aoh=15850905451961&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.sehatq.com%2Fartikel%2Fkenali-4-parenting-style-yang-dapat-diterapkan-orang-tua-dalam-mengasuh-anak
https://m.fimela.com/parenting/read/4181522/neglectful-parenting-dan-efek-jangka-panjangnya-pada-anak
http://elhanalearningkit.com/pola-asuh-neglectful
http://elhanalearningkit.com/dampak-pola-asuh-neglectful
http://elhanalearningkit.com/pola-asuh-pengertian-dan-penerapannya-dalam-parenting

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top