Pepatah Jawa

Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.

Halo, pembaca yang budiman.

Selain pusing mikirin tema, aku juga pusing mikirin intermezonya. Kira-kira apa lagi, ya? Mau ngajak ngobrol apa lagi, ya? Ada yang sama, nggak?

Jadi kali ini tanpa basa-basi langsung aja, ya?

Kali ini akan mengambil tema peribahasa, tema nomor berapa, ya? Ada yang ingat?

Wis. Lanjut.

Berhubung aku orang Jawa, maka yang akan aku ambil adalah peribahasa Jawa (pepatah Jawa).

Pepatah Jawa adalah sebuah gaya bahasa yang dituturkan secara turun temurun dalam kehidupan masyarakat Jawa. Fungsinya sebagai piwulang (pembelajaran) secara lisan, karena berisi tentang pitutur bijak dalam menyampaikan nasehat, teguran, dan juga sindiran kepada orang lain.

Berdasarkan gaya penyampaiannya pepatah Jawa dibedakan menjadi 3, yaitu:

1. Pepatah Jawa paribasan.

Paribasan adalah kata-kata (dalam Bahasa Jawa) yang tetap dalam penggunaannya yang memiliki makna (kiasan) dan tidak mengandung makna pengandaian. Paribahasa menggunakan bahasa Jawa secara lugas, jelas dan tidak menggunakan pengandaian, perbandingan atau perumpamaan.

Contoh:
Becik ketitik ala ketara.
Artinya, perbuatan yang baik dan buruk pasti akan terlihat nantinya.

2. Pepatah Jawa bebasan.

Berbeda dengan paribasan, bebasan menggunakan pengandaian berupa sifat, watak, maupun keadaan seseorang.

Contoh:
Abang-abang lambe.
Artinya, berbicaranya hanya basa-basi.

3. Pepatah Jawa saloka.

Yang membedakan dengan bebasan, saloka menggunakan kata-kata yang diandaikan adalah orang dan pengandaiannya adalah binatang dan juga barang.

Contoh:
Kebo nusu gudel.
Kebo dalam bahasa Indonesia adalah kerbau dan gudel sebutan untuk anak kerbau. Jadi artinya, orangtua yang meminta bantuan kepada pemuda. Atau orangtua yang belajar kepada pemuda.

Sampai di sini ada yang masih bingung?

Nggak usah terlalu bingung, intinya ketiganya memiliki tujuan yang sama. Sama seperti peribahasa di daerah lain.

Iya, to?

Sekarang aku mau bahas tentang bebasan yang berbunyi 'kegedhen empyak kurang cagak'.

Ada yang sudah tahu artinya?

Oke. Bagi yang sudah tahu, nanti kalau aku dalam menyampaikannya masih kurang boleh ditambahkan. Jadi kalian tetep harus baca, walaupun sudah tahu artinya.

Kalau ada yang belum tahu, oke. Akan aku jelaskan.

Jadi, yang dimaksud dengan Kegedhen empyak kurang cagak adalah ...

Empyak jika di bahasa Imdonesia artinya atap dan cagak artinya tiang. Maka, jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia ialah 'kebesaran atap kurang tiang'.

Apa yang akan terjadi jika sebuah rumah memiliki atap yang besar (lebar) tapi tiangnya kecil?

Akan mudah roboh. Yup. Tepat sekali. Jadi seperti dalam membangun rumah harus memperhitungkan seberapa besar rumahnya, berapa lebar atapnya, diseimbangkan dengan seberapa besar tiangnya. Agar rumah menjadi kokoh.

Nah itu jika diibaratkan sebuah rumah. Makna sesungguhnya dari bebasan tersebut ialah seseorang yang memiliki keingingan yang tinggi tanpa memgukur kemampuannya.

Jangan karena hanya ingin dipuji, ingin dianggap sukses, ingin dikatakan mampu. Karena merasa gengsi dengan teman-teman sehingga ia lupa bahwa dirinya tak mampu mengikuti gaya teman-temannya.

Yang seperti ini sungguh tidak boleh ditiru. Karena bukan kebahagiaan yang akan diraih melainkan sebaliknya, sebuah kesengsaraan.

Betul?

Lewat bebasan itu, orang tua zaman dulu ingin mengajarkan dalam berteman/ berkawan harus apa adanya, tidak perlu berpura-pura. Jika memang tak mampu jangan bilang mampu hanya karena tak mau dianggap miskin. Karena sekali berbohong akan terus berbohong.
Harus melihat seberapa kemampuan diri, jangan juga gampang panas/ terpancing, saat melihat temannya memiliki barang baru langsung ingin membeli, harus bisa menyesuaikan dengan kebutuhan. Jika memang dirasa tidak perlu atau belum dibutuhkan, jangan dipaksa untuk membeli.

Bebasan ini pas banget 'kan buat menyindir atau menasehati para emak-emak yang kadang suka kalap kalau lihat barang-barang berdiskon?
Disuruh belanja apa? Pulangnya bawa apa?

Kadang ada tetangga baru beli kulkas, rewel minta dibeliin. Hehe tapi kalau emak yang satu ini, insya Alloh enggak. Cuma kadang-kadang aja, kalau pas lagi khilaf. Hehe

Nah tapi, bebasan ini ada yang mengartikan lain.

Kegedhen empyak kurang cagak.

Orang yang memiliki mimpi tinggi tapi tidak mau berusaha atau usahanya kurang maksimal.

Contohnya?

Aku. Memiliki mimpi untuk menjafi seorang penulis yang hebat, bisa menerbitkan banyak buku, atau bahkan bisa dibuat sebuah film. Tapi usahanya?

Kadang nulis suka malas. Membaca juga malas. Lalu kapan bisa berhasilnya?

Jika memang mempunyai keinginan atau mimpi atau cita-cita yang tinggi, maka usahakan dengan sak pol kemampuan. Jangan gampang menyerah. Agar hasilnya juga maksimal.

Alkhamdulillah, untuk part ke 5 rampung juga. Jangan lupa baca punya temen-temenku yang lain, ya.

Eh ada lagi pepatah Jawa yang bunyinya 'witing tresna jalaran saka kulina'. Yang artinya, cinta akan datang karena terbiasa. Jadi, jika kalian sering baca tulisan aku, kalian akan jatuh cinta sama aku. Eh, maksudnya tulisan aku. Hehehe

Terima kasih. Selamat membaca. Jangan lupa tinggalkan jejak, ya.

Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.

Sumber:

https://www.senibudayaku.com/2019/11/paribasan-bebasan-dan-saloka.html?m=1

http://afilia.blogspot.com/2014/08/kegedhen-empyak-kurang-cagak.html?m=1

https://nguriuriparibasanjawa.blogspot.com/2016/02/kegedhen-empyak-kurang-cagak.html?m=1

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top