Chapter 27


Hari ini aku diperbolehkan pulang. Tentu saja aku menolak pulang bersama Marcus. Kami, maksudnya aku dan Grace akan tinggal di Apartemen Aiden.  Kekasih Grace itu sempat mengatakan memang belum aman bagiku untuk berdekatan dengan Marcus, apalagi berita di luar sana yang menyorot dan mendesak ingin mendapatkan konfirmasi.

Aku tidak tahu masalah krusial apa yang sedang terjadi di luar sana, yang jelas, saat ini aku harus mencari tempat persembunyian. Sedangkan penthouse Marcus tentu bukanlah pilihan yang baik mengingat insiden yang terjadi sebelum aku tak sadarkan diri dan berakhir di rumah sakit.

Posisiku dan Marcus saat ini tidak dalam keadaan  menguntungkan untuk mengklarifikasi apapun, tentu saja karena keadaan  Marcus yang sedang dimata-matai.

Aku, Grace dan Aiden masih mencari

cara bagaimana membuang chip implan di tubuh Marcus tanpa sepengetahuan empunya. Jika sampai Marcus menyadari bahwa dirinya sedang diawasi, sudah pasti rencana kami akan gagal dan orang yang mengawasi Marcus akan tahu, aku khawatir mereka akan bertindak lebih cepat daripada kami.

“Bagaimana kalau kita menculiknya.”

“Yang benar saja.” Menghempaskan tubuhku di atas sofa, kami baru sampai di Apartemen Aiden.

“Sejujurnya aku sudah memikirkan cara paling natural.”

“Apa?” tanya kami serempak.

“Menikamnya.”jawab Aiden tanpa dosa. Pria itu menaik turunkan sebelah alisnya.

“Kau gila, bagaimana kalau dia mati, aku belum siap menjanda.”

Aiden memutar bola matanya. Mereka berdua ini sungguh pasangan aneh. Kenapa saran-saran dari mereka tidak ada yang masuk akal. Tentu saja aku tidak ingin menyakiti Marcus. Meskipun apa yang dia lakukan pernah menyakitiku.

“Kalian sadar kan, bahwa Marcus saat ini sedang diawasi. Jika kita tidak menggunakan cara kekerasan pasti orang itu akan curiga.”

“Apakah ada alasan logis kenapa tiba-tiba Marcus mendapat serangan.”

“Jika media sampai tahu kejadian itu, aku akan membuat alibi bahwa Marcus di serang oleh orang suruhan rival bisnisnya.”

“Kau ingin mengumpankan orang yang tidak bersalah.”

“Ck! Tentu saja aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi, aku jamin rencana ini akan bersih dari sorotan media, biarkan media masih penasaran dengan hubungan kalian berdua.”

Aiden melangkah, berdiri menjulang di depanku dengan kedua tangannya yang menumpu bahuku.”Kau tau Renesya? Saat ini Marcus  sedang berusaha mengejarmu kembali, dia dituntut oleh dewan direksi untuk menyelesaikan skandal yang terjadi diantara kalian, Marcus harus membersihkan namanya dari scandal apapun jika ingin mendapatkan kepercayaan dari dewan direksi kembali. Dan tentu saja dia membutuhkan dirimu di sampingnya untuk diajak bekerjasama mengklarifikasi itu semua.”

“Tapi kan?” ucapanku menggantung, disela oleh Aiden. “Nah! Sedangkan di sini kita tahu bahwa seseorang diluar sana sedang memastikan bahwa kalian tidak akan pernah kembali bersama lagi, mereka tahu bahwa kau adalah kelemahan Marcus.”

Aku membenamkan wajahku di kedua tangan. “Ya! Tuhan apa yang harus kita lakukan?”

“Satu-satunya cara hanyalah, mengulur itu semua dengan membuat Marcus berada di rumah sakit.”

“Tidak adakah cara lain selain menyakitinya, ini sunggug gila!” Aku masih tidak percaya dengan ide konyol Aiden yang dapat membahayakan Marcus.

“Hahaha … wajahmu pucat sekali Renesya.”

Grace yang sejak tadi diam tiba-tiba menggeplak kepala Aiden keras.”Bercandamu tidak lucu dude.”

“Aku hanya mengetes apakah Renesya masih mencintai Marcus, mungkin saja setelah hilang ingatan rasa itu sudah hilang, mengingat apa yang sudah Marcus lakukan padanya.”  

Aku mendelik tajam pada Aiden. Dia pikir ini lucu. “Sialan! Kau pikir ini bahan candaan.”

“Aku memang marah pada Marcus, tapi aku sudah punya cara sendiri untuk membalasnya, dan kalian tidak usah tahu.”

“Yeah! Urusan rumah tangga.” seloroh Grace.

“Jadi apa rencana lainnya.”

“Kalian harus pulang ke Italia.”

“Lalu, bagaimana kalau Marcus menculikku lagi.”

“Heeisss.. Itu hanya kamuflase saja, kita akan membuat seolah-olah kau kembali ke Italia, meninggalkan Marcus. Bukankah memang seperti itu teror yang kau alami selama ini. Mereka ingin kau pergi meninggalkan Marcus dan semua selesai.”

“Semudah itukah?”

“Tentu saja tidak! Itu hanya pancingan saja.”

“Kau terlalu berbelit - belit.” Aku bosan mendengar penjelasan Aiden yang lebih mengarah pada hal tak masuk akal.

“Secara logika, Marcus akan merasa kehilangan, tentu dia pasti marah dan nekat mengejarmu, saat itu nanti aku akan menyuruh seseorang untuk menyerang Marcus.”

“Sialan! Lagi-lagi rencanamu hanya akan mencelakainya.”

“Kau jangan berburuk sangka lebih dulu. Marcus tidak akan kenapa-kenapa, aku hanya akan membuatnya pingsan dalam beberapa jam.”

“Bagaimana caranya?” Aku masih tidak mengerti maksud Aiden.

“Dengar baik-baik. Marcus akan marah saat tahu kalian kembali ke Italia.”

“Dan sudah pasti kau yang akan dimaki olehnya.”  sahut Grace. Aiden meringis mendengarnya.

“Saat Marcus ingin membawa mobilnya untuk menyusulmu ke bandara. Aku akan menyuruh seseorang menyerang dan membius Marcus lalu mengambil alih mobil tersebut dan membuatnya seolah-seolah mengalami kecelakaan.”

“Apa kau bisa memastikan Marcus tidak akan kenapa-kenapa.”

“Aku akan memastikannya. Yang jelas saat Marcus tidak sadar itulah kesempatan kita untuk mengeluarkan Chip dari tubuhnya. Kita membutuhkan bantuan Dokter Stefan kembali.” ujar Aiden mantap.

“Rencanamu ini memiliki resiko besar, kau akan menggung akibatnya jika sampai terjadi apa-apa pada Marcus.”

“Ampun nyonya.” Aiden mengangkat kedua tangannya seolah sedang tertangkap basah oleh pihak kepolisian. Tidak lupa menampilkan cengiran lebar di bibirnya.

"Lalu kapan rencana ini kau jalankan." Grace ikut bertanya.

"Mungkin 3 sampai 4 hari dari sekarang. Selama menunggu, kalian bisa memikirkan rencana lain, apabila Marcus memaksa ingin bertemu dengan Renesya."

Chieva
03 Maret 2021

Part ini berhubungan dengan Part 23 dari sisi Marcus. Kalau  kmaren lupa apa yang terjadi sama Marcus bisa cek ulang di Part 23. Kira2 apakah rencana Aiden berjalan mulus. Silakan ditebak.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top