Chapter 26
Keesokan hari setelah kejadian itu, aku dipindahkan ke ruang rawat lain yang lebih terjaga privasinya. Sebenarnya Aiden menyarankanku untuk pindah rumah sakit saja. Tapi aku menolaknya, aku tidak ingin Marcus semakin curiga dengan tingkah kami.
Entah alasan apa yang dikatakan Aiden kepada Marcus mengenai pemindahan kamarku ini. Yang jelas aku sudah memastikan pada Aiden bahwa pembicaraan malam itu masih menjadi rahasia diantara kami berdua saja. Bahkan Grace saja belum tahu.
Pagi ini. Aku melihat wajah Aiden tertekuk murung, dia berjalan dengan langkah gontai. "Ada apa dengan wajahmu?"
"Aku baru saja menemui Dokter Stefan." jawab Aiden lirih. Pria itu terlihat sangat lelah,sejak semalam dia memang belum sempat pulang sama sekali.
"Aku mencari tahu mengenai siapa sebenarnya wanita yang mendatangimu semalam. Aku meyakini jika dia memang seorang suster, Dokter setafan pasti tahu tentangnya."
"Lalu apa katanya?"
"Di rumah sakit ini memang ada yang bernama suster Sofia, namun aku tidak yakin apakah benar memang dia orangnya, karena sekilas aku melihatnya sangat berbeda dengan wanita yang mendatangimu semalam."
Aku mengerutkan kening dalam, tidak memahami maksud ucapan Aiden.
"Aku menyimpulkan bahwa wanita semalam adalah penyusup yang menyamar menjadi seorang suster."
"Masuk akal, lalu apa kau bisa mencari tahu siapa sebenarnya mereka?"
“Aku belum dapat memastikan ini semua, sejak dulu aku dan Marcus sudah memiliki satu nama, namun kami tidak memiliki bukti apapun. Apalagi saat itu kau sedang hilang ingatan, jadi tidak ada satupun sumber informasi yang dapat kami temukan. Sedangkan kasus kecelakaan kalian sudah ditutup dan terlupakan.”
“Siapa orang yang kau maksud?” aku merasa sangat was was apakah mungkin orang yang Aiden maksud adalah orang yang sama saat mengancamku dulu.
“Kau bisa mendengarnya langsung dari seseorang. Silakan maksuk Dokter.” Aku terhenyak saat menyadari Dokter Stefanlah yang masuk ke ruanganku.
Pria paruh baya berjas putih itu berjalan mendekati ranjangku.
“Saya akan memeriksa dulu keadaan nona.”
“Saya sudah tidak apa-apa dokter, kapan saya boleh pulang?”
“Mungkin 2 sampai 3 hari lagi anda sudah diperbolehkan pulang, tinggal menunggu hasil test terbaru.” Aku mengangguk. Rasa penasaran menghantuiku, apakah ada hal lain yang akan dibicarakan oleh Dokter Stefan.
“Ada yang ingin saya sampaikan mengenai tuan Marcus.”
“Sebelumnya saya ingin memohon maaf atas kesalahan yang telah saya berbuat.” Aku benar-benar tidak mengerti kemana arah pembicaraan ini akan berlangsung. Untuk apa Dokter Stefan meminta maaf.
“Saat ini tuan Marcus sedang di awasi, jadi apapun yang tuan Marcus ketahui maka akan diketahui pula oleh pihak tersebut.”
“Maksud Dokter? Ada yg memata-matai Marcus?”
“Bisa dikatakan demikian, ada sebuah chip implant yang tertanam di tubuh Tuan Marcus, chip itulah yang membawa informasi apapun atas apa yang sedang Tuan Marcus lakukan.”
Aku membulatkan mataku tidak percaya lalu melirik ke arah Aiden, ingin memastikan apakah telingaku tidak salah mendengar, siapa yang tega melakukan hal sejauh itu. Aiden hanya mengangguk dan memberi isyarat bahwa aku harus mendengarkan semua perkataan Dokter Stefan.
“Sayalah yang menanamkan chip tersebut saat Tuan Marcus menjalani operasi setelah kecelakaan yang di alaminya 2 tahun lalu.Dan setelah itu beliau mengalami koma.”
Sontak tubuhku gemetar mendengar ucapan Dokter Stefan. Sungguh aku tidak menyangka Dokter Stefan yang melakukan itu semua, apa tujuannya sebenarnya. Aku tidak tahu di dunia ini manakah orang yang benar-benar baik berada. Aku memalingkan wajah tidak ingin melihat Dokter Stefan yang masih terduduk di kursi samping ranjangku, sedangkan Aiden berdiri di sebelahnya. Apakah Aiden juga hanya berpura-pura baik. Aku benar-benar ketakutan saat ini.
“Tenangkan dirimu Renesya.” Aiden berkata lirih, aku menutup kedua telingaku, tidak ingin mendengar apa-apa lagi.
“Bisakah kalian pergi dari sini?”
****
Selama satu minggu lebih aku terus - terusan menghindari Marcus. Namun tentu saja aku tahu bahwa setiap malam pria itu masih selalu datang mengunjungiku, dan pergi pagi - pagi sekali sebelum diriku terjaga.
Entah kenapa hari ini dia datang lebih awal. Aku berpura-pura tidur untuk menghindarinya. Berharap dia segera pergi. Namun usahaku gagal. Marcus yang keras kepala sangat tahu bahwa aku sedang berbohong. Apakah mungkin dia juga tahu kalau ingatanku telah kembali? Tidak mungkin! Hanya Grace dan Aiden saja yang tau.
Ataukah Dokter Stefan yang memberitahunya? Kurasa juga tidak. Jujur saja setelah mendengar pengakuan Dokter Stefan saat itu aku sangat kecewa sekali, namun akhirnya aku mengerti alasannya, dan bersyukur ternyata Dokter Stefan memihak pada kami. Aku sudah gatal ingin menyelesaikan teka teki ini, hanya tinggal menunggu keluar dari rumah sakit sialan ini saja.
“Kau ingin aku membangunkamu dengan cara seperti pangeran membangunkan putri tidur.” suaranya terdengar menyebalkan, sejak tadi aku memang masih berpura-pura memejamkan mata. Namun pada akhirnya aku tidak tahan mendiamkannya. Seorang Marcus memang lebih senang di debat. Kedua mataku terbuka dan mendelik ke arahnya.
“Ahhh sayang sekali, padahal aku memang ingin menciumu agar kau bangun, ternyata kau sudah terjaga lebih dulu.” ujarnya dengan nada kecewa yang kubuat-buat.
“Berapa kali kubilang, jangan pernah lagi menampakkan batang hidungmu dihadapanku.” Aku sengaja menekankan suaraku.
“Bukankah aku sudah pernah mengatakan bahwa kau ini tanggung jawabku, setiap malam aku selalu menemanimu.”
“Kau tidak perlu repot-repot melakukannya.” Membuang wajahku ke samping, seolah enggan menatap wajahnya. Padahal sebenarnya aku tidak sanggup menatap sorot kecewa di matanya itu. Reaksi Marcus menunjukkan bahwa dia memang belum tahu. Jadi aku dan Aiden masih aman dalam menyembunyikan rencana kami.
”Jangan pernah berpikir untuk pergi lagi.”
“Tidak ada lagi yang bisa mencegahku, setelah aku diperbolehkan keluar dari tempat terkutuk ini, aku akan segera kembali ke Itali.” Aku sengaja berbohong padanya.
“Dan aku tidak akan tinggal diam. Asal kau tahu saja, di luar sana awak media sedang memburu kita, kau tidak bisa melakukan tindakan gegabah sesukamu, kita harus bersama dan saling melindungi.” Sial! Dia mendekat dan berbisik di samping telingaku, membuat tubuhku meremang. “Karena kau milikku.” Aku bersikap defensive, menggeser tubuhku sejauh mungkin ke sisi ranjang lainnya.
“Tidak! kau salah, justru jika kita bersama semuanya akan semakin runyam, aku bukan milikmu, diriku bukan milik siapapun! semua ini salahmu!!” ucapku keras kepala.
“Ya semua ini memang salahku, karena itu aku akan memastikan kau baik-baik saja dan terus berada dalam jangkauanku.” Marcus dengan segala arogansinya. Aku sudah lelah mendebat ucapannya lagi dan hanya diam tidak menanggapi ucapannya.
“Sekarang aku akan menyuapimu” meraih PaperBag berlabel restoran ternama, sebelum kesini aku membeli makanan kesukaanya ─ Spaghetti dengan Saus Bolognaise di atasnya.
“Maaf, sepertinya aku menggangu.” Aku menoleh cepat mendengar suara Grace.
“Jangan pergi nona, perkenalkan aku suaminya, senang bertemu.” Aku mendelik tajam mendengar ucapan konyolnya.
“Tidak! bukan! Hei Sir, sejak kapan kita menikah? Dia itu pria gila yang telah menyekapku beberapa minggu lalu, kau harus segera membawanya keluar, dia sangat berbahaya, percayalah padaku.”
“Apa kau lupa tentang foto itu?”
“Foto??”
“Ya! foto wallpaper di ponselku yang sempat kau lihat sebelum insiden kau kabur itu terjadi.”
“Foto itu diambil ketika kita baru saja mendaftarkan pernikahan di kantor sipil.” tentu saja aku mengingat kembali soal foto itu.
Bagaimana tidak ingat! Saat itu Marcus membawaku secara paksa ke kantor sipil dan mendaftarkan pernikahan kami begitu saja. Tidak ada romantis-romatisnya sama sekali.ck!
“Ahhhh! kau pasti bercanda Sir, foto itu mungkin kesalahan, entah bagaimana kita bisa foto bersama aku tidak tahu, bisa saja itu hanya pemotretan CF, yang pasti aku tidak merasa pernah melakukanya, aku tidak mengenalmu dan sudah kukatakan sejak dulu jangan mengatakan tentang pernikahan atau apapun.” Aku berusaha mengelak seolah belum mengingat apapun.
“Cukup… cukup…! kepalaku pening mendengar perdebatan kalian.” Suara Grace mengintrupsi perdebatan kami. Ayo! Grace cepat usir pria ini. Aku memberi isyarat mata pada Grace
“Senang bertemu dengan anda Sir, dan maaf jika saya belum sempat memperkenalkan diri secara resmi kepada anda, tapi sekarang saya minta anda cepat pergi dari sini dan berhenti membual.”
Sorot kekecewaan itu kembali kulihat di mata Marcus. punggung tegapnya terlihat lunglai sebelum menghilang di balik pintu.
“Lama-lama aku kasian juga padanya, sampai kapan kita menyembunyikan ini semua darinya.”
“Sampai chip sialan itu dikeluarkan dari tubuhnya.”
“Tapi bagaimana caranya? Tidak mungkin kita membedah tubuh seseorang dalam keadaan sehat. Alasan apa yang akan kau katakan padanya Renesya. Oh god! Kepalaku pening memikirkan ini semua.” Grace memijit keningnya dengan gerakan dramatis. Grace memang sudah mengetahui semuanya dari Aiden.
“Bagaimanapun juga dia harus mengetahui ini semua baru kita melakukan pengangkatan chip implant itu.”
“Dan mengambil resiko orang dibalik semua itu tau rencana kita. Tidak akan!”
Chieva
30 Desember 2020
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top