Chapter 21
Memasuki ruangan, aku melihat dokter Stefan duduk di balik meja kerja, sedang sibuk memeriksa sebuah dokumen "Dokter bisakah kau menjelaskan bagaimana sebenarnya kondisi Renesya saat ini?" tanyaku tidak sabar seraya menjatuhkan tubuhku pada kursi di depannya, kami duduk saling berhadapan.
Dokter Stefan menghela napas sejenak sebelum menjelaskan."Sebuah keajaiban karena kondisi pasien tiba-tiba saja menunjukkan perkembangan yang sangat bagus, saya bahkan tidak menyangka dia akan siuman lebih cepat dari perkiraan, setelah pemeriksaan tadi, kondisinya saat ini cukup stabil kita hanya menunggu proses pemulihan luka-luka dan memar di tubuhnya, tidak ada luka serius yang perlu dikhawatirkan."
"Lalu bagaimana dengan benturan di kepalanya?"
"Anda tidak perlu khawatir, pendarahan akibat benturan di kepalanya sudah berhenti, dan kami akan melakukan kembali pemeriksaan CT Scan untuk memastikan tidak ada saraf yang bermasalah karena itu."
"Syukurlah kalau memang begitu." Aku lega sekali. "Lalu apa benar dia memang masih tidak mengingat sedikitpun memori yang pernah di lupakannya."
"Saya baru saja memeriksa riwayat medisnya, kecelakaan dua tahun lalu membuat pasien kehilangan sebagian ingatan memorinya akibat benturan keras di kepala, kondisi tersebut tidak jauh berbeda dengan kecelakan beberapa hari lalu. Untuk sekarang saya belum dapat memastikan secara menyeluruh apakah pasien mendapatkan kembali ingatannya yang sempat hilang, harus ada pemeriksaan lebih mendalam yang berhubungan dengan pengolahan pikiran."
"Baiklah dokter saya mengerti, terimakasih atas waktunya."
"Sama-sama tuan."
Setelah keluar dari ruangan Dokter Stefan, aku mengirim pesan pada Grace.
Temani dia, aku akan pulang sebentar ke apartemen, tunggu sampai aku kembali. Aku akan mengambil beberapa keperluan untuk Renesya.
Tidak mudah bagiku menghindari para wartawan yang menunggu di depan rumah sakit, mereka tidak pantang menyerah, demi mendapatkan sasaran empuk, bagaikan semut yang selalu mengejar kemanapun ada makanan manis yang siap untuk di kerubungi, aku harus memakai penyamaran agar mereka tidak memburuku.
Sejauh ini wartawan hanya bisa menemui Aiden dan tentu saja dia tidak akan pernah memberikan keterangan apapun tentangku maupun Renesya.
Bukan hanya di rumah sakit, di depan apartemen juga masih ada beberapa pemburu berita dari media -media tertentu yang setia menunggu, astaga! tidak bisakah mereka membiarkaku hidup tenang. Untung saja keamanan gedung ini bergerak cepat dan bisa menertibkan mereka agar tidak mengganggu kenyamanan penghuni lainnya. Mereka tidak dapat memiliki akses lebih untuk masuk ke dalam.
Semua itu membuatku harus diam-diam memasuki apartemen melalui pintu darurat yang berada di samping gedung. Aku berjalan tergesa-gesa memasuki lift, masih menggunakan alat penyamaran, semoga tidak ada yang mengenaliku, tidak menutup kemungkinan ada paparazzi yang berhasil menyelinap ke dalam gedung ini.
Baru bisa menghela napas lega setelah berhasil masuk ke dalam unitku. Menghempaskan tubuhku ke sofa, memijit pelipisku, kepalaku terasa pening, mungkin dengan mandi rasa sakit di kepalaku sedikit mereda, akhir-akhir ini terlalu banyak sekali yang harus ku pikirkan, terlebih masalahku dengan Renesya yang entah sampai kapan akan terus membuatku frustasi seperti sekarang ini.
Aku tidak tahu alasan apa yang Grace katakan pada Renesya, mungkinkah dia akan bercerita yang sesungguhnya dan memaksa Renesya mengingat semua yang telah terjadi sebelum kecelakaan itu? Tidak! lebih baik aku saja yang berterus terang kepadanya. Aku tidak ingin Renesya mendengarnya dari orang lain.
Meraih ponsel dari saku, dengan cepat jemariku mengetik pesan untuk Grace.
Aku harap kau tidak mengatakan fakta apapun padanya kecuali alasan mengapa kau sudah ada New York.
Send
Semoga pesanku belum terlambat. Melempar ponselku ke atas meja, sebaiknya aku mandi sekarang.
Belum sempat jemariku menarik gagang pintu kamar mandi, suara raungan ponsel menghentikan gerakanku. Apa mungkin Grace? jangan-jangan terjadi sesuatu pada Renesya. Melangkah cepat ke ruang tengah mencari benda persegi yang sempat kugeletakkan di meja dekat sofa tadi. Kulihat Id Aiden muncul pada layar, ternyata bukan Grace.
"Ya! ada apa lagi?" tanyaku langsung setelah panggilan kami tersambung.
"....."
"Aku baru saja pulang ke apartement."
"...."
"Aku tidak ingin mendengar ocehanmu lebih banyak lagi di telepon, cepat kemari!"
Sialan! aku baru saja mendapat kabar dari Aiden, tentang kondisi perusahaan, dan posisiku terancam jika aku tidak memunculkan diri. Dewan Komisaris sedang merencanakan pertemuan dengan para pemegang saham untuk membicarakan tampuk kepemimpinan Crown Interprise.
Dua puluh menit kemudian Aiden muncul di apartemenku, melangkah tergopoh -gopoh memasuki ruang kerjaku, aku sudah menunggunya, duduk di balik meja memasang wajah datar sarat akan emosi.
"Jelaskan lebih rinci apa maksudmu tadi." tanyaku tanpa basa basi di detik pertama setelah dia menjatuhkan pantatnya pada kursi di seberang mejaku.
"Bukankah sudah jelas! posisimu saat ini sedang terancam." Aiden menekankan setiap kata yang dia ucapkan.
Mataku menggelap penuh emosi, kalimat tersebut memang sudah jelas mewakili kekhawatiranku beberapa hari ini. Semuanya menjadi tak terkendali akibat scandal tentangku dan Renesya.
"Lihat ini!" Aiden mengangsurkan layar tab-nya di depanku.
"Saham yang kau miliki merosot tajam, turun hingga 8,7 persen. Kau kehilangan hampir 30 % hak suara, Ini sangat mengkhawatirkan!" Aiden menghela napas sebelum melanjutkan ocehannya." Dan pamanmu, Charles─ si pemilik saham terbesar kedua, saham miliknya hampir menyamai milikmu, selisih kalian hanya 0,5% , dia menggunakan hak suara terbanyaknya, mengumpulkan Dewan Komisaris untuk membicarakan peralihan kepemimpinan, dia memanfaatkan posisimu yang saat ini sedang tersudut oleh media, kau dianggap tidak berkompeten dan melalaikan tugasmu, apalagi yang mereka tahu selama dua tahun ini kau seperti menghilang."
"Jadi dia hampir berhasil meyingkirkanku!" ucapku sinis. rahangku mengeras menahan emosi. Bedebah sialan itu!!
Braaak!!
Suara keras gebrakan meja akibat kepalan tanganku membuat Aiden menjengit. "Tidak akan kubiarkan!"
"Kau harus segera kembali mengambil alih posisimu Mark, keberadaanku saat ini tidak cukup kuat jika harus menghadapi situasi seperti sekarang, kau harus memberikan klarifikasi dulu terhadap mereka dan meyakinkan Dewan Komisaris."
Chieva
21 Juni 2020
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top