Chapter 6 - Accident?

[Aiden POV]

"Aiden?"

Aku membuka kedua netraku secara perlahan saat mendengar seseorang memanggilku, kemudian melihat-lihat ke sekitarku.

Rupanya aku tertidur di rumah sakit, tepatnya di ruangan Nat menjalani rawat inap. Jam dinding menunjukan pukul delapan malam, entah berapa lama aku tertidur. Nat berbaring di ranjang rumah sakit, sedangkan aku duduk di kursi tunggu tepat di sampingnya.

"Kau masih di sini?" Tanya Nat.

Aku memalingkan pandanganku ke arahnya, ia mencoba untuk duduk tegak di atas ranjang, namun usahanya sia-sia karena kakinya dibalut oleh gips. Dengan cepat aku membantunya untuk duduk.

"Jangan banyak bergerak, Nat."

"Badanku pegal-pegal karena berbaring seharian!" Nat mengerutkan bibirnya, ia terlihat sangat menggemaskan.

Aku tertawa kecil dan mencubit hidungnya, "Berhenti membuat raut muka yang menggemaskan di depanku!"

"Kau pasti lelah. Bridget dan Glen tidak mencarimu?" Ia kembali bertanya.

Bagaimana aku bisa pulang dengan tenang sedangkan ia berbaring tidak berdaya di ranjang rumah sakit?

"Orang tuaku tahu aku di sini, mereka malah menyuruhku menemanimu. Aku akan pulang saat Scott datang." Jawabku.

"Ayahku lembur di kantor hingga jam sembilan malam. Are you okay with this?"

"It's okay, Nat. I'm worry about you! Kalau bisa aku lebih baik menginap di sini dan menjagamu hingga kakimu sembuh!"

Nat tertawa kecil, "Dan bolos sekolah?"

"Yeah!"

"Bolos latihan band juga?"

Aku terdiam sejenak, "I-itu--"

"I'm so lucky to have you by my side. Thank you." Nat berbisik.

Aku tersenyum tipis, kemudian menunduk dan mendekatkan bibirku ke arahnya. Rasanya aku ingin memberinya sebuah ciuman sebagai pengganti ucapan 'you're welcome'.

"Nat!"

Tiba-tiba pintu ruangan terbuka, aku dan Nat memalingkan pandangan ke sumber suara. Caleb, Maria, Myra dan Michael berdiri di depan pintu ruangan.

Suasana menjadi hening selama beberapa saat.

"Astaga, Myra! Kau mengganggu mereka!" Michael memarahi Myra.

Myra menutup mulutnya, "Astaga! I'm sorry! Silahkan dilanjutkan!"

Dengan cepat Myra menutup pintu kamar. Aku mengusap wajahku dan mendengkus kesal. Kedua pipiku menghangat, wajahku pasti sudah semerah tomat sekarang.

Apanya yang dilanjutkan? Mereka semua sudah merusak momennya! Padahal sudah lama sekali aku tidak menciumnya.

Nat tertawa, "Guys, ayo masuk!"

Pintu kamar terbuka, Maria bergegas menuju ke arah Nat dan memeluknya dengan erat, "Astaga! Maafkan aku karena terlambat menjengukmu, Nat. Kau tahu kan, tugasku sebagai class president banyak sekali?"

"It's okay, Maria." Nat tersenyum lebar, ia memalingkan pandangan ke arah pintu. "Kalian, kemari!"

Caleb, Myra dan Michael masuk ke dalam ruangan. Myra melangkah menuju side table di sebelah ranjang dan meletakkan seikat bunga aster berwarna ungu ke dalam vas bunga.

"Mengapa kalian bisa datang bersamaan? Resepsionis kan bilang hanya dua tamu sekali besuk?" Nat bertanya.

Michael menyeringai, "Kau tidak ingin tahu apa yang barusan kulakukan untuk menyelundupkan Caleb dan Myra ke sini bersamaku dan Maria."

Caleb tertawa, "Sudahlah, jangan dibahas!"

Myra mengangguk setuju. "Yeah, Michael memang gila!"

Keempat teman kami tertawa bersama, hanya aku dan Nat yang tidak mengerti apa yang sebenarnya mereka tertawakan.

Setelah semuanya duduk di dalam ruangan, Myra membuka pembicaraan. "Nat, kita punya kabar buruk."

"Apa itu?" Nat bertanya.

Myra menoleh ke arahku, dengan berat hati aku mengangguk perlahan. Ia memalingkan pandangannya kembali pada Nat, "Karena satu-satunya pemain saxophone kita sedang sakit dan tidak ada sophomore yang mendaftarkan diri sebagai pemain saxophone, klub band tidak akan tampil di pertandingan football selanjutnya."

"Dan pertandingan selanjutnya kita akan melawan Hearst High." Caleb menambahkan.

Nat membelalak, "Astaga! Mengapa kalian tidak bermain tanpaku?"

"We tried." Aku menghela napas. "Tetapi hasilnya tidak bagus tanpa saxophone."

Nat menghela napas berat dan mengusap-usap wajahnya, "Seandainya aku lebih hati-hati saat audisi."

"Accident happened, Nat." Lirih Maria.

"Tetapi kalian tetap berlatih selama aku tidak ada, kan?" Nat bertanya.

"Of course, kami hanya tidak tampil saat pertandingan football, itu saja." Myra menjawab.

"Mengapa kalian tidak memainkan Berry High Figh Song saja?" Nat bertanya.

Myra terkekeh, "Aw, c'mon, Nat! Kami semua benci lagu itu, kecuali Ezra!"

"Sorry, guys. Kakakku memang terlalu kaku." Caleb tertawa.

"Sudahlah, yang terpenting adalah kesehatanmu, Nat. Kami juga senang bisa beristirahat sejenak untuk tidak tampil sementara." Myra menoleh ke arahku, "Bukankah begitu, Aiden?"

"Yeah." Aku tersenyum lebar dan mengangguk.

Michael melipat tangannya di dada dan mengangkat salah satu alisnya, "Ada angin apa kau senang saat berhenti bermain musik, Aiden?"

Aku mengangkat kedua bahuku, "Aku masih bisa menulis lagu di rumah, kan?"

"Yeah, that's my future son-in-law! Tidak bermain musik bukan berarti berhenti melakukan hobi, kan?" Seru seseorang di depan pintu.

Kami semua memalingkan pandangan ke arah pintu dan melihat Scott berdiri di sana sambil membawa beberapa box pizza dan beberapa botol soft drink.

"Hi, Dad!" Sapa Nat.

"Hello, Scott!" Aku ikut menyapa.

"Hello Mr. Winchester!" Sapa yang lainnya.

"Aku bawa makanan untuk kalian!" Scott masuk ke dalam ruangan dan meletakkan makanan di atas ranjang.

"Yeah! I'm starving!" Dengan cepat Myra mengambil pizza yang ada di atas ranjang, disusul oleh Michael. Sisanya menuangkan soft drink ke dalam gelas masing-masing.

"Mengapa Dad pulang lebih cepat?" Nat bertanya.

Scott tersenyum, "Putriku sedang sakit, tentu saja aku mengerjakan pekerjaanku lebih cepat."

"Aaaaw, come here, gimme a hug!" Nat membuka kedua tangannya lebar-lebar, dengan cepat Scott memeluk putri kesayangannya dengan erat.

Selama beberapa menit ke depan, kami berbincang-bincang satu sama lain sambil menikmati hidangan, dimulai dari masa kecil Nat yang konyol, pengalaman-pengalaman lucu kami selama bersekolah di Berry High, serta kumpulan dad jokes yang dibuat oleh Scott.

Tiba-tiba, aku merasakan seseorang menepuk pundakku.

"Aiden, we need to talk. Only two of us." Michael berbisik.

Aku mengernyit, kemudian memalingkan pandangan ke arah Nat, Scott, dan teman-teman kami yang sedang mengobrol, sepertinya mereka tidak menyadari bahwa Michael sudah berpindah tempat ke belakangku. Aku beranjak dari kursi dan berjalan mengikuti Michael keluar dari ruangan.

Michael berdiri di lorong rumah sakit dan melipat kedua tangannya di dada, ia terlihat serius.

"Ada apa?" Aku bertanya.

"I'm just curious, apakah klub band memiliki musuh?"

Aku mengernyit, "What? Of course not!"

"Kalau begitu, apakah Nat memiliki musuh?" Michael kembali bertanya.

"Stop! Apa tujuanmu bertanya semua ini?"

"Ini mengenai kecelakaan yang menimpa Nat."

"Maksudmu?"

Michael menghela napas, "Seseorang pasti sengaja mencelakai Nat."

Aku mengernyit, "Mengapa kau berpikir seperti itu?"

"Semenjak aku menyelesaikan banyak kasus di Berry High tahun lalu, entah kenapa aku punya firasat yang sama mengenai kecelakaan yang menimpa Nat." Michael menjawab.

"Itu semua murni kecelakaan, Michael. Aku ada di lokasi saat Nat terjatuh." Tegasku.

"Just answer my question, apakah Nat mempunyai musuh?"

Aku mengangkat bahuku, "Kara? Tetapi ia sudah lulus, kan?"

Michael memijit pelipisnya, ia terlihat sedang memikirkan sesuatu.

"Kau mencurigai seseorang?" Aku bertanya padanya.

"Brian." Ia menjawab.

Aku terkekeh, "Brian? Seriously?!"

"Nat menampar Brian musim semi kemarin, kan? Tepat saat pertandingan softball? Saat Brian mempermalukan Myra di depan umum?"

"Yeah, lalu? Ia bersekolah di Hearst High, Michael. Bagaimana caranya ia mencelakai Nat sedangkan semua murid di sekolah kita membencinya? Tidak akan ada yang mau membantunya." Aku bertanya padanya.

"Brian bisa saja mengancam orang itu, seperti ia mengancam Myra untuk mencorat-coret maskot sekolah kita tahun lalu, kan?"

Aku terdiam selama beberapa saat. Kurasa ucapan Michael cukup masuk akal.

"Aku belum memberitahu hal ini pada Maria, karena aku takut salah menduga."

"I understand." Aku mengangguk.

"Lalu, bagaimana sekarang?" Michael bertanya.

"Jangan beritahu siapapun dan membuat kegaduhan, Michael. Aku percaya semua ini hanya kecelakaan. Nat sudah banyak pikiran, aku tidak ingin ia semakin stress. Kecuali kita punya bukti yang kuat." Tegasku.

"If you insist." Michael mengangguk. "Aku merasa perlu memberitahumu, karena kau pacarnya. Aku akan memberitahumu jika ada bukti yang kuat."

"Thank you, Harrison, I appreciate it. You care about Nat, even though--" Aku tersenyum tipis. "--Yeah, you know."

"Don't mention it, Zhou. Don't worry, I've moved on." Ia tersenyum dan menepuk pundakku.

"I know." Aku melirik ke dalam ruang rawat inap dan melihat Maria sedang menggigit sepotong pizza. "You and Maria will be a cute couple."

"Oh, shut up!" Michael tersipu malu.

Aku tertawa, kami berdua kembali masuk ke dalam ruang rawat inap.

*****

GLOSSARIUM

Class President: Semacam ketua OSIS kalau di Indonesia.

*****

BONUS
Siapa yang kangen sama mereka?

AIDEN

NATASHA

MYRA

MARIA

MICHAEL

CALEB

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top