Chapter 17 - The Witch

Senin pagi, aku berjalan menelusuri koridor menuju kelasku. Selama perjalanan menuju ke kelas, aku mendengar banyak sekali murid-murid perempuan yang sedang bergosip.

"Kau lihat Natasha? Ia sudah kembali ke sekolah dan berjalan menggunakan tongkat!"

"Aku juga sudah lihat. Kasihan dia, apakah ia akan tetap terpilih menjadi homecoming queen dengan tongkat di tangannya?"

"Tentu saja! Memangnya orang yang terluka tidak boleh terpilih?"

Aku berjalan dengan cepat dan menunduk, perasaan bersalahku kembali datang. Namun, ada gosip lain yang membuatku semakin membenci diriku sendiri.

"Kau tahu, Rory sudah memilih homecoming date-nya!"

"Benarkah?"

"Siapa itu?"

"Danielle, teman sekelasnya, sekaligus teman teaternya."

******

Ketika jam istirahat, aku berjalan menuju meja makan langganan murid teater di cafeteria. Aku melihat Ajay, Erin. Skye dan Natalie di sana. Setelah memesan makanan, aku bergabung bersama mereka.

Erin bertanya dengan heboh, "Nicole, apa itu benar? Kau terkunci bersama Ajay semalaman minggu kemarin?!"

Ajay mendengus kesal, "Sudah kubilang, kan! Masa kau tidak percaya padaku? Ini semua gara-gara Skye!" Ia menunjuk ke arah Skye.

"Hei! Aku kan tidak tahu kalian masih di dalam!" Cicit Skye.

"Sudah, sudah!" Aku melerai mereka semua dan duduk di sebelah Erin. "Skye tidak sengaja melakukannya."

"Tetapi kau dan Rory jadi bermusuhan gara-gara aku." Skye menekuk wajahnya.

"Hah? Kau bermusuhan dengan Rory?!" Natalie meninggikan nada bicaranya.

"Ssssttt!" Aku meletakkan telunjukku di bibir. "Kami hanya salah paham."

Natalie mengepalkan tangannya, ia terlihat murka, "Dan Rory pergi ke homecoming bersama si penyihir! Aku tidak rela! Lihat mereka, mesra sekali!"

Skye berbicara dengan nada sarkasme, "Wah, Danielle seperti baru memenangkan lotre."

Natalie memalingkan pandangan ke salah satu meja makan di sisi lain cafeteria, kami semua mengikuti arah pandangannya. Rory sedang duduk dengan Danielle, mereka terlihat sedang bercanda gurau.

Mereka tampak sangat serasi, meskipun Danielle memang terlihat sangat agresif.

Erin berbisik padaku, "Nicole, are you okay?"

Aku menekuk wajahku dan mengangguk lemah.

"Bagaimana kalau kau pergi ke homecoming bersamaku saja? Kita kan teman." Erin bertanya.

Aku mengelus daguku, "Actually, that's a great idea."

"Erin, kau pergi dengan Nicole?! Bagaimana denganku?!" Natalie protes.

"Kau pergi dengan Ajay saja." Aku memberi saran.

Dengan cepat Ajay memotong. "No no no. Homecoming isn't my thing. Aku tidak akan datang. Lagipula aku sibuk."

"Cih, sok sibuk." Natalie mencibirnya.

Erin memicingkan matanya, "Maria akan marah kalau kau tidak datang, ia kan beberapa kali memaksamu membeli tiket! Lagipula, Natalie bagaimana?"

"Pergilah dengan Skye!" Ajay menunjuk Skye dengan dagunya.

"Kita pergi bersama saja bagaimana? Berempat? Sebagai gadis-gadis single dan menyedihkan?" Skye mengangkat bahu.

"Heeeey! That's a great idea!" Natalie berseru.

Tiba-tiba, terdengar suara gaduh di pintu cafeteria dan membuat kami semua menoleh ke arah sana. Aku mendengar suara kembaranku dan suara seorang gadis yang cukup melengking.

"Nick-Poo, kau mau makan apa sekarang?" Aku melihat Amber melingkarkan kedua lengannya di tangan saudara kembarku. Mereka berjalan menuju counter makanan.

"B-bagaimana kalau mac n cheese?" Nick tersenyum canggung.

"Yippie! Aku akan memesan sesuatu yang sama denganmu, karena kita pasangan!" Amber bersorak dengan ceria.

Nick-Poo? Itukah pet name adikku?

Ajay tersedak, ia menyembur susu coklat yang ia minum kemudian terkekeh, sedangkan Skye terlihat sedang mengerutkan hidungnya. Faktanya adalah, adikku dan Amber sedang menjadi pusat perhatian sekarang.

"Nicole, sorry, tetapi kembaranmu dan pacarnya itu terlalu--mesra. Dan ini tempat umum!" Skye berbisik dengan jujur.

Aku terdiam sambil menggigit bibir, kemudian menjawab, "Amber terlihat menggemaskan ketika mereka baru berpacaran, tetapi kurasa sekarang sikap Amber terlalu berlebihan untuk saudaraku."

Amber dan Nick berdiri di depan counter makanan, mereka terlihat sedang memesan makanan.

"Kita jadi ke mall hari ini? Aku ingin photobox, makan gelato bersamamu semangkuk berdua, lalu--" Amber bertanya dengan manja.

"Stttt!" Nick memotong. "Kita bicarakan ini melalui chat. Merencanakan kencan di depan umum rasanya tidak etis."

"Biarkan saja! Kita kan pasangan!" Amber tersenyum lebar.

Natalie terlihat sedang menahan tawa, tetapi kurasa ia berusaha menyembunyikannya karena aku adalah kakaknya Nick. Ia terlihat ingin menjaga perasaanku. Sedangkan Erin hanya menunduk sambil mengaduk-aduk spaghetti-nya.

"Pst, itu Nick Jenkins? Quarterback kita?"

"Yeah, dan pacarnya yang manja, Amber Huchinson, flyer tim cheerleader kita."

"Memangnya tidak ada tempat lain untuk bermesraan selain di sekolah?"

Dan jujur saja, ketika beberapa orang di cafeteria menoleh ke arahku dan saling berbisik, aku merasa tidak nyaman.

Di sisi lain cafeteria, aku melihat Rory dan Danielle selesai makan siang, mereka beranjak dari bangkunya dan berjalan keluar cafeteria. Danielle berjalan sambil menggandeng lengan Rory.

Tiba-tiba, Danielle menangkap pandanganku. Ia melirikku dengan tatapan meremehkan dan tersenyum sinis.

Melihat Rory dan Danielle berduaan rasanya sudah cukup untuk menghancurkan mood-ku, ditambah lagi melihat adikku menjadi pusat perhatian, dalam konotasi yang negatif.

******

Sepulang sekolah, aku berdiri di depan loker untuk mengambil buku-buku pelajaranku. Tidak jauh dariku, aku melihat Aiden dan Nat berdiri di depan loker. Aiden terlihat sedang membantunya untuk mengambil barang bawaannya.

Aku melirik ke arah salah satu kaki Nat yang dibalut oleh gips, salah satu tangannya memegang tongkat. Ia tampak bersusah payah menopang bobot tubuhnya.

"Aiden, it's okay, aku bisa mengambilnya sendiri." Ucap Nat.

"No, kau tidak lihat kalau tanganmu sibuk memegang tongkat? Ayo buka tasmu, aku akan mengambilkan lembaran musikmu." Aiden menjawab.

Nat mengangguk, ia membuka ranselnya. Aiden memilah-milah lembaran musik yang ada di tangannya, kemudian memasukkan beberapa ke dalam ransel Nat.

Nat membelalak, "Sebanyak itu yang harus kuhapalkan?!"

Aiden tertawa kecil. "Yeah, kau dirawat di rumah sakit hampir sebulan, tentu saja banyak yang harus kau hapal! Band kita tertinggal jauh sekali ketika kau sakit dan ketika Myra sibuk membantu Ajay mendesain kostum untuk The Enchanted Kingdom."

Nat menghela napas berat, ia menutup zipper ranselnya. "Tidak kusangka tugasku akan banyak sekali. Baik tugas di klub band maupun di kelas."

"Kau bisa bertanya pada Caleb kan? Atau Myra? Dan aku bisa membantumu untuk urusan band."

Nat tersenyum tipis, "Mereka sudah banyak membantuku. Aku jadi ingin cepat-cepat sembuh agar tidak menyusahkan orang lain, termasuk kau."

"Hei, dokter bilang kakimu sudah lumayan pulih, kan?" Aiden menginterupsi, ia mengelus pucuk kepala Nat dengan lembut. "Sometimes, accident happens. Jangan terlalu dipikirkan, nanti kau bisa stress. Yang terpenting sekarang kau sudah kembali ke sekolah, kan? Aku siap membantumu."

Nat tersenyum lebar, ia mengangguk.

Tiba-tiba, Aiden menangkap pandanganku. Aku tersentak dan dengan refleks menoleh ke arah lain.

"Hai Nicole!" Aiden menyapaku.

Sial, mengapa Aiden harus menyapaku?!

Aku menoleh ke arahnya dengan canggung, "Hai, Aiden!"

"Siapa?" Nat bertanya pada Aiden, ia merendahkan suaranya.

"Itu Nicole, salah satu aktornya Ajay di teater." Aiden menjawab.

"Aiden, sorry, aku harus pergi." Aku melirik arlojiku. "Adikku menungguku di luar sekolah."

"Oh, oke, bye." Aiden melambaikan tangannya.

"Bye." Aku melambaikan tangan pada Aiden.

Pandanganku bertemu dengan manik berwarna emerald milik Nat, ia tersenyum padaku, lalu aku membalas senyumannya. Untuk pertama kalinya, aku melakukan kontak dengan gadis paling populer di sekolah!

Aku sangat berharap bisa akrab dengan Nat. Tetapi setelah kecelakaan di auditorium beberapa minggu lalu, rasanya aku tidak pantas menjadi temannya.

Mood-ku hari ini buruk sekali. Setelah melihat Rory bersama Danielle, melihat adikku menjadi pusat perhatian, dan kini aku tidak sengaja bertemu dengan Nat? Aku tidak tahan melihat kondisinya yang sungguh tidak berdaya seperti tadi, dan semua ini salahku.

Rasa bersalahku datang kembali. Bagaimana jika Nat tahu kalau aku yang meletakkan kubus itu dan membuatnya terjatuh?

******

BONUS

Yang kesenengan pergi ke homecoming bareng Rory

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top