Si Maha Sempurna



Gantari Ayunda

"Hari ini Eric ulang tahun!" Gantari berseru sambil melirik sesekali ke arah sisi kiri jok mobilnya, sambil tetap berusaha fokus pada jalan di depan. "Aku juga udah nyiapin kue." Matanya melirik ke belakang, memberi kode agar Ollie--sahabat sekaligus asistennya--mengarahkan kamera video ke arah jok belakang.

Ollie, wanita teramat asia yang matanya setipis kertas itu, segera mengarahkan kamera ke arah jok belakang. Terlihat sebuah kotak berwarna biru, yang di dalamnya dipastikan berisi cake tergeletak di sana. Lalu, wanita itu kembali mengarahkan kamera pada Gantari.

Gantari, wanita berkulit putih itu terlihat mengenakan dress hitam berkerah yang elegan dengan rambut yang tergelung rapi di atas tengkuk. Bahkan dengan riasan yang nyaris tak kentara, selebgram tanah air itu terlihat memesona.

"Aku mau kasih kejutan ke suamiku hari ini. Aku enggak sabar banget buat melihat bagaimana reaksinya." Gantari terkekeh singkat dengan manis, sebelum memberi kode agar Ollie menghentikan pengambilan gambar.

Setelah yakin kamera tidak lagi merekam, Gantari segera fokus pada kemudi. Sementara di sebelahnya, Ollie merapikan kamera. Memasukkan benda itu pada sebuah tas khusus, lalu meletakkannya di jok belakang.

"Lo yakin Eric bakal senang dengan kejutan?" Ollie membetulkan sabuk pengaman yang terasa agak ketat.

Gantari mengangkat kedua bahu seraya mengela napas. "Enggak tau, sih. Tapi siapa yang enggak suka dikasi kejutan di hari ulang tahun?"

"Hmm ... Eric?" Ollie bicara hati-hati, ragu, kemudian meringis di akhir kalimat. Ditatapnya sisi kanan wajah sahabatnya yang terlihat datar-datar saja rautnya. Namun Ollie yakin, benak wanita cantik itu sedang bermain-main dengan keras.

Gantari berdecak. Tidak menyahut sama sekali. Namun, sesungguhnya dirinya juga tidak yakin dengan apa yang akan dilakukannya hari ini. Dirinya sama sekali tidak bisa menebak-nebak bagaimana reaksi Eric nanti. Wanita itu hanya berharap agar semua yang terjadi hari ini, bisa sesuai dengan apa yang diharapkan. Boleh dibilang, hatinya sedikit berdebar karena khawatir saat ini.

***

"Mbak Gantari ...."

Gantari menoleh ke arah meja resepsionis rumah sakit ketika mendengar seseorang menyapa. Eric memang bekerja di rumah sakit ini sebagai seorang neurologis. Dilebarkannya senyum sambil sedikit mengangguk. Kemudian kembali melangkah. Ollie berada di belakangnya, merekam sejak tadi dirinya turun dari mobil.

Sembari melangkah, beberapa perawat dan karyawan menyapa Gantari dengan ramah. Beberapa orang sengaja berlama-lama menyapa dan berbasa-basi tentang maksud kedatangan dan kotak kue yang dibawanya. Mereka tahu benar istri dari dr. Eric itu adalah seorang selebgram yang lumayan sedang naik daun saat ini. Berharap wajah mereka muncul sebentar di salah satu konten yang mungkin akan di-upload nanti.

Ruang praktek Eric sudah semakin dekat. Biasanya, akan ada setidaknya seorang perawat jaga di meja jaga lantai tiga. Lantai di mana ruang praktek Eric berada. Tetapi saat ini ... kosong. Kemungkinan sedang ada keadaan darurat di lantai tersebut, yang menyebabkan kekosongan di meja itu.

Gantari berhenti tepat di depan pintu yang bertuliskan dr. Eric Kavaya, Sp.S. Dia menghela napas dalam sebelum menoleh ke arah kamera. Ollie terlihat mengarahkan kamera tepat di wajahnya. Wanita yang belum menikah di usia ke-27 itu, melakukan pengambilan gambar secara zoom.

"Ini ruangan Eric," ucap Gantari tepat ke arah kamera seolah-olah berbisik. Caranya berbicara seakan-akan mengajak siapa pun yang menontonnya nanti, turut serta pada acara kejutan untuk Eric. Kotak kue terlihat ada di kedua telapak tangannya. 

Ollie segera mem-pause kamera dan membantu sahabatnya mengeluarkan kue dari dalam kotak. Kemudian, dengan sigap kembali menyalakan kamera dan menyoroti aksi lanjutan dari Gantari. 

Tanpa mengetuk, Gantari mendorong pintu terbuka. Baik Gantari maupun Ollie tidak menyadari kalau ada salah satu perawat yang berlari dari kejauhan, mencoba menghampiri mereka. Namun, keduanya sudah terlanjur masuk dan menutup pintu kembali.

"Selamat ulang tahun, Sayang!" seru Gantari seraya melangkah mendekati seorang berjubah putih, yang duduk di balik meja. Senyum wanita itu terlihat semringah, sementara yang dihampiri terlihat membelalakkan mata. Bukan! itu bukan belalak karena terkejut, tapi karena ... marah.

Eric---si dokter di balik meja-- segera berdiri dari duduknya, sementara Gantari terus mendekat. Namun, apa yang terjadi selanjutnya sungguh membuatnya balik terkejut. Tanpa ampun, Eric mengayunkan telapak tangan dan memukul bagian bawah kue, sehingga kue itu terbalik. Jatuh mengenai gaun Gantari, sebelum akhirnya berantakan ke lantai. 

Gantari mebelalak dan menganga. Sama dengan reaksi dari Ollie. Benar, ini bukan reaksi yang diharapkan sama sekali, tapi juga seharusnya tidak membuat mereka seterkejut ini. 

"Aku sedang bekerja, Bodoh!" Suara berat Eric, segera membuat hati seorang Gantari porak-poranda seketika. "Aku lagi kerja!"

Mata Gantari terasa panas sekarang. Berkali-kali kelopaknya berkedip menahan agar air mata tidak jatuh. Terlebih ketika dia menoleh dan menemukan seorang pasien yang tidak disadari keberadaannya sejak tadi, sedang terbaring diranjang menontonnya yang dimaki oleh seorang Eric.

"Gan ... Gantari ... se ... selebgram maha sempurna ...." Bahkan pasien itu mengetahui siapa Gantari.

"Keluar ... sekarang, Bodoh!" Lagi, suara Eric menggelegar, kembali meruntuhkan apa yang tersisa di hati Gantari.

Gantari menggigit bibirnya. Menahan kecewa, menahan rasa malu. Segera dia berbalik, membuka pintu dan hampir bertabrakan dengan perawat yang tadi mengejarnya tanpa diketahui. Melewati si perawat yang terlihat menyesal karena tidak berhasil mencegahnya untuk masuk. 

Air mata Gantari turun tanpa bisa dicegah. Terlalu malu untuk harus berlarian sepanjang koridor dengan menangis, maka didorongnya salah satu pintu darurat, untuk bersembunyi pada tangga darurat di balik pintu besi itu. 

Dirinya hanya sendirian. Duduk di salah satu anak tangga sambil meletakkan wajah di atas kedua telapak tangan. Tersedu karena kebodohan yang dilakukannya hari ini. Seharusnya dia mengetuk pintu sebelum masuk. Seharusnya dirinya memastikan dulu ada pasien atau tidak di dalam ruangan itu. 

Tidak! Seharusnya dia tidak perlu memberikan kejutan, agar tidak mendapat makian di depan orang yang mengetahui julukannya ... Selebgram Maha Sempurna. Apanya yang sempurna?!

Dia menangis sampai lelah. Di sini, bahkan seorang Ollie tidak dapat menemukannya. Gantari bisa menangis sampai puas, sampai air matanya kering. Dirinya tahu benar, kalau ini tidak akan berakhir sampai di sini. Dia harus menanggung lebih dari sebuah makian, dan Gantari tahu persis akan hal itu. Maka, dia pun mempersiapkan dirinya untuk babak kedua kejutan hari ini.

Gantari baru saja berdiri ketika mendengar pintu darurat lantai bawah terbuka dengan kuat. Lalu disertai dengan suara keras. Sepertinya suara benturan ke tembok. Penasaran, dia melongok ke anak tangga yang mengarah ke lantai bawah.

Di bawah sana terlihat seorang pria mondar-mandir. Pria yang dari gelagatnya terlihat sedang kalut. Lalu, nampak pria itu mengayunkan tangannya yang terkepal dan sepertinya hendak memukul tembok kuat-kuat. 

Tanpa sadar Gantari menjerit, jeritan yang menyertai ayunan kepalan tangan. Membuat kepalan itu urung menyentuh dinding, karena sang empunya menangkap jeritan tertahan.

Pria itu segera menolehkan kepalanya ke lantai atas. Menemukan seorang wanita yang terlihat menutup mulut dengan telapak tangan. Wanita bergaun hitam yang matanya terlihat merah dan basah. Sama seperti dengan keadaan matanya saat ini. Merah ... dan basah.

.
Bersambung.

*
*
*

Verlita speaking:

Salam kenal dari Gantari. Selebgram maha sempurna, yang ternyata hidupnya tidak sempurna.

Aku menulis cerita ini di tengah-tengah kejenuhan dan ketidakmampuan melanjutkan cerita-ceritaku yang lain dengan cepat. Mohon maaf, sepertinya kalian harus sedikit bersabar menunggu kelanjutan ceritaku yang lain. Sementara ini, seraya menunggu ceritaku yang lain mampu bergulir lagi, mari mendukung Gantari.

Semoga kalian nenyukai bab pertamanya, ya.

Terima kasih!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top