Chapter 6 ~ Savoir plus (Tahu Lebih Jauh)

"Apa maksudmu mereka?"

Lemon menunjuk ke jendela, Rean dan Rezaril melihat kilatan cahaya di balik pepohonan rimbun.

"Kawasan ini banyak werewolf. Kalian bisa bebas berkeliaran di sini, asal tidak melewati lingkaran batu. Batu itu batas perisai di sini, guruku membuatnya untuk menghalau hewan buas atau Sinner mendeteksi kami."

Mereka berdua yang melihat keluar, terlihat serigala yang berjalan bebas. Satu fakta yang mereka ketahui, serigala itu tidak ada yang melewati susunan batu di tanah.

"Lalu ... tadi kita aman-aman saja waktu ke sini."

"Karena aku mengubah aura kita sama dengan mereka. Agar kita dianggap kawan bukan mangsa."

"Oiya, Lemonー"

"Tunggu! Siapa nama kalian?"

Rean menggaruk pipinya yang tidak gatal. "Aku Rean, salam kenal."

"Namaku Rezaril, salam kenal. Oiya, Lemー"

"Duduklah! Biar aku buatkan cemilan. Setelah itu kalian bisa bertanya sepuas kalian. Aku capek banget, nih."

Lemon meninggalkan mereka berdua dengan gontai seolah sangat kelelahan. Sebelum Lemon melewati pintu dapur dia berbalik dan memberitahu mereka sesuatu.

"Kalau mau mandi ke belakang saja. Apapun yang terjadi jangan mencoba kabur atau melewati batu-batu itu. Kecuali kalau kalian memang ingin mati."

Lemon kembali ke dapur sambil sedikit menguap. Rean dan Rezaril masih mematung di sana. Lemon sungguh mengejutkan mereka berdua.

Rean pergi mengikuti Lemon. Ia lebih memilih untuk mandi dan meminjam pakaian Lemon. Rezaril sendiri hanya berkeliling melihat rumah ini.

ೋ๑୨۝୧๑ೋ

Semua orang berkumpul di ruang tengah. Cemilan sudah disiapkan Lemon di meja. Lemon terlihat asik ngemil sambil sedikit berbincang dengan Rezaril.

"Jadi, apa yang mau kau tanyakan."

Lemon duduk berhadapan dengan Rezaril. Kakinya di selonjorkan memenuhi sofa. Dia terlihat seperti Nyonya.

"Ini di mana? Kenapa kami bisa ada di sini? Kenapa kau seakan sangat memahami kami?" Rezaril terlihat serius saat bertanya.

"Pertanyaanmu banyak juga."

Rean datang mengambil kursi di antara mereka berdua. Lemon meliriknya sesaat, tapi langsung mengabaikannya. Sesaat kemudian, Lemon menyadari suatu hal yang berbeda dari Rean.

"Rean!"

"Mamak ayam! Ya ya ya?"

Suara Lemon yang keras membuat Rean terjengit sampai membuat kakinya terhantup meja. Rezaril lebih terkejut saat Rean terhantup meja.

"Rean kau baik-baik saja?" tanya Rezaril cemas.

"Ah, iya. Aku baik-baik saja."

Lemon masih menunjuk Rean yang sibuk mengelus-elus kakinya. Sesaat setelahnya, Lemon duduk manis sambil memandangi Rean.

"Rean, coba berputar."

Rean awalnya bingung, tapi dia nurut saja dan berputar sesuai yang di instruksikan. Lemon dan Rezaril terpukau dengan penampilan Rean yang terlihat anggun.

Rean mengenakan gaun tidur sepanjang betis berwarna putih polos. Terdapat pita panjang di lipatan kerahnya. Lengannya panjang menutupi sarung tangan milik Rean. Rambut pendeknya di gerai bebas. Saat Rean berputar terpancar pesona yang membuat mata mereka berdua silau.

"Kyaaaa, Rean kau pakai yang kusaranin. Cocok banget!"

Lemon heboh sendiri sampai memukul-mukul bantal di sekitarnya. Mata Lemon melirik ke Rezaril yang diam saja memandang Rean.

"Ehem, Rezaril. Rean cantik 'kan?"

Rezaril tersadar dari lamunan. Dia tampak tergagap-gagap saat bicara.

"I-iya, Rean ca-can-tik."

Mata Lemon berkilat dengan senyum jahatnya. Ia berhasil mengerjai anak orang yang tak berdosa.

"Kalian lagi bicara apa?"

Rean mencairkan suasana kembali. Ia sadar penuh apa yang Lemon rencanakan tadi. Dia sendiri berusaha menahan malu akibat ulah Lemon.

"Oiya, akan aku jelaskan beberapa hal terlebih dahulu."

Lemon kembali ke posisi semula dimana ia selonjoran di sofa sambil ngemil.

"Pertama, selamat datang di Gaia. Dunia ini hampir sama seperti di Bumi, tapi hanya bagiannya saja. Dunia ini terbagi menjadi tujuh bagian: Ville (kota), Forêt (Hutan), Désert (Gurun), Pôle (Kutub), Sous la terre (bawah tanah), Ciel (Langit), L'eau (Air). Ah, tunggu!"

Lemon pergi ke lantai dua, dia terlihat buru-buru. Bersamaan dengan itu terdengar beberapa barang yang jatuh. Rean hendak menyusulnya, tapi Lemon sudah kembali sambil membawa beberapa buku tebal dan gulungan kertas yang sudah menguning.

"Apa itu?"

"Ini adalah buku rangkuman dari guruku."

Lemon menata satu-persatu buku di atas meja. Totalnya ada tujuh, masing-masing buku terdapat judul dan simbol yang berbeda.

"Ini semua buku tentang wilayah di Gaia. Semoga bisa membantu kalian selama di sini."

Terakhir, gulungan kertas yang Lemon bawa tadi ia bentangkan di atas susunan buku. Gulungan itu sangat besar sampai menjuntai di tanah.

"Ini peta dunia Gaia."

Ada banyak pulau besar. Si mata Rean gugusan pulau itu seperti membentuk simbol, tapi ia tak tahu namanya.

"Terlihat seperti love yang tersusun melingkar," ucap Rezaril.

"Gugusan pulau di Gaia itu membentuk bunga abadi. Bunga ini sangat langka bahkan tidak ada satu orang pun yang berhasil menemukannya."

"Apa nama bunga itu?"

"Clover."

Clover alias semanggi. Ada dua jenis tanamannya yaitu Clover berdaun tiga dan berdaun empat. Di peta itu membentuk Clover daun empat dengan posisi horizontal.

"Kedua...," ujar Lemon sambil menatap kami. "kalian pendatang dari Bumi 'kan? Kalau begitu kita sama. Bedanya aku lebih dulu terseret ke sini dari kalian."

"Kau sudah di sini berapa lama?"

"Sekitar setahun, tapi Gaia punya perbedaan waktu. Satu hari di sini sama dengan satu jam di Bumi."

Mendengar ucapan Lemon barusan membuat mereka tertegun. Berarti Lemon datang ke Gaia itu sekitar lima belas hari sebelum mereka berdua.

"Tapi ... bagaimana kami bisa berada di sini?"

"Pertanyaan yang bagus dan jawabannya sangat sederhana. Kalian di tarik ke sini."

Lemon merasa mereka semakin bingung dan cekikikan sendiri.

"Kalian pasti punya kekuatan 'kan."

"Iya."

"Ho oh."

"Roh Gaia menarik semua orang yang berkekuatan khusus di Bumi kembali ke tempat asalnya. Kalian yang memiliki kekuatan walau terlahir dari Bumi, tapi asal kekuatan kalian bukan dari Bumi. Paham?"

Rezaril tampak menganggukkan kepalanya. Berbanding terbalik dengan Rean yang masih memicing serius berpikir. Bahkan mungkin sekarang banyak benang kusut di kepalanya.

"Jadi, siapa mulanya yang memberikan kekuatan ini?" tanya Rean yang benangnya semakin tersangkut.

"Gaia yang memberikannya."

"Maksudnya?"

Lemon mulai kehilangan kesabarannya, ia tak mau marah cuma gegara ini.

"Biar aku contoh. Apa kau pikir sebuah planet itu tidak punya nyawa?"

Rean menjawab dengan gelengan kepala.

"Nah, Gaia itu salah satu planet yang punya nyawaー ah, tidak! Lebih tepatnya roh. Roh yang punya kekuatan besar untuk mengendalikan alam dan sekitarnya. Sebagai bonus serpihan dari kekuatannya itu di berikan ke penghuni Gaia. Orang yang pernah tinggal di sini dan kembali ke Bumi, berarti dia membawa serpihan itu ke Bumi. Kekuatan ini tidak akan hilang kecuali kalau kalian mati."

Rean tampak masih berpikir keras, tetapi kepalanya naik turun seakan dia paham.

"Kau paham maksudku?"

"Tidak."

Lemon hanya memberikan senyuman yang membuat Rean cengar-cengir. Rezaril yang melihatnya malah cekikikan sendiri.

"Huh, sudahlah. Kalian cepatlah tidur! Ada banyak kamar kosong di atas, pakai saja."

Lemon merapikan kertas dan buku di meja agar terlihat rapi. Mereka berdua menurut. Namun, sebelum melangkah ke tangga Lemon menghentikan mereka.

"Aku harap kalian bangun pagi karena akan ada hadiah untuk kalian."

Firasat mereka jadi tidak enak. Lagi-lagi sekilas Rean melihat Lemon menyeringai.

ೋ๑୨۝୧๑ೋ

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top