-PROLOGUE-

Batinku menjerit panik begitu kepalaku menoleh ke sumber cahaya, jarak yang cukup dekat dan kecepatan itu tak memberiku waktu untuk menghindar.

BRAAKKK!

Kurasakan sebuah benda kuat yang panas menghantam keras perutku, membuat perutku terasa sangat mual, semua isinya memaksa naik dan mulutku mengeluarkan apa yang ada di dalamnya.

Darah.

Aku memuntahkan darah.

Pelipisku terseret aspal hingga beberapa meter, membuatku merasakan perih. Bantingan kuat yang terjadi disela itu, membuat kepalaku seolah berlubang besar, mengeluarkan cairan dengan derasnya tanpa mampu kutahan.

Seluruh punggungku terasa remuk. Sakit, tapi aku tidak bisa meringis sedikitpun.

Barang-barang bawaanku berserakan di aspal.

Aku berusaha mengerakan kepalaku guna melihat siapa yang membuka pintu mobil itu. Seorang lelaki yang menatapku dengan wajah yang amat pucat. Di sampingnya, seorang wanita dengan pakaian hitam dan minim, juga menatapku dengan wajah pucat dan panik.

Wajah mereka tersirat ketakutan yang dalam. Tanganku kuangkat guna memberitahu mereka bahwa diriku masih hidup. Suaraku seolah tertahan di tenggorokan, tak mampu bersuara sedikitpun.

Tanganku terasa berat untuk diangkat, kuputuskan untuk berhenti mengangkatnya. Lelah sekali.

"Sudah kubilang, jangan menggangguku saat aku mengemudi!" Lelaki itu menyalahkan wanita itu dengan suara yang keras yang menyamai seruan.

"La-lalu apa yang harus kita lakukan?!" Wanita itu bertanya dengan nada gemetaran. Tangannya mengguncang-guncangkan lengan lelaki itu dengan cepat.

...Tolong aku.

Kalau aku tidak pulang, Ibu tidak bisa memasak.

Lelaki itu menoleh ke kiri dan kanan berulang kali, lalu menatapku kembali dengan gelisah. Sorot matanya menatapku dengan bersalah, namun lekuk bibirnya membuatku paham bahwa dia merasa jijik dengan keadaanku saat ini. Gadis berlumuran darah.

"Tidak ada orang yang melihatnya, tidak ada saksi mata. Ayo kita pergi!"

"Ta-tapi...,"

"Atau kutinggalkan kau di sini, dan kau yang akan bertanggung jawab?"

Wanita itu menggelengkan kepalanya enggan.

"Kalau begitu, jangan protes lagi. Ayo kita pergi!"

...Tunggu.

Aku menatap ke arah mereka berdua yang memasuki mobil dengan buru-buru. Mobil itu mundur beberapa meter dan kemudian ngebut dengan cepat begitu melewati tubuhku.

Pergi.

Kulihat tanganku yang berada di atas perutku meluncur lemah diatas genangan darah. Kepalaku yang terasa berkunang-kunang dan penglihatanku semakin menggelap.

Lalu terdengar suara bisikan lembut yang memintaku untuk tidur kembali.

***

6 Januari 2017, Jumat.

Note

Hai! Revive muncul niihh <3

BTW, kamu ketemu cerita ini dimana?

Ahahaha. Konflik langsung dimulai. LANGSUNG. AHAHAHAHA!

Tell me what you think, HEHE.

Kalau ada konten yang berbahaya, akan saya ingatin di note atas. Hehe.

Oh ya, WARNING! THIS STORY CONTAIN DISTURBING THING YOU PROBABLY WON'T WANT TO KNOW! GORE THEME AND SPLASH BLOOD EXIST<3

CINDYANA H

🔪

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top