ASTER (The First Adventure)

Judul : ASTER (The First Adventeure)

Penulis : Daras Resviandira

Penyunting : Devika

Penerbit : Loka Media

Terbit : Cetakan pertama, Juli 2017. Cetakan kedua, Agustus 2018

ISBN : 978-602-60841-5-6

***

Blur :

Bertahun-tahun lamanya manusia mengeksploitasi bumi tanpa mengenal batas. Lantas apa jadinya saat bumi ini mengamuk dan memintta bayaran atas semua itu?

Bagaimana jadinya saat sudah tidak ad lagi daratan yang tersisa?

Lantas di mana manusia yang masih bertahan akan melanjutkan hidupnya?

Jawabannya ada dalam sebuah kota bernama Oakland. Sebuah tempat yang dibangun dari besi-besi berkarat. Di mana seorang gadis bernama Aster tinggal di dalamnya. Menanti sebuah petualangan yang masih tersembunyi di balik lautan. berusaha menemukan harapan yang hampir dilupakan oleh semua orang.


***

ASTER (The First Adventure) buku pertama dari novel trilogi penulis Daras Resviandira.

Di awal cerita, penulis menceritakam bagaimana penyebab bumi berubah, hingga bumi di abad ke-23. Abad di mana tak ada lagi daratan yang tersisa. Abad di mana semua orang sudah mulai kehilangan harapan. Pembukaan yang menarik sebagai awal cerita, tak terbayangkan bagaimana kehidupan masa depan tanpa daratan, bagaimana cara kita bertahan dan menjalani hidup.

Di bab kedua, penulis menceritakan bagaimana teknologi berkembang, dan mahluk hidup apa saja yang tersisa, manusia juga sejarah yang ada. Aktifitas yang diceritakan tanpak seperti biasa, hanya saja ada yang berbeda. Sebuah kehidupan manusia yang mampu bertahan hidup di atas air. Oakland adalah sebuah kota besi di atas air yang sangat besar dan luas, diyakini satu-satuya yang ada di bumi oleh penduduk setempat.

Aster, sebagai tokoh utama dari cerita Aster diceritakan dengan mengalir, dari fisik, hingga wataknya. Bagaimana cara sosok Aster berpikir. Bahkan, apa yang dia pikirkan selalu terlihat jelas pada wajahnya. “Selalu ada banyak hal dalam pikiranku.” Dilaog ini jelas menggambarkan sosok Aster yang tidak pernah puas dengan apa yang dia pelajari dan dapat selama ini. Usia Aster diketahui berumur 19 tahun. Di hari ulangtahunnya dia menyebutkan bahwa kita umurnya sama dengan sahabatnya Amanda. Mereka hidup di Panti selama sembilan tahun. Sebuah perbincangan jelas memperlihatkan bahwa Aster sangat penasaran dengan dunia luar, dunia selain Oakland.

Dari perkataanya dan para guru yang tidak pernah menjawab pertanyaan Aster. Membuat Aster semakin tersiksa dengan Semua pertanyaan yang ada di kepalanya.
Sepulang sekolah Aster memanjat sebuah menara sebagai tempat persembunyiannya. Namun, ada seorang teman sekolahnya yang mengikuti, dia bernama Ethan. Awalnya Aster merasa terganggu, tetapi dengan kedatangan Ethan memberikan sebuah ketenangan juga harapan bagi Aster. Tiba-tiba Aster dan Ethan keperegok oleh polisi yang sedang berpatroli, mereka turun dari menara dengan perasaan lebih baik. Setelah itu ada polisi lain yang mengenakan motor terbang dengan seenaknya, Aster merasa kesal, sempat ada perasaan berkecamuk sampai dia mantap menentukan pilihan. Berlalri melewati kota dengan satu tujuan, markas polisi patroli.

Ketika sosok Aster bertekad dan dia mendapatkan apa yang dia inginkan. Sebuah kebebasaan dari keberanian. Aster meminjam sebuah motor terbang milik pulisi patroli, dia pun terbang menjauh dari Oakland. Aster melihat sebuah daratan, sebuah gunung yang selama ini dia ketahui dari sebuah buku sejarah.

Namun, ada bahaya lain mengancam yang membuat Aster kembali ke kota besinya, Oakland.

Masalah pun mulai menghampiri karena ulahnya, Aster di bawa ke Pusat kota dan masuk Akademi. Di sana dia menjalani kehidupan yang sangat berbeda seperti di Panti. Aster mendapatkan teman, menjalani pelatihan pelatihan yang sangat keras, hingga Aster dan kawan-kawannya mendapatkan misi. Sebuah perjalanan jauh meninggalkan kota Oakland, bertaruh nyawa di lautan, melawan mahluk mengerikan, tak banyak yang selamat dalam perjalanan tersebut, hingga pada akhirnya Aster dan kawan-kawan dari Akademi sampai di daratan.

Konflik tidak berhenti ketika Aster menemukan daratan. Di sini cerita semakin menarik, pembaca dibawa ikut merasakan keharmonisan, suasana baru dan fakta-fakta baru mengenai sosok Aster.

Penghianatan yang terjadi di dalam cerita pun membuat emosi pembaca semakin menjadi, terlebih ketika jatuhnya korban lagi, sosok penting bagi tokoh utama membuat pembaca semakin terlalurut. Khususnya saya.

Meski begitu, akhir cerita Aster (The First Adventure) cukup memuaskan.

Aster telah berhasil dalam petualanngannya menemukan jawaban dari segala pertanyaannya selama ini. Semangatnya, rasa ingin tahunya, tekad dan keberaniannya luar biasa.

Tokoh-tokoh di dalam cerita Aster cukup banyak, tapi memiliki ciri khas masing-masing. Pov yang dipakai, sudut pandang orang ketiga serba tahu, pov tersebut semakin mudah dimengerti dan membuat gampang mengenali tokoh-tokoh yang ada.

Latar waktu jelas, dari awal pembukaan dijelaskan cerita ini abad ke -23. Latar tempat yang di deskripsikan dengan baik membuat pembaca tidak kebingungan ketika memahaminya. Diksinya pun beragam. Suasana di dalam cerita begitu terasa.

Ada banyak pelajaran yang bisa saya ambil dari buku Aster. Bukan hanya prihal mimpi, tapi ada harapan dan masa depan yang lebih baik jika kita mau berusaha, yakin dan bersungguh- sungguh.

“Ethan, Apakah berharap itu sama dengan bermimpi?”

Tidak. Tentu saja tidak. Mimpi akan didapat jika kamu tertidur. Tapi harapan akan terwujud hanya pada saat kamu terbangun. Karena yang harus kamu lakukan setelah mendapat sebuah harapan adalah berusaha.”

Penggalan dialog dari percakapan antara Aster Ethan yang selalu membuat saya peribadi sebagai pembaca termotivasi. Jangan takut tuk bermimpi, tapi harus ingat juga mimpi itu tidak akan terwujud jika kita tidak bangun dan bergerak, berusaha mewujudkannya.

***

Mohon maaf kalau review nya terkesan maksa, sebenrnya masih banyak yang ingin diceritakan dari buku Aster, tapi ya lebih baik kalian baca sendiri saja agar sensasi petualangannya lebih berasa. Kali aja kita cocok, lain waktu ketemu bisa berbagi cerita dan pengalaman, bagaimana rasanya, dialog apa saja yang masih teringat juga adegan mana saja yang nggak bisa terlupa.

Kalau ada yang mau kepoin penulisnya kuy resviandira mangga mampir.

Terima kasih
Sampai jumpa di review karya berikutnya.

***
Sumber gambar : Ig Darasresviandira dan penerbit Loka Media

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top