Rurouni Kenshin: The Final

Rurouni Kenshin: The Final • 2021 • Laga, Romantis, Drama Sejarah • Takeru Satoh • Mackenyu ArataEmi Takei • Hajime Saitou dkk


Omae wa battousai ka?

Battousai wa doko da?

Kata-kata yang tidak asing dan sering sekali kita dengar di film Rurouni Kenshin sebelumnya. Biasalah. Orang penting sering dicari-cari. Entah tujuannya mau diajak kerjasama atau dibunuh, tergantung niat masing-masing orang yang mencarinya he he.

Berlatar tahun 1879, 12 tahun era baru. Setelah pertempuran hebat dengan Shishio, rakyat Tokyo kembali hidup dengan damai. Meski begitu, Kenshin tampaknya masih menyesuaikan diri di era baru. Sesekali ada bumbu-bumbu kasmaran. Sesekali juga wajahnya tampak tegang. Sanosuke mengingatkannya agar lebih terbiasa dengan keadaan yang sekarang. Namanya juga orang yang pernah hidup di zaman pertumpahan darah. Lalu sekarang hidupnya berjalan dengan sangat baik. Agak gimana gitu, rasanya.

Di tempat lain, kepolisian Tokyo menangkap seorang mafia senjata dari Shanghai. Meskipun dari Shanghai, dia lancar banget bahasa Jepangnya, kemungkinan memang orang Jepang asli. Selain itu, dia jago banget bela diri. Kepolisian sampai ketar-ketir menghadapinya. Dia adalah orang yang sama, yang menjual kapal perang kepada Shishio. Dia juga datang jauh-jauh dari Shanghai demi mencari Himura Kenshin dan membalaskan dendamnya. Belakangan orang tersebut diketahui bernama Yukishiro Enishi (Mackenyu Arata).

Btw, saya belum pernah nonton anime atau baca manga Samurai X secara tuntas. Saat nonton film ini, saya murni tidak tahu apa-apa soal premisnya. Jadi di film ini saya betul-betul dikejutkan. Terjawab sudah kenapa Kenshin selalu sangat sensitif saat di ingatannya muncul adegan wanita yang menangis di bawah guyuran hujan. Ada banyak sekali orang yang dia bunuh, tetapi yang paling menusuk hatinya adalah kejadian saat dia membunuh calon suami wanita itu.

Fokus cerita kali ini adalah masalah pribadi antara Kenshin dan Enishi. Jadi sudah tidak ada lagi hubungannya dengan negara atau pemerintah, hanya masalah pribadi. Tapi bejatnya, si Enishi ini bawa-bawa rombongan dia beserta senjata untuk menyerang warga yang tidak bersalah. Kesal sekali saya melihatnya. Tak heran Kenshin merasa sangat terpukul.

Cerita juga akan menyinggung sedikit tentang drama percintaan Kenshin di masa lalu. Asal-muasal luka salib di pipi Kenshin. Dia pernah sekali membicarakan tentang luka itu di film pertama, ketika ada yang bertanya (sepertinya Megumi), bagaimana dia mendapatkan luka salib di pipinya? Nah, kata Kenshin, luka pertama dari seorang samurai muda yang telah dia bunuh dan luka kedua dari calon istri samurai tersebut. Waktu dengar pengakuan Kenshin itu, rasanya masih menggantung dan masih banyak yang belum diungkapkan. Nah, nanti kisah tentang itu akan lebih gamblang lagi di film berikutnya, Rurouni Kenshin The Beginning. Meskipun menyinggung sedikit tentang masa lalu Kenshin, tetapi fokus utama di film ini adalah pertarungan antara Kenshin vs Enishi.

Sama seperti di film-film sebelumnya, di film ini juga tidak kalah serunya. Sebagai penonton, saya merasa takut jika kedamaian Kenshin dan teman-temannya direnggut lagi. Hanya saja ada part yang bikin saya sedikit bosan. Part ketika Enishi menculik Kaoru. Di sini saya mempertanyakan lagi niat Enishi, dia bersungguh-sungguh mau balas dendam, gak, sih? Kaoru didiamkan begitu saja olehnya, gak diapa-apain. Kaoru cuma diancam. Hal ini terasa sedikit menjenuhkan. Kalau begini, Kanryu (villain di film Rurouni Kenshin yang pertama) malah jauh lebih kejam dari Enishi.

Ekspektasiku Enishi bakal bikin Kenshin jatuh ke titik terbawah, seperti waktu Battousai palsu menculik Kaoru. Enishi ingin melihat Kenshin terluka, tetapi yang ada hanya scene Enishi stress sendiri mengingat masa lalu. Padahal saya ingin melihat keganasan Kenshin sekali lagi. Kangen Kenshin mode ngamuk. Namun kita tidak akan menemukan Kenshin yang seperti itu di sini.

Di sisi lain, Mackenyu Arata benar-benar bikin saya salah fokus. Menurut saya, sebagai villain dia terlalu tamvan walau sedikit mirip Gintoki wkwkwk. Mau benci, tapi dia cakep. Mau suka, tapi villain. Gimana, sih.

Macken sudah melakukan yang terbaik di film ini. Walaupun dengan kekurangan yang saya sebutkan tadi. Di awal-awal kemunculan Enishi, tampaknya dia menjadi ancaman besar yang menakutkan. Setelah menculik Kaoru, kok, Enishi jadi rada lemah dengan sendirinya. Itu aja, sih. Tetapi tidak menghilangkan fakta bahwa Rurouni Kenshin adalah film adaptasi manga terbaik sepanjang masa.

Apapun itu, Rirouni Kenshin: The Final tetap menjadi bagian dari sekuel Rirouni Kenshin yang wajib tonton.

Rate: 4,5/5

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top