Judul

Rurouni Kenshin (2012)

Genre

Romansa, Martial Arts, Drama Sejarah

Sutradara

Keishi Otomo

Cast

Takeru Satoh, Emi Takei, Yu Aoi, dkk.

Durasi

135 Menit

Rurouni Kenshin adalah film laga hidup yang diadaptasi dari manga berjudul serupa, karya Nobuhiro Watsuki. Film ini pastinya sudah akrab di telinga para otaku. Tapi buat yang belum familiar mendengarnya, sekitar tahun 2000-an, anime Rirouni Kenshin/Samurai X cukup populer, lho, di Indonesia.

Karakter Kenshin entah mengapa berkesan di ingatan saya setiap kali mendengar namanya. Namun saya benar-benar sudah lupa jalan cerita anime tersebut, karena terakhir kali saya menontonnya, ya, waktu masih di Sekolah Dasar😃

Sampai akhirnya saya menonton Rurouni Kenshin dan kembali menyegarkan ingatan. Mari, sekarang kita masuk ke sinopsisnya.

Film dibuka dengan menampilkan lokasi hutan tempat terjadinya pertempuran hebat yang mengakhiri era lama menuju era baru. Latar fiksi berfokus pada awal periode Meiji. Pada saat itu, seorang Hitokiri Battousai atau Battousai si pembantai bernama Himura Kenshin (Takeru Satoh) memutuskan untuk berhenti menjadi pembunuh.

Battousai atau ahli pedang yang terkenal memiliki luka salip di pipinya itu mengembara ke seluruh Jepang dan menawarkan pertolongan kepada orang-orang yang membutuhkan perlindungan. Akan tetapi meski sudah bertekad tidak akan membunuh lagi, citra Kenshin sebagai samurai yang melegenda masih belum hilang. Bahkan setelah satu dekade berlalu.

Kenshin dalam perjalanannya berjumpa dengan Kamiya Kaoru (Emi Takei) gadis pemilik sekolah Kendo (seni bela diri). Kaoru memiliki dendam terhadap Battousai yang telah membunuh orang-orang dengan mengatasnamakan keluarganya.

Kaoru pun menyerang Kenshin karena merasa yakin bahwa Kenshin adalah pembunuh yang dia incar. Namun Kenshin mengatakan bahwa dirinya hanyalah seorang pengembara.

Kenshin menunjukkan pedang mata terbalik kepada Kaoru. Bagian tumpul pedang itu mengarah ke depan, sedangkan bagian tajamnya mengarah kepada dirinya sendiri, sehingga mustahil Kenshin bisa membunuh manusia dengan pedang seperti itu. Kaoru pun percaya bahwa Kenshin bukanlah Battousai yang telah menodai nama keluarganya.

Singkat cerita, Kenshin terlibat konflik dengan pedagang opium, Takeda Kanryu. Hal itu membahayakan nyawa Kaoru dan Takani Megumi (Yu Aoi), gadis yang dipaksa membuat opium oleh Kanryu. Nah, lho. Bagaimana caranya Kenshin melawan Kanryu tanpa harus melanggar janjinya untuk tidak membunuh lagi? Karena Kenshin akan berhadapan dengan para samurai, anak buah Kanryu. Untuk kelanjutan kisahnya, nanti bisa ditonton sendiri di Netflix.😁

Sepanjang film, saya sangat suka sama akting Takeru Satoh. Aksi lari-larian, lompat, menghindar, menghunus pedang dan lainnya begitu seru untuk disaksikan. Gestur tubuhnya lincah banget. Saya terus memperhatikan detil-detil kecilnya, seperti caranya menoleh, menunduk, menarik pedang, lalu saya kelepek-kelepek seperti ikan terperangkap jaring. Apalagi mode beringasnya di bagian akhir film, heeeeelllppp! Hontoni sugoii. Keren banget. Pertarungan pedangnya gak main-main.

Instrumen biola yang kerap kali terdengar saat proses pertarungan sangat cocok dengan suasana gloomy di film. Tema musik juga membuat adegan pertarungannya makin menegangkan. Romansanya tipis-tipis, tidak ada adegan dewasa sama sekali, tapi chemistry antara Kenshin dan Kaoru bagi saya ngena di hati.

Film ini mengangkat konflik yang sangat berat. Jepang di era pemerintahan yang belum stabil, masih banyak pembunuh yang berkeliaran, kemudian perdagangan opium merajalela. Sebuah negara bisa hancur, lho, gara-gara opium. Namun, film ini gak bikin saya ngantuk, atau bikin saya merasa terlalu berat sehingga saya berhenti menontonnya. Langka saja ada film live action yang tiap aspeknya itu sempurna.

Rate: 5/5

“Pedang adalah senjata, ilmu pedang adalah jurus untuk membunuh manusia, itu adalah kebenaran, tidak peduli seberapa banyak kamu mencoba memberikan alasan untuk meyangkalnya. Tapi, aku lebih suka omong kosong yang dikatakan oleh Nona Kaoru dari pada kebenaran yang ada” - Himura Kenshin

“Pedang ada untuk meyelamatkan manusia"- Kamiya Kaoru