A Tale of Two Sisters
Judul
A Tale of Two Sisters (2003)
Genre
Horor, Drama, Horor Psikologis, Thriller, Misteri
Sutradara
Kim Ji Woon
Cast
Im Soo Jung, Moon Geun Young, Yeom Jeong Ah, Kim Kap Su
Durasi
115 Menit
Kategori
17+
Dulu pas SMA pernah nonton ini di TV Thriller. Tapi nontonnya pas film sudah sampai pertengahan. Saya masih ingat adegan Su Yeon ngompol di tempat tidur. Ingatanku, sih, begitu. Setelah ditonton ulang, ternyata dia memang ngompol tapi ngompol darah alias menstruasi. Saya juga nontonnya tidak sampai selesai waktu itu. Jadi selama ini saya menyimpan rasa penasaran tentang bagaimana sebenarnya film A Tale of Two Sisters yang akan saya singkat menjadi ATOTS. Baru kemarin (21 Maret 2022) saya selesai menontonnya.
Oke, sekarang mulai dari awal dulu, deh. Biar pembaca gak bingung-bingung amat.
Film dibuka dengan latar suasana rumah sakit yang dingin dan hening. Ada Su Mi (Im Soo Jung) yang sedang diwawancarai oleh seorang dokter. Tapi Su Mi diam saja sambil nunduk kayak orang stres berat. Nanti pas dokter mengatakan sesuatu yang sangat sensitif untuk dibahas, barulah Su Mi perlahan mengangkat kepalanya.
Kemudian scene berganti di dalam mobil. Su Mi dikeluarkan dari rumah sakit oleh Ayahnya. Di sini awalnya saya kira Su Mi sedang flashback mengenai kejadian yang menyebabkan dia stres berat. Tapi ternyata adegan itu bukan alur mundur, melainkan alur maju, lanjutan dari adegan di rumah sakit tadi.
Oke, lanjut. Su Mi bersama Adik dan Ayahnya naik mobil menuju sebuah rumah yang sangat jauh dari keramaian, terpencil, sunyi, dan terasingkan. Rumah itu tidak ada tetangganya sama sekali. Tapi rumahnya bagus, sih. Besar. Tapi rada seram. Suasana di rumah itu tidak mengenal waktu. Mau siang ataupun malam, tetap saja suasananya angker, gelap, dan dingin. Kalau ada hantu mungkin hantunya juga gak bakal kelihatan saking minimnya pencahayaan. Sekitarnya kayak padang alang-alang luas gitu, terus ada danau di bawahnya. Di menit-menit awal ini dialog masih sangat minim. Penonton harus sabar sampai ceritanya masuk lebih dalam.
Su Mi punya adik perempuan bernama Su Yeon (Moon Geun Young), dan seorang Ibu tiri yang masih muda bernama Nyonya Eun Jo (Yeom Jeong Ah). Sedangkan Ibu kandung Su Mi sudah meninggal, tetapi tidak ada informasi kapan meninggalnya.
Su Mi kelihatan sangat membenci Ibu tirinya. Tiap diajak ngomong sama Eun Jo, Su Mi bawaannya pengen meledak aja. Ketus, keras. Adiknya lebih kalem dan penurut banget sama Kakaknya. Tapi mau seambyar apa mood Su Mi, kalau sudah ngomong sama adiknya, Su Mi bakal berubah jadi lebih tenang. Kecuali kalau Su Yeon disakiti oleh ibu tirinya, Su Mi bakal teriak-teriak membela adiknya.
Su Mi sayaaaaaang banget sama adiknya.
["Aku akan selalu ada di sisimu," kata Su Mi kepada Su Yeon]
Kalau saya punya adik cewek kayak gini juga bawaannya pengen melindungi dan menyayangi. Adiknya tipe yang lembut, polos, imut, dan loveable gitu, lho. Tidak salah mereka memilih Moon Geun Young untuk memerankan karakter ini. Muka dan tingkah lakunya cocok banget. Seandainya Su Yeon jatuh terpeleset di lantai, lantainya yang bakal disalahin. Wkwkwk. Su Mi jauh lebih pemberani daripada adiknya. Dia berani nyakitin siapa pun yang menyakiti adiknya. Bahkan Su Yeon lebih mengandalkan Sun Mi daripada Ayahnya. Bisa dibayangkan bagaimana eratnya hubungan Kakak-Adik ini. Saya jadi terharu.
Eun Jo sebagai ibu tiri juga memerankan karakternya dengan baik. Sejak awal saya merasa Eun Jo bisa membahayakan nyawa Su Mi & Su Yeon. Hanya saja seperti ada yang ganjil dari diri Eun Jo. Kelihatannya kayak normal, tapi kayak ada sesuatu yang belum tersibak. Belum ditunjukkan. Misal, Eun Jo pernah diam-diam masuk ke kamarnya Su Yeon tengah malam. Buat apa coba? Su Mi pernah menemukan daging busuk yang disimpan Eun Jo di kulkas. Suaminya, Ayah kandung Su Mi, gak mau tidur di samping Eun Jo yang notabene istrinya sendiri. Nah, nanti semua ini bakal terbongkar sedikit demi sedikit. Bagaimana dengan Sang Ayah? Well, gak guna banget. Wkwkwk. Kenapa Su Mi bisa depresi juga karena kelakuan Ayahnya. Perannya kayak cuma bikin susah anak-anaknya saja.
Seperti kebanyakan horor klasik, ATOTS juga sama. Ada adegan-adegan yang berjalan pelaaaaan sekali, saking pelannya bisa bikin frustrasi. Bagi yang gak sabaran bakal langsung di-skip kali, ya. Saat jumpscare, saya lebih kaget sama suara musiknya daripada muka hantunya. Oh, di film ini ada hantu? Ada banget! Lebih tepatnya mix horor, misteri, dan thriller. Perpaduan yang menyiksa. Apakah cukup disturbing? Menurut saya iya. Tapi tidak sampai bikin trauma. Bikin merenung sambil terbayang-bayang, iya.
Menurut artikel kompas.com, "Film ini diangkat dari cerita rakyat Korea Selatan, Jang Hwa dan Hong Reyon, berkisah tentang dua saudara perempuan yang disiksa ibu tiri mereka." Namun, apakah film ini hanya tentang anak-anak perempuan yang disiksa ibu tiri? Tidak juga. Persepsi awal saat kita melihat film ini bisa sangat berbeda dengan persepsi di akhir. Nonton aja sendiri kalau mau tahu wkwkwkwk.
Film ini menyimpan banyak clue dan detil-detil yang penting untuk diperhatikan. Seperti benda-benda kayak lemari, obat, jepit rambut. Dialog antar pemain, sampai dengan kejadian sehari-hari, itu ada maksud-maksud tertentu. Bagi penonton yang jeli atau sudah biasa nonton film dengan plot twist yang mencenangkan, kemungkina bakal tahu ending-nya seperti apa.
Namun bagi saya, ending-nya gak ketebak sama sekali. Malah sudah lebih dari setengah film, saya masih kebingungan. Masih belum berhenti mikir. Iya, ini film ngajak mikir banget. Tapi pas plotnya terbongkar, perasaan-perasaan ganjil yang ada dalam film bisa tergenapi. Puas rasanya!
Rate: 4/5
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top