The First Phone Call From Heaven

Review Novel Mitch Albom

Judul : The First Phone Call From Heaven
Blurb :

Bagaimana seandainya akhir bukanlah akhir?

Suatu pagi di Coldwater, Michigan, telepon-telepon mulai berdering. Para penelpon nya berkata mereka menelpon dari surga. Mukjizatkah ini? Atau olok-olok kejam? Ketika berita ini menyebar, banyak orang mulai berdatangan ke Coldwater untuk ikut membuktikan.

Pada saat yang sama, Sully Harding, pilot yang telah kehilangan nama baiknya, baru bebas dari penjara dan mendapati kota tempat tinggalnya sedang mengalami "demam mukjizat." Bahkan anaknya yang masih kecil membawa-bawa ponsel mainan karena berharap ditelepon ibunya dari surga.

Ketika telepon-telepon ini makin sering terjadi, dan bukti adanya kehidupan di alam baka mulai terkuak, kota itu--dan dunia--mulai berubah. Hanya Sully yang tidak percaya. Baginya, tidak ada apa-apa lagi setelah dunia yang penuh kesedihan ini. Dan dia bertekad untuk membuktikannya, bagi anaknya dan bagi dirinya sendiri.

***

Apa yang bakalan kamu pikirkan dan rasakan ketika orang yang sudah meninggal tiba-tiba menelponmu? Takut? Senang? Atau shock? Itulah yang terjadi ketika sebuah kota kecil bernama Coldwater di Michigan mendapat telpon pertama dari surga.

Tess Raferty, Jack Sellers dan Katherine Yellin, mereka orang yang pertama kali menerima telepon dari surga itu. Jelas awalnya mereka mengira itu hanya telpon iseng. Tapi ketika suara yang mereka kenal dan kalimat-kalimat yang menyejukkan terdengar. Barulah mereka tertegun. Merasakan kalau sesuatu baru saja terkuak.

Bertepatan dengan kehebohan itu. Seorang Sully Harding yang divonis hukuman penjara karena telah mengalami kecelakaan pesawat, baru saja bebas. Dia dibuat heran melihat kota kecilnya mendadak heboh dengan berita tentang "panggilan surga" itu.

Sully tidak percaya. Dia pikir, mana ada orang mati bisa menelpon. Akhir akan tetap jadi akhir, mungkin seperti itu pikiran Sully. Tapi sayang, hal itu bertolak belakang dengan anaknya Jules yang percaya akan hal tersebut. Di sini Sully dibuat frustasi dengan tingkah sang anak yang berharap sekali sang ibu akan menelponnya lewat ponsel mainan yang dia miliki. Sully juga mencoba menjelaskan pada Jules kalau hal ini sama sekali tidak mungkin terjadi.

Karena kehebohan ini, sebuah saluran berita pun tertarik menayangkan hal tersebut. Amy Pen yang merupakan salah satu pembawa berita di acara Nine Action News itu pun menemui Kathrine Yellin, orang pertama yang menyiarkan kabar kalau kakaknya Diane barusan menelpon lewat ponsel lama milik kakaknya, ke pendeta Warren yang berada di Gereja Baptis Harvest of Hope.

Lewat tayangan itulah, seluruh orang yang berharap mukjizat itu terjadi mendatangi Coldwater. Mereka membanjiri kota, memenuhi gereja hingga emperan toko. Dalam cerita ini si penulis menggambarkan bagaimana orang-orang itu berharap bisa mendapatkan mukjizat tersebut. Bagaimana mereka berupaya berdoa di gereja, atau sekedar kekacauan yang mereka buat di depan rumah warga di kota itu sampai-sampai polisi  kewalahan dan terpaksa menurunkan polisi dari kota lain untuk membantu mereka.

Dalam cerita kita juga dihadapan dengan berbagai pertanyaan serta ketidakpercayaan akan hal yanag terjadi. Kalau aku pas baca perasaanku ngikutin tokoh utama itu sendiri. Ketidakpercayaan Sully Harding.

Lalu kita juga bakalan disuguhi gimana seorang Sully yang narapidana harus menjalani babak hidup barunya setelah bebas dari penjara dan hidup di kota kecil seperti Coldwater. Gimana dia berjuang untuk bertahan dan mencari tahu siapa dalang dibalik kekacauan yang menimpa kotanya.

Nah kita bakalan dibuat greget mendekati akhir-akhir cerita karena si Walikota bikin acara untuk menunjukkan pada dunia soal mukjizat itu. Di sini Kathrine Yellin ditunjuk untuk membuktikan telpon tersebut. Kenapa? Karena sebelum acara itu, si Amy Pen sempat merekam percakapan Kathrine sama Diane lewat kameranya. Dan apa? Makin hebohlah mereka yang berziarah ke kota Coldwater.

Puncaknya, pencarian Sully soal dalang dari telepon surga itu membuahkan hasil. Saat acara dilaksanakan. Sully, di tengah badai salju yang melanda Coldwater. Dia menemukan markas orang yang melakukan hal gila itu. Dia menyaksikan sendiri bagaimana kawat-kawat telepon dan alat-alat canggih bak intel itu terpasang dalam sebuah gudang. Dan bagaimana sebuah ketikan bisa membuat suara yang sama persis seperti orang yang sudah meninggal .

Yang bikin greget lagi apa? Dalangnya adalah... gak bisa bilanglah nanti total spoiler aku di sini. Intinya dia adalah orang yang ada sangkut pautnya dengan Sully tapi soal apa, ada deh. Hahaha.

Nah, bagiku yang bikin cerita ini agak sedikit boring adalah alurnya agak lambat dan banyaknya karakter. Walaupun si penulis konsisten. Gak ngalur ngidul kayak hubungan kamu sama dia, eaaa. Canda dia.

Tapi-tapi, dibalik itu semua. Terbayarkan kok dengan diksi-diksi ringan yang mudah dipahami dari yang penulisnya sajikan. Penggambaran suasana dan latar tempat yang keren. Aku suka, apalagi aku bayangin Coldwater itu kota tua sepi, sama kayak hatiku gitu. Hoho.

Tapi kalau kalian penyuka konflik yang panas dan ekstrem #paanci, gak kusarankan sih. Karena buku ini konfliknya ringan. Udah gitu karena alurnya lamban, jadi agak bikin bosan.

Terlepas dari itu semua, pasti ada pembelajaran yang bisa kita ambil.

Nah segitu aja review. Btw ini review pertamaku loh. Jadi aku gak terlalu percaya diri haha. Oke sekian cuap-cuap santai dariku Uyuy yang unyu ini. See you next time...

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top