Review: Sebuah Cerita
Judul : Sebuah Cerita
Penulis : Katya Senpai
Wattpad Id : Thiya_Rahmah
Genre : Teenfiction
Jumlah Chapter : Awal + 19 Chap (Sudah Tamat)
Rating (1-10) : 8.3
Reviewer : Lynaynan
REVIEW
• Pembukaan : Aku jatuh cinta sama pembukaannya. Gaya bahasanya menarik dan enak untuk dibaca. Apalagi ditambah unsur-unsur dongeng, (maaf) bunuh diri, dan sedikit psikologi sebelum masuk konfliknya. Aku selalu memyukai hal seperti itu. Untuk pembukaan, ini lumayan memikat hati.
• EBI : Minim kesalahan kalau sepengamatanku. Ya kalau ada pun, mungkin Katya khilaf dan bisa dia perbaiki sendiri. Aku nggak terlalu memperhatikan, sebab tulisannya nggak bikin sakit mata jadinya fokus baca hehe.
• Diksi : DIKSINYA AKU SUKA BANGET AGFHJKDGGKL. PoV1 yang daebak. Nama gadis dalam PoV1 ini nggak disebutkan, jadinya tambah pas dan feel-nya ngena. Apa mungkin cuma aku yang begitu menghayati kesakitan batin si Aku wkwk. Dan untuk diksi Sebuah Cerita ini kekurangannya banyak penjabaran, jadi sesekali aku ikutan mikir lama buat pahami maksudnya.
• Konflik : Sepertinya setiap chapter punya konflik tersendiri, ada yang ringan, pelengkap, dan konflik utamanya saat si Aku jatuh cinta sama Malaikat Maut. Aku paling suka saat 'aku tidak gila aku tidak gila' ya begitulah. Entah kenapa, aku baca berulang kali bagian itu.
Rangkaiannya konfliknya aku suka, nggak terlalu berat dan ringan. Meski ada bau-bau sedih, aku enjoy bacanya.
• Karakter : Untuk karakter, kalau tokoh si Aku aku udah bisa nebak sih kenapa dia jadi begitu kenapa jadi begini bersama pikiran-pikirannya. Malaikat Maut, Bibi, dan teman-teman si Aku saat kuliah juga. Ketika punya teman yang ngomong sendiri bagaimana reaksinya, ketika mati-matian mengasuh tapi yang diasuh dianggap tidak bersyukur bagaimana sikapnya, dan pikiran ketika lelah dengan hidup pun.
Aku hanya merasa janggal saat dua anaknya si Bibi (aduh aku lupa namanya). Waktu pertama kali datang dan kenalan sama Si Aku. Mereka berlaku jahat sama si Aku, dan pas si Aku senyumin mereka, keduanya jadi baik.
Apa itu karena kekuatan senyum? Atau wajah si Aku awalnya jutek atau datar?
• Latar : Hue aku bingung ini ngejelasin latarnya T.T
Penjabaran waktu, tempat, dan suasana terasa pas meski sedikit-sedikit. Entah, aku merasa tiap chapter posti ketiga poin latar ini berbeda-beda. Ada yang di awal terasa begitu pas, di akhir serasa seperti ambyar, di tengah dilebih-lebihkan. Namun perpotongan di akhir selalu bisa membuatku lanjut membaca karena penasaran.
• Plothole : Untuk yang pertama, sudah dijelaskan di karakter dan diksi. Lalu aku menemukan lagi nih. Saat Si Aku di gedung sekolah lantai tiga bertemu calon cintanya (asik) dan kemudian si Aku ini jatuh, aku nggak bisa ngebayangin jatuhnya gimana, keplesetnya gimana? Jatuh ke depan atau ke samping? Kalau ke samping dan tangganya gak ada pegangan atau batasan mungkin boleh aja. Kalau ke depan, jatuhnya kayak loncat atau gimana? Langsung ke bawah? Aku sering kepleset di tangga dan yamg paling parah jatuhnya bokongku kena anak tangga satu-satu turun ke bawah wkwk (lumayan sakit //mampus).
Itu adegan yang masih mengisi benak pertanyaanku. Nah selanjutnya ... aku agak janggal di Si Aku sama Malaikat Maut tahu-tahu sama-sama suka '-' Atau aku yang kelewat? Kalau Si Aku udah ada jabaran dikit, pas awal ketemu di gedung aja merah merona hehe. Tapi untuk Malaikat Maut aku gak nemu penjabarannya. Memang sih aku bisa nebak nanti mereka berdua bakal saling suka, tapi kayak sulap gitu lho tahu-tahu jadi.
**
Segini saja review dariku, mohon maaf bila kurang memuaskan dan ada yang bikin tidak enak hati. Sebuah Cerita sudah bagus, kalau misal ditulis ulang mungkin bisa dipoles sedikit dan hasilnya aku yakin akan lebih menarik. Aaaa terima kasih pokoknya Katya sudah menuliskan ini, aku selalu suka cerita dengan tema seperti Sebuah Cerita.
Salam dari Kang Sapu
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top