SEPTEMBER 2018 - REVIEW 1
uname: Ry-santi
Judul: Be My Lover, Please!
Genre: Romance
Status: Completed
Blurb:
Review
1. Ide Cerita
Sepintas dari blurb-nya ini adalah kisah cinta segi tiga, dan Lulu sempat mikir ini cerita tentang vampir karena ada bekas gigitan di leher kanannya Lisa. Bener atau enggaknya, Lulu bahas di bawah ya. Buat Lulu sendiri, tema cerita romance emang kebanyakan seperti ini. Jadi menarik atau tidaknya sebenarnya nggak bisa dinilai dari blurb ini. Ada yang kurang dalam blurb ini sehingga menjadikannya biasa aja. Lulu nggak tahu apakah ada sesuatu yang baru atau menarik dalam cerita ini hanya karena membaca blurb-nya. Yang menjadikannya penasaran hanya dua kalimat pertama: WARNING! ADULT CONTENT!
2. Opening
Salah satu kelemahan Lulu adalah typo. Mohon maaf, bagian ini ada banyak typo dan aturan penulisan yang kurang rapi, sehingga fokus Lulu jadi bergeser. Tapi Lulu berusaha untuk tetap membahasnya. Siapa tahu kurang berkenan, sudah ada alasannya di atas.
Poin yang dijabarkan di pembuka sudah sangat baik. Penulis memberikan cuplikan apa yang terjadi di masa lalu si tokoh yang membuatnya trauma. Sayang sekali, pembaca harus menebak-nebak apa yang persisnya terjadi. Menurut dugaan, dia mengalami pelecehan seksual oleh ayah tirinya. Tapi itu tidak dijabarkan dalam porsi yang pas. Lulu bukannya beranggapan lebih baik kasih tahu aja kalau dia diperkosa, misalnya. Tapi selubung yang ada di dalam bagian itu perlu dibuka lebih banyak supaya pembaca bisa lebih mengerti trauma yang dialami oleh Lisa. Bisa digambarkan bagaimana rasa percaya dia yang dipatahkan oleh si pelaku dengan kelakuannya yang menyimpang. Tidak perlu dijelaskan detail adegannya.
3. EBI dan PUEBI
Satu hal yang perlu digarisbawahi, banyak sekali typo soal tanda baca dan spasi. Lulu jadi bingung, sebenarnya ini hanya kurang rapi, setting dari perangkat, atau memang ketidaktahuan. Lulu akan bahas beberapa saja yang sering ditemui dan penting untuk dibahas menurut Lulu.
1. Kata ulang
Penulisan kata ulang benar diikuti dengan tanda (-) tapi tidak perlu ada spasi di antara kedua kata tersebut.
2. Kata depan di
Wah ini sudah sering kali dibahas ya. Kata depan di adalah kata depan yang berfungsi menunjukkan tempat. Penulisannya dipisah dengan kata yang mengikutinya. Berbeda dengan awalan di-, di mana penulisannya disambung, biasanya akan membentuk kata kerja pasif. Tahu dong apa itu kata kerja?
3. Kata depan ke dan penulisan elipsis
Kata depan ke penulisannya dipisah dengan kata yang mengikutinya, fungsinya untuk menunjukkan arah. Tidak ada penulisan kata depan ke yang disambung. Jika ada kata seperti 'kepindahan', 'ke' di sini berfungsi sebagai awalan, dan awalan 'ke-' biasanya diikuti dengan akhiran '-an' untuk membentuk kata benda.
Elipsis adalah tanda baca yang terdiri dari tiga (.), fungsinya untuk memberi jeda atau bisa juga memberi efek seperti yang mengatakannya sambil berpikir. Mengikuti PUEBI, penulisan elipsis biasanya diawali dan diakhiri oleh spasi. Beberapa penerbit memang memiliki selingkung yang berbeda-beda, tapi tidak ada satu pun yang penulisannya tanpa spasi seperti ini, kebanyakan hanya memberi spasi setelah elipsis.
4. Partikel -kah
Penulisan partikel -kah disambung dengan kata yang diikutinya, fungsinya untuk membentuk kalimat tanya. Beberapa penerbit seperti Lumiere, memberikan tanda (-) sebelum partikel '-kah' jika mengikuti sebuah nama.
5. Kata sapaan, dialog tag, tanda baca, dan KBBI
Pertama, dialog tag. Dialog tag adalah kata-kata seperti: kata, ujar, jerit, teriak, usir, sapa, maki, sungut, dsb. Kalimat yang ada dialog tag-nya tidak bisa berdiri sendiri. Contoh:
"Hai, namaku Lulu," ujar gadis berambut kuncir dua.
Jika dialognya dihapus maka: 'ujar gadir berambut kuncir dua' jadi tidak bermakna.
Bedakan dengan ini:
"Hai, namaku Lulu." Gadis berkuncir dua itu mengenalkan diri.
Jika dialognya dihapus maka pembaca masih bisa mengerti kalimat: 'Gadis berkuncir dia itu mengenalkan diri."
Contoh yang pertama adalah contoh dengan dialog tag, maka dari itu, kalimat dialognya ditutup dengan tanda baca yang sesuai, tanda titik jika kalimat biasa, tanya tanya jika kalimat tanya, atau tanda seru jika merupakan seruan. Setelah itu diikuti dengan tanda kutip (tidak diberi spasi dengan tanda baca sebelumnya). Kata setelahnya (dialog tag-nya) diawali oleh huruf kecil. Akan tetapi jika kalimat berikutnya bisa berdiri sendiri (bukan dialog tag), maka kalimat itu diawali oleh huruf kapital.
Kedua, kata sapaan. Penulisan kata sapaan diawali oleh huruf kapital.
Ketiga, penulisan kata yang benar adalah 'lagi pula'.
4. Alur
Alur tidak terlalu cepat dan sudah dijabarkan dengan baik.
5. Latar Waktu dan Tempat
Tidak ada masalah soal keterangan waktu.
Untuk detail tempat, seperti apartemen yang ditinggali, kantor tempat bekerja, sudah dijelaskan cukup baik. Sebaiknya juga tambah detail-detail khas New York City supaya yang baca nggak bisa dengan mudahnya menggantikan latar dengan apartemen di sekitar Senayan City, misalnya. Apa ciri khas yang lain selain nama tokohnya?
Perlu diingat juga, ini setting-nya di luar negeri dan tidak semua pembaca pernah melihat baik itu secara langsung maupun melalui cerita atau pun video. Bisa saja ceritamu adalah jendela pertamanya melihat New York City.
6. Penokohan
Lulu hanya akan bahas tokoh utamanya saja si Lisa ini. Dari awal Lulu sudah diberikan informasi bahwa dia memiliki kelainan atau trauma yang berhubungan dengan lelaki. Pendapat jujur, trauma itu hanya bergaung sebatas kata saja, tidak meninggalkan bekas yang cukup dalam di benak pembaca bahwa perempuan ini memang trauma dan sulit percaya dengan orang lain. Dia ramah terhadap orang baru (si resepsionis), padahal di part awal dia dijelaskan termasuk sulit untuk bergaul.
Betul memang ada jeda 14 tahun yang bisa membuat seseorang berubah. Tapi berarti traumanya kurang kuat dong, kalau itu bisa membuatnya berubah menjadi ramah meskipun itu kedok. Selain itu, dia juga terkesan dingin dan galak pada ayah tirinya, Will. Tapi dia bisa ramah pada orang baru. Plus waktu dia satu lift dengan Mr. Johnson dan ditolong olehnya, tidak ada reaksi yang berarti menyangkut traumanya. Oke, dia terpaksa. Harusnya kalau mau dibuat lebih dalam lagi, sangat bisa. Tunjukkan betapa bencinya dia sama manusia berjenis kelamin pria. Bisa dibuat mengacuhkan uluran tangan, mencari pegangan lain atau apa saja. Nggak mau begitu, bisa juga timbulkan reaksi 'aneh' ketika dia berpegangan pada lelaki itu, keringat dingin, mual, dan lain sebagainya. Kata 'terpaksa' sungguh sangat mudah terlewatkan.
7. Diksi dan Gaya Bahasa
Oke, bacaan dengan menggunakan gaya bahasa terjemahan memang bukan kesukaan Lulu. Tapi bukan berarti Lulu tidak bisa menikmati atau memahami ceritanya. Hanya saja bukan termasuk sesuatu yang Lulu suka. Sangat subjektif, maka dari itu, Lulu tidak mau membahas lebih jauh.
8. Adegan
Ini adegan yang aneh kalau dibaca sepintas. Tadi kan lagi minta maaf, lalu sudah dibriefing. Jangan loncat-loncat seperti ini. Beri tahu pembaca di depan bahwa setelah dia menyimak si Mr. Lawren ini menjelaskan mengenai tugasnya. Begitu lebih natural.
Buatlah cerita yang runut, sampai pada detail adegan. Boleh membuat maju mundur seperti ini, tapi pikirkan lagi, jika bisa dibuat runut kenapa harus dibalik? Efek apa yang kita mau sebagai penulis jika menuliskannya seperti ini.
Kalau memang masalah flashback itu kan bertujuan untuk membuka lapisan dengan lapisan masa lalu yang keterangannya dibutuhkan untuk menjelaskan masa sekarang dan ada kemungkinan berhubungan dengan bagian-bagian ke depan yang belum dibaca oleh penulis.
9. Saran
Menjadi penulis tidak hanya berarti bisa menulis, ada kaidah-kaidah yang perlu ditaati. Kalau sudah keburu malas mempelajari segala macam KBBI, PUEBI, EYD atau thesaurus, perbanyak saja bacaanmu. Buku-buku yang sudah terbit biasanya punya filter yang cukup baik dari segi kerapian penulisan. Periksa kembali tulisanmu sebelum dipublikasikan. Biasakan menulis dengan rapi dan minim typo.
Pengembangan karakter juga penting. Buat dulu karaktermu seperti apa, apa yang diinginkannya dalam hidup ini. Setelah itu, berikan masalah yang menganggu hidupnya, yang membuat tujuannya sulit digapai. Manfaatkan setiap kelemahan si tokoh untuk mengembangkan alur cerita.
Jangan takut untuk selalu latihan, minta pendapat pada orang lain yang tepat, yang bisa membuatmu menjadi lebih baik.
10. Penutup
Lulu tahu semua masih sama-sama belajar. Semoga apa yang Lulu tuliskan di sini bisa memberi manfaat yang baik. Tulisan ini sama sekali bukan untuk menghakimi penulis. Lulu hanya memberikan pendapat dari sudut pandang pembaca maupun sebagai bagian dari penerbit Lumiere Publishing.
Selalu semangat dan tetap menulis.
Terima kasih.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top