JULI 2018 - REVIEW 5
Uname: rifapoy19
Judul: Piece of Puzzle
Genre: Romance
Status: Ongoing
Blurb:
Review
1. Ide Cerita
Melihat dari blurb-nya, ide cerita satu ini seputar dua karakter yang menurut Mimin sangat kuat. Bukan tipe cerita yang ceweknya lemah yang dikuasai oleh lelaki dominan, ataupun sebaliknya. Pekerjaan dan setting tempat yang digunakan pun tidak lazim dengan cerita yang sebelumnya sudah pernah Mimin review.
2. Opening
Pada bagian 1, diperkenalkan sosok Serena yang baru pulang dari Indonesia dan dijemput oleh kekasihnya di bandara. Nggak ada adegan istimewa sih, malah Mimin merasa ada kejanggalan karakter pada kekasihnya Serena, Victor. Awalnya dia kayak bahagia banget ketemu Serena, lalu mendekati akhir seolah terbaca bahwa hubungan keduanya tidak terlalu akrab lagi.
3. EBI dan PUEBI
Sama seperti sebelum-sebelumnya, tidak ada karya yang luput dari ini. Berikut contoh-contohnya:
1. Dialog tag
Dialog tag selalu diawali dengan huruf kecil. Yang termasuk dialog tag adalah kata-kata seperti: kata, ujar, ungkap, bisik, teriak, maki, dsb.
Penggunaan tanda baca di akhir dialog yang ditambah dengan dialog tag bisa diakhiri dengan semua tanda baca, kecuali tanda titik (.). Jika ada dialog tag yang mengikuti maka, tanda titik (.) diganti dengan tanda koma (,).
2. Kata Depan
Kata depan seperti di, ke, dari, pada, dll, penulisannya dipisah dari kata yang mengikutinya. Dalam hal ini, kata 'ke' menunjukkan arah, bukan merupakan kata imbuhan. Bagaimana cara membedakannya? Biasanya imbuhan 'ke' diikuti dengan akhiran 'an' dan membentuk kata benda. Kalau misalnya disambung dan menjadi tidak berarti, bisa jadi dia merupakan kata depan yang penulisannya dipisah.
3. Imbuhan
Lain halnya dengan kata depan, penulisan imbuhan digabung dengan kata yang mengikutinya. Imbuhan 'di-' membentuk kata kerja pasif. Bagaimana cara membedakannya dengan kata depan 'di'? Coba ubah kata 'di' dengan 'me' jika membentuk kata kerja aktif maka dia adalah imbuhan, jika tidak maka kemungkinan besar dia adalah kata depan.
4. Elipsis
Elipsis adalah tanda baca yang terdiri dari tiga tanda titik (...). Standar yang tepat adalah memberi spasi sebelum dan sesudah elipsis, lalu diikuti dengan huruf kecil. Akan tetapi, ada beberapa penerbit yang menggunakan selingkung dengan hanya memberikan spasi sesudah elipsis dan Lumiere adalah salah satunya.
Jika elipsis mengakhiri kalimat, maka tanda titiknya jadi empat lalu berikutnya diikuti dengan huruf kapital.
5. Penulisan kata
Kata 'nafas' ada di KBBI tetapi tidak baku. Sebenarnya poin ini kembali pada selingkung penerbit sih, karena memang ada beberapa penerbit yang memakai kata ini. Kalau kami, lebih suka pakai 'napas' sesuai dengan kata baku di KBBI. Tidak ada masalah mau pakai yang mana, asal konsisten.
Untuk kata ganti kepemilikan seperti -nya, -ku, dan -mu, penulisannya disambung dengan kata yang diikutinya. Tanda strip (-) digunakan jika kata di depannya merupakan singkatan atau bahasa asing. Untuk kata asingnya jangan lupa dimiringkan. Jadi yang benar adalah: '..., namun mood-nya saat ini sedang kurang baik.'
Ini mungkin maksudnya 180 derajat. Kalau 360 derajat itu kan kembali ke titik awal, bukan berbanding terbalik.
5. Sapaan
Kata-kata yang merujuk pada sapaan atau rujukan diawali dengan huruf kapital. Hal ini memang kadang membingungkan penulis. Tapi intinya jika kata-kata itu digunakan untuk merujuk seseorang, biasanya diawali oleh huruf kapital.
Yang benar adalah:
"Kemarilah, Little Bunny, Ayah ingin mengatakan sesuatu."
dan
"Ada apa, Ayah?"
6. Penulisan angka
Jika angka maksimal dua kata, maka yang ditulis adalah katanya, seperti satu, dua, tiga, sepuluh, tujuh belas, dua puluh, seratus, seribu, dll. Jika lebih dari dua kata baru ditulis menggunakan angka.
4. Alur
Mimin nggak merasa alurnya terlalu cepat atau terlalu lambat sih.
5. Latar Waktu dan Tempat
Setting negara cerita ini adalah Paris, di saat musim dingin. Digambarkan dengan sederhana dan terbantu dengan gambar-gambar yang ada sih. Mungkin kalau tidak ada gambar, feel tentang bagaimana suasana dan situasi rumah mansion-mansion besar dan tempat mewah yang disebutkan di sini tidak akan kuat.
Sekadar saran sih, lebih baik belajar juga mendeskripsikan suatu tempat supaya pembaca bisa lebih bisa membayangkan tanpa harus ada gambar, karena biasanya novel versi cetak akan dibuat minim ilustrasi atau gambar.
6. Penokohan
Dari blurb sudah dijabarkan mengenai karakter kedua tokoh utama. Mimin merasa hanya karakter Serena yang lebih konsisten dengan penjabaran awal. Sisanya tidak.
Victor, misalnya. Nggak jelas cowok ini beneran sayang atau gimana. Menurut Mimin dia cuma tukang baper, dan lebih egois dia ketimbang si Bennet. Dia bukannya cuek, dia hanya lebih peduli sama lukisannya daripada hubungannya dengan Serena. Kalau Victor dilabel sombong, mungkin Mimin masih bisa lebih percaya.
Sementara Bennet yang digambarkan sombong dan arogan, di mata Mimin dia hanya kekanak-kanakan, bukannya congkak yang mendarah daging. Apalagi pas sudah berinteraksi dengan Serena, makin terasa kekanak-kanakannya, seolah mempermainkan seperti zaman kuliah dulu. Mungkin Mimin beranggapan bahwa dia harusnya lebih congkak dan menyebalkan sekali. Serius, nggak tahu apa yang terjadi, Mimin merasa sikapnya nggak matang.
Masih menyangkut Bennet, mungkin adalah salah satu yang tidak mau diungkap di awal. Entah kenapa dia bisa lembut ke Serena, padahal katanya dia hanya bisa baik sama keluarga dan kekasihnya, Alexa. Dari cerita yang Mimin baca, sayang sekali, kesan itu tidak Mimin dapatkan. Malah Mimin merasanya Bennet ini juga lembut ke Serena. Apalagi dia bisa tertarik dengan ekspresi malu-malunya Serena, walaupun ujungnya disangkal dalam hati sih. Mimin merasa dia punya rencana dengan mengiakan perjodohan dengan Serena. Hanya saja, sikap 'baik'-nya dia ke Serena terlalu natural sehingga tidak terkesan ada sesuatu di baliknya.
Selain itu, tujuan Bennet ini tidak jelas. Dia mau bagaimana? Di awal dia menolak menikah, lalu tidak ada persetujuan tiba-tiba dia bertindak seolah dia menginginkan pernikahan itu. Ini mengaburkan karakter sombong dan arogannya. Kalau orang sombong, dia pasti nggak semua itu tunduk. Dia pasti berpikir pilihannya paling baik. Apalagi yang disandingkannya adalah orang yang dulu dia bully. Di bagian ini Mimin merasa ada penjelasan yang kurang membuat semua tindakannya jadi mengaburkan karakter yang dilabelkan di awal.
Untuk pekerjaan mereka masing-masing, Mimin juga merasa kurang eksplorasi. Serena sebagai chef, Victor sebagai pelukis, dan Bennet sebagai pemilik restoran; semua masih terasa seperti hanya sekadar tokoh A harus punya pekerjaan X. Jika ditambahkan seluk beluk dunia mereka, tentunya ini akan menjadi sangat menarik.
7. Diksi dan Gaya Bahasa
Untuk gaya bahasa, Mimin paham banget ini berlatarkan Paris, which is luar negeri. Jadi memang harus terasa seperti terjemahan. Meskipun demikian, ada beberapa kata yang penggunaannya cukup mengganggu. Berikut contohnya:
1. maid -> mungkin bisa diganti dengan pelayan. Dengan begitu tidak perlu susah-susah dimiringkan dan mengurangi peluang ada yang kelupaan. Sebenarnya kata 'pelayan' sama dengan 'pembantu' atau 'asisten rumah tangga'. Tapi berhubung ini rasa impor jadi yang paling pas menurut Mimin adalah pelayan.
2. arogant -> dengan alasan yang sama dengan maid tadi, lebih baik pakai bahasa Indonesia saja, irit karakter hehehe.
Untuk panggilan Serena ke ayahnya juga kurang konsisten. Di awal menggunakan 'ayah' setelahnya menggunakan 'dad'. Lalu Mimin berpikir kalau orang Prancis lazimnya menyapa orang tuanya dengan sebutan apa ya? Setelah dikonfirmasi, biasanya mereka menyapa dengan sebutan 'Papa' untuk ayah dan 'Maman' untuk ibu. Nah, mungkin hal-hal seperti ini bisa lebih diperhatikan. Yah, kecuali sebenarnya mereka orang Amerika yang migrasi ke Prancis.
8. Adegan
Sebenarnya, kejadian demi kejadian sudah disusun cukup rapi. Hanya saja ada yang mengganjal. Saat Bennet dan Serena ketemu di pinggir Sungai Seine, itu terasa banget kebetulannya. Meskipun mungkin keduanya punya cara yang sama untuk melarikan diri dari situasi yang tidak terduga. Keduanya baru dikasih tahu kalau mau dijodohkan. Kok ya bisa kejadian di hari yang sama dikasih tahunya, lalu ketemu di tempat yang sama juga setelahnya.
9. Saran
Selain tentunya harus lebih akrab dengan EBI, PUEBI, EYD, dan KBBI, menambah referensi baca-bacaan terjemahan mungkin akan membantu untuk mengolah gaya bahasa terjemahannya.
Satu hal yang perlu diperhatikan jika menulis sesuatu dengan daerah tertentu. Bukan hanya tempat-tempat landmark yang perlu ditulis untuk menandakan keberadaan suatu tempat, melainkan juga budaya dan kebiasaan-kebiasaan lokal di sana. Salah satu yang terlewatkan adalah panggilan kepada orang tua yang sudah dijelaskan di atas. Dan biasanya, panggilan untuk putri kesayangan, lebih banyak dipanggil 'Belle' atau 'Mia'. Lain cerita kalau keluarga Serena awalnya berasal dari negara di luar Prancis.
Untuk penokohan juga kurang tegas. Memang ada perbedaan antara tokoh satu dan lainnya, jarang sekali terjadi kebocoran karakter. Tapi Mimin tidak merasa karakter tersebut sama seperti label yang diberitahukan di awal. Harus lebih bulat dalam mendesain karakter, pikirkan dengan baik kira-kira kalau orang keras hati itu apa-apa saja yang biasanya dia ucapkan. Kalau dia narsis, sikapnya akan seperti apa. Kalau dia arogan, apa saja yang tidak mungkin dia lakukan. Meskipun tidak terpakai di dalam cerita, karakter yang dibuat detail akan lebih hidup dan masuk akal ketika mereka melakukan sesuatu.
10. Penutup
Demikian review dari Mimin, semoga berkenan. Perlu diingatkan sekali lagi, bahwa review ini bukan untuk menghakimi penulis ya. Kami hanya membantu menunjukkan poin-poin yang kami, sebagai pihak penerbit, anggap penting dalam menilai suatu naskah untuk diterbitkan.
Terima kasih.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top