Phillip and Lillian
Halo, selamat tengah malam/mungkin hampir tengah malam haha.
Kembali lagi kita bertemu dan kali ini aku akan membawakan review dari cerita fantasi yang cukup menarik. Sebenarnya hal yang membuatku tertarik adalah cerita ini berkaitan dengan dongeng klasik dan aku sangat sangat menyukainya haha.
Bedah Karya (Review)
Phillip and Lilian by Impy_Island
Status: On-Going
Chapter/Bab: 48
Preview: Phillip and Lilian adalah cerita fantasi yang menggambil konsep dongeng. Seperti kisah Hansel dan Gretel, Peter Pan, Putri Teratai, dan antagonis yang klise seperti wanita tua yang ternyata adalah penyihir. Begitulah cerita ini, mengambil banyak sekali kisah kalsik dongeng yang dipoles dengan apik dan menciptakan kisah baru yang menyegarkan.
Ceritanya akan berpusat pada Phillip dan Lilian, dua kaka-beradik yang tinggal bersama orang tuanya. Namun, sang ibu akhirnya mati ektika mereka berdua masih kecil, menyisakan sang ayah dan dua saudara itu. Beberapa tahun berlalu, sang ayah yang bernama Harold ini mendapatkan pujaan hati baru, dan akhirnya menikah dengan wanita bernama Miranda.
Seperti cerita dongen kebanyakan, ibu tiri digambarkan klise. Baik ketika ada suaminya, dan akan menjadi seperti pemimpin bertangan besi yang membuat Phillip dan Lilian bekerja tanpa henti. Cerita bergulir, Phillip berencana mengusir Miranda dari rumahnya dengan mengadu pada Harold. Sayangnya itu berujung kegagalan. Akhirnya Miranda yang berhasil merayu Harold, dan suskses menendang kakak-beradik itu ke dalam hutan, persis seperti Hansel dan Gretel.
Tanggapan setelah membaca: Jika sebelumnya kalian terlalu banyak makanan-makanan manis yang gulanya terlalu tinggi dan berkhasiat. Maka membaca cerita ini adalah seperti sarapan dengan semangkuk sereal setiap pagi, bergizi dan enak. Tidak terlalu manis, tidak terlalu dipaksakan, bahkan sangat lezat disantap saat bersantai.
Vibe cerita fantasi dengan tema dongeng begini benar-benar membawa suasana seperti menonton film d*sn*y. Bayanganku tidak lepas dari animasi tersebut, hoho. And I like it. Meskipun plotnya bisa dikatakan santai dan mengikuti pakem-pakem dongeng, aku tetap bisa merasakan enjoyment dari membaca cerita ini.
Bagi penyuka fantasi dan dongeng-dongeng klasik, aku rasa Phillip and Lillian bisa memenuhi eksprktasi kalian.
Okay then, lets check the review.
Plot: Plot dalam cerita ini sederhana, runtut dan tertata rapi. Di mulai dengan pertemuan antara sepasang calon orang tua di bagian prolog. Lalu di chapter 1 langsung kematian si ibu dari dua anak bernama Phillip dan Lillian. Cerita terus berlanjut dan si ayah, Harold telah menemukan ibu baru untuk mereka.
Beberapa chapter kemudian, hari dimana mereka dibuang ke hutan akhirnya tiba. Sesuai dengan judul, "Hansel dan Gretel Tanpa Remah Roti" mereka dibuang dalam hutan, tanpa petunjuk untuk pulang how sad. Bayangin aja, anak belasan tahun ditinggal di hutan yang terkenal memiliki makhluk mitos mengerikan yang disebut sebagai bangsa Falsies.
Setelah mengalami hal itu, selanjutnya kakak-beradik ini ingin pulang, namun malah tertangkap oleh para Gnomes. Hampir menjadi manusia yang ditandai, akhirnya mereka diselamatkan oleh Raja Falsies dari daerah utara Wiggy.
Jujur, konfliknya mulai berkembang baik setelah ini. Perjalan mereka untuk pulang, berhadapan dengan sosok Raja daerah selatan yang bernama Edmund (yang ternyata adalah adik dari Wiggy). Di sini juga di ceritakan sedikit flashback antara dua raja hutan.
Masalah semakin rumit ketika pertengahan, yang mengakibatkan Phillip dan Lillian tidak bisa langsung pulang dan menjelajah negri ajaib untuk mengembalikan sang ayah. Menuju sebuah kota di atas awan, hoho. So cool dude!
Ada juga sedikit kisah bumbu romantis (yah walau gak romantis-romantis amat. Apa yang kalian harapkan dari bocah 15 tahun?). Phillip dengan Lady Louise (pemimpin ksatria dari negri atas awan).
Yang paling meneganggkan adalah arc terakhir ini, sungguh. Excited banget uey. Semua misteri sudah terjawab, tinggal menunggu conclusion. Wah, dan sebentar lagi katanya cerita ini akan tamat.
Meskipun alurnya terkesan biasa aja, dan emang dongeng klasik, tetapi pembawaannya itu bagus banget. Walau ada sedikit kejenuhan ketika berada di chapter 20-an, karena menurut aku sendiri alurnya berjalan slow paced. Namun, semakin mendekati chapter-chapter akhir, suasannaya makin bagus dan tensinya menigkat hoho. Sangat bagus, memang sereal yang enak.
Penokohan: Di dalam cerita ini penokohannya bisa dibilang merata. Porsinya untuk masing-masing terasa pas, dan bahkan terasa sangat kuat. Phillip adalah sosok kakak laki-laki yang berusaha menjadi yang terbaik untuk adiknya (tegar dan tentu saja selalu melindungi sang adik). Sementara Lillian adalah adik yang keras kepala namun ahli berdebat dan ingin jadi pemberani.
Karakter-karakter yang muncul memang memiliki sifat khas masing-masing dan mereka menampilkan kesan yang kuat. Bahkan beberapa kali juga menunjukkan kalau beginilah sifat si A dan inilah si B.
Yang paling aku sukai adalah karakter dari tokoh Phillip yang suka menggerutu, namun berpikiran paling rasional diantara yang lain. Hoho, Phillip kamu tidak seharusnya lahir di dunia fantasi wkwk.
Namun, mengingat para tokoh ini adalah remaja dan terpaksa berpikir dewasa, terkadang ada sedikit celah untuk karakterisasinya. Mereka bahkan tidak tergambarkan dengan baik kadang-kadang kalau melihat umur dan aksinya. Namun, aku tetap menyukai karakterisasi setiap tokohnya, hehe.
Penggunaan dialog: Dialog yang digunakan pada cerita ini cukup membangun kesan fantasinya dapat, malah seperti membaca dongeng betulan. Dan sebagai pencinta dongeng aku sangay-sangat menyukainya.
Dialog yang dipakai para tokoh juga sesuai dengan sifatnya. Jadi agak mudah mengetahui siapa yang berbicara meskipun tanpa dialog tag atau dialog aksi. Meski juga ada beberapa miss PUEBI sama sekali tidak mengganggu kenyamanan membaca dialognya.
Tata/Gaya bahasa: Gaya bahasa yang dipakai penulis enak dan lumayan lugas. Tanpa embel-embel mendayu-dayu atau semacamnya. Bahkan pada bagian aksi terasa padat dan jelas. Walau beberapa narasi biasanya agak berlebihan penjabarannya.
Untuk deskripsi, lumayan gampang menggambarkan, karena gaya bahasa yang lugas itu tadi. bahkan beberapa bagian terkesan keren dan waw banget hoho. Kesan fantasinya juga dapet banget dan untuk penjabaran kesan ini benar-benar dongeng banget hoho. I like it!
Tapi jujur saja, kadang ada narasi yang terlalu banyak menjelaskan sesuatu sehingga aku merasa dijejeli terlalu banyak sereal yang masuk ke dalam mulut. Namun enjoyment itu berubah ketika tensi cerita naik. Mungkin gara-gara itulah sebagian narasi terasa menghantam mulutku sampai penuh, tetapi ketika tensinya dipercepat aku merasa sanggup untuk menelan semuanya.
Konsistensi: Bisa dibilang kalau konsistensi di dunia yang diciptakan penulis cukup bagus. Karena kita bisa melihat kalau setiap ras Falsies memiliki penamaan masing-masing yang berbeda untuk setiap rasnya hoho. Walaupun hanya satu diantaranya saja yang diketahui.
Seperti bangsa Elf dengan nama Noby. Troll dengan nama Igor. Dan sebagainya. Nama manusia juga seirama, sehingga menambah kesan fantasi di dalam cerita ini.
Hal yang menakjubkan dari kisah fantasi adalah penamaan dari setiap rasnya yang berbeda-beda sehingga membuat kesan dunia itu menjadi hidup. Contohnya aja, manusia namanya Rose, Liam, dsb. Terus Elf nama-namnya: Amrod, Daeron, Gildor, Maglor. Eh entar tiba-tiba muncul elf yang namanya Andrew wkwk. Not make a sense dude! Dan untung saja cerita ini tidak seperti itu haha.
Jadi bagi kalian penulis fantasi mending memikirkan masalah penamaan deh wkwk.
Logika: Logika yang agak menganggu mungkin perkembangan psikologis dari Phillip dan Lillian. Mereka mungkin memang terpaksa dewasa sejak dini, tetapi pembicaraan mereka kadang terlalu jauh wkwk. Yah meski bisa sedikit dimaklumi untuk hal ini mengingat genrenya.
Lalu Wiggy yang seharusnya sudah hidup 100 tahun masih bersikap layaknya remaja ceroboh, oh come on kau sudah kakek kakek wkwk. Mungkin usia mentalnya juga membuku di umur belasan sesuai dengan penampilannya ya? untuk Louise juga, ayolah dia juga berumur lebih dari 100 tahun tapi masih bsia bersikap remaja. Dan ayolah, dia itu manusia kan? bukan elf yang umurnya 200 tahun lebih masih seperti remaja dibawah 17 tahun jika dibandingkan dengan manusia?
Untuk segala hal yang lain, cukup tercover oleh penjabaran yang baik. sehingga enjoyment-nya tetap terasa sampai chapter sekarang, hehe. Aku menunggu bagaimana dongen ini berakhir.
==========================
Plot : 7/10
Penokohan : 6,7/10
Penggunaan dialog : 7/10
Tata/Gaya bahasa : 6,8/10
Konsistensi : 8/10
Logika : 6,8/10
Rata-rata : 7,05
Bagi pencinta dongeng, wajib mampir euy!
Reviewer: M.I.D.A.L
Akun wattpad: @0midal0
Ngomong-ngomong, dalam waktu dekat aku juga mungkin akan membagikan review cerita aksi-fantasi yang juga merembes ke historical dan mungkin apocalypse wkwk. Sebenarnya itu adalah cerita tahun 2015-an mungkin, dan aku lumayan menyukai ceritanya hehe. So stay tune.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top