Review Full Moon Crisis part 2
Review oleh Aras:
Di mulai dari sinopsis. Aku coba bikin versiku sendiri, bahannya Cuma ini ya jadinya gini:
Aizer Relgine de Balthazar. Vampire berdarah setengah iblis dan berasal dari ras Kindred yang sangat jarang. Kegemarannya untuk mempelajari hal baru mempertemukannya dengan sosok wanita dengan tatapan sekelam malam.
Wanita itu selalu bersikap dingin, bahkan ketika Aizer menebarkan senyum memesonanya. Namun, setelah mengetahui kebenaran bahwa dia mengidap virus Valtora Tragment membuat pria ini tidak bisa begitu saja melepaskannya.
Di lain sisi, wanita itu, Ruina Evangelie hanya menginginkan ketenangan. Ia mengasingkan dirinya di villa kesayangannya. Peristiwa di masa lalu membuatnya tidak percaya dengan ras yang disebut manusia walau dia jugalah bagian dari ras itu. Sifatnya menjadi dingin tak tersentuh.
Tetapi, akankah ia mendapatkan ketenangan yang diinginkannya? Apalagi setelah pria itu masuk ke dalam kehidupannya.
"Kau sangat keras kepala. Mengapa kau tidak membiarkanku hidup tenang seperti sebelumnya?" - Ruina Evangelie
"Sekali aku bersumpah, maka aku tidak akan bisa melanggarnya. Kau milikku, dan aku milikmu. Itulah sumpahku padamu." - Aizer Relgine de Balthazar
Oke, sebelum mulai aku mau ngasih penjelasan informasi:
Polisitemia vera merupakan penyakit kelebihan sel darah merah akibat kelainan pada sumsum tulang yang merupakan pabrik pembentukan sel darah. Sumsum tulang, oleh sesuatu sebab yang tidak jelas, menjadi hiperaktif dalam memproduksi sel darah merah. Manajemen dalam produksi tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Jadi penyakit virus Valtora Tragment bisa masukin itu. Tinggal diplesetin dikit.
Valtora Tragment adalah sebuah virus yang cara kerjanya seperti tumor. Tumor sendiri adalah sebutan untuk neoplasma yang terbentuk akibat pertumbuhan sel tubuh yang tidak semestinya. Virus ini akan menyerang bagia sumsum tulang belakang seingga sel darah akan terus tumbuh berlebihan dan bekerja tidak sebagaimana mestinya.
Kenapa aku pake bahasa medis? Bukan tanpa alasan, aku nyelipin dikit agar kerasa unsur bahwa Ruina dan teman-temannya punya background medis.
Oke sekarang masuk ke prolog:
Jujur, menurutku ancur.
Pemaparannya terlalu dipercepat, padahal masih bisa dibuat lebih panjang dan jelas. Terlalu singkat, tetapi kurang di bagian rasa.
Kaidah PUEBI nya banyak salah. Kalau typo masalah sepele lah ya, semua orang juga bisa salah, jadi ku maafkan. Sekarang masalahnya lain.
Banyak yang kayak gini:
"Blabla bla bla." Gumam/Ujar/Desis –nya. (Harusnya jangan kapital buat seletah tanda petik, dan juga harusnya buat kalimat seperti itu dalam dialog bukan diakhiri titik.)
Harusnya:
"Blabla bla bla," ujarnya/ujar Aizer.
Masalah selanjutnya. Terlalu banyak menggunakan kata yang sama, contohnya 'ujar'.
Contoh:
"Kau mengganggu kesenanganku," ujarnya, membuat pria itu menoleh.
Padahal pada bagian ini bisa diperincikan lagi. Misalnya gini(ingat Cuma misal):
"Kau mengganggu kesenanganku."
Kedatangan pria itu memang selalu saja mengejutkan. Bagaimanapun juga melepaskan diri dari dunia luar di villa sebesar ini terkadang juga membosankan. Seharusnya Ruina yang melepaskan tebasan pedang itu. Itu adalah salah satu caranya mengisi kesenangan di waktu luang.
Kemudian pria itu menoleh pada Ruina yang datang terlambat. Ia terkekeh kecil sambil berjalan mendekat. (Kasih apalah, kesempatan buat nyicil ngedeskripsiin bentuk dari Aizer).
"Apa mereka membangunkanmu, Lullaby?" tanya pria itu.
Chapter 1:
Penggunaan elipsis ada yang salah. Kalau buat dialog seperti itu sebenarnya lebih bagus pake 'em dash' (—).
"Mereka tidak akan menyakitiku," ujarnya tenang, "Lagipula aku mengenal beberapa di antara mereka, bahkan ada yang menjadi pelanggan tetap kosmetik buatanku dan juga pernah ke klinik kecantikan yang kubangun di beberapa neraga."
Udah keliatan masalah dari contoh di atas. Pertama kayak sebelumnya, terlalu sering pake 'ujar' karena dialog lainnya juga gitu. Selanjutnya harusnya 'Lagipula' tidak diawali kapital. Terus juga dialog itu kurang natural. Di duna nyata kita gak gak mangkin tiba-tiba ngomong kayak gitu ke orang yang udah kita kenal. Logikanya kerena orang yang udah kita kenal itu udah tahu.
Kalau aku lebih suka itu disisipkan dalam deskripsi.
"Mereka tidak akan menyakitiku, lagipula aku mengenal beberapa di antara mereka. Bahkan ada yang menjadi pelanggan tetapku."
Wanita itu menjawab dengan tenang. Ia percaya diri dengan statusnya sebagai pemilik dari klinik kecantikan yang telah berdiri sampai ke berbagai negara. Tidak mungkin makhluk-makhluk dalam kastil itu mau dengan begitu saja memutus hubungan karena alasan sepele.
(Aku ngerasa nggak mungkin tiba-tiba pemer kerena punya klinik kecantikan di berbagai negara. Soalnya kalau emang Reina sehebat itu, tanpa perlu ngomong seperti itu orang-orang juga sudah tahu, apalagi temannya. Jadi kumasukin ke deskripsi.)
Aku juga kurang suka pake istilah asing selama bahasa kita masih bisa digunakan. Contohnya Glamour dan Immortal.
Sisa permasalahannya mirip kayak bagian prolog. Ada yang terlalu cepat padahal bisa di buat pelan-pelan.
Gak kayak prolog, chapter satu mulai menarik.
Chapter 2:
Ada masukan dikit. Ceritanya kan Ruina gak suka sama manusia. Seharusnya di vila favoritnya gak ada banyak pelayan. Tahu Bruce Wayne aka Batman. Dia juga kurang suka banyak orang tahu urusan pribadinya di dalam mansionnya. Makanya satu-satunya pelayan yang dia miliki ya Alfred. Tentu saja Alfred gak bisa nanganin mansion seluas itu, makanya pelayannya inisiatif buat bikin mansionnya Bruce Wayen kaya rumah yang baru beli.
Maksudnya baru beli adalah interiornya ditutup kain-kain putih supaya gak berdebu. Jadi misalnya mau main piano, baru kain itu di buka, kalau udah selesai ya tutup lagi. Kalau soal kekayaan ingat. Dia orang terkaya di Amerika (pada dunia itu).
Atau kalau contoh di anime ya Black Butler. Ciel gak suka banyak orang di sana. Jadi mansionnya ciel juga dibuat seminim mungkin dengan keberadaan manusia. (Jalan ceritanya mirip kayak ini sih).
Masih banyak kaya gini:
"Bla bla." Kata si-A, "Bla bla."
Udah Review Secara General aja, soalnya intinya pada sama.
- Kadang ada typo
- Ada penggunaan tanda baca yang salah
- Di chapter 3 udah mulai lebih rapi penulisannya, terutama sekarang dalam dialog tag di akhiri (koma) bukan (titik).
- Walau dalam dialog tag udah mulai benar, tetap aja setelahnya masih suka make huruf kepital awalnya.
Tapi kok agak aneh ya, jadi plot hole dan kurang kuat menekankan apa yang telah terjadi. Lulusan termuda dan terbaik dari West Point, bahkan repurtasinya sangat mengerikan. Dia juga sanggup ngalahin 20 orang alumni terbaik. Terus dapat julukan lain yaitu Beauty Monster karena lulus Harvard cumloude dalam waktu 2 tahun di usia ia masih 12 tahun.
Malah bener, dia kelihatan lemah banget. Dan kepintarannya yang super jenius kurang keliatan. Yang kelihatan justru kekayaan dan relasinya yang bagus. No offense, itu juga bagus, tapi kalau emang memperkenalkan kepintaran dan kehebatannya dia, seharusnya sikapnya juga keliatan.
Kepintaran bukanlah segalanya, saranku harus hati-hati di bahian inj. Yang ada nanti takitnya jadi plot hole. (misalnya) Soalnya dia kan pintar, masa gk bisa nyelesain masalah sepele ini. Jadi menurutku mending tunujukin dia jenius sewajarnya, tapi gak dilebih-lebihkan.
Jujur kalau gini kutebak bakal jadi plot hole nantinya. Dan nggak natural juga.
Gambaran referensi soal pintar: 21(film barat tentang orang mau daftar kedokteran harvard), the man who knew infinity, Bad Genius(Kalau anak sekolah), kalau yang gampang ya contohnya the big bang theory dan Young Sheldon.
Kasusnya sama kayak punya ku soalnya, terlalu berlebihan buat kepintaran dari salah satu karakternya, padahal nggak sanggup ngungkapinnya.
Langsung kututup aja, kalau jalan cerita makin lama makin menarik pas mulai chapter 2. Tapi lama kelamaan kita gk tau lagi sebenarnya konfliknya mau ke mana.
********************
Review oleh Che Rien:
*Disini gue review punya Putri, bukan berarti punya gue udah bagus. Pada dasarnya kita masih sama-sama belajar.
*Kalau dari yang gue lihat, di karya Putri ini masih banyak salah pada tanda baca, dialog tag, dan penggunaan elipsis. Dan itu bikin mata gue sakit, sekaligus bikin pusing bacanya.
Salah satu contoh kesalahan pada dialog ini :
"Namaku Aizer," kata Aizer., "Dan kenapa ka harus membuat peraturan untukku dan Lullaby? "
Tanda (.) itu bikin ngilu bacanya.
Pada dialog diatas buat gue lebih enak kalau dibuat seperti ini :
"Namaku Aizer," kata Aizer, "Dan kenapa kau harus membuat peraturan untukku dan Lullaby? " Lanjutnya.
Lalu untuk dialog yang ini juga :
"Hmm ..., pantas saja," Aizer tersenyum lagi.
Seharusnya tanda (,) setelah (...) tidak perlu. Dan tanda (,) diakhir dialog seharusnya pakai (.) karena masuk kedalam kalimat tidak langsung. Ada banyak tadi kesalahan yang sama, gue ambil yang ini sebagai contoh kecil.
Seperti ini :
"Hmm ... pantas saja." Aizer tersenyum lagi.
Dalam kalimat satu ini juga gitu :
Oke ..., Ruina menatap pria bernama Aizer itu dengan tatapan menyelidik sebelum kemudian kembali mengacuhkannya.
Itu ada nyempil (,) ngapain sih. Tanpa harus ada (,) disana kalimat itu akan lebih enak dibaca.
Itu dulu koreksi dari gue, sorry ga bisa banyak koreksi lagi, kepala udah migran dari awal baca.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top