Chapter 12

Para penonton berteriak histeris baik dari sebelum Rejav dan Arventa tampil maupun setelah tampil. Semua penonton tak dapat menahan kekagumannya terhadap mereka berdua, apalagi terdengar banyak pujian bahwa mereka terlihat serasi.

"Makasih, yah. Udah mau bantuin, gue," ucap Arventa dan Rejav hanya mengangguk.

Dengan anggukan saja, sudah membuat Arventa tersenyum-senyum sendiri, apalagi ketika pria tersebut membalas dan menatap wajahnya lekat? Oh, jantung Arventa akan berdetak tak karuan.

"Lo masih mau diam di sini, sambil senyum-senyum sendiri kek orang gila?" tanya Rejav.

Hancurlah sudah suasana hati Arventa, Rejav memang pandai membuat wanita terbang melayang tinggi kemudian jatuh dengan tiba-tiba.

"Ish, kok nyebelin?" tanya Arventa.

Rejav mengangkat kedua bahunya pertanda tak peduli, pria itu lebih memilih untuk meninggalkan Arventa kemudian menghampiri kedua sahabatnya, yaitu Aksa dan Japra.

Para mahasiswi baru menatap Rejav dengan terang-terangan seolah memujinya secara langsung, Rejav sendiri? Lagi-lagi cowok itu tak acuh dan mengabaikan sapaan dari para junior.

"Ish, sombong banget sih. Percuma ganteng," celetuk seseorang, siapalagi kalau bukan Arventa? Gadis tersebut sengaja membesarkan suaranya agar Rejav berhenti, dan ternyata cara tersebut berhasil. Buktinya, Rejav berbalik dan menatap Arventa dengan tajam.

"Lo ngomong apa tadi?" tanya Rejav.

"Gue bilang, kalau ada orang ganteng tapi sombong," jawab Arventa.

"Ck, lo nyinggung gue?" tanya Rejav kembali.

"Eh, kok ge-er? Kan gue gak nyebutin nama, terus lo ngerasa ganteng gitu?" tanya Arventa balik, dan baru kali ini Rejav merasa malu, apalagi di depan banyak orang.

Dan pelakunya adalah, Arventa. Gadis yang berhasil membuat bibir Rejav terasa kelu untuk membalas, namun perlakuan Arventa selanjutnya mengundang banyak perhatian, terutama kepada Rega dan Glady.

"Hehehe, gak usah canggung. Yang gue singgung itu emang lo, kok," ucap Arventa kemudian tertawa kecil.

Rejav mendengus sebal di depan Arventa, kemudian menarik tangan gadis tersebut ikut dengannya.

"Eh, gue mau dibawa ke mana?" tanya Arventa.

"Gak usah banyak nanya, bikin gue tambah kesel aja," ujar Rejav dan Arventa hanya bisa diam, takut bersuara lagi karena tingkat kekesalan Rejav sudah berada di tengah-tengah.

sampainya mereka berdua menghampiri Aksa dan Japra, dua sahabat yang dianggap bekicot oleh Rejav melompat senang dan mulai menggoda Arventa.

"Widih, pacar baru bos Rejav nih kayaknya. Pantes sih, cantik., lakinya juga ganteng. Jadi cocok tuh," puji Japra.

"Bener tuh, apalagi sama Abang Aksa, tambah serasi deh," karena ucapan Aksa yang ngawur itu, Rejav dan Japra kompak menampol Aksa.

"Enak aja, gak ada serasi-rasinya lu sama Arventa, kalau sama gue yah lebih dari kata serasi," selanjutnya Japra mendapatkan tampolan susulan, dan pria tersebut hanya bisa pasrah dan meringis. Apalagi pelakunya adalah Rejav, bos yang galak dan siap memakan mangsanya jika berani melawan.

Arventa tertawa, sontak membuat Aksa dan Japra melupakan rasa sakit yang ada di dahi, tawa yang terdengar dari mulut Arventa begitu syahdu di telinga mereka, sedangkan Japra hanya merasa biasa saja. Pria tersebut belum terketuk hatinya kepada wanita manapun.

"Venta, kamu jomlo?" tanya Japra.

Tanpa ragu, Arventa mengangguk kemudian bertanya, "Emangnya kenapa kalau aku jomlo? Mau mengisi kekosonganku?"

Japra langsung mengangguk semangat, "Mau, dong."

Arventa terkikik geli, baru saja dirinya ingin membalas perkataan Japra, sebuah tangan menarik dirinya untuk menjauhi ketiga pria tersebut, dan dia adalah Rega.

"Kamu ngapain deket-deket sama mereka?" tanya Rega, dengan napas yang memburu.

"Lepasin, emangnya lo siapa ngelarang gue?" balas Arventa dengan pertanyaan pula.

"Kita bakalan pacaran, dan lo harus jadi pacar gue!" tukas Rega tak ingin dibantah.

Karena sifatnya yang keras kepala, pria tersebut melanjutkan langkahnya dan membawa Arventa ke suatu tempat. Di belakang mereka, ada Rejav, Aksa dan Japra mengejar Arventa dan Rega.

"Sial, dia pacar Glady. Mau dia apain Arventa?" tanya Rejav sedikit penasaran.

Mereka terus mengejar Arventa dan Rega, hingga mereka sampai di gedung fakultas kesehatan masyarakat.

"Rega, lepasin. Sakit, tau!" bentak Arventa sambil menarik tangannya.

"Kita harus balikan,Venta!" balas Rega tak kalah membentak.

Arventa menunduk takut, sifat Rega yang tempramen ternyata belum berubah, ia kira dengan pria tersebut mendapat yang baru sifat buruknya tersebut dapat hilang. Namun, yang terjadi malah semakin menjadi dan membuat Arventa begitu khawatir.

"Ternyata lo belum berubah yah, Ga," Arventa menghela napasnya pelan, walau mereka ber-status mantan, bukan berarti Arventa sudah tidak peduli walau juga pria tersebut telah menyakitinya, bukan berarti ia harus melupakan semua tentang Rega.

Rega hanya diam, tak ingin membalas perkataan Arventa.

"Kamu harus hilangin sifat tempramen kamu, Ga. Kamu gak boleh kasar, terutama kepada cewek!" bentakan tersebut berhasil membuat emosi Rega membeludak, pria tersebut tak segan-segan menampar Arventa lalu mendorongnya.

"Lo gak ada hak untuk ngelarang gue gak bersikap tempramen, karena sifat tempramen itu adalah ciri khas gue, dan lo harus ingat itu!" setelah mengatakan hal tersebut, Rega meninggalkan Arventa dengan perasaan sakit.

"Gimana mau balikan? Sifat lo yang tempramen buat gue merinding," ucap Arventa kemudian meringis kesakitan.

Tak lama kemudian, Rejav, Aksa, dan Japra datang dan membantu Arventa untuk berdiri. Arventa sendiri melihat wajahnya melalui kamera ponselnya kemudian meringis pelan ketika pipi kanannya memerah akibat tamparan Rega.

"Tuh cowok emang brengsek! Woi, sini lo baku hantam sama gue!" teriak Japra.

"Percuma juga lo teriak, dia udah pergi. Kalau dia ada di sini, gua gak yakin lo mau ajak Rega baku hantam," perkataan Rejav dibenarkan oleh Japra, Japra langsung menyengir.

"Hadeh, gak usah bilang gitu di depan Venta, kali. Malu-maluin gue aja lo, Jav," balas Japra sebal.

"Makasih, yah," celetuk Arventa.

Kompak Aksa dan Japra mengangguk semangat, kecuali Rejav yang hanya biasa-biasa saja.

Kalian punya tips untuk meluluhkan hati pria yang dingin? Kalau ada, tolong kasih tau yah, bantuin gue.

Arventa.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top