Chapter 1
"Aku cinta sama kamu, Rejav."
Rejav adibrata Keswara juga mencintainya, namun pada akhirnya gadis itu meninggalkannya dengan kenyataan pahit, sebuah pengkhianatan.
Dan itu terjadi setahun yang lalu.
Banyak yang berubah dari dalam dirinya, terutama sifat yang ceria menjadi penyendiri yang dingin, hanya dua orang terdekatnya yang masih setia menemaninya.
Yaitu, Japra dan Aksa.
"Pinjem kaos kaki lo dong," pinta Japra.
"Nih, gak usah pinjem, ambil aja Japra," balas Aksa memberikan benda tersebut ke Japra.
Mereka tinggal dalam satu rumah yang telah dibeli oleh Rejav setahun yang lalu, setelah masa kelam tersebut terjadi.
"Siap?" tanya Rejav dan kedua sahabatnya mengacungkan jempol.
Mobil melaju cepat dan membelah jalanan yang basah oleh rintik hujan yang deras untuk menuju kampus.
Sampainya di kampus, 3 sahabat tersebut berjalan menuju kelas tanpa mempedulikan tatapan aneh dari orang-orang.
"Jangan deket-deket, mereka anu," celetuk mahasiswi yang terdengar jelas di telinga Rejav, Aksa dan Japra.
"Anu apa?!" tanya Japra dengan mata melotot.
"Homo!"
"Woi, bangke lu ngejek gue homo, sini main bareng sama abang di kamar," balas Japra sedikit kesal, untuk menghilangkan rasa kekesalannya, Japra menggoda mahasiswi yang mengejeknya tadi.
"Ih, amit-amit! Mesum lo," setelah mengucapkan kalimat barusan, siswi tersebut melenggang pergi namun sebelum itu ia melempar Japra dengan botol mineralnya.
"Ssssshhh."
"Ngapain lu berdesis kek ular?" tanya Aksa.
"Sakit goblok!"
Rejav yang merasa jengah mengapit leher mereka di ketiaknya lalu melanjutkan langkahnya untuk masuk kelas.
"Rejav, tau tempat dong. Cium nih rambut gue, bau ketek njir," Aksa mengusap rambutnya kemudian menyium bau hasil usapannya dan ternyata berbeda apa yang diucapkannya karena Japra menikmati bau ketiak Rejav.
"Bohong lo, Sa. Harum gini lo ngatain bau ketek Rejav," sinis Japra.
"Selera orang berbeda-beda coy, sini Rejav coba cium bau ketek gue," Aksa menarik pelan kepala Rejav ke ketiaknya dan Rejav hanya menurutinya dengan polos.
"Harum kan?"
"Baju lo bau apek, Sa," jawab Rejav.
Japra ikut membau baju Aksa dan ternyata benar, seketika hidung pria tersebut ternodai dengan keapekan baju Aksa apalagi disertakan sedikit bumbu-bumbu bau ketiak sebagai pelengkapnya, bersatulah sudah.
"Eekk, makanya nyuci baju itu pagi-pagi jangan ngochok bambang," tegur Japra dan Aksa dan Rejav mengabaikan perkataan pria tersebut, melainkan kompak menarik Japra bersama.
"Assalamualaikum, selamat pagi kelas kesayangan kita, ada Japra, Aksa dan Rejav yang datang. Karena hari ini jadwal piket kita, ja-"
"Enak aja, liat tuh jadwal piket, nama lo doang yang tertera sama temen-temen lain, gak ada nama gue sama Rejav," timpal Aksa dan Rejav memasang wajah cemberut dengan bibir yang mengerucut.
Rejav duduk di tempatnya di depan bangku Aksa sambil memperhatikan Japra yang menyapu lantai.
Tapi segerombolan preman kampus masuk ke kelas mereka yang membuat lantai kelas menjadi kotor, Japra ingin mengumpat, sayangnya tidak jadi karena yang ia lihat adalah segerombolan senior yang berbadan kekar.
"Mau apa lo?" tanya Rejav.
"Organisasi gue ngadain party, lo dan temen-temen lo yang cupu harus ikut," undang Glen.
Rejav menerima undangan tersebut kemudian menyuruh pergi Glen dan anggotanya, "Pergi!"
Glen berdecak kemudian menepuk bahu Aksa sedikit keras, "Kasih tau temen lo, jangan dingin amat jadi laki, gak ada cewek yang mau deket," ledek Glen.
"Bilang aja lo yang gak pernah dideketin cewek," balas Aksa terkikik pelan.
Rejav memandang kepergian Glen dengan tajam.
"Tumpul amat pandangan lo, Jav," ucap Aksa memerhatikan mata Rejav terus menerus hingga Rejav sendiri merasa risih.
"Tajam, Sa. Bukan tumpul, punya lo kali yang tumpul," balas Rejav.
"Sialan, punya gue perkasa," balas Aksa tak terima.
"Elleh, gue yang perkasa dari yang paling perkasa," seru Japra dengan bangga.
"Cih, panjangan jari kaki ayam juga," ucap Aksa mengejek Japra.
Pengumuman, kampus diliburkan beberapa hari karena akan digunakan para pelajar untuk mengikuti Sbmptn.
"Wuhui! Libur," teriak Japra kemudian menyapu lantai dengan semangat, dibantu oleh Rejav, Aksa dan teman kelas lainnya.
Setelah bersih menyeluruh, Rejav menyimpan kemoceng ke tempat semula lalu mengambil undangan party dari Glen tadi dan melihat bahwa mereka harus tiba pukul 9 malam.
Kita akan datang.
Malam hari, mereka bertiga menghadiri acara tersebut, Glen dan anggotanya menyambut kedatangan tamu, termasuk Rejav, Aksa dan Japra.
"Akhirnya kalian datang juga, pesen minuman sepuas kalian," sambut Glen dengan ramah, Rejav hanya bergumam 'hm'.
"Dunia malam, tidak baik untuk mereka," pikir Rejav kepada dua sahabatnya yang pertama kali berada di tempat ini.
"Widih, semok njir!" pekik Aksa ketika seorang wanita melewati Aksa dan tidak sengaja menyentuh lengan cowok tersebut.
Japra mengetok kepala Aksa yang kelewat mesum, Japra tidak ingin jika ia merukiyah sahabatnya di sini.
"Jangan malu-maluin, kita cuman hadir di sini gak lebih setelah itu pulang," ujar Japra memberitahu dan Aksa mengangguk juga pada akhirnya walau di hati cowok itu sedikit kesal.
Rejav menarik tangan temannya ketika melihat sang mantan sedang bercumbu di depan matanya.
"Ck, murahan," gumam Rejav lalu berpindah tempat bersama dua temannya.
"Gue gak nyangka, untung lo putus sama Glady, udah berapa cowok yang nikmatin dia?" tanya Aksa jijik.
"Maka dari itu, lo masih mau bilang cewek di sini semok? Padahal udah dinikmati banyak orang," balas Japra.
Aksa merasa mual, ia meralat perkataannya tadi, semok sih iya, tapi jijik juga kalau udah tau jati diri mereka.
Oleh karena itu, mereka bertiga keluar dari tempat maksiat itu.
"Pulang, ah. Mending ngocok," ajak Aksa.
Rejav dan Japra geleng kepala, menatap miris sahabatnya.
Tidak ada yang seru dari club malam, hanya pemandangan seorang pria dan wanita yang hampir bertelanjang.
~Rejav Adibrata Keswara~
🐂🐂
Assalamualaikum. Halo, saya Taufiq satu-satunya member laki-laki di WITS :) mari berkenalan atau mampir di akun saya mhammadtaufiq
Instagram : mhammadtaufiq
Jadwal update : Kamis dan Minggu
Watampone, 4 Agustus 2019
See you next part.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top