Bab 22. Jam Tangan
Puluhan siswa berkerumun di kelas 11 MIPA 2. Di dalam kelas tampak seorang ibu-ibu yang memarahi dan memaki salahsatu siswa.
"Emangnya cuma kamu doang yang kaya? Hah?!" ucap wanita itu sambil mendorong bahu gadis yang masih duduk menunduk di kursinya. "Enak aja kamu nuduh anak saya maling?!"
"Maaf ya, tante. Teman saya ini nggak pernah nuduh siapapun!" Nina membela siswa tersebut yang ternyata adalah Angel.
"Jangan ikut campur, kamu!"
Semua berawal ketika kemarin Angel kehilangan jam tangannya. Setelah selesai jam olahraga, Angel tersadar bahwa jam tangannya sudah tidak ada. Ia pun ingat meletakkan jam tangannya di meja, tanpa menyimpannya. Angel sudah mencoba mencari di tas, namun tetap tidak ditemukan. Kemungkinan ada yang mencurinya.
"Yaelah, elo tadi kenapa nggak naruh di tas dulu, baru pergi?" Bunga menyayangkan.
"Yaudah, kalo udah ilang, mau gimana lagi." Angel merelakan jam mahalnya itu.
"Kemungkinan besar ada yang nyuri sih, ini. Mana mungkin jam nya jalan sendiri?" Bunga berpendapat. "Mana barusan ada rapat orang tua di sini, lagi."
"Coba elo kirim gambarnya ke grup kelas," saran Nina. "Siapa tahu ada yang nemu, kalo tahu modelnya secara detail kan lebih gampang ngenalinnya." Akhirnya, setelah kabar hilangnya jam tangan Angel diposting, seisi kelas gaduh karena yang hilang adalah jam tangan yang sangat mahal.
Dan pagi ini, tiba-tiba seorang siswi dari kelas MIPA 1 mendatangi Angel di kelas. Ibu siswi tersebut tampak mengikuti dibelakangnya, dan melabrak Angel yang sedang asik mengobrol dengan Nina dan Bunga.
"Ini lihat! Bukti pembelian saya!" Ibu itu melempar beberapa lembar kertas yang di stepless ke arah Angel. Hal itu membuat Bunga geram. Ia pun menggebrak meja dan berdiri, bersiap untuk menjambak wanita tambun itu. Nina pun berusaha menahan Bunga.
"Apa kamu? Dasar kalian nggak diajarin sama guru kalian untuk menghormati orang tua, ya?!"
Nina pun memandang Kimmy, anak wanita itu, sekaligus siswi yang merasa dituduh mencuri jam tangan Angel. "Kim, Angel tuh nggak pernah nuduh siapapun! Tolong minta mama elo buat berhenti ngintimidasi kita!"
Kimmy hanya diam dan memandang sinis.
"Dari tadi kamu ikut campur. Lihat aja teman kamu ini, dia cuma diam dari tadi. Ini buktinya kalo dia memang menuduh anak saya mencuri!" timpal mama Kimmy sambil mendorongi kepala Angel hingga rambut gadis itu berantakan.
"EMAK-EMAK BANGK-" Bunga tidak lagi bisa menahan diri. Tidak melanjutkan kalimatnya, ia langsung menyerang wanita di depannya, namun Kimmy segera membela mamanya. Mata Nina bergerak kesana-kemari mengikuti aksi tiga orang di depannya. Ia bingung harus berbuat apa.
"STOP! STOOOP!!" Suara Zeo tiba-tiba. Remaja itu muncul diantara kerumunan siswa yang menonton, dan melerai tiga perempuan yang sedang bergumul ria itu. Beberapa kali ia tampak seperti ikut bertarung, meski kebanyakan ia yang menerima sasaran salah jambak atau cakar.
Kekuatan dari tubuh Zeo tidak bisa dibandingkan dengan gabungan dari tiga orang yang berusaha ia lerai. "Argh! Please Bunga, Kimmy, Tante, berhentiiii!!" erangnya.
Diantara semua sorakan siswa yang semakin banyak berkumpul di ruangan itu, suara peluit yang melengking membuat semua hening, termasuk Bunga, Kimmy, dan Zeo.
"Semuanya, BUBAAAAAAAAAAAAAR!"
Siswa yang awalnya asik menonton dan membuat status di poselnya pun membubarkan diri.
"Ada apa, ini?" tanya satpam yang membunyikan peluit tadi. "Kalian berempat, ikut saya!"
Mereka pun digiring menuju ruangan Bimbingan Konseling. Ibu Ismi selaku guru yang bertanggungjawab di ruangan itu, pun terkejut menyambut empat orang yang penampilannya begitu kacau.
Setelah mendengar detail permasalahan yang terjadi, Ibu Ismi pun memutuskan Bunga dan Kimmy dihukum menulis surat pernyataan bersalah. Sedangkan Zeo, langsung diperbolehkan untuk keluar, karena ia hanya berniat untuk melerai. Ia juga diminta untuk memanggil Angel, yang juga terkait erat dengan akar permasalahan.
Di kelas, Zeo menghampiri Angel yang masih tetap terdiam menunduk. Sementara Nina menemaninya.
"Angel, elo diminta ke ruang konseling."
"Ngel? Elo bisa, kan? Gue tau kalo elo nggak salah, elo nggak perlu takut!" ucap Nina menguatkan sahabatnya yang tampak terguncang. Tak lama, bel tanda masuk kelas berbunyi nyaring, membuat para siswa kembali ke ruangan masing-masing.
Angel pun berdiri, sambil meraih sisi baju Zeo. Ia berjalan menyusuri koridor sembari menunduk, hanya mengikuti kemana Zeo berjalan. Rambutnya yang panjang kecokelatan terurai begitu saja, kadang menutupi wajah. Zeo yang berjalan didepannya tak kalah kacau. Bajunya kusut, rambutnya berantakan dan beberapa luka cakaran membekas di lengannya.
Ketika hampir sampai di ruang konseling, Angel berhenti dan melepas genggamannya pada kemeja Zeo. Ia mulai sesenggukan, air mata menetes membasahi lantai di bawah sepatunya. Zeo berbalik dan menyadari bahu Angel yang berguncang.
"Kenapa, elo takut?"
Angel menggeleng sambil mengusap air mata yang semakin deras mengalir di pipinya.
"Jujur sama gue. Elo yang nuduh Kimmy nyuri?"
Lagi-lagi gadis itu menggeleng. Tangannya mengepal keras.
"Yaudah, kalo emang elo nggak merasa melakukan itu, elo nggak perlu takut." Zeo berbalik dan segera melanjutkan langkah kakinya. Namun angel yang tetap berhenti tiba-tiba meraih kemeja Zeo.
KREK! Sebuah suara membuat Angel mengangkat wajah. Begitupun Zeo yang langsung melotot dan melepas genggaman tangan Angel. Ia pun langsung mengecek bagian mana dari kemejanya yang koyak.
Ia mengangkat tangan kiri nya, dan menyadari bahwa ketiaknya kini terekspos.
"Baju gue sobek Ngel! Elo apaan sih?!" umpatnya tertahan, sambil segera menurunkan lengannya.
Angel yang melihat itu semua pun spontan menahan tawanya. "Pft!"
"Elo ketawa?" tanya Zeo tak percaya. Ia merasa kesal bercampur malu pada Angel.
"HWAAAAAAA ...ha ha ha ...." Tiba tiba Angel menangis dengan ekspresi tertawa geli. Ia tidak tahu, ia harus tetap menangis atau tertawa saat ini.
"Woi! Jangan nangis disini!"
"Hwaaaa ... ha ha ha! Angel marah! Angel kesel! Zeo nyebelin!" isak Angel sambil memukuli cowok di depannya.
"Aw! Kok gue, sih?" sahut Zeo yang kemudian ikut tertawa melihat ekspresi aneh Angel.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top