———— happy reading ————

Bright sedang menatap Win tak suka dari jauh.

Pasalnya, lelaki manis itu sedang tertawa bersama seorang mahasiswa lain. Terlihat sangat bahagia.

Bright berjalan kearah Win dan berhenti tepat di sebelah Win, "hai, Bri?" Sapa Win.

Bright tersenyum sekilas lalu mengubah raut wajahnya kembali menatap tak suka sosok lelaki di hadapannya saat ini. Lelaki berbadan kekar.

"Ini Luke, ini Bright." Ucap Win memperkenalkan mereka satu sama lain.

"Sejak kapan kalian kenal?" Tanya Bright.

Win mengangkat kedua alisnya, "baru saja saat aku ingin mencari kelasmu."

Bright mendecak tak suka, "ayo kita pulang!" Ajaknya.

Bright menggenggam tangan Win dan menyeretnya pelan untuk menjauh. Win yang bingung hanya bisa menatap Luke sembari melambaikan tangannya sebagai tanda perpisahan.

"Kau kenapa?" Tanya Win pada Bright.

"Tidak." Ujar Bright tanpa menoleh kepada Win dan terus melanjutkan jalannya menuju parkiran.

"Kau marah?" Tanya Win lagi.

"Tapi kenapa?" Bingungnya.

"Bright?"

"Bri?"

"Vachirawit?"

"Kau suka sekali ya ku panggil nama lengkapmu?!" Kesal Win sembari mempoutkan bibirnya sebal karena Bright yang tidak meresponnya.

Bright berhenti dari jalannya. Win yang terkejut pun juga ikut berhenti. Bright menatap Win, sedangkan yang ditatap hanya balik menatap sebal.

"Ya, aku suka." Kata Bright.

"Apa?" Tanya Win bingung.

"Win, kau tidak ingat kata-kataku saat dua tahun lalu?" Ujar Bright sedikit kesal.

Win mengerutkan keningnya, "yang mana? Kau kan jarang bicara."

Sungguh, antara gemas dan kesal menjadi satu.

"Saat kita berada di wahana." Kata Bright.

Win membulatkan matanya, "ooohhh, aku mengingatnya! Seperti ini kan–"

"–kau bilang roller coaster adalah yang terakhir. Lalu aku meminta naik bianglala, benar kan? Lalu esoknya aku sudah berada di London."

Bright menghembuskan nafasnya kasar. Untungnya saat ini mereka berada di area parkiran yang cukup sepi.

"Bukan itu!" Kesal Bright.

"Lalu?"

"Saat sedang berada di bianglala, aku menciummu dan aku bilang jika aku telah jatuh cinta padamu. Namun kau belum sempat menjawab karena penyakitmu kambuh dan aku harus berlari membawamu ke rumah sakit." Jelas Bright kesal.

"Ah jadi kau sudah pernah membawaku ke rumah sakit– APA?!"

"Kau m-menciumku? J-jatuh cinta p-padaku?" Tanya Win yang tidak percaya.

Bright mengangguk, "kenapa aku tidak ingat?" Tanya Win yang dibalas gelengan oleh Bright.

"Win, aku suka padamu– tidak! Aku cinta padamu! Aku tidak suka kau dekat dengan lelaki lain! Maka dari itu, ayo jadi kekasihku!"

Win? Sudah membulat sempurna. Antara senang dan terkejut bercampur menjadi satu.

Lalu beberapa detik kemudian ia tersenyum lebar, "tidak perlu ku jawab kau sudah tahu jawabanku." Ujar Win.

"Apa?" Tanya Bright polos.

Win mendecak sebal, "kau tau aku suka padamu dari dulu! Tentu saja aku mau!" Ujarnya sebal.

Bright tersenyum penuh kemenangan lalu dengan segera memeluk Win– kekasihnya.

"Aku tahu itu. Mulai sekarang, kau kekasihku!" Ujarnya yang masih memeluk Win.

Win membalas peluknya, "tentu saja."

Beberapa detik kemudian Win melepasnya paksa dan menatap Bright tidak suka. Membuat Bright merasa bingung.

"Jelaskan padaku kenapa kau menciumku?"

Bright memutar bola matanya malas, "enak saja main mencium, kau pikir kau siapa?" Ujar Win lagi.

Bright yang gemas mencubit pelan pipi Win, "kekasihmu."

"Itu sekarang, dulu?"

"Cepat jelaskan!"

Bright mendecak kesal, "iya iya aku jelaskan!"

———— RETURN ————
squel thank you

—pipewnuna : alaina?

kan aku bilang juga apa
jadiannya ga elit🥲

eh tapi👉🏻👈🏻

kasih selamat dong
mereka udah jadian
kita nunggu dua tahun sendiri
🥲👉🏻👈🏻

hehehehehhe

btw guys
keknya waktu aku hiatus
ini cerata udah end deh
karena beberapa chapter lagi emang udah end

hehe

eh tapi, ga deng
masih ada 6 chapter lagi
dan kurang 4 hari lagi aku hiatus
jadi ada 2 chapter nanggung
hehehehe

dan di 2 chapter terakhir itu khusus adegan 17+ hehe

dengan segala keberanianku
akhirnya aku membuat adegan 17+ demi kelangsungan cerita

maafkan ak yawla:(

dah lah segini aja
bye:(