7. Terbalas
"Alleta! Lo gila?" pekik Arguby lirih.
Alleta menggelengkan kepala. "Gue serius." Suara Alleta nyaris tak terdengar. Ia gugup, khawatir dan juga takut. Sangat terlihat melalui mimik wajahnya.
Daniel tersenyum tipis. Ia menatap Alleta lekat, hingga cewek itu merasa malu.
"Gue pikir, lo suka sama Arguby."
Arguby menoleh secepat kilat.
Daniel mengangguk. "Cara mata lo menatap dia, cara sikap lo merespon ucapan dia, dan cara lo memperlakukan dia. Itu semua tanda cinta," ujar Daniel. "Tapi, ini apa? Lo mengakui perasaan sama gue?"
Wajah Alleta terlihat semakin gugup. Ia malu, namun menahannya. Hingga akhirnya Arguby membuka suara.
Arguby tertawa canggung. "Mana mungkin dia suka sama gue, kita cuma sahabat, nggak lebih." Arguby mencairkan suasana. "Benar, mana mungkin dia suka sama gue. Kita sahabat dari kecil," ujar Arguby.
"Ah," jawab Daniel singkat.
Alleta menghela napas lirih. Ia tahu bahwa Arguby menyelamatkannya. Alleta tersenyum tipis.
"Oke, kita ngedate." Jawaban Daniel membuat mata Alleta membulat dan langsung menatapnya tak percaya. Begitu juga Arguby. Netranya menyelidik anak baru yang masih berada di sampingnya.
Daniel tampak mengangguk dan tatapannya masih pada gadis di depannya. "Iya, kita pacaran." Suara Daniel terdengar ketus namun serius.
"Se....se....rius?" Aletta tergagap.
Daniel tersenyum. "Gue nggak pernah bohong dalam hidup gue, terlebih sama cewek," ujar Daniel yakin.
[[]]
Cemburu, marah, kesal, itu yang dirasakan Arguby saat ini. Ia hanya bisa mondar-mandir di kamarnya tanpa mendapatkan jawaban dari kegundahannya. Ia memikirkan Alleta, Daniel dan juga memikirkan perasaannya.
Sakit tapi tak berdarah, ungkapan orang yang sedang patah hati. Arguby lagi-lagi mengecek ponsel miliknya.
"Aish, ke mana anak itu, jam segini belum kabarin." Arguby kesal. Pasalnya, selepas pulang sekolah, Daniel mengajak Alleta jalan-jalan. Arguby meminta Alleta untuk menghubunginya jika sudah sampai rumah, nyatanya sudah pukul 17.00 WIB, Alleta belum juga memberikan kabar.
___
Alleta lagi-lagi tersenyum, ia melihat Daniel tengah bermain sebuah yoyo di tangannya. Cahaya dari yoyo itu sendiri berubah-ubah seperti warna pelangi.
"Wah, jago juga." Alleta memuji.
Tepat, Daniel menangkap yoyo yang akan naik ke atas. Mengambil posisi duduk di samping Alleta.
"Kenapa lo suka sama gue?" tanya Daniel, otomatis Alleta gugup.
"Gue," jawab Alleta ragu.
Daniel tersenyum. "Cuma mau buat Arguby cemburu? Atau lo menghindari dia?"
Alleta segera menatap Daniel. "Maksud lo?"
"Kalian berdua saling cinta, tapi takut akan perpisahan. Kalian anggap persahabatan itu segalanya. Tidak, itu hanya alasan, dan kalian cuma menyembunyikan perasaan kalian masing-masing di balik persahabatan itu."
Seketika Alleta seperti tersambar petir. Ia merasa Daniel mengetahui segalanya. Alleta malu, tapi menutupinya. Ia tersenyum, memandang wajah kekasihnya.
"Sok tau lo," ujar Alleta mencairkan suasan.
Daniel menggeleng cepat. "Mata kalian nggak bisa bohong. Gue yakin, cuma Arguby yang bakal bisa melindungi, menyayangi dan mencintai lo selamanya."
"Udah deh, nggak usah aneh-aneh ngomongnya. Dia cuma sahabat gue."
"Ta, gue baru kenal lo, gue juga baru kenal Arguby. Tapi, gue yakin firasat gue benar tentang semua itu. Iya, kan?"
Alleta terdiam. Ia menatap lurus taman yang hanya memiliki pemandangan pohon berdaun bougenville.
"Arguby bilang cinta sama gue." Alleta menerawang. "Gue bingung, harus gimana. Gue nggak mau kehilangan dia, satu-satunya cowok yang ngertiin gue, cuma dia." Alleta berujar. "Tapi, saat lo datang di kehidupan gue. Entah kenapa gue tertarik, lo cuek, lo sok tau, lo aneh, dan gue suka."
"Alleta!"
Alleta mengangguk. "Gue nggak pernah sepenasaran ini terhadap cowok. Yang gue tau di hidup gue cuma ada Arguby, tapi lo mengubah segalanya. Kenapa? Karena gue tertarik sama lo."
Daniel mengantar Alleta pulang ke rumahnya, Arguby menyaksikannya saat dia keluar dari gerbang rumahnya. Tujuan awalnya akan menemui Alleta, namun ia berakhir mematung di depan gerbang dan melihat sahabatnya turun dari motor Daniel.
[[]]
Sinar matahari pagi ditemani oleh kicauan burung yang menyertai keberangkatan Alleta. Seturunnya dia dari mobil Arguby, tanpa mengucap sepatah katapun dia melenggang. Membiarkan Arguby jalan di belakangnya.
Status pacarannya dengan Daniel sudah terbilang sah, karena mendapat persetujuan dari dua belah pihak sore kemarin. Pagi ini, Alleta sudah menyiapkan bekal khusus untuk Daniel yang dibuatnya dengan tangan sendiri. Namun, senyum itu memudar ketika Alleta mendapati Daniel tak ada ditempatnya. Padahal anak itu selalu paling pagi datang ke kelas.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top