5. Anak Baru

Alleta meninggalkan tempatnya, tanpa pikir panjang Arguby mengikuti langkah Alleta. Cowok itu tak mengindahkan pengakuan cinta dari Cantika. Ia tahu, Alleta kesal, walaupun cewek itu tak mungkin mengakuinya.

Alleta masuk ke dalam toilet perempuan. Arguby menghela napas, ia terlihat sangat khawatir. Menunggu di depan pintu toilet. Setiap siswa yang keluar, selalu terkejut dan bingung. Alleta keluar, langsung saja Arguby mencegat langkahnya.

"Kenapa?" tanya Alleta.

"Lo nggak apa-apa?" tanya Arguby. Cewek itu sontak mengerutkan keningnya.

"Kenapa?" tanyanya lagi karena bingung.

"Nggak, gue rasa lo baik-baik aja," ujar Arguby lalu membalikkan badannya.

"Apa lo kira, gue cemburu?" tanya Alleta memegang lengan Arguby. "Wah, pede gila!"

"Aish," gerutu Arguby, menepis tangan  Alleta kasar.

Alleta tertawa, Arguby langsung kembali berbalik arah dan meninggalkan sahabatnya. Tiba-tiba raut wajah Alleta berubah, ia memandang punggung Arguby yang semakin menjauh darinya.

"Ternyata ada orang yang menyukai lo, selain gue," ujar Alleta lirih.

_____

Sikap Alleta berubah, ia memang mengatakan biasa saja pada Arguby, namun entah kenapa dirinya selalu merasa kesal setiap melihat Arguby bisa tersenyum dengan teman-temannya. Ia merasa Arguby mulai mencari perhatian cewek-cewek sekolah dengan selalu bergabung dengan tim basket.

Alleta menghela napas berat, ia kembali mengubah posisi duduknya untuk yang kesekian kali. Memainkan sedotan minuman yang hampir habis dan kembali meletakkannya di bangku panjang pinggir lapangan, berteduh pada pohon besar yang menutupinya dari sinar matahari. Matanya masih menyaksikan Arguby bergurau dengan tim basket yang sedang beristirahat.

"Aish," gerutu Alleta.

Tiba-tiba ia dikejutkan dengan kehadiran seseorang yang duduk di sampingnya.

"Lo suka salah satu di antara mereka?" tanya seorang cowok yang terlihat sangat asing di sekolah.

Alleta menoleh, mengerutkan keningnya tak mengerti, tak kenal dan juga tak tahu tujuan cowok itu menanyakan hal sensitif kepadanya.

"Siapa? Anak baru?" tanya Alleta bingung. Alleta melirik letak nametag yang ada di seragamnya, namun kosong. Cewek itu langsung kembali menatap wajah cowok itu lekat.

"Serius, anak baru?" tanya Alleta lagi. "Ah, bukan urusan lo, kalo gue suka salah satu di antara mereka," jawab Alleta ketus.

Cowok itu tersenyum sinis.

"Aish." Karena malu, Alleta meninggalkan cowok itu.

Di kelas ramai, karena kabar anak baru sudah tersebar. Alleta bingung dan lebih memilih duduk di tempat duduknya. Sesekali matanya mengarah pada meja Arguby yang masih kosong.

"Aish," gerutu Alleta. "Kenapa jadi orang ngeselin banget, sih!"

Bel berbunyi membuat Alleta harus melepas earphone di telinganya. Ia mulai mengambil buku pelajaran di dalam tasnya.

Arguby sudah menempati tempat duduknya. Matanya menatap punggung Alleta yang membelakanginya.

"Cewek aneh, kalo marah bilang. Jangan diem," ujar Arguby lirih.

Saat guru masuk dan memberi salam, otomatis semua siswa diam. Namun, saat guru mengatakan bahwa ada anak baru, tentu saja kelas menjadi ramai. Terlebih saat Anak baru itu masuk dan memancarkan auranya.

"Wah, ganteng banget!" ceplos seorang siswa perempuan yang rambutnya diikat kuda.

Alleta membulatkan matanya, itu adalah cowok yang ditemuinya di lapangan tadi.

"Silakan perkenalkan diri," perintah guru itu ramah.

"Saya, Daniel Andros. Semoga kita bisa akur," ucap Daniel memperkenalkan diri dengan nada ketus.

"Wah, keren!" celetuk siswa perempuan yang berada di barisan depan.

"Oke, kamu bisa duduk di sebelah Arguby, bangku kosong itu." Guru itu menunjuk bangku yang memang tak berpenghuni.

Daniel mengangguk, dan berjalan menuju bangku itu. Mata semua siswa mengikuti langkah Daniel, sebelum akhirnya guru di depan mengalihkan perhatian mereka.

Jam pelajaran berlangsung kondusif, siswa memperhatikan apa yang guru ajarkan. Bahkan dalam mengerjakan tugas, mereka tak banyak bicara. Lagi-lagi Arguby menagkap mata Alleta tengah mengarah padanya. Walaupun tahu, Alleta tak menatapnya melainkan anak baru. Arguby terlihat kesal.

Saat bel pulang berbunyi, ini adalah kesempatan Arguby berbicara dengan Alleta. Ia menarik lengan Alleta yang berjalan lebih dulu keluar dari kelas.

"Guby, apaan, sih!" protes Alleta. Namun, langkahnya terus mengikuti Arguby. Hingga sampai mobil.

"Apaan? Kita nggak ada janji pulang bareng," ujar Alleta.

"Lo marah sama gue? Kalo marah bilang, jangan menghindar terus!"

"Siapa yang marah, enggak," elak Alleta tegas.

"Gue tau banget, lo kayak gimana. Lo ngindarin gue, itu artinya lo marah. Karena Cantika?" Arguby memastikan.

"Enggak!"

"Iya," jawab Arguby tegas. "Terus, mata lo liat ke belakang mulu, suka sama anak baru?" Arguby tersenyum sinis.

"Iya, kalo suka kenapa emang?" Alleta menantang.

"Alleta!" bentak Arguby kesal.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top