10. Happy Ending

Berhari-hari Alleta menghabiskan waktunya dengan Arguby. Ia masih mengenang sosok Daniel, sesekali air matanya terjatuh karena mengingat anak baru yang jutek itu.

Arguby perlahan mengerti sikap Alleta yang tiba-tiba berubah. Namun, ternyata Arguby sudah menyiapkan sesuatu untuk Alleta. Sesuatu yang mungkin akan membuat Alleta membencinya.

Arguby akan berpindah ke luar negeri untuk meraih mimpinya. Awalnya Alleta tak menyetujuinya dan marah. Namun, Arguby sudah mempersiapkan semuanya jauh-jauh hari.

"Kenapa semua orang ninggalin gue? Apa salah gue?" Teriakan Alleta berhasil membuat Arguby lemah dan memeluknya erat.

"Tunggu gue!" gumam Arguby dalam pelukan Alleta.

[[]]

Tujuh tahun kemudian ....

Alleta menghela napas kasar. Ia memijat keningnya yang terasa sudah penuh di dalamnya.

"Aish," gerutunya, mendesis disela-sela pekerjaan seorang marketing yang banyak. Alleta lagi-lagi meregangkan otot agar terlihat santai.

Seseorang meletakkan sebuah minuman segar di meja kerjanya.

"Jangan bekerja terlalu keras, Si Bos nggak bakal naikin gaji kamu." Suara seorang perempuan berhasil membuat Alleta tersenyum dan mengarah kepadanya.

"Lo juga, kerja mulu! Tapi nggak dapet bonus dari Bos!" tukas Alleta.

"Oh ya, malam ini gue mau ngedate lho!" ujar Nirina sumringah.

"Iya tau yang punya pacar."

"Makanya, pacar luar negeri lo suruh pulang dong. Masa di sana mulu, nggak kangen apa."

Alleta tertawa. Ia teringat pada Arguby. Ngomong-ngomong masalah Arguby, kenapa sudah satu bulan ini ia tak mendapat kabar darinya. Memangnya di Korea Selatan tak ada sinyal? Di sana kan negara yang memiliki jaringan WiFi terkuat, dan hampir semua daerahnya menggunakan WiFi gratis.

"Ada pesta kembang api di alun-alun. Ke sana ya, gue mau kenalin cowok gue," ujar Nirina lagi.

"Males, mending gue tidur," tolak Alleta.

"Dasar, orang-orang mah tahun baru pada pesta kembang api, pada ngedate, lah lo malah tidur."

Mendengar ocehan Nirina, Alleta lebih memilih menikmati minuman yang diberikan kepadanya.

Untuk kesekian kalinya Alleta menghabiskan tahun baru tanpa Arguby. Walaupun setiap malam tahun baru Arguby selalu melakukan video call dengannya, namun mungkin hari ini tak ada satu panggilan bahkan video call yang masuk ke ponsel Alleta.

Lembur!!!!
Itu adalah kata yang paling Alleta benci, terlebih saat ia mendengar kata itu setelah jam tiga sore.

"Bagaimana bisa, Bos seenaknya sendiri membuat peraturan. Dia nggak pernah pacaran apa, sapa harus menyuruh karyawannya lembur di malam tahun baru." Itu adalah ucapan yang sama dan yang kesepuluh kalinya terlontar dari mulut Nirina.

Alleta sebal, namun saat melihat Tan sekantornya ia tertawa. Kencan Nirina terancam batal, dan mungkin wanita itu akan menghabiskan waktu bersama Alleta.

"Oke, oke, gue ngebut!" Nirina bertekad di depan layar komputernya.

Tepat pukul 21.00 WIB, Alleta keluar dari area perusahaan. Menuju halte bis yang mungkin jaraknya sekitar dua ratus meter. Nirina sudah lebih dulu pulang karena pacarnya menjemputnya.

Langka Alleta terhenti, ketika netranya melihat sosok yang paling ia rindukan selama ini. Pegangan Alleta mengerat pada tali tas yang di selempang kan dipundaknya.

Ia ingin tersenyum, namun ia masih ragu dengan apa yang dilihatnya. Tetapi ketika sosok itu tersenyum dan melebarkan tangannya agar Alleta bebas memeluknya Alleta tersenyum lega, dan sedikit berlari lalu memeluk laki-laki bernama Arguby.

Alleta menangis, tangis bahagia. Bertemu dengan orang yang sangat ia rindukan.

"Aku mencintaimu!" bisik Arguby. Alleta mengeratkan pelukannya.

Namun, tak lama melepaskannya, ia mencoba meminta penjelasan dari laki-laki yang berada di depannya.

"Kenapa nggak ngabarin gue? Kenapa nggak bilang kalo mau pulang? Kenapa...." Belum sempat menyelesaikan kata-kataya, Arguby mendaratkan bibirnya di bibir Alleta.


Happy ending!!!!!!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top