Bab 5 - Rencana


"Membayangkan liburan memang paling menyenangkan, walau belum tentu sesuai kenyataan."



Perkara ngambek masih berlanjut. Apalagi sekarang Skylar sudah luluh, jadi Asha bisa dengan leluasa memanfaatkan cowok itu demi memuaskan egonya.

"Suapin," rengek Asha pada pacarnya yang tengah mengunyah potongan buah segar.

Saat ini mereka tengah berduaan di bawah pohon, menikmati embusan angin di tengah panasnya hari.

"Aaa." Skylar menyodorkan sepotong semangka ke dekat mulut Asha.

Pacarnya menurut, langsung membuka mulut dan melahap potongan buah itu.

"Liburan akhir semester nanti mau ke mana?" tanya Asha. Sepertinya dia tengah melihat-lihat rekomendasi tempat liburan di ponselnya.

"Aku terserah kamu," jawab Skylar. Karena kalaupun punya ide, dia harus mengalah pada pacarnya. Sia-sia saja, kan?

"Aku kepikiran buat ke laut deh, terus renang, kayaknya asyik."

Mendengar kata 'renang', refleks saja Skylar menelan ludah. "Aku kan gak bisa renang, Yang," katanya dengan mencicit.

"Huh! Masa sih? Aku aja bisa lho, jadi kamu juga harus bisa."

Itu seperti sebuah perintah dan Skylar merasa ngeri mendengarnya. Bukannya apa, dia pernah tenggelam waktu kecil, hampir kehilangan nyawa. Makanya sampai sekarang dia memiliki trauma pada air yang dalam.

"Aku bisa sewain pelatih renang terbaik, jadi kamu mulai bisa latihan dari sekarang. Akhir semester masih beberapa bulan lagi, ada banyak waktu yang bisa kamu manfaatin," sambung Asha.

Skylar menelan ludah. Liburan yang sudah-sudah, Asha memang pernah mengajaknya ke laut, tetapi cewek itu akhirnya teralihkan dengan hal lain karena ikut teman atau lihat rekomendasi yang lebih menarik.

"Tapi ...."

Saat Skylar tengah bingung harus menjawab apa, Asha cepat menyela dengan memasang wajah kesal.

"Kalau aku tenggelam gimana? Kamu pacarku, jadi harus nolongin aku, ih!" Rengekan itu sudah cukup membungkam mulut Skylar.

Hela napas terdengar. Skylar menyimpan mika berisi potongan buah segar, kemudian mengusap-usap tangannya. "Lagian kok kamu mau ke pantai? Emang udah ada rencana mau ke mana?"

"Hmmm ...." Asha memandang langit biru yang cerah bersih. "Antara Pangandaran atau Santolo sih. Aku mau main banana boat, terus coba wahana lain."

Ah, membayangkan liburan memang paling menyenangkan, walau belum tentu sesuai kenyataan.

"Yang, aku sayaaang banget sama kamu. Aku gak tahu, apa aku bisa hidup tanpa kamu atau gak, kalau seandainya nanti kamu tinggalin aku, atau kita terpisah karena sesuatu." Tiba-tiba Asha mengatakan kalimat panjang itu. Entahlah, mendadak sekali hatinya dipenuhi rasa gelisah.

"Aku juga, Yang. Aku sayang dan cinta kamu, sama seperti ketika pertama kali aku melihatmu. Rasaku akan tetap sama sampai kapan pun." Sementara itu, Skylar berujar dengan ragu. Seperti dia tengah meyakinkan hatinya tentang rasa yang dia miliki pada Asha.

"Jadi, aku mohon ya, kamu kurangi nething-nya. Aku akan tetap setia sama kamu, di hatiku cuma ada kamu, dan kamu juga masuk rencana masa depanku," sambungnya dengan suara pelan. Tatapannya mengarah ke langit, seperti tengah menerawang sesuatu yang belum pasti.

Tangan kanan Asha menelusup memeluk lengan kiri Skylar, kemudian kepalanya menyandar nyaman. "Janji ya, jangan tinggalin aku?"

Tidak ada sahutan, tetapi Asha yakin pacarnya mengangguk menanggapi ucapannya .... Padahal tidak.

"Mimpiku sejak dulu sama, kita nikah, punya anak kembar, lalu menua dengan bahagia. Bersama, sampai maut menjemput. Lalu kalau bisa, kalau kita bereinkarnasi, aku akan sangat memohon pada Tuhan untuk tetap memasangkan kita, di dunia mana pun."

Agak menggelikan dan terdengar mustahil. Namun, Asha mengucapkannya dengan sungguh-sungguh.

Asha merasakan gerakan lembut di kepalanya. Skylar tengah menyandarkan kepala di atas kepalanya.

Mereka masih kelas sebelas SMA, tetapi seperti sudah siap berumah tangga saja.

"Gimana kalau sehabis lulus SMA, kita nikah aja?" Tawaran itu membuat Skylar membeku.

Menikah muda, tidak masuk daftar tujuan hidupnya.

Gue masih punya banyak mimpi yang udah dituliskan, terus siapa tahu nanti nemu mimpi baru yang harus gue kejar. Mana bisa gue nikah muda? Hidup gue gak akan selesai kan walau udah nikah sama cewek yang gue cintai? Ada banyak hal yang akan terjadi, bahkan lebih rumit setelah pernikahan.

"Yang, ih, kok diam?" tegur Asha karena kesal diabaikan Skylar selama beberapa saat.

"Hmm?"

Gumaman tidak jelas dari Skylar membuat Asha berdecak. "Kamu dengar kan tadi aku bilang apa?"

"Hmm, iya, dengar," jawab Skylar jujur.

"Bohong! Buktinya kamu gak segera jawab." Asha merajuk lagi. Dia melepaskan pelukannya dan duduk tegak, pasang wajah bete.

Skylar menoleh dan mengelus lembut pipi pacarnya. "Masa depan kita masih panjang. Kita masih muda, masih kelas sebelas SMA, masa udah mikir nikah aja sih?"

Seketika Asha pasang wajah garang. "Oh, kamu gak cinta sama aku, ya?"

"Bukan gitu. Kamu niiih, dikit-dikit aku gak cinta kamu." Skylar tersenyum sampai kedua matanya menutup, sementara tangannya terus mengelus lembut puncak kepala Asha.

"Ya habis! Cowok tuh kalau betulan cinta, dia bakal nikahin ceweknya, kasih kepastian dalam hubungan. Bukan terus macarin tanpa ada niat mau halalin," cerocos Asha, sesuai informasi yang dia dapat dari internet.

Hela napas kembali terdengar. Skylar menurunkan tangannya, kemudian memandang sendu pada langit.

"Kita masih terlalu dini gak sih buat mikirin hal begituan?" Dia tertawa pelan dan hambar.

"Gak!" Asha menjawab yakin. "Justru karena kita masih muda, harus mikirin masa depan dengan matang."

Tidak ada jawaban sama sekali. Skylar tengah bingung saat ini. Jujur saja, dia memiliki banyak cita-cita, salah satunya dalam bidang pendidikan. Dia ingin masuk universitas ternama, tetapi belakangan nilai-nilainya menurun. Mamanya juga mulai sering mengomel.

"Jajan yuk? Mikirin nikah, rasanya otak aku udah mau ngebul aja," ajak Skylar, mengalihkan pembicaraan. Dia bangkit berdiri lalu mengulurkan tangan.

Asha menerima tangan pacarnya dengan wajah bete. "Padahal kan asyik, bisa nikah muda. Orang di luaran juga banyak tuh yang nikah muda, terus mereka hidup bahagia, punya anak lucu dan imut." Gerutuannya terus berlanjut sepanjang perjalanan mereka menuju kantin.

Ada sisa waktu istirahat sekitar sepuluh menitan lagi. Sebenarnya itu terlalu sempit untuk menikmati makanan, tetapi daripada terus mendengar ocehan pacarnya tentang pernikahan, Skylar memilih pura-pura sibuk saja.

Topik pernikahan dini sepertinya begitu menarik perhatian Asha. Sampai-sampai cewek itu mulai berselancar di sosial media untuk melihat-lihat pasangan yang menikah muda.

"Ih, dekorasi resepsinya bagus banget, megah dan elegan," komentarnya sambil memberikan love pada unggahan seseorang.

Rasa penasarannya bertambah, membuat Asha langsung mengintip akun pengunggah pernikahan tersebut. Ternyata benar, mereka pasangan yang menikah muda beberapa bulan lalu, dan sekarang sudah dikaruniai bayi mungil.

"Eh, mereka nikah Juli, kok September udah punya bayi?" gumam Asha penasaran. Kemudian, dia membuat sebuah kesimpulan yang memungkinkan. "Waduh! Eh, tapi, mereka kelihatan bahagia banget, ya?"

"Kenapa sih, asyik banget kayaknya," tegur Skylar yang tengah fokus menyetir.

Beberapa mobil di depan mereka mulai memelankan laju. Di depan sana memang ada lampu merah. Skylar pun melepaskan tangan dari kemudi selama sesaat untuk melepaskan encok-encoknya.

"Ini, lihatin yang nikah muda. Mereka udah punya anak, lucu banget," jelas Asha tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.

Skylar angguk-angguk saja.

"Aku jadi pengin deh, nanti resepsi nikahan kita pake konsep yang megah. Duh, saking pengin megah, aku jadi bingung mau konsep yang kayak gimana." Asha mencerocos dengan semangat. Di kepalanya sudah muncul beragam ide yang membuat bingung.

"Dah, pikirin nikahnya nanti aja. Sekarang kita fokus ke jalanan, udah mau magrib ini."

"Gak apa-apa lah, selama masih ada kamu." Asha membalas cepat.

Saat ini mereka sedang dalam perjalanan menuju salah satu bioskop terkenal di Bandung. Asha mengajak nonton film yang baru saja rilis, tentu saja, genrenya romantis.

"Sini tangan kamu!" pinta Asha. Cewek itu sudah mengulurkan tangannya.

Tangan kiri Skylar pun terulur dan langsung digenggam oleh Asha. Kemudian, cewek itu mulai memosisikan kamera, bersiap memotret.

"Buat apa, deh?" tanya Skylar.

"Kok nanya? Kan ini udah biasa," jawab Asha ketus.

Dia mulai fokus lagi ke ponsel, sibuk mengetikkan sesuatu.

"Cinta itu sifatnya mengikat, mengikat dua hati, mengikat dua keluarga. Ketika cinta sudah terikat oleh janji di hadapan Tuhan, bukankah itu sudah dalam tahap kesempurnaan? Sempurna dari pihak cowok, yang artinya dia serius dengan hatinya, ucapannya, dan cewek yang dicintainya. Menikah tidak harus menunggu dewasa, kan? Karena pernikahan bukan tentang usia, melainkan kesiapan hati. Big luv U @sky.loveasha. ><"

Unggahan itu dalam sekejap menarik banyak komentar dan love.

@chacha.hahaha: Duh, Kak, nikah muda aja kaliaaan. Aaaaakkks, couple favoritkuuu, kapalkuuu, kalian harus segera berlabuh dalam pelabuhan kebahagiaan!

@more.morea: Hati jomlo merana lihat postingan ini. Tapii, aku bahagia banget kalau yang bikin hati panas itu pasangan Ashky. Luvvv dech :"

@its.nanza: Unch, couple ter-the best nih, ygy.

@hi.hanna: Kalian emang bisa bikin hati melting deh, guys.

@tukang.ghosting: Postingan mulai sepi, Qaqaq? Tenang, sedia jasa tambah followers murmer. Like, comment, juga isoooo. Price list, mampir aja ke akun ini, ygy. Yang paling cepat pesan, insyaallah dapat cogan. ^^

@no.more: "Kamu terlalu mencintai pacarmu sampai menjadikannya duniamu. Tapi bagaimana jika kalian putus dan semua angan indahmu hanya jadi sebatas mimpi?"

Seketika Asha berhenti menarik layar, tepat di komentar tersebut. Dengan hati kebakaran, dia me-love komentar tersebut, kemudian mulai mengetikkan balasan.

@as.asha_sharisha: Duh, ada hatters nyasar kayaknya. ^^

Bukan hanya dirinya yang membalas komentar orang itu, para fans-nya juga berbondong-bondong menghujat akun tersebut.

"Kenapa? Mukanya bete gitu?" Tentu saja Skylar menyadari perubahan suasana hati pacarnya karena terlalu kontras.

"Diem!" sembur Asha. Jarinya bergerak lincah, melakukan pembalasan untuk akun orang yang telah mengusik ketenagannya. "Huh, ternyata akun bodong? Sok misterius, sok bijak, jarinya gak dijaga banget. Emang beneran hatters yang kepanasan!"

Skylar kembali menjalankan mobil sambil mengernyit. Ada apa lagi pacarnya ini? Kok marah-marah tidak jelas?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top