7. Biologi Cinta dan Patah Hati

Kategori: Proses Biologis Tubuh Dihubungkan Dengan Emosi
Oleh: Tinny Najmi
Published: 06 Mei 2020

---------------------------
---------------------------

Biologi Cinta dan Patah Hati

Tahukah kalian, jika setiap emosi yang kita keluarkan memberi efek pada tubuh? Jika dipikir-pikir, lahirnya perasaan, emosi, ekspresi memang terasa misterius. Bagaimana bisa seseorang merasa sedih, gembira, marah, kesal, dan lain-lainnya?

Setiap manusia pastilah memiliki emosi. Sepanjang hidupnya, tentu sudah mengalami berbagai pengalaman emosional. Hanya saja, setiap individu memiliki dorongan yang berbeda-beda, ada yang sangat kuat, ada pula yang samar hingga ekspresinya seolah tidak tampak.

Emosi ini merupakan suasana atau kondisi yang kompleks, yang mana perasaan atau getaran jiwa selalu muncul diikuti perubahan biologis dalam setiap perilaku. Nah, lalu bagaimana sih mekanisme emosi ini terbentuk? Berikut 5 tahapan terjadinya emosi pada seseorang.

1. Elicitros; sebuah dorongan dalam mengekspresikan emosi. Dalam hal ini, misalnya terjadi sebuah peristiwa atau kondisi yang mampu menghasilkan dorongan untuk seseorang mengeluarkan emosi.

2. Receptors; aktivitas yang terjadi pada sistem syaraf. Setelah mata menerima stimulus, rangsangan akan diteruskan ke otak sebagai pusat sistem syaraf.

3. State; setelah rangsangan selesai diproses dalam otak, akan terjadi perubahan fisiologis. Misalnya, detak jantung yang berdebar keras dan cepat.

4. Expression; perubahan pada daerah yang dapat diamati seperti wajah, suara, ataupun tindakan seseorang.

5. Experience; kondisi emosional seseorang muncul dari hasil penerjemahan pengalaman pribadinya.

Pada intinya, semua berpusat pada sistem syaraf atau otak yang menjadi pusat kendali tubuh. Emosi dapat tercipta ketika 5 tahapan di atas terpenuhi. Jika ada seseorang yang tidak memiliki emosi, mungkin ia tidak memiliki otak? Seperti robot misalnya. Hanya bergerak tanpa memiliki emosi.

Maka dari itu, setiap emosi yang seseorang keluarkan, tentunya terjadi proses biologis yang seringnya tidak kita sadari atau ketahui. Misalnya saat marah, proses biologis yang terjadi adalah darah akan langsung mengalir ke frontal cortex dan mengurangi kemampuan berpikir secara rasional pada seseorang.

Selain itu, efek kemarahan akan menyebabkan kelenjar adrenal untuk memproduksi hormon adrenalin dan hormon stres, yaitu cortisol. Kemudian darah yang biasanya mengalir ke perut dan usus akan berubah ke arah otot dan membuat tubuh seseorang siap untuk bertarung. Maka, tidak heran jika seseorang menjadi lebih kuat atau bisa melakukan sesuatu di luar kemampuan fisiknya ketika marah.

Saat marah, tekanan darah dan suhu tubuh juga akan meningkat, kecepatan panas dan detak jantung pun meningkat, serta pupil akan melebar. Tidak hanya saat marah, emosi senang, sedih, tertekan, semuanya terjadi proses biologis dan memberikan efek pada tubuh seseorang.

Begitu pula saat seseorang merasakan jatuh cinta. Percaya atau tidak, cinta itu adalah proses biologis. Fenomena cinta­—dan berbagai perasaan yang mengelilinginya—adalah badai listrik yang terjadi di dalam organ seberat 1,3 kg dan berisi 1 triliun sel syaraf. Yap, otak!

Saat jatuh cinta, segala sesuatunya terasa menyenangkan, otak kita akan dibanjiri berbagai 'senyawa biokimia cinta'. Setiap kali berinteraksi dengan kekasih hati—atau seseorang yang sangat kita cinta, sebenarnya kita sedang menikmati 'suntikan' oxytocin, dopamine, vasoprein, serotonin, dsb—berupa hormon yang memunculkan perasaan bahagia dan menyenangkan—yang meningkat drastis.

Maka tidak mengherankan, saat seseorang mengalami patah hati, bisa menjadi begitu sedih, stres, tertekan, cemas bahkan depresi mungkin? Mengapa? Sebab orang tersebut telah kecanduan dengan biokimia cinta. Saat hubungan terputus, kita kehilangan pemicu candu-candu tersebut—kekasih, dsb—dan secara otomatis kita kehilangan semua suguhan koktil kimia tersebut. Sehingga, semua pasokan yang terhenti itu membuat tubuh kita berantakan. Persis ketika seorang pecandu kehilangan zat adiksinya.

Semua emosi, memiliki proses biologis yang bisa memberikan efek pada tubuh seseorang. Hal ini bahkan telah dibuktikan oleh ilmuwan asal Prancis dengan melakukan sebuah studi pada 773 peserta yang dipublikasikan di Proceedings of The National Academies of Sciences.

Dikutip dari Theverge.com, para peneliti mengatakan hasil penelitian mencerminkan adanya hubungan antara pengetahuan semantik stereotip dengan sensasi emosional. Meskipun emosi hanya berpengaruh kecil pada bidang fisiologi, namun tetap ada perbedaan dalam suhu kulit dan detak jantung.

Penelitian tersebut menyatakan bahwa memang ada hubungan antara skeletomuscular, viseral dan saraf sensasi. Sensasi tubuh secara subjektif berhubungan dengan emosi manusia. Lantas, mereka menyimpulkan bahwa organ tubuh dapat dipengaruhi oleh emosi.

Seperti jatuh cinta dan patah hati yang saya paparkan di atas. Pernah dengar rindu bisa menyebabkan seseorang sakit? Benar, itu pun masuk ke dalam proses biologis tubuh ketika mengekspresikan emosi atau perasaan. Mengapa begitu?

Kondisi merindukan seseorang atau sesuatu rupanya bisa menimbulkan stres. Saat itulah, sekresi hormon adrenalin dan hormon kortisol pun mulai meningkat. Ketika tubuh merasakan stres, ada banyak gangguan metabolisme yang terjadi. Seperti asupan oksigen ke otak dan anggota tubuh lainnya berkurang, tekanan darah, kadar gula darah dan kadar kolesterol pun menurun.

Sehingga perasaan rindu yang memengaruhi kondisi psikologis ini pun rentan menyebabkan tubuh seseorang jatuh sakit.

Nah, sudah jelas bukan, jika setiap emosi memiliki proses biologis tersendiri dan tentunya memiliki efek terhadap tubuh kita. Maka, kita harus pandai-pandai mengendalikan emosi. Apalagi saat marah. Terlalu sering marah sangat tidak baik untuk kesehatan jantung dan mental.

Bukan hanya saat marah, ketika senang, sedih, jangan terlalu berlebihan. Bukankah segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik? Karena itu, marahlah sewajarnya, senang dan sedihlah sekadarnya.

Sumber:

https://www.kompasiana.com/amp/ayuninaqaeta/5b901510c112fe0a383db614/bagaimana-proses-terjadinya-emosi-seseorang

https://m.liputan6.com/health/read/790422/saat-manusia-keluarkan-emosi-tubuh-berubah

https://m.kumparan.com/lexdepraxis/cinta-itu-proses-biologis-1rlLqtmPFSq

https://m.merdeka.com/sehat/ini-yang-terjadi-pada-tubuh-saat-marah.html

https://m.riau1.com/berita/gaya-hidup/1572705493Apakah-Kita-Bisa-Sakit-Karena-Menahan-Rindu

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top