Flaedlesuppe

LATAR BELAKANG

Memilih topik untuk tema proses membuat sesuatu ini agak sulit. Bukan hanya karena karakter utama dalam cerita nanti adalah seorang ABG usia belasan tahun yang karena kondisi fisiknya, mendapat perlindungan berlebihan dari orang tua yang mengasuh—khususnya ibunya. Namun karena ada terlalu banyak pilihan untuk ditulis.

Di rumah, karakter utama memang tidak diperbolehkan menyentuh alat-alat yang dianggap berbahaya, semacam: gunting, pisau, palu, dsb. bahkan dia tidak bisa menginjakkan kakinya di dapur. Namun dia masih mendapat pelajaran keterampilan di sekolah. Pelajaran di sekolah pastinya sangat banyak, tak mungkin ditulis semua dalam satu artikel ini. Karena itu dicoba disempitkan area penulisannya dengan seting cerita.

Walau bergenre fantasi, seting dunia tempat karakter berada mengambil tempat di salah satu negara Eropa Barat pada tahun sekitar 1950-an. Walau gagal menemukan kurikulum lengkapnya, cukup menarik mencari tahu apa saja yang dilakukan pelajar di Negara tersebut pada masa itu. Untuk kompensasi, terpaksa digunakan kurikulum masa modern, dipilih satu pelajaran yang juga banyak digunakan di negara lain, yaitu pelajaran ketrampilan berumah tangga, khususnya: memasak.

Supaya setingnya tidak terlalu meleset, dipilih menu yang sekiranya mudah dipelajari oleh anak-anak, cukup disukai, dan sudah sering dinikmati masyarakat umum pada masa itu. Menu yang dipilih untuk dimunculkan dalam cerita adalah: Flaedlesuppe.

FLAEDLESUPPE

Adalah nama masakan tradisional asal Negara Jerman. Berupa lembaran panekuk tipis yang direndam dalam kuah kaldu. Masakan ini seringkali dihidangkan sebagai makanan pembuka di acara pernikahan di area Jerman Selatan. Flaedlesuppe bisa dikatakan sebagai comfort food yang cukup populer, hingga anak-anak pun menyukainya.


Alasan lain menu ini dipilih, proses membuatnya cukup mudah. Sama seperti membuat panekuk tipis (yang sekarang populer disebut sebagai kue krep), hanya butuh sedikit kesabaran saat menyebarkan adonannya di atas penggorengan. Bahan sup kaldu bisa disiapkan terlebih dahulu oleh orang dewasa, atau menggunakan sup jadi yang bisa dibeli di kedai terdekat.


BAHAN-BAHAN

150g tepung gandum (serbaguna)
1/4 liter susu
1-2 butir telur ukuran besar
Sejumput garam
1 liter kaldu kesukaan keluarga (daging ayam/sapi/sayur)
Segenggam daun kucai (bisa diganti dengan daun bawang)
Minyak goreng

CARA MEMBUAT

Pertama-tama, campur bahan-bahan panekuk, yaitu: telur, tepung, dan garam dalam mangkuk besar, aduk dengan hati-hati.

Kemudian sambil terus diaduk, masukkan susu sedikit-sedikit, hingga adonan tidak menggumpal . Pastikan adonan tidak terlalu encer tetapi juga tidak terlalu kental. Apabila adonan terlalu encer, panekuk akan mudah sobek saat dibalik. Sebaliknya bila terlalu kental, adonan akan sulit disebar di atas wajan.

Kedua, panaskan wajan datar—bisa menggunakan wajan anti lenket atau wajan dengan pantat berat lainnya. Oleskan minyak tipis-tipis hingga rata. Setelah permukaan wajan cukup panas, dengan menggunakan sendok sayur, tuangkan adonan ke tengah wajan, ratakan hingga membentuk lingkaran dengan ketebalan sekitar 2 -3 mm. Apabila dirasa sudah cukup kering (berwarna cokelat keemasan) bagian tengahnya, adonan bisa dibalik.

Lakukan terus hingga seluruh adonan di dalam mangkuk habis.

Letakkan panekuk di tempat yang kering dan sejuk hingga dingin. Panekuk wajib didinginkan, bukan hanya untuk memudahkan saat mengiris, tetapi juga karena bila irisan panekuk dimasukkan ke dalam sup dalam kondisi masih panas, bentuknya akan hancur menjadi gumpalan tepung yang lembek.


Ketiga
, sembari menunggu lembaran panekuk dingin, panaskan kaldu sup. Tidak lupa untuk mengiris daun kucai untuk taburan nanti.


Keempat, setelah lembaran panekuk dirasa cukup dingin, iris-iris. Cara termudah, belah lembaran panekuk menjadi dua, lalu belah lagi belahannya menjadi dua, hingga menjadi lembaran pita sekitar 2 hingga 2,5 cm.


Kelima, hidangkan irisan panekuk dalam semangkuk kuah sup panas. Di atasnya, sebagai hiasan dan penambah aroma, taburi dengan irisan kucai.


Hidangan ini cukup sederhana hingga siapapun yang memasak bisa menambahkan topping sesuai dengan selera. Untuk adonan panekuknya sendiri, bila dimasak tanpa kuah kaldu, bisa disantap sebagai pencuci mulut atau sarapan, tergantung topping yang digunakan.


TENTANG FLAEDLE

Flaedle adalah sebutan untuk panekuk tipis yang digunakan dalam Flaedlesuppe. Asal mula masakan ini kurang jelas, karena catatannya tersebar cukup luas di berbagai wilayah Eropa, dengan berbagai sebutan yang berbeda. Bahan yang digunakan untuk membuat flaedle juga beragam, tergantung wilayah asalnya.

Di acara pernikahan ala Swabia, Flaedle menggunakan tepung semolina (gilingan biji jagung kering). Supnya terdapat bola-bola daging, hati sapi, sumsum, dan maultaeschle (mie isi) atau backerbsen (pangsit bakar), garnis dali telur, dan leberknoepfle (terbuat dari hati ).

Di kebudayaan yang terpengaruh Yunani-Romawi kuno,panekuk tipis ini disebut sebagai Palatschinke,atau Palaccinka. Di wilayah EropaTengah dan Timur panekuk tipis ini dikenal sebagai pencuci mulut dan dimakanmanis. Asalkatanya dari bahasa Latin, placenta.Yang merupakan perubahan dari kata Yunani, plakous—artinyaroti berbentuk lapisan tipis.

Sumber:
en.wikipedia.org/wiki/Palatschinke
en.wikipedia.org/wiki/Fl%C3%A4dle
www.tasty-german-recipe.com/kid-recipes.html
www.tasty-german-recipe.com/German-pancake-recipe.html

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top